Karina menjawab, “Korban dari kecelakaan yang ditimbulkan Gatot sudah meninggal. Keluarganya korban datang membuat onar di rumah dengan membawa jasadnya. Aku benar-benar nggak sanggup menghadapi mereka.”“Oke, aku akan segera ke sana,” jawab Yoga. Kemudian, dia pun bergegas melaju ke rumah Karina dan mengesampingkan masalah pengumpulan bahan obat.Saat ini, gerbang rumah Karina dipenuhi dengan para tetangga yang berkumpul untuk menonton keributan. Mereka bukan hanya tidak memihak Karina sekeluarga, tetapi malah ikut mencemooh mereka.Yoga berjalan melewati kerumunan sambil berseru, “Minggir dulu semuanya!”Saat menyadari kemunculan Yoga, cemoohan mereka pun menjadi semakin menjadi-jadi.“Eh? Bukannya dia itu suami pecundang Karina? Mereka sudah bercerai, ‘kan? Buat apa dia datang kemari?”“Seharusnya dia datang untuk menyelesaikan konflik ini.”“Pfft! Jangan bercanda! Dia memang bisa bantu melakukan pekerjaan rumah, tapi dia hanya akan mengacaukan semuanya kalau disuruh untuk menangani
“Karina berkata, “Aku sudah bilang aku nggak akan kabur. Ibu nggak usah membujukku lagi!”“Ka ... kamu benar-benar mau membuatku mati kesal ya!” seru Ambar dengan marah.Yoga yang berada dalam kerumunan pun tersenyum getir. Ternyata Ambar masih belum berubah dan hendak menjadikan dirinya sebagai kambing hitam. Dia pun berjalan keluar dari kerumunan dan menyapa, “Karina.”Begitu melihat kemunculan Yoga, Karina langsung merasa lega dan berkata, “Yoga, sejak kapan kamu tiba di sini?”“Belum lama,” jawab Yoga sambil melirik Ambar.Ambar sontak merasa malu. Yoga pasti sudah mendengar fitnahannya tadi.Karina bertanya dengan ekspresi masam, “Yoga, gimana ini?”“Serahkanlah masalah ini padaku,” hibur Yoga. Kemudian, dia berjalan ke hadapan wanita itu dan berkata, “Aku akan memberimu sebuah cara penyelesaian. Coba dengar saja dulu kamu mau menerimanya atau nggak.”“Siapa kamu? Atas dasar apa kamu ikut campur dalam masalah ini?” tanya wanita itu.Yoga menjawab, “Aku ini suaminya Karina.”“Huh!
Saat Yoga menggadaikan aset Keluarga Kusuma yang terakhir itu kepada Kelvin, Kelvin juga sangat menghargai kemampuan Wisnu dan hendak merekrutnya. Namun, Wisnu malah menolak dengan tegas dan membuat Kelvin marah. Kemudian, Kelvin pun memboikot Wisnu sehingga dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan di mana pun. Setelah itu, Wisnu juga sepenuhnya menghilang dari dunia Yoga. Mereka sudah tidak saling menghubungi selama beberapa tahun. Tak disangka, Wisnu malah berakhir seperti ini.Wisnu dan Yoga seumuran. Namun, wajah Wisnu malah terlihat sangat keriput dan rambutnya juga sudah beruban sehingga dia terlihat lebih seperti seorang kakek-kakek. Entah apa yang sudah dialaminya selama beberapa tahun terakhir.Melihat Yoga yang termenung, wanita itu pun tersenyum sinis dan berkata, “Kenapa? Nggak tahu harus bagaimana mulai menolongnya? Sebaiknya cepat serahkan uang itu! Ingat, kamu sudah menjanjikan 200 miliar dan nggak boleh kurang sepeser pun!”Yoga pun memelototi wanita itu dengan galak. Kena
“A ... aku ....” Wismu merasa sangat bersemangat hingga tidak bisa berkata-kata. Kemudian, dia juga menyadari bahwa istrinya juga berada di lokasi dan buru-buru memperkenalkan mereka, “Yoga, ini adalah istriku, namanya Fenny Wartono. Fenny, ini adalah teman terbaikku, Yoga Kusuma. Panggil saja dia Kak Yoga.”“Huh! Teman baik apanya! Kalau dia benar-benar teman baikmu, nggak seharusnya dia menghidupkanmu kembali. Gara-gara itu, uang kompensasi yang seharusnya kuterima malah melayang!” seru Fenny dengan tidak senang. Kemudian, dia pun langsung pergi.Setelah berjalan pergi beberapa langkah, Fenny tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata, “Kalian sudah bilang akan memberiku kompensasi sebanyak 200 juta meskipun berhasil menghidupkannya kembali. Wisnu, kalau kamu nggak mendapatkan 200 juta itu, pergi mati saja sana!”Setelah itu, Fenny lanjut melangkah pergi. Wisnu pun merasa sangat malu dan berkata, “Yoga, maafkan dia ya.”Yoga menepuk-nepuk bahu Wisnu dan menjawab, “Kita itu teman baik, ka
“Aku percaya,” jawab Wisnu sambil tersenyum getir. Namun, ekspresinya malah dipenuhi dengan ketidakpercayaan.Setelah itu, tiba-tiba terdengar suara manja Fenny dari luar, “Eh, Kak Jeffry, buat apa kamu kemari? Kita sudah lama nggak jumpa ya! Aku sangat merindukanmu.”“Centil, Kakak juga sudah merindukanmu. Ayo masuk! Kakak nggak tahan lagi!” jawab seorang pria yang suaranya terdengar kasar.“Sst! Kak, pecundang itu ada di rumah,” kata Fenny dengan buru-buru.Begitu mendengar percakapan itu, Wisnu pun merasa sangat marah dan mengepalkan tangannya erat-erat. Sementara itu, Yoga hanya mendesah, “Wisnu, dengarlah nasihatku. Lebih baik tinggalkan wanita seperti itu.”“Yoga, aku sudah membuatmu malu,” ujar Wisnu.“Ayo kita keluar!” ucap Yoga. Setelah itu, mereka pun berjalan keluar dari rumah.Jeffry berteriak pada Wisnu, “Wisnu, aku sudah datang berkali-kali, tapi nggak pernah ketemu sama kamu. Hari ini, kamu akhirnya muncul juga! Cepat serahkan uang sewa sebesar 4 juta itu!”Setelah mende
Geng Naga Hijau? Yoga pun berkata sambil tersenyum mengejek, “Kalau orang dari Geng Naga Hijau berani menyentuhku, aku akan mengaku kalah.”“Huh! Aku akan langsung telepon mereka sekarang juga! Tunggu saja!” ancam Jeffry. Kemudian, dia langsung mengeluarkan ponselnya.“Kak Jeffry, jangan!” Wisnu sudah sepenuhnya panik dan berseru, “Kak Jeffry, aku gantikan dia minta maaf padamu. Aku mohon, ampunilah dia ....”“Mau aku ampuni dia? Katakanlah lagi setelah kamu patahkan dua lenganmu!” ujar Jeffry.Wisnu merasa sangat tidak berdaya dan berkata pada Yoga, “Yoga, Geng Naga Hijau adalah geng mafia terbesar di Kota Pawana. Kita nggak mampu menyinggung mereka. Ka ... kamu pergi saja dulu. Mereka nggak akan membunuh orang nggak berarti sepertiku.”Yoga menepuk-nepuk bahu Wisnu dan menjawab, “Wisnu, mulai sekarang, aku mau kamu hidup dengan baik dan berani!”Wisnu pun merasa sangat serbasalah. Dia juga ingin hidup dengan baik dan berani. Masalahnya, masyarakat ini terlalu kejam. Orang yang tidak
Siapa Yoga? Dia adalah seseorang yang mampu menghasilkan seorang petarung tingkat grandmaster hanya dengan satu pukulannya. Kekuatannya paling tidak sudah mencapai tingkat epik master. Selain itu, dia juga memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Shinta Gozali dan musuhnya adalah orang sehebat empat keluarga besar serta Sekte Sembilan Aliran. Bahkan mereka yang sudah mencapai tingkatan tertentu di Geng Naga Hijau juga hanya layak menjadi pelayan Yoga. Namun, Jeffry yang masih merupakan seorang preman tingkat paling rendah malah berani menyinggung Yoga, lalu menyuruh mereka datang untuk mendukungnya. Dia benar-benar sudah bosan hidup!Naga Hijau sangat marah, tetapi si Mohawk malah lebih murka daripada Naga Hijau. Dia langsung melepas sepatunya dan menggunakannya untuk memukul wajah Jeffry tanpa henti.Kemudian, si Mohawk juga memaki, “Sialan! Memangnya kamu itu siapa hingga berani menyinggung Tuan Yoga? Selain itu, beraninya kamu memanggil kami untuk datang mendukungmu! Asal kamu tah
“Baik!” Si Mohawk segera melangkah maju, lalu menginjak alat vital Jeffry dengan kuat untuk melumpuhkannya.Setelah itu, Yoga menyerahkan sebuah kunci kepada Wisnu dan berkata, “Wisnu, jangan tinggal di sini lagi. Ini adalah kunci Vila Kintamani No. 1. Rumah itu untukmu saja. Ibuku juga tinggal di sana. Bantu aku jagain dia, ya. Begitu aku merebut kembali seluruh aset Keluarga Kusuma, mari kita dirikan lagi Grup Kusuma bersama!”“Ibu Angkat masih hidup? Baguslah! Aku akan pergi menemuinya sekarang juga!” seru Wisnu dengan kegirangan. Setelah itu, Wisnu terlebih dahulu meninggalkan tempat ini. Pada saat ini, Fenny merasa sangat menyesal. Vila Kintamani No. 1 merupakan simbol status dan kedudukan seseorang yang tinggi. Bahkan pemimpin Geng Naga Hijau juga tidak layak tinggal di sana. Ternyata, status Yoga jauh lebih tinggi daripada yang dibayangkannya. Andai saja dirinya memperlakukan Wisnu dengan lebih baik. Dengan begitu, dia pasti juga bisa ikut pindah ke Vila Kintamani No. 1.‘Nggak
"Sebaiknya kamu pikirkan baik-baik. Ini adalah terakhir kalinya aku menawarkan kesempatan padamu!" ucap Winola sambil menatap Yoga dengan dingin.Sorot matanya sangat tajam. Dalam hatinya, Winola sebenarnya merasa sangat muak. Dia enggan mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi mengetahui rahasia Yoga."Mau berapa kali pun tawaranmu, aku nggak peduli. Kalau nggak ada hal penting, segera pergi," usir Yoga dengan nada jengkel."Kamu tahu nggak? Sekarang, ada banyak orang mengincar rahasia Pil Ketenangan Jiwa. Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin sudah tahu tentang rahasia itu!" ujar Winola dengan marah."Oh ... terus kenapa?" tanya Yoga yang mengangkat alis dan terlihat bingung.Keluarga Husin memang tahu rahasianya, tetapi sekarang Keluarga Kusuma juga tahu. Kemungkinan mereka sudah bersekongkol atau mungkin ada yang membocorkannya."Kenapa? Mereka adalah keluargamu, tapi terus-menerus memanfaatkanmu. Apa kamu nggak marah? Lebih baik kamu kasih tahu aku juga, biar aku bisa ikut bersaing m
"Sekarang, rahasianya sudah kuberi tahu. Sebaiknya kamu cepat pergi. Jangan ganggu kami lagi. Kami cuma mau hidup tenang," ujar Ayu sambil menyeka air mata. Raut wajahnya penuh dengan kesedihan dan keputusasaan."Oke!" jawab Farel. Dia bangkit dan hendak pergi, tetapi malah tiba-tiba berhenti dan berbalik.Farel menatap Yoga sambil mengernyit, lalu bertanya, "Kalau begitu, kenapa kamu sendiri nggak mencari nadi naga dan kunci untuk menyatukan negeri?""Apa gunanya bagiku? Negeri ini sudah bersatu, makmur, dan kuat. Untuk apa aku mencari rahasia yang nggak lagi relevan?" balas Yoga dengan tenang."Hmph! Dasar sok suci!" maki Farel sebelum pergi.Setelah kembali, Farel tidak langsung memberi tahu Keluarga Kusuma, melainkan menuju rumah Keluarga Husin dan merencanakan cara untuk menemukan nadi naga.Kemudian, Farel memanggil kultivator-kultivator prajurit yang masih ada di sekitar dan memberitahukan rahasia itu kepada mereka.Informasi ini langsung menghebohkan Keluarga Husin. Mereka sege
Setelah menerima telepon, Yoga langsung datang ke tempat di mana Ayu berada. Ketika melihat Farel ada di sampingnya, dia langsung terlihat kesal. Apa yang dilakukan orang itu di sini?"Nak, kamu jelaskan saja rahasia Pil Ketenangan Jiwa padanya," ucap Ayu dengan suara kecil sambil menunduk. Ada rasa sedih dan keraguan di dalam hatinya."Kamu dengar, 'kan? Yoga, lebih baik kamu kasih tahu rahasianya. Kalau nggak, akan ada lebih banyak orang yang terseret karena hal ini," ujar Farel dengan nada dingin. Tatapannya penuh ejekan dan ketidakpedulian terhadap Yoga."Kamu ... mau tahu rahasia Pil Ketenangan Jiwa?" tanya Yoga dengan ekspresi agak berubah. Aura membunuh mulai terpancar dari dirinya.Rahasia Pil Ketenangan Jiwa memang diinginkan oleh banyak orang. Selain Keluarga Kusuma, sekarang bahkan Keluarga Husin juga ingin ikut campur?Farel membalas dengan angkuh, "Cepat kasih tahu, supaya aku nggak perlu cari Lili lagi.""Apa?" tanya Yoga. Dia langsung terlihat sangat marah dengan mata be
Ucapan Farel mengejutkan semua orang di sana."Apa? Kenapa dia bisa nggak tahu? Apa ayahnya juga nggak tahu?" tanya Luna dengan kaget."Aku nggak yakin Arjuna tahu atau nggak, tapi Yoga sudah pasti nggak tahu. Masalah ini sudah pernah menggemparkan dunia bela diri kuno sebelumnya. Biarpun begitu menghebohkan, tetap nggak ada yang tahu rahasianya," jelas Farel sambil menggeleng."Sial, sepertinya satu-satunya jalan adalah mencari Arjuna. Gimana kita bisa mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa ini?" gumam Luna sambil mengernyit."Nggak ada yang bisa memastikan apakah Arjuna masih hidup atau sudah mati. Keberadaannya juga menjadi misteri. Gimana kita bisa mencarinya?" ucap Farel dengan cuek sambil mengangkat bahunya. Dia sudah pernah memikirkan berbagai kemungkinan yang ada sebelumnya."Sialan! Gimana sekarang?" ucap Luna sambil menghela napas frustrasi."Tenang, serahkan saja padaku. Tapi, aku punya syarat. Kalau rahasia Pil Ketenangan Jiwa benaran didapatkan, 70% manfaatnya harus diber
Pada saat yang sama, di Kediaman Kusuma."Jadi ini Pil Ketenangan Jiwa? Apa rahasia yang tersembunyi di dalamnya?" tanya Luna sambil menatap dingin pria yang berlutut di bawah."Aku juga nggak tahu. Dia hanya memberiku pil itu tanpa mengatakan apa-apa. Dia pasti ingin menjadikanku tumbal!" sahut pria itu dengan raut muram. Dia berlutut ketakutan di sana.Pria yang diberikan Pil Ketenangan Jiwa oleh Yoga ini baru mau pergi ketika orang-orang Keluarga Kusuma tiba-tiba mengadangnya. Dia seketika tahu bahwa situasinya tidak baik."Begitu banyak orang yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi kenapa dia hanya memberikannya padamu?" tanya Luna lagi sambil mengernyit. Dia mengamati Pil Ketenangan Jiwa itu dengan ekspresi bingung."Aku benaran nggak tahu. Aku nggak bohong!" ucap pria itu dengan panik. Dia sudah berusaha menjelaskan semuanya, tetapi lawan bicara sama sekali tidak mau percaya.Situasi pria ini memang mencurigakan. Sebab, dia adalah orang pertama yang diberikan Pil Ketenangan J
Yoga menatap pria di depannya dengan alis berkerut dan ekspresi muram. Setelah beberapa saat, akhirnya dia menghela napas. Sepertinya pria itu tidak berbohong."Kalau kamu mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa, apa kamu akan memberikannya ke Keluarga Kusuma?" tanya Sutrisno ingin tahu."Nggak, kebanyakan dari kami yang sudah mendengar kabar ini memutuskan untuk mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa sendiri, baru mencari tahu rahasianya. Kami tahu Keluarga Kusuma nggak mungkin membagikan jawabannya," ujar pria itu dengan ekspresi kaku.Yoga mengernyit. Sepertinya semua masalah kali ini adalah ulah Keluarga Kusuma ...."Aku punya ide," bisik Sutrisno di telinga Yoga.Yoga tertegun sejenak usai mendengar ide Sutrisno. Keduanya saling memandang, memutuskan dalam diam bahwa ide itu cukup bagus."Karena kamu begitu menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, aku akan berikan padamu!" ucap Yoga sambil menyerahkan sebutir Pil Ketenangan Jiwa pada pria itu."Hah? Apa?" gumam itu sambil menatap Yoga dengan raut tidak
Sutrisno terdiam menatap Yoga. Apa pria itu ingin memperdaya dirinya? Yoga benar-benar tidak tahu malu. Dia berencana untuk membuat dirinya menanggung semua bahaya!Sutrisno berucap, "Kalau memang ada rahasia, katakan langsung padaku. Kalau nggak ada, jangan mempermainkanku begini.""Mungkin memang ada rahasianya. Kamu cari saja sendiri!" balas Yoga.Sutrisno terdiam. Yoga ini mudah saja bicara. Akhirnya, Sutrisno menghela napas dan berkata, "Baiklah ...."Satu masalah selesai. Namun, Yoga masih harus menyelamatkan Nadya. Yoga membalas pesan dari nomor asing tadi.[ Aku akan memberimu Pil Ketenangan Jiwa. Tapi, kalau Nadya sampai celaka, kamu akan mati! ]Balasan dari orang itu segera datang.[ Taruh Pil Ketenangan Jiwa itu di meja bar Hotel Okane. ]Yoga berkendara menuju hotel itu dan meletakkan Pil Ketenangan Jiwa di tempat yang ditentukan.Pesan lain masuk ke ponsel Yoga.[ Kamu bisa pergi sekarang. Nadya ada di kamar 301 Hotel Pater! ]Yoga tersenyum sinis saat membaca pesan itu.
Di luar vila.Sutrisno yang baru masuk mobil tertegun sejenak saat melihat Yoga masih di kursinya."Sudah selesai?" tanya Yoga dengan datar."Ya. Ada yang aneh. Apa barusan kamu naik ke atas untuk mengobrol dengan Nadya?" tanya Sutrisno balik."Mengobrol apa?" tanya Yoga bingung."Aku merasa ada seseorang di atas. Terus juga ada suara-suara aneh, seperti ada yang bergulat sama Nadya. Kukira itu kamu," ujar Sutrisno sambil tersenyum canggung.Bibir Yoga berkedut-kedut. Dia lantas mendongak dan memandang ke lantai atas vila. Firasat buruk hinggap di hatinya.Bertepatan dengan itu, semua orang Keluarga Wibowo berlarian keluar. Mereka memandang sekeliling dengan panik."Nadya! Di mana kamu?""Jawab kami! Kamu di mana?""Nadya! Jangan marah. Jangan kabur dari rumah!"Orang-orang Keluarga Wibowo berteriak lantang dengan ekspresi gugup. Mereka menyadari Nadya menghilang setelah naik ke lantai atas dan tidak menemukan siapa pun di sana.Yoga menyipitkan mata. Kilat curiga melintas di sana. Jan
"Ini bukan hal baru. Dulu, ada banyak orang di dunia kultivator kuno yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi mereka semua mati," ucap Yoga dengan tenang."Kalau begitu, mungkin rumor itu ada benarnya. Buktinya, orang-orang sudah menginginkannya sejak dulu," kata Sutrisno sambil menggeleng dengan sentimental.Yoga memikirkan masalah ini dengan ekspresi serius. Kemudian, dia bertanya dengan dingin, "Siapa yang menyebarkan rumor itu?"Jika informasi ini tersebar ke makin banyak kultivator kuno, mereka pasti akan terus mengusik Yoga dan orang-orang di sekitarnya. Ini jelas adalah sebuah potensi ancaman."Siapa yang tahu? Tapi, rumor nggak mungkin muncul tanpa alasan. Apa Pil Ketenangan Jiwa benaran menyimpan rahasia untuk menguasai dunia?" tanya Sutrisno. Dia menatap Yoga dengan antusias, berharap bisa mendengar kebenarannya."Apa kamu pernah lihat orang yang berhasil menguasai dunia?" balas Yoga sambil memelototinya. Pertanyaan Sutrisno terasa sangat menggelikan di telinganya.Sutrisn