“A ... aku ....” Wismu merasa sangat bersemangat hingga tidak bisa berkata-kata. Kemudian, dia juga menyadari bahwa istrinya juga berada di lokasi dan buru-buru memperkenalkan mereka, “Yoga, ini adalah istriku, namanya Fenny Wartono. Fenny, ini adalah teman terbaikku, Yoga Kusuma. Panggil saja dia Kak Yoga.”“Huh! Teman baik apanya! Kalau dia benar-benar teman baikmu, nggak seharusnya dia menghidupkanmu kembali. Gara-gara itu, uang kompensasi yang seharusnya kuterima malah melayang!” seru Fenny dengan tidak senang. Kemudian, dia pun langsung pergi.Setelah berjalan pergi beberapa langkah, Fenny tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata, “Kalian sudah bilang akan memberiku kompensasi sebanyak 200 juta meskipun berhasil menghidupkannya kembali. Wisnu, kalau kamu nggak mendapatkan 200 juta itu, pergi mati saja sana!”Setelah itu, Fenny lanjut melangkah pergi. Wisnu pun merasa sangat malu dan berkata, “Yoga, maafkan dia ya.”Yoga menepuk-nepuk bahu Wisnu dan menjawab, “Kita itu teman baik, ka
“Aku percaya,” jawab Wisnu sambil tersenyum getir. Namun, ekspresinya malah dipenuhi dengan ketidakpercayaan.Setelah itu, tiba-tiba terdengar suara manja Fenny dari luar, “Eh, Kak Jeffry, buat apa kamu kemari? Kita sudah lama nggak jumpa ya! Aku sangat merindukanmu.”“Centil, Kakak juga sudah merindukanmu. Ayo masuk! Kakak nggak tahan lagi!” jawab seorang pria yang suaranya terdengar kasar.“Sst! Kak, pecundang itu ada di rumah,” kata Fenny dengan buru-buru.Begitu mendengar percakapan itu, Wisnu pun merasa sangat marah dan mengepalkan tangannya erat-erat. Sementara itu, Yoga hanya mendesah, “Wisnu, dengarlah nasihatku. Lebih baik tinggalkan wanita seperti itu.”“Yoga, aku sudah membuatmu malu,” ujar Wisnu.“Ayo kita keluar!” ucap Yoga. Setelah itu, mereka pun berjalan keluar dari rumah.Jeffry berteriak pada Wisnu, “Wisnu, aku sudah datang berkali-kali, tapi nggak pernah ketemu sama kamu. Hari ini, kamu akhirnya muncul juga! Cepat serahkan uang sewa sebesar 4 juta itu!”Setelah mende
Geng Naga Hijau? Yoga pun berkata sambil tersenyum mengejek, “Kalau orang dari Geng Naga Hijau berani menyentuhku, aku akan mengaku kalah.”“Huh! Aku akan langsung telepon mereka sekarang juga! Tunggu saja!” ancam Jeffry. Kemudian, dia langsung mengeluarkan ponselnya.“Kak Jeffry, jangan!” Wisnu sudah sepenuhnya panik dan berseru, “Kak Jeffry, aku gantikan dia minta maaf padamu. Aku mohon, ampunilah dia ....”“Mau aku ampuni dia? Katakanlah lagi setelah kamu patahkan dua lenganmu!” ujar Jeffry.Wisnu merasa sangat tidak berdaya dan berkata pada Yoga, “Yoga, Geng Naga Hijau adalah geng mafia terbesar di Kota Pawana. Kita nggak mampu menyinggung mereka. Ka ... kamu pergi saja dulu. Mereka nggak akan membunuh orang nggak berarti sepertiku.”Yoga menepuk-nepuk bahu Wisnu dan menjawab, “Wisnu, mulai sekarang, aku mau kamu hidup dengan baik dan berani!”Wisnu pun merasa sangat serbasalah. Dia juga ingin hidup dengan baik dan berani. Masalahnya, masyarakat ini terlalu kejam. Orang yang tidak
Siapa Yoga? Dia adalah seseorang yang mampu menghasilkan seorang petarung tingkat grandmaster hanya dengan satu pukulannya. Kekuatannya paling tidak sudah mencapai tingkat epik master. Selain itu, dia juga memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Shinta Gozali dan musuhnya adalah orang sehebat empat keluarga besar serta Sekte Sembilan Aliran. Bahkan mereka yang sudah mencapai tingkatan tertentu di Geng Naga Hijau juga hanya layak menjadi pelayan Yoga. Namun, Jeffry yang masih merupakan seorang preman tingkat paling rendah malah berani menyinggung Yoga, lalu menyuruh mereka datang untuk mendukungnya. Dia benar-benar sudah bosan hidup!Naga Hijau sangat marah, tetapi si Mohawk malah lebih murka daripada Naga Hijau. Dia langsung melepas sepatunya dan menggunakannya untuk memukul wajah Jeffry tanpa henti.Kemudian, si Mohawk juga memaki, “Sialan! Memangnya kamu itu siapa hingga berani menyinggung Tuan Yoga? Selain itu, beraninya kamu memanggil kami untuk datang mendukungmu! Asal kamu tah
“Baik!” Si Mohawk segera melangkah maju, lalu menginjak alat vital Jeffry dengan kuat untuk melumpuhkannya.Setelah itu, Yoga menyerahkan sebuah kunci kepada Wisnu dan berkata, “Wisnu, jangan tinggal di sini lagi. Ini adalah kunci Vila Kintamani No. 1. Rumah itu untukmu saja. Ibuku juga tinggal di sana. Bantu aku jagain dia, ya. Begitu aku merebut kembali seluruh aset Keluarga Kusuma, mari kita dirikan lagi Grup Kusuma bersama!”“Ibu Angkat masih hidup? Baguslah! Aku akan pergi menemuinya sekarang juga!” seru Wisnu dengan kegirangan. Setelah itu, Wisnu terlebih dahulu meninggalkan tempat ini. Pada saat ini, Fenny merasa sangat menyesal. Vila Kintamani No. 1 merupakan simbol status dan kedudukan seseorang yang tinggi. Bahkan pemimpin Geng Naga Hijau juga tidak layak tinggal di sana. Ternyata, status Yoga jauh lebih tinggi daripada yang dibayangkannya. Andai saja dirinya memperlakukan Wisnu dengan lebih baik. Dengan begitu, dia pasti juga bisa ikut pindah ke Vila Kintamani No. 1.‘Nggak
Wenny menjawab, “Kemarin, kamu sudah buka kotak kayu itu dan menemukan kontrak nikah kita, ‘kan?”“Kok kamu tahu? Apa kamu mengutus orang untuk mengawasiku?” tanya Yoga.“Mengawasimu? Jangan mimpi! Kotak kayu itu punya mekanisme khusus. Begitu kamu membukanya, aku akan langsung menerima sinyalnya,” jawab Wenny.Yoga pun bertanya, “Jadi, kamu datang untuk memenuhi janji itu?”“Heh! Apa kamu rasa itu mungkin?” cibir Wenny. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa kakeknya mencarikan seorang pengemis untuk dijadikan sebagai tunangannya. Begitu berpikir harus berbagi ranjang dengan pria ini, dia langsung merasa geli.“Baguslah kalau begitu,” ujar Yoga sambil menghela napas lega.Wenny pun bertanya dengan ekspresi muram, “Apa maksudmu?”“Nggak ada maksud apa-apa kok,” jawab Yoga.Wenny berkata, “Aku tahu jelas mengenai situasimu. Jadi, aku datang untuk melakukan sebuah transaksi denganmu.”“Apa kamu mau melakukan transaksi itu dengan duduk di mobil?” tanya Yoga.“Maaf, tempat ini terlalu kotor
Tut! Tut! Tut!Dirga menatap layar ponselnya dengan tidak berdaya. Sejujurnya, dia merasa sangat kecewa pada Yoga. Jika kali ini Yoga bisa menyadari kenyataannya dan meminta bantuannya, dia mungkin akan merestui hubungan Yoga dengan Wenny. Namun, dia sepertinya harus mempertimbangkan kembali tentang kontrak nikah itu.Tanpa terasa, sudah tiba hari di mana kedua belah pihak berjanji untuk bertarung. Dari permukaan, Provinsi Sadali terlihat tenang. Namun, sebenarnya sedang ada pergerakan yang sedang terjadi secara diam-diam.Empat keluarga besar memanggil pasukan mereka yang tersebar di segala penjuru negara untuk berkumpul di Kediaman Juanda. Jumlah mereka melampaui 10.000 orang dan terdiri dari ahli bela diri biasa, ahli bela diri tingkat master, ahli bela diri tingkat semi grandmaster, serta 4 ahli bela diri tingkat grandmaster. Kemampuan tempur sekuat ini sudah mampu untuk melawan sebuah pasukan militer yang besar. Sekte Sembilan Aliran juga mengutus sebuah kelompok yang terdiri dar
Yoga menjawab, “Kumpulkan mobil-mobilnya, lalu musnahkan semuanya.”“Hah?” Naga Hijau bertanya dengan terkejut, “Tuan Yoga, apa yang mau kamu lakukan?”“Lakukan saja sesuai perintahku,” jawab Yoga.“Baiklah!” Naga Hijau pun membakar semua mobil mereka. Api yang dihasilkannya membubung ke langit dan bahkan juga bisa dilihat dari Kota Pawana yang jauh.Kemudian, Yoga memberikan Ramuan Iblis Neraka kepada Naga Hijau dan menyuruhnya untuk membagikannya kepada semua orang. Setelah itu, Yoga berseru dengan lantang, “Ramuan Iblis Neraka akan berefek setengah jam lagi, tapi efeknya hanya akan bertahan selama 20 menit. Perjalanan dari sini sampai ke lokasi pertarungan juga kurang lebih setengah jam.”“Dengan kata lain, kita cuma punya 20 menit untuk bertarung. Kalau kalian bisa meraih kemenangan dalam waktu 20 menit, aku akan mentraktir kalian makan enak. Kalau gagal, kita juga nggak akan bisa kabur karena mobil kita sudah dimusnahkan. Orang yang takut boleh pergi sekarang juga.”Begitu menden
Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend
Setelah masuk, Sutrisno menelepon Yoga. Tak lama kemudian, Yoga pun datang.Sutrisno berkata, "Barangnya sudah dipersiapkan semuanya, sekarang hanya tinggal menunggu perintah dari Tuan Bimo."Yoga membalas, "Tuan Bimo bilang tunggu sebentar lagi."Sutrisno bertanya, "Tunggu? Tunggu apa?"Dia berpikir sudah di saat seperti ini, mengapa harus menunggu lagi?Yoga menjawab, "Kamu tunggu saja. Kenapa begitu terburu-buru?"Sutrisno hanya bisa menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia juga tidak tahu apa lagi yang ditunggu Bimo sekarang, bukankah lebih baik langsung bergerak saja? Dengan perasaan yang enggan, dia pun menyampaikan pesan itu pada yang lainnya.Ekspresi semua orang terlihat bingung dan merasa sangat curiga. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang sebenarnya mereka tunggu.Satu jam kemudian, akhirnya ada beberapa orang lagi yang datang.Saat melihat orang yang datang, ekspresi semua orang dari empat keluarga besar terlihat kesal dan tatapan mereka menjadi makin serius.Yang d
Tidak ada satu pun yang boleh bertindak sewenang-wenang. Jika tidak, orang itu akan menerima sanksi dan dibunuh yang lainnya. Inilah alasannya mengapa organisasi Pelindung Kebenaran bisa bertahan selama ribuan tahun."Tuan Jordi, kamu juga nggak tahan lagi dan ingin membunuh orang itu ya?""Jangan ragu lagi. Orang ini sudah bersekongkol dengan Farel untuk mendapatkan harta karun itu, dia sudah mengkhianati kepercayaan dan kita semua.""Segera lakukan perhitungannya sekarang, selidiki masalah ini. Kita pasti bisa segera menemukan kebenarannya."Semua orang mulai mendesak dengan cemas. Mereka tahu betul harta karun itu baru bisa ditemukan jika kebenarannya terungkap."Harta karun Pil Ketenangan Jiwa ini mungkin benar-benar bisa membuat kita jadi lebih kuat dan bisa membunuh Bimo. Tapi, nggak ada tahu harta yang bisa menyatukan dunia ini sebenarnya apa, semuanya hanya bisa terus membahasnya saja. Apa kalian pernah berpikir mungkin saja ini taktik dari empat keluarga besar untuk memecah be
Di tengah pegunungan yang luasnya tak berujung, terdapat sebuah altar dengan beberapa api unggun yang sedang menyala dan memancarkan cahaya yang dingin. Banyak orang yang berpakaian hitam di sekeliling sedang mengucapkan kata-kata yang sulit untuk dimengerti.Tempat ini adalah markas Pelindung Kebenaran. Para petingginya berkumpul di sana dengan ekspresi yang serius dan saling memandang dengan tatapan yang sangat waspada."Aku ingin tahu, siapa yang sebenarnya sudah bekerja sama dengan Keluarga Husin sampai mereka bisa benar-benar mendapatkan harta karunnya?" kata seseorang dengan nada gembira, seolah-olah sedang merayakan sesuatu.Yang lainnya juga melihat ke sekeliling dan berbicara sambil tertawa."Benar, ini adalah kabar yang baik. Sebaiknya kita ungkapkan hal ini dan diskusikan bersama-sama.""Bagi organisasi Pelindung Kebenaran, ini adalah kesempatan yang sangat langka. Kita semua harus bekerja sama.""Kalau memang ada harta karun, ini sama saja sudah sangat berjasa bagi kita. Si
Jeje berujar sambil terkekeh, "Hehehe. Makin kacau makin seru! Kalau kacau, itu artinya ada banyak hal menarik yang akan terjadi!"Roselia menimpali, "Tapi lihat saja situasi sekarang, padahal empat keluarga besar di dunia bela diri kuno sudah benar-benar sendirian. Mereka bahkan masih nekat mau mengejar dan memburu Pelindung Kebenaran!"Erna berucap dengan nada tenang, "Biar saja mereka melakukan apa yang mereka mau, tapi soal kerusuhan di area terlarang ini, kita tetap harus berhati-hati!"Kamelia menambahkan, "Benar, aku juga pernah dengar tentang kerusuhan area terlarang di dunia kultivator kuno. Setelah kekacauan itu, pasti akan ada ancaman besar bagi dunia bela diri kuno!"Yoga bertanya dengan penasaran, "Kak Kamelia, kenapa bisa begitu?"Kamelia menjelaskan dengan tenang, "Setiap kali terjadi kerusuhan di area terlarang, pasti akan ada beberapa makhluk berbahaya yang berhasil melarikan diri. Sayangnya, orang-orang di dunia kultivator kuno nggak akan repot-repot mengurusnya."Yog
Karina dan Nadya berdiri di ambang pintu. Mereka menatap Yoga dan Winola yang berada di sofa dengan ekspresi kaku. Posisi kedua orang itu terlihat begitu aneh dan mencurigakan."Cepat lepaskan aku!" Wajah Winola langsung memerah karena malu dan marah. Dia berusaha sekuat tenaga untuk meronta. Baru setelah itu Yoga buru-buru melepaskannya. Dia menggaruk kepalanya dengan kikuk dan merasa suasana menjadi sangat canggung.Winola merapikan lengan bajunya, lalu mengalihkan pandangannya ke Karina dan Nadya. Tanpa berkata apa-apa, dia bergegas meninggalkan vila dengan langkah cepat.Karina dan Nadya sama sekali tidak menyapa Winola. Mereka hanya diam sampai Winola benar-benar pergi, lalu serempak menatap Yoga dengan pandangan tajam."Wah, mengharukan sekali. Jadi benar dugaan kami, kamu ini benar-benar nggak pernah puas. Masih saja bermain di belakang kami," sindir Karina.Nadya menimpali, "Aku juga sempat curiga. Mana mungkin hari ini kamu nggak ke mana-mana?""Kalau keluar pun, pasti ada ban
Sutrisno menepuk meja dengan keras. Raut wajahnya penuh keyakinan dan semangat."Apa? Kerja sama lagi?" Wajah orang-orang dari Keluarga Husin langsung pucat pasi. Mereka menatap Sutrisno dengan pandangan kosong dan pasrah.Setiap kali bekerja sama dengan Bimo, mereka selalu harus mengalami kerugian besar seperti digerogoti habis-habisan. Sekarang, masih harus kerja sama lagi?Luna yang juga merasa sedikit gentar pun berucap dengan suara pelan, "Sebenarnya bisa tanpa kerja sama juga.""Benar, kita juga bisa melakukan penyelidikan lebih dulu sebelum memutuskan sesuatu," timpal Winola dengan suara rendah."Nggak, kita harus dapat dukungan dari Tuan Bimo. Bagaimanapun, dia adalah yang terkuat di antara kita semua. Dengan bantuannya, semuanya akan beres dengan mudah!" seru Sutrisno dengan penuh semangat. Wajahnya begitu bersemangat, seperti penggemar berat yang memuja idolanya.Semua orang hanya bisa terdiam. Sikap Sutrisno benar-benar seperti penggemar garis keras dari Bimo."Ya sudah, kam
Saat ini, ekspresi semua anggota Keluarga Husin kaku dan pucat. Mereka hanya bisa duduk diam dengan ekspresi yang sangat muram.Tatapan penuh amarah dari tiga keluarga besar yang mengelilingi mereka terasa menekan. Jelas sekali, tiga keluarga besar telah bersatu untuk mengepung Keluarga Husin! Situasi ini benar-benar membuat mereka sulit menahan diri."Sialan!" Orang-orang dari Keluarga Husin merasa cemas. Situasi ini makin sulit untuk dikendalikan."Kalau kalian nggak segera kasih penjelasan, begitu masalah ini tersebar ke dunia kultivator kuno, krisis baru pasti akan muncul!" ucap Winola dengan suara dingin. Tatapannya tajam dan aura mengancamnya terpancar begitu kuat.Meskipun Keluarga Husin cukup kuat, mereka tidak mungkin bisa bertahan karena dikeroyok oleh tiga keluarga besar sekaligus."Kami akan segera laporkan masalah ini ke pihak atasan dan minta petunjuk mengenai langkah selanjutnya," ucap salah seorang anggota Keluarga Husin dengan nada pasrah. Dia benar-benar tidak berdaya
Mereka semua sedang mencari keberadaan Farel, tetapi hasilnya nihil. Bahkan, anggota dari empat keluarga besar lainnya pun mulai berdatangan dan memenuhi ruang tamu Keluarga Husin.Di antara mereka, Sutrisno dan Winola juga berada di sana. Sementara itu, Luna berdiri dengan raut raut wajah dingin. Matanya tajam ketika menatap anggota Keluarga Husin.Luna berujar dengan suara dingin, "Sudah sejauh ini, Keluarga Husin masih belum menemukan keberadaan Farel? Jangan-jangan kalian sudah bawa harta itu kembali ke dunia kultivator kuno?""Keluarga Husin benar-benar punya siasat bagus. Di permukaan, kalian menyebarkan kabar bahwa Farel berkhianat, tapi diam-diam membawanya kembali ke dunia kultivator kuno!" ucap Sutrisno. Tatapan penuh ejekan dan penghinaannya tertuju pada mereka.Winola berbicara dengan nada tajam dan penuh amarah, "Kalian dulu bilang mau bekerja sama, tapi sekarang berbuat seperti ini. Apa kalian nggak seharusnya kasih penjelasan?"Empat keluarga besar bersatu dan bekerja sa