Begitu melihat keadaan tragis Susi, Rafi langsung murka dan mengutuk, “Berengsek! Susi, jangan khawatir. Hari ini, aku pasti akan membantumu balas dendam!”Yoga menahan amarahnya dan berkata, “Paman Rafi, lama nggak jumpa ya. Haih, ternyata segala persembahan yang kuberikan untukmu selama ini sia-sia saja.”Rafi menggenggam pedang yang tergantung di pinggangnya dengan erat sambil memaki, “Yoga, apa kamu yang melukai Susi? Dasar bajingan!”“Diam!” Yoga akhirnya tidak mampu mengendalikan emosinya lagi dan berkata, “Kalau dibandingkan dengan perbuatanmu, aku sudah termasuk baik hati.”“Apa yang kamu ngerti? Semua yang kulakukan adalah demi Keluarga Kusuma! Kalau kalian nggak mati, seluruh Keluarga Kusuma akan berakhir!” seru Rafi.“Kalau begitu, apa aku harus berterima kasih padamu?” sindir Yoga.Rafi berdesah, “Haih, seharusnya aku dengar kata-kata Susi dulu dan membunuhmu sekaligus. Ya sudahlah, hari ini, aku akan menebus kesalahanku itu dengan menyingkirkan akar permasalahannya.”“Kita
Mobil itu melaju masuk ke hotel. Kemudian, seorang pria berperawakan tinggi dan kekar keluar dari mobil. Begitu melihat pria itu, Rafi langsung tercengang. Pria itu tidak lain adalah Dewa Perang Kulusa! Kenapa seseorang yang berstatus begitu tinggi tiba-tiba datang ke tempat ini?Rafi buru-buru berlutut dan menyapanya, “Hormat, Dewa Perang Kulusa! Aku adalah Rafi Kusuma, komandan Perbatasan Barat.”Begitu mendengar nama “Dewa Perang Kulusa”, semua orang langsung heboh dan buru-buru berlutut dan memberi hormat kepadanya. Mereka merasa sangat beruntung karena bisa melihat tampang asli Dewa Perang Kulusa. Namun, kenapa orang berstatus setinggi ini datang ke tempat kecil seperti Kota Pawana? Apa Rafi yang mengundangnya kemari? Jika begitu, mereka juga tidak perlu takut pada Raja Agoy yang Perkasa lagi.Dewa Perang Kulusa menyapu seluruh ruangan dan tatapannya berhenti di tubuh Rafi. Kemudian, dia memberi perintah, “Pengawal, tangkap Rafi Kusuma!”“Baik!” Pengawal pribadi Dewa Perang Kulus
Saat ini, ketakutan ekstrem yang dirasakan Rafi sudah membuatnya menjadi agak tidak waras.Yoga berkata, “Nggak perlu merasa putus asa secepat itu. Sekarang, kamu masih punya sebuah kesempatan untuk hidup.”“A ... apa kamu bersedia mengampuniku? Serius?” tanya Yoga dengan mata membara.“Tentu saja. Kalau kamu memberitahuku identitas dua orang berpakaian hitam itu, aku nggak akan membunuhmu,” jawab Yoga.Rafi terdiam sejenak, lalu memaksakan diri untuk berkata, “Sebenarnya, kedua orang itu sangat pandai menyembunyikan identitas mereka. Bahkan aku juga nggak tahu secara spesifik mengenai identitas mereka. Tapi, aku bisa menghubungi mereka sekarang juga. Hanya saja, bisa mengorek identitas mereka atau nggak tergantung kamu sendiri.”“Oke,” jawab Yoga.Kemudian, Rafi buru-buru mengeluarkan sebuah komunikator khusus dan menghubungi sebuah nomor. Telepon itu segera tersambung dan Rafi berseru, “Bos, tolong! Rencana kita gagal. Sekarang, Yoga hendak membunuhku. Aku mohon, tolonglah aku!”Rafi
Hanya saja, Kelvin perlahan-lahan menjauhi Yoga setelah insiden Keluarga Kusuma. Yoga pernah meminta pertolongan pada Kelvin, tetapi Kelvin tidak pernah membantunya.Setelah Yoga menikah dengan Karina, perusahaan Karina pernah mengalami sebuah krisis besar. Pada saat itu, Kelvin baru bersedia membantu Yoga setelah Yoga menggadaikan fondasi Keluarga Kusuma yang terakhir kepada Kelvin.Dulu, Yoga mengira Kelvin hanyalah orang yang hanya bisa berbagi suka bersama, tetapi tidak bisa berbagi duka bersama. Setelah menemukan kontaknya di komunikator Rafi, Yoga baru menyadari bahwa masalahnya sepertinya tidak sesederhana itu. Jangan-jangan, Kelvin juga berpartisipasi dalam insiden waktu itu?Tidak peduli apakah Kelvin berpartisipasi dalam insiden itu atau tidak, setidaknya dia tahu bahwa Rafi masih hidup. Namun, Kelvin malah tidak memberi tahu Yoga. Ini adalah bentuk pengkhianatan yang tidak bisa dimaafkan. Yoga harus menyelidiki masalah ini dengan jelas. Selain itu, sudah saatnya Yoga mengamb
Yoga berdesah, lalu berkata, “Ya sudah. Siapa suruh kamu itu bosku. Kali ini, aku akan patuhi perintahmu. Tapi, kalian harus ingat. Kalau kalian berani mengulangi kesalahan yang sama, Grup Magani nggak akan begitu berbaik hati lagi.”Para mitra kerja sama akhirnya merasa lega juga. Mereka menatap Nadya dengan penuh terima kasih. Sementara itu, Nadya malah merasa sangat berterima kasih pada Yoga. Sejujurnya, operasi Grup Magani juga pasti akan bermasalah apabila mereka benar-benar memutuskan hubungan kerja sama dengan seluruh mitra kerja sama ini. Apalagi, mereka baru saja menerima pesanan sebesar 40 triliun dari Raja Agoy yang Perkasa.Jika Yoga memaafkan mereka begitu saja dan setuju untuk lanjut bekerja sama, para mitra kerja sama itu pasti akan mendendam pada Nadya sehingga kerja sama mereka tidak akan bertahan lama. Namun, situasinya akan berbeda apabila Nadya membela mereka. Mereka akan merasa berterima kasih pada Nadya, lalu berusaha melakukan yang terbaik dalam kerja sama merek
“Baik!” Perawat itu buru-buru membuka selimut yang menutupi tubuh pasien.Begitu selimutnya terbuka dan menunjukkan wajah pasien, Yoga langsung tercengang. Pasien itu adalah Karina! Pada saat ini, seluruh wajah Karina berlumuran darah, napasnya juga sangat lemah, sedangkan pupilnya sedikit melebar. Jika bukan karena dadanya masih bergerak, orang-orang pasti curiga dia sudah meninggal.Sialan! Apa yang telah terjadi pada Karina? Kenapa dia bisa terluka separah ini?Yoga hendak langsung turun tangan untuk menyelamatkan Karina. Namun, begitu melihat Hasan sedang memberikan pertolongan pertama pada Karina, dia pun menahan diri untuk tetap diam.Hasan sedang menggunakan “Teknik Pengembalian Jiwa” untuk mengunci secercah vitalitas Karina yang terakhir. Ini adalah cara paling efektif yang bisa dilakukannya saat ini. Jika Yoga sendiri yang bertindak, dia juga akan menggunakan cara yang sama. Daripada menghentikan Hasan dan menimbulkan pertikaian, lebih baik dia mengawasi dari samping.Hasan me
Ardi berjalan ke hadapan Yoga dengan ekspresi kesulitan dan berbisik, “Pak Yoga, biarpun punya dendam dengan pasien ini, kamu juga nggak boleh asal bertindak di depan umum. Haih! Begini saja, kamu kabur saja dulu. Aku akan cari cara untuk menolongmu.”Dapat dipastikan bahwa Ardi mengira Yoga bermusuhan dengan pasien ini dan hendak menyalahkan Hasan atas tindak pembunuhan yang dilakukannya.Yoga melambaikan tangannya dan berkata, “Aku nggak salah kok. Kenapa aku harus kabur?”Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dua orang di depan pintu UGD.“Ada apa ini? Kenapa tempat ini begitu kacau?”“Di mana para satpam? Kenapa mereka nggak keluar untuk menjaga ketertiban?”Yoga menoleh ke arah datangnya suara dan menyadari bahwa kedua orang itu adalah kenalannya, yaitu Hendra dan Lukman Pangestu. Yoga pernah menolong kedua orang ini.Pada uji klinis di Grup Magani waktu itu, Hendra pernah tidak sengaja memberikan pengobatan yang salah kepada putranya Danu. Di saat-saat kritis, Yoga yang berha
Hasan bertanya dengan tidak percaya, “Ka ... kamu bersedia mengajariku Teknik Pengembalian Jiwa tingkat tinggi?”“Iya, tapi kamu harus menukarnya dengan ginseng foniks,” jawab Yoga.Hasan ragu sejenak, lalu berkata, “Nggak masalah. Tapi, apa gurumu akan setuju kamu mengajarkan teknik itu kepada orang luar?”“Aku nggak punya guru. Teknik Pengembalian Jiwa adalah teknik akupunktur yang kuciptakan 10 tahun yang lalu,” jawab Yoga.“Mustahil!” Hasan, Hendra, dan Lukman berkata secara serentak, “Sepuluh tahun yang lalu, kamu mungkin baru berusia sekitar 15-16 tahun, ‘kan? Orang-orang di usia begitu bahkan kesulitan untuk mempelajari teknik akupunktur. Masa kamu bisa langsung menciptakan sebuah teknik akupunktur?”Mereka semua merasa ucapan Yoga sangat tidak masuk akal. Namun, Yoga malas menjelaskannya.Tiba-tiba, Lukman menepuk dahinya dan berkata, “Tunggu, aku sudah ingat! Apa kalian masih ingat tentang Grup Kusuma, perusahaan farmasi terbesar di Kota Pawana itu? Menurut rumor, putra sulung
Semua orang segera membujuk Yoga karena merasa sangat cemas. Merasa sangat ketakutan, khawatir Hardi benar-benar akan kembali dan menyampaikan pesan itu pada Keluarga Husin. Melihat bayangan Hardi yang makin menjauh dan hampir menghilang dari pandangan mereka, mereka pun gelisah sampai tidak bisa berdiri dengan tenang."Aku memang sengaja membiarkan dia pulang. Cepat atau lambat aku akan mengendalikan Keluarga Husin dan membuat mereka tunduk padaku. Kalian takut? Meskipun takut, kalian tetap harus berdiri dengan tegak," kata Yoga dengan nada datar sambil menatap semua orang dengan tenang. Aura yang menekan pun perlahan-lahan menyebar ke sekitar dan ekspresinya dingin serta penuh tekad.Prajna dan yang lainnya langsung tertegun sejenak dan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka sikap Yoga akan begitu tegas seperti ini. Melihat sikapnya yang begitu, mereka hanya bisa menutup mulut dan tidak mencoba untuk membujuknya lagi.Namun, dalam hati Prajna dan ya
"Dari mana datangnya keberanianmu ini sampai berani begitu angkuh?" kata Hardi dengan sudut bibir yang berkedut dan ekspresi yang sangat jijik. Dia menatap Yoga dengan tajam dan penuh dengan niat membunuh.Orang-orang di sekitar Hardi semuanya menyerbu dan bersiap untuk membunuh Yoga.Prajna dan yang lainnya juga tidak mungkin hanya diam dan melihat Yoga dihina.Namun, saat Prajna dan yang lainnya hendak bergerak, Yoga berkata dengan tenang dan tersenyum dingin, "Biar aku saja."Setelah datang ke dunia kultivator kuno, Yoga belum pernah melawan orang-orang di tempat ini. Dia masih tidak tahu apakah kekuatan mereka yang ada di sini berbeda dengan dirinya.Melihat situasinya, Prajna dan yang lainnya juga berhenti bergerak lagi dan segera mundur. Mereka menunggu untuk menonton pertunjukan karena orang yang sudah berani menyinggung Yoga sama saja mencari mati.Tepat pada saat itu, orang-orang dari Keluarga Teungku di sekitar sudah berdiri di depan Yoga dan langsung melayangkan serangan-ser
Siapa yang tidak menyukai dunia yang normal?Namun, pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang."Berani-beraninya manusia hantu ini muncul di siang bolong seperti ini. Kalian semua ingin mati ya?"Terlihat sekelompok orang yang perlahan-lahan keluar dan mendekati Yoga dan yang lainnya. Mereka mengenakan serangan yang sama yang terlihat mewah dan indah. Satu per satu mengamati Yoga dan yang lainnya dengan ekspresi yang sangat angkuh."Eh? Ada satu di sini yang masih belum bermutasi jadi manusia hantu. Sungguh langka!""Bagus sekali. Tangkap dia dan lempar ke area terlarang. Kita lihat bagaimana dia berubah menjadi manusia hantu.""Aku dengar prosesnya agak lambat. Bagaimana kalau kita langsung mengirimnya ke area yang lebih dalam?"Semua orang tertawa terbahak-bahak dan terus menyindir. Mereka semua menatap Yoga dengan penuh semangat dan membuat ekspresi Yoga langsung menjadi muram."Bos, apa yang aku katakan nggak salah, 'kan? Kemunculan kita pasti akan membuat mereka merasa ng
Yoga melihat ke sekeliling, lalu menyipitkan matanya. Dia bisa merasakan ada sebuah kutukan yang sangat kuat muncul di wilayah di depannya. Ada kekuatan yang sulit untuk dijelaskan di dalam kutukan itu yang bisa memengaruhi tubuh manusia.Yoga berkata, "Ternyata ini adalah kekuatan yang kalian terima selama ini."Saat mengatakan itu, tatapan Yoga terlihat penuh dengan belas kasihan. Para manusia hantu itu semuanya tadinya adalah manusia, tetapi mereka didesak dan dikucilkan sampai terpaksa datang ke area terlarang ini. Pada akhirnya, mereka malah menjadi orang yang terkutuk.Prajna membalas, "Bos, apa kutukan ini bisa dihilangkan?"Semua orang menatap Yoga dengan penuh harapan karena mereka semua berharap bisa kembali seperti semula.Namun, Yoga tetap menggelengkan kepala, lalu berkata dengan nada yang muram, "Kekuatan dari kutukan ini terlalu hebat, bahkan aku pun hanya bisa menahannya dengan susah payah."Ekspresi Prajna dan yang lainnya langsung menjadi muram dan perlahan-lahan menu
Sangat jelas, perbedaannya hanya pada lokasi. Yoga menyeringai dingin dan menunjukkan ekspresi penuh kejutan.Yoga menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Setelah membukanya, terlihat seekor serangga kecil berwarna putih di dalamnya.Yoga meletakkan serangga itu di tanah. Serangga kecil itu perlahan merangkak keluar, lalu mengangkat kepalanya sedikit, seolah-olah sedang memanggil sesuatu.Tak lama kemudian, terdengar suara langkah-langkah yang mendekat. Siluet-siluet mulai bermunculan satu per satu, lalu berkumpul di tempat itu.Di antara kerumunan itu, pemimpinnya adalah Prajna. Begitu melihat Yoga, ekspresinya berubah drastis. Dia bertanya dengan kaget, "Bos, kamu benar-benar datang?" Tatapan terkejut mereka terus mengamati Yoga, seakan-akan tidak percaya apa yang mereka lihat."Ya," jawab Yoga dengan tenang. Suaranya datar tanpa emosi.Yoga telah menanamkan serangga anak di tubuh mereka sebelumnya. Dengan serangga induk putih di tangannya, dia d
Setelah selesai membaca sebuah buku, Yoga perlahan menutupnya. Matanya berkilat dengan ekspresi penuh tanda tanya. Dia terdiam, sementara pandangannya tertuju pada halaman pertama buku itu.Tiba-tiba, suara Bimo terdengar kembali di pikirannya. Dia bertanya, "Gimana perasaanmu setelah membaca?""Sulit diungkapkan ... tapi aku merasa ada sesuatu yang nggak beres!" ucap Yoga.Itulah yang dirasakan Yoga. Sejarah dunia kultivator kuno yang diklaim sudah berlangsung ribuan tahun hanya diceritakan secara sepintas. Banyak peristiwa penting bahkan sama sekali tidak disebutkan. Semua yang tercatat terkesan terlalu biasa, seperti tidak ada apa-apa.Hal ini membuat Yoga merasa, ada banyak hal yang sengaja disembunyikan dari sejarah tersebut. Dia pun merenungkan kata-kata Bimo yang terus terngiang di pikirannya. Apa yang Yoga lihat hanyalah apa yang mereka izinkan untuk dia lihat!"Sudahlah, nggak usah baca lagi!" Yoga akhirnya membuat keputusan itu sambil menghela napas kecil. Dia merasa kecewa.
Yoga memberi tahu, "Aku lagi berada di vila Sutrisno. Untuk sementara, seharusnya nggak akan ada bahaya."Winola mengingatkannya, "Tapi kamu tetap harus berhati-hati. Ingat baik-baik, jangan biarkan besi hitam itu terlihat lagi. Kalau nggak, kamu akan menghadapi lebih banyak bahaya."Yoga bertanya dengan serius, "Menurutmu, apa tiga barang itu bisa ditemukan dengan mudah?""Di mana ada hadiah besar, pasti ada orang yang berani mengambil risiko. Harusnya bisa ditemukan! Jangan terlalu khawatir, aku juga akan membantumu mencarinya secepat mungkin!" ucap Winola."Makasih," jawab Yoga dengan tulus.Kemudian, Winola bertanya, "Apa Tuan Bimo datang?"Yoga menjawab dengan samar, "Dia bisa datang." Jawaban ini penuh arti, tidak langsung mengiakan tetapi juga tidak membantah.Winola bertanya dengan penuh harap, "Kalau begitu ... bisakah kamu memintanya untuk datang?"Bagaimanapun, Winola pernah meminta hal ini kepada Yoga sebelumnya saat masih di dunia bela diri kuno. Jika Bimo bisa datang, dia
Yoga sangat percaya diri dengan penyamarannya. Dengan pakaian serba tertutup seperti itu, mana mungkin ada yang bisa mengenalinya? Begitu pakaian tersebut dilepas, semua urusan akan seolah tak ada hubungannya dengan dirinya."Aduh!" Sutrisno kembali menghela napas panjang. Wajahnya dipenuhi ekspresi tak berdaya dan kesedihan yang mendalam. Tidak disangka, orang yang berada di satu perahu dengannya ini malah menjadi orang pertama yang memunculkan bahaya.Yoga berucap dengan santai, "Sudahlah, berhenti mengeluh. Kamu nggak percaya padaku?"Sutrisno membalas, "Aku terlalu mengenalmu. Setiap kali muncul, kamu nggak pernah bisa duduk diam!"Benarkah? Yoga merenung sejenak dan merasa bahwa itu tidak benar. Menurutnya, dia selalu bersikap sangat tenang dan patuh.Sutrisno akhirnya menutup telepon dengan hati yang gelisah. Dia berharap semuanya tidak akan bertambah buruk. Tepat saat itu, sebuah panggilan telepon masuk lagi ke ponsel Yoga. Kali ini dari Winola. Nada suara Winola terdengar sanga
Burhan tersenyum tipis, lalu mengangkat tangan sedikit untuk memberi isyarat kepada pria muda itu. Orang itu segera membawa besi hitam dengan hati-hati. Dia memegangnya seperti benda paling berharga, lalu beranjak pergi.Pandangan semua orang masih terpaku pada pria muda tersebut. Mereka mengikuti setiap gerakannya dengan penuh perhatian."Semuanya!" Burhan tiba-tiba bertepuk tangan perlahan dan tersenyum. Dalam sekejap, semua orang tak punya pilihan selain mengalihkan pandangan kembali ke arah Burhan. Ekspresi mereka sedikit berubah, sementara raut wajah mereka penuh keterkejutan.Dengan mata terbelalak, mereka menatap Burhan tanpa berkedip, seolah tatapan mereka seperti kail yang mencengkeram sosoknya dengan erat."Pak Burhan, kenapa cepat sekali dibawa pergi? Kami bahkan belum puas melihatnya!""Benar banget! Dari mana kalian mendapatkan besi hitam itu? Kalau kalian ingin menukarnya, apa yang kalian inginkan sebagai gantinya?""Apa pun yang kalian inginkan, katakan saja! Aku akan pa