Share

Bab 744

Author: Vodka
Hilda membalas dengan kesal, "Dia sudah mempermalukan kakakku. Menyebalkan sekali. Aku menyuruhnya minta maaf, tapi dia pura-pura nggak dengar."

Tama mengamati Yoga dari atas hingga bawah, lalu bertanya, "Siapa dia?"

"Dia satpam perusahaan, masa kamu nggak tahu?" tanya Hilda balik.

Tama pun murka. Dia membentak, "Berani sekali seorang satpam menindas primadona universitas. Aku akan memberinya pelajaran!"

Kemudian, Tama menghardik Yoga, "Hei! Dengar baik-baik! Aku insinyur perusahaan ini! Aku mau kamu minta maaf pada Hilda sekarang juga!"

Yoga termangu sesaat. Tama adalah petinggi perusahaan sekaligus anggota ini. Dia seharusnya tahu identitas bosnya. Bagaimana bisa dia memerintahkan bosnya untuk minta maaf? Apa yang terjadi?

Yoga yang merasa curiga pun berkata, "Kita sama-sama pekerja di sini. Status kita setara. Atas dasar apa aku harus menurutimu?"

"Karena aku mengenal Vania, manajer umum perusahaan!" sahut Tama dengan lantang. Dia merasa pertanyaan Yoga ini sangat lucu. Kemudian, di
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 745

    Vania mengernyit dengan heran. "Kok bisa? Pak, apa kita perlu memanggilnya kemari?"Yoga menggeleng dan membalas, "Nggak perlu. Dia terus mengurung diri untuk apa? Apa mungkin dia bertanggung jawab atas proyek besar dan merasa tertekan, jadi sikapnya berubah drastis?""Nggak mungkin. Soalnya aku belum memberinya tugas apa pun belakangan ini." Vania menggeleng. "Dia mengurung diri cuma untuk membaca data-data dulu. Aku juga nggak ngerti maksudnya."Yoga merenung sambil mengangguk. "Oke, aku sudah mengerti. Lanjutkan saja pekerjaanmu."Vania menatap Yoga dengan tatapan berhasrat dan menggoda, "Pak, belakangan ini tekanan kerjaku agak besar. Apa kamu bisa bersikap lancang kepadaku sedikit? Sebentar juga nggak apa-apa kok."Yoga merasa lucu. Dia bangkit dan berkata, "Di ruang kantormu."Mata Vania sontak berbinar-binar. Dia berhasil merayu Yoga. Dia segera berujar, "Terima kasih, Pak."Keduanya pun menuju ke pintu. Begitu Vania melangkah keluar, Yoga langsung menutup dan mengunci pintu.Va

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 746

    Raja Naga bertanya, "Jangka waktu yang panjang? Selama apa?""Sekitar seminggu," jawab Yoga."Aku tahu beberapa ilmu sihir yang bisa mengontrol pikiran orang, tapi cuma bisa bertahan selama beberapa jam. Kalau sekitar seminggu, aku nggak pernah dengar," ujar Raja Naga."Oke." Yoga menceritakan tentang perubahan sikap Tama dan lainnya kepada Raja Naga. "Menurutmu, apa yang terjadi kepada mereka?"Setelah merenung sejenak, Raja Naga bertanya, "Apa mungkin raga mereka telah direbut seseorang? Raga mereka masih utuh, tetapi jiwa lain yang menempati raga itu?""Direbut? Bukannya itu cuma ada di novel dan drama? Memangnya ada cara merebut jiwa dan raga orang?" tanya Yoga balik."Aku cuma menebak. Aku nggak pernah bertemu hal seperti itu. Tapi, aku pernah dengar ada ilmu seperti itu di dunia kultivator kuno tingkat tinggi," sahut Raja Naga.Yoga mengangguk dan merasa kemungkinan ini cukup besar. Karena tidak punya cara lain, dia hanya bisa mengamati Tama untuk sementara waktu ini.Selama bebe

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 747

    Yang mengemudikan mobil adalah Wenny. Begitu turun dari mobil, wanita itu sontak memelototi Yoga.Hilda menghampiri dan berkata, "Kak! Akhirnya kamu datang. Aku sudah menunggumu sejak tadi.""Maaf, jalanan macet tadi," ujar Wenny."Ayo kita masuk, jangan sampai mereka menunggu terlalu lama," ucap Hilda."Nggak perlu terburu-buru. Kita selesaikan masalahmu dulu," sahut Wenny."Memangnya aku punya masalah apa?" tanya Hilda dengan heran.Wenny menghampiri Yoga dan berkata, "Yoga, dengar baik-baik. Lain kali menjauh dari Hilda. Asalkan aku masih hidup, jangan harap kamu bisa mengusik Hilda.""Apa?" Sekujur tubuh Hilda gemetaran. Dia bertanya, "Kak, ka ... kamu panggil dia apa tadi?""Yoga. Kenapa memangnya? Kamu nggak tahu kalau dia Yoga?" tanya Wenny balik.Hilda berkata dengan tidak percaya, "Ternyata dia Yoga! Kakek menjodohkanku dengannya!"Wenny terkejut mendengarnya. Hilda merasa sangat canggung. Dia bertanya, "Kenapa kamu nggak memberitahuku identitasmu sejak awal?""Kamu sendiri ng

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 748

    Setelah satu per satu serangan, sekelompok pria itu tergeletak tak berdaya dibuat Yoga. Yoga menargetkan wajah mereka sehingga semuanya tampak babak belur. Ini adalah sesuatu yang sangat fatal bagi gigolo seperti mereka!"Berengsek! Beraninya kamu memukul wajahku! Aku nggak akan mengampunimu!""Aku baru menghabiskan banyak uang untuk perawatan, tapi kamu malah memukul wajahku!""Telepon Kak Kris! Bocah ini harus dibunuh!""Benar, suruh Kak Kris beri dia pelajaran!"Yoga menggerakkan pergelangan tangannya sambil berkata, "Oke, aku akan menunggu bala bantuan kalian di sini. Kebetulan, aku memang ingin melampiaskan amarahku."Usai mengatakan itu, Yoga berjalan masuk ke Restoran Floran. Di kamar Roselia, para pelayan terus keluar masuk dan tampak sangat sibuk.Mereka menggunakan berbagai cara untuk membantu Roselia meredakan rasa sakitnya, tetapi semua itu tidak berguna. Roselia meringkuk di ranjang dan bercucuran keringat. Sekujur tubuhnya gemetar tak terkendali.Begitu melihat Yoga, mata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 749

    Roselia berkata, "Kalau begitu, tolong bawa Jeje keluar."Erna mengeluarkan sebuah kantong kecil dari sakunya dan melemparkannya kepada Roselia. Dia berkata, "Itu obat penawar untukmu. Cepat dimakan, bisa meredakan rasa sakitmu."'Berengsek.' Roselia hampir mengumpat. Dia berujar, "Aku nggak mau makan obat itu. Obat itu cuma bisa meredakan rasa sakitku untuk sementara waktu. Cuma Yoga yang bisa mengobati penyakitku sampai ke akarnya.""Kalau begitu, kamu mati kesakitan saja," sahut Erna dengan tidak acuh."Aku ...." Roselia sungguh kehabisan kata-kata.Jeje membujuk, "Kak, cepat makan obat itu. Selama ada Kak Erna, jangan harap kalian berdua bisa melakukannya. Tadi Kak Kamelia juga sudah menelepon. Dia bilang akan mengebiri Kak Yoga kalau sudah nggak perjaka."'Benar-benar berengsek!' maki Roselia dalam hati. Dilihat dari penolakan ini, sepertinya dia tidak mungkin melakukannya dengan Yoga lagi. Pada akhirnya, dia hanya bisa menelan obat penawar itu.Setelah merasa lebih baik, Roselia

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 750

    Semua orang bersenang-senang, sedangkan Hilda dan Wenny hanya duduk di sudut sambil mengobrol. Mereka tidak minum ataupun bernyanyi, seolah-olah bukan datang untuk menghadiri acara ini.Tama menghampiri untuk bersulang. "Hilda, Wenny, jangan cuma duduk dong. Ayo, kita minum-minum."Hilda segera menolak. "Maaf sekali, Tama. Kamu tahu aku nggak minum alkohol sejak dulu. Gimana kalau aku bersulang dengan teh saja?"Tama menyahut, "Kamu harus mencobanya sekali. Ayo, dicicipi dulu. Aku jamin kamu akan takjub dengan rasanya."Hilda masih menolak, tetapi Tama terus memaksanya untuk mencoba. Wenny akhirnya tidak tahan lagi. Dia berkata, "Pak, adikku benar-benar nggak minum alkohol. Biar aku saja yang minum.""Ya, ya." Tama segera mengiakan. Setelah bersulang, dia memberi isyarat mata kepada orang lain supaya bersulang dengan Wenny juga.Wenny buru-buru melambaikan tangan dan berkata, "Maaf, maaf. Aku nggak bisa minum lagi. Aku bersulang dengan teh saja."Seorang wanita yang terlihat berwajah g

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 751

    Selain itu, mereka tidak ingin diantar Yoga.Ketika sedang kebingungan, tiba-tiba terdengar suara seorang pria. "Hei, apa yang kamu lakukan? Minggir, jangan ganggu mereka!"Ternyata itu Tama. Tama memapah Wenny dan Hilda yang tampak sempoyongan sambil bertanya, "Kalian baik-baik saja, 'kan?""Ya, kami baik-baik saja." Wenny dan Hilda bersikeras untuk terlihat baik-baik saja.Yoga mengernyit dan bertanya, "Kamu yang membuat mereka mabuk?""Bukan urusanmu. Jangan ikut campur urusan kami!" tegur Tama sambil mengerlingkan matanya. Kemudian, dia berkata dengan lembut, "Hilda, Wenny, ayo kita pergi.""Berhenti!" Yoga tiba-tiba membentak, "Siapa suruh kalian pergi?"Tama mendorong Yoga dan menghardik, "Sudah kubilang jangan ikut campur! Jangan cari masalah untuk diri sendiri!"Yoga sontak meraih kerah baju Tama dan menyahut, "Tadi memang bukan urusanku. Tapi, sekarang sudah menjadi urusanku karena kamu membentakku. Cepat minta maaf!"Tama sungguh murka. Dia hendak menampar Yoga, tetapi kecepa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 752

    Yoga berkata dengan tidak acuh, "Oke, aku tunggu kedatangannya."Hilda dan Wenny bertatapan dengan cemas. Bagaimanapun, Yoga mendapat masalah karena mereka. Mereka tidak berharap sesuatu terjadi padanya.Jadi, kedua wanita itu mulai memohon kepada Lita, "Kak, nggak perlu merepotkan manajer restoran. Aku rasa nggak perlu berlebihan begitu.""Benar, kita bisa bernegosiasi dengan kepala dingin. Kita pasti bisa menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasi masalah ini."Yoga melirik kedua wanita itu. Ternyata masih punya hati nurani. Sementara itu, Tama mendengus sebelum berujar, "Hilda, Wenny, ini masalahku dengannya. Kalian nggak perlu ikut campur. Aku nggak akan memaafkannya, kecuali dia berlutut minta maaf atau menampar diri sendiri 10 kali."Yoga terkekeh-kekeh menatap Tama sambil menantang, "Kamu saja yang menamparku 10 kali kalau berani.""Aku ...." Tama tidak berani mendekati Yoga. Ketika Tama masih ragu, seorang teman bodohnya maju dan berujar, "Kak, biar aku saja."Pria itu sont

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1261

    Tampaknya pria itu ingin lebih teliti mengamati siapa Yoga sebenarnya. Yoga melemparkan sebuah benda kecil dengan santai, lalu berujar, "Berikan ini pada pengurus kalian. Dia pasti akan datang menemuiku."Pria itu menangkap benda tersebut. Begitu melihatnya, dia langsung terkejut hingga terperanjat. Matanya membelalak, sementara pupilnya mengecil. Benda itu ... adalah besi hitam."Oke, aku akan segera mengurusnya!" balas pria itu. Dia tidak berani membuang waktu, melainkan langsung berbalik dan pergi dengan langkah cepat.Melihat pria itu yang tergesa-gesa, Yoga tersenyum dingin penuh ejekan. Hanya sepotong kecil besi hitam saja sudah membuatnya begitu heboh. Padahal, Yoga memiliki seluruh makam yang dipenuhi dengan besi hitam.Bimo memperingatkan, "Eh, benda ini sangat berharga. Jangan sampai menarik perhatian orang yang punya niat jahat!"Yoga membalas tak acuh, "Nggak masalah. Lagian, aku nggak punya barang lain."Bimo menimpali, "Kamu benar-benar belum memahami betapa pentingnya be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1260

    "Tenang saja!" balas Yoga dengan penuh percaya diri. Dia tersenyum lebar sambil memberi isyarat dengan tangannya.Hanya saja, Sutrisno merasa gelisah saat melihat senyuman itu. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres, seolah-olah dirinya telah dijebak. Pasti semua ini tidak sesederhana seperti yang Yoga katakan."Ayo, ikut aku pulang!" gumam Sutrisno pelan sambil terus memperhatikan Yoga, bahkan menyisakan sedikit kewaspadaan dalam hatinya. Dia berpikir apakah dirinya sudah benar-benar dijebak?Di sisi lain, Yoga terlihat santai dan tidak peduli. Dia ikut pergi bersama Sutrisno. Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah kompleks hunian. Tempat itu penuh dengan deretan vila mewah yang jelas bernilai fantastis."Ini salah satu rumahku. Kamu bisa tinggal di sini untuk sementara waktu. Tapi ingat, jangan sekali-kali berkeliaran sembarangan. Kalau sampai ketahuan bahwa Keluarga Salim melindungimu, itu akan membawa masalah besar bagi kami!" ucap Sutrisno seraya menatap Yoga dengan serius.Sut

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1259

    Yoga berkata, "Begitu juga dengan sebaliknya, 'kan? Dunia kultivator kuno juga bisa memusnahkan dunia bela diri kuno."Bimo membalas, "Bisa dibilang begitu. Tapi, sekarang kamu sudah mencapai kultivator raja, jadi harus lebih berhati-hati."Yoga kembali berkata, "Aku mengerti. Sekarang auramu terus menyebar, aku harus segera mencari caranya."Bimo berkata, "Baguslah kalau kamu ingat itu."Setelah terdiam sejenak, Yoga melihat ke sekeliling karena tidak tahu harus pergi ke mana. Jika tadi perjalanannya tidak tertunda sebentar, dia bisa pergi bersama dengan Winola. Namun, sekarang dia sudah berhasil masuk ke sini, dia tentu saja tidak akan pergi ke rumah Keluarga Bramasta lagi. Jika tidak, dia harus berdiskusi dengan mereka tentang pertunangannya dengan Winola."Oh ya!" Yoga teringat dengan sesuatu dan segera menelepon Sutrisno. Bagaimanapun juga, orang ini masih bisa membantunya.Sutrisno berkata, "Kamu sudah masuk ya? Aku dengar ada masalah di pintu masuk."Yoga berkata, "Kamu datang j

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1258

    Aura yang sangat kuat menyebar ke seluruh tempat dan terus menghancurkan segalanya, membuat semua orang terkejut.Yoga yang menerima kekuatan dari hukum alam semesta, merasakan kekuatan itu terus mengalir di dalam tubuhnya dengan makin kuat. Dia membuka pintu yang tertutup itu dengan satu gerakan dan berdiri di dalamnya, lalu menoleh ke belakang. Langit sudah kembali tenang, sehingga dia tidak perlu mengkhawatirkan efek samping dari kekuatan kultivator raja.Pemimpin penjaga gerbang itu tercengang dan menatap Yoga dengan bingung. Ekspresinya terlihat kaku dan sulit untuk kembali tenang.Apa yang terjadi? Apa yang dilakukan anak ini? Dari mana asalnya perasaan menekan yang sangat kuat ini? Mengapa kekuatan ini sangat mirip dengan kekuatan kultivator raja?Pemimpin penjaga gerbang itu merasa sangat tidak tenang dan sulit untuk mengendalikan dirinya. Keringatnya mengalir dengan deras, seolah-olah kehilangan kendali atas dirinya. Setetes darah mengalir keluar dari mulutnya, lalu menyemprot

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1257

    Formasi di tanah tiba-tiba meledak, lalu cahaya-cahaya emas bermunculan dari permukaan tanah dan menyerbu ke arah Yoga.Boom boom boom!Setelah itu, cahaya-cahaya emas itu pun terus menyerang Yoga dengan kecepatan yang luar biasa, membuat orang yang melihatnya tertegun. Kecepatan itu bahkan sulit untuk dilihat dengan mata orang biasa.Namun, Yoga hanya menggaruk telinganya dengan santai dan terlihat agak kesal. Formasi ini hanya trik sampah baginya, bahkan formasi dari Pelindung Kebenaran pun dia tidak takut. Dia hanya berdiri dengan diam di tempatnya dan tubuhnya kembali dikelilingi petir.Boom!Cahaya-cahaya emas dari formasi yang menyerang semuanya malah dimusnahkan oleh petir di tubuh Yoga. Dalam sekejap, semuanya berubah menjadi hampa."Apa?" Pemimpin penjaga gerbang itu langsung mundur selangkah dengan ekspresi terkejut. Dia tidak menyangka serangan dari formasi itu ternyata sama sekali tidak berpengaruh terhadap Yoga."Apa yang sebenarnya ada di dalam tubuhmu?" tanya pemimpin it

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1256

    Benar-benar ingin menerobos masuk gerbang ini?Dalam sekejap, mata semua penjaga gerbang membelalak dan ekspresi mereka terlihat sangat terkejut. Mereka tidak menyangka Yoga benar-benar berani bertindak. Yoga bahkan melakukan semua itu sendirian, tanpa bantuan dari Keluarga Bramasta."Kamu ini benar-benar nggak tahu diri," teriak pemimpin penjaga gerbang itu dengan nada yang dingin.Ekspresi para penjaga gerbang lainnya pun terlihat serius dan menatap Yoga dengan tajam. Mereka penuh dengan aura membunuh dan bersiap untuk membunuh Yoga."Huh. Ayo maju," kata Yoga dengan angkuh dan menatap semua penjaga gerbang itu dengan dingin. Saat itu, dia terlihat penuh dengan tekad dan wibawa."Serang!"Seiring dengan perintah pemimpin itu, semua orang yang berada di tempat itu langsung menyerbu. Mereka terlihat sangat bersemangat dan ingin segera membunuh Yoga. Kecepatan mereka juga sangat luar biasa.Swish swish swish!Setelah para penjaga gerbang itu menyerbu dan mengepung Yoga, salah seorang da

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1255

    "Nggak perlu meminta maaf. Kalian masuk dulu, aku akan menyusul nanti," kata Yoga sambil tersenyum dengan tenang dan terlihat santai, seolah-olah hal ini sama sekali tidak memengaruhinya."Nggak perlu menghiburku. Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku ...," kata Winola dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang terasa sangat sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk mendekat dan mencium bibir Yoga dengan lembut.Seluruh tubuh Yoga langsung bergetar saat merasakan sentuhan yang lembut itu. Ini ....Orang-orang di sekitar yang melihat adegan itu pun terpesona dan iri. Winola adalah wanita yang terkenal kecantikannya di dunia kultivator kuno, malah diam-diam menaruh hati pada seorang pria dari dunia bela diri kuno.Beberapa saat kemudian, Winola melepaskan ciumannya dari Yoga dengan wajah yang memerah. Dia menatap Yoga dengan ekspresi tulus dan berkata dengan nada lembut, "Setelah berpisah, kita mungkin nggak akan bertemu lagi dan pertunangan kita juga m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1254

    Winola sudah menduga perjalanan mereka pasti akan menghadapi hambatan di sini. Bagaimanapun juga, semua penjaga gerbang ini adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan saja. Sekarang dia membawa orang baru untuk kembali, para penjaga ini pasti akan mempersulitnya.Melihat isi dari bungkusan yang diberikan Winola, pemimpin itu akhirnya tersenyum dengan puas."Baiklah, silakan lewat," kata pemimpin itu sambil memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.Winola menghela napas lega, lalu menatap Yoga dan berkata, "Ayo pergi."Yoga pun merespons dan bersiap untuk pergi.Namun, ada seseorang tiba-tiba mendekat dengan terburu-buru dan berbisik di telinga pemimpin itu.Setelah itu, pemimpin itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Yoga. Dia tertegun sejenak, lalu matanya langsung membelalak."Berhenti!" teriak pemimpin itu dengan marah."Apa?" tanya Winola dengan terkejut dan secara refleks menatap pemimpin itu.Semua anggota Keluarga Bramasta pun langsung waspada, mengira akan terj

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1253

    Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status