Share

Bab 719

Penulis: Vodka
"Di Kota Pawana," sahut Raja Kegelapan.

Yoga sontak mengernyit karena merasa ada yang aneh. Dia membutuhkan elemen yin ekstrem dan barang seperti itu ditemukan di rumah lelang Kota Pawana. Semua ini seperti diatur oleh seseorang?

Yoga berkata, "Oke, kalian cari terus. Aku akan pergi ke rumah lelang itu sendiri."

"Baik." Raja Kegelapan mengakhiri panggilan, lalu Yoga bergegas menuju ke Rumah Lelang Langsat.

Rumah Lelang Langsat sangat besar dan memegang peran penting di Provinsi Sadali. Moto mereka yaitu semua yang kalian inginkan ada di sini. Bisa dilihat, betapa kaya dan berkuasanya rumah lelang ini.

Terdapat sebuah papan di depan pintu. Di atasnya tertera daftar barang yang akan dilelang hari ini. Kayu dingin kelam termasuk di dalamnya dan berada di urutan kedua dari belakang.

Yoga melangkah masuk. Begitu masuk, dia malah bertabrakan dengan seorang wanita. Wanita itu langsung menghardik, "Kamu nggak punya mata ya?"

Yoga mengernyit karena merasa itu adalah suara Yami. Begitu melihat d
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 720

    Leluhur Jahanam Langit mengangguk sambil membalas, "Mau sehebat apa pun dia, dia cuma manusia biasa. Mana mungkin pantas bersanding denganmu yang begitu bermartabat?"Winola bertanya, "Tentu saja. Kamu sudah mengatur semuanya, 'kan? Aku harus mendapatkan tanaman obat tingkat sembilan itu.""Tenang saja, nggak akan terjadi kesalahan apa pun," sahut leluhur Jahanam Langit."Oke." Winola mengiakan.Acara lelang segera dimulai. Pembawa acara naik ke panggung dan memberi kata sambutan sebelum lelang resmi dimulai.Barang-barang lelang di urutan awal adalah perhiasan berharga. Semua ini sangat berharga di mata manusia biasa, tetapi tidak untuk kultivator kuno. Itu sebabnya, Yoga dan Yami tidak ikut menawar harga.Pada akhirnya, giliran kayu dingin kelam. Kayu itu dibawa staf ke atas panggung. Orang-orang pun takjub melihatnya.Begitu kayu itu muncul, suhu di aula sontak menurun, seolah-olah mereka sedang berada di gua es. Kayu itu terlihat hitam, tetapi mengilap. Meskipun hanya sepanjang len

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 721

    Acara lelang ini ditakdirkan untuk dicatat dalam sejarah!Tanpa ragu sedikit pun, Yoga segera menawar. "Seratus empat puluh triliun!"Duar! Benar-benar persaingan yang sengit! Bos rumah lelang sampai tidak bisa menutup mulutnya saking senangnya. Dia sangat penasaran sampai kapan kedua orang ini akan bersaing.Seketika, harga telah mencapai 200 triliun. Para hadirin yang bisa terkagum-kagum melihat ini. Yang meneriakkan harga 200 triliun adalah Yami. Gayanya terlihat sangat santai, seolah-olah akan terus bersaing dengan Yoga.Tanpa diduga, Yoga malah terkekeh-kekeh dan berkata, "Dua ratus triliun untuk membeli kayu jelek? Hebat, aku salut sekali. Untukmu saja."Semua orang merasa terkejut melihat reaksi Yoga. Yoga tidak terlihat sedih sedikit pun, melainkan terlihat santai. Jelas, Yoga hanya ingin membuat onar dan menaikkan harga untuk mempermainkan Yami.Setelah menyadari hal ini, Yami merasa sangat kesal. Namun, dia sama sekali tidak menyesal karena itu bukan uangnya.Yoga meregangkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 722

    Tampak sebuah tanaman merah sepanjang lengan manusia di dalam kotak. Daun dan bunga yang mekar terus meluapkan energi spiritual.Winola mengangguk dengan puas dan berujar, "Tanaman obat tingkat sembilan memang luar biasa. Energi spiritualnya sangat kaya. Kerja bagus, beri dia hadiah!""Terima kasih, Nona." Gading segera bersujud.Leluhur Jahanam Langit mengernyit sambil berkata, "Tapi Nona, aku merasa ada yang salah dengan tanaman obat ini.""Kenapa?" tanya Winola dengan penasaran.Leluhur Jahanam Langit mengambil dan menggoncangkannya sedikit. Terlihat banyak bubuk putih terjatuh, lalu energi spiritualnya menurun drastis.Leluhur Jahanam Langit sontak berteriak, "Nona, kita ditipu! Ini tanaman obat tingkat lima! Energi spiritualnya dari bubuk putih itu. Bubuk putih itu cuma pil tingkat enam yang dihancurkan!""Berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku, Yoga!" maki Winola sambil menggebrak meja.Leluhur Jahanam Langit memelototi Gading sambil bertanya, "Jadi, di mana tanaman obat tingk

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 723

    Begitu melihat sekilas, Yoga langsung mengenali Gading yang memimpin. "Rupanya kamu. Aku mengampuni nyawamu hari itu, tapi kamu malah mengantar nyawamu sekarang. Menarik sekali."Gading mengerahkan seluruh pasukannya. Totalnya mencapai ribuan orang. Semuanya tampak kuat dan luar biasa.Gading menatap Yoga dengan tatapan penuh percaya diri. Dia membentak, "Yoga, beraninya kamu mempermainkanku! Hari ini, aku pasti akan membunuhmu!"Yoga terkekeh-kekeh sinis dan membalas, "Lucu sekali! Kamu yang nggak punya kemampuan untuk mencuri, tapi malah menyalahkanku. Nggak tahu malu sekali!"Gading langsung membentak, "Tutup mulutmu! Kamu seharusnya merasa terhormat karena majikanku tertarik pada tanaman obatmu! Kamu seharusnya mempersembahkan tanaman obat itu kepada kami!""Oh? Siapa majikanmu?" tanya Yoga dengan senyuman nakal."Huh! Kamu nggak pantas tahu!" hardik Gading."Benar-benar nggak tahu diri," gumam Yoga."Haha! Aku punya ribuan pasukan, kamu cuma sendirian. Justru kamu yang nggak tahu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 724

    "Dasar keras kepala!" maki empat dewa perang. Kemudian, mereka meminta kepada Yoga, "Pak, tolong izinkan kami melawannya. Kami akan mempersembahkan kepalanya untukmu nanti."Yoga melambaikan tangan dan membalas, "Kalian nggak perlu repot-repot. Untuk apa membunuh semut dengan meriam?"Gading sontak merasa sangat terhina. Dia membentak, "Yoga, siapa yang kamu sebut semut? Kurang ajar!""Maaf, maaf. Aku salah bicara. Kalian lebih lemah daripada semut," timpal Yoga."Hahaha!" Orang-orang tergelak mendengarnya. Namun, wajah Gading justru memucat. Dia sudah tidak sabar untuk membunuh Yoga.Saat berikutnya, datang lagi beberapa pasukan. Mereka adalah 10 jenderal dari Aula Naga, 10 ahli bela diri dari Aula Kirin, dan 10 tetua Aula Haima. Semuanya adalah tokoh terkemuka di dunia persilatan. Mereka ingin maju untuk membantu Yoga mengalahkan Gading, tetapi Yoga menolak.Tidak berselang lama, puluhan ribu pasukan Sekte Hagisana tiba dan mengepung pasukan Gading. Tentunya, ini belum termasuk selur

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 725

    Meskipun demikian, tidak ada seorang pun yang mundur. Dua puluh menit kemudian, lebih dari setengah pasukan Sekte Hagisana tewas.Tidak peduli bagaimana pasukan Sekte Hagisana melawan, mereka tidak mungkin bisa menutupi kesenjangan ini. Melihat ini, Hagi memaki dengan wajah murung, "Dasar nggak berguna! Begini saja kalah! Sia-sia kalian makan begitu banyak pil berharga!"Namun, Yoga justru cukup puas dengan hasil ini. Sekelompok pesilat tingkat kaisar master berhasil menghabisi begitu banyak pesilat tingkat agung master. Pertarungan ini sudah cukup untuk dicatat dalam sejarah.Yoga melirik Pasukan Hewan. Semua hewan itu tampak memandang ke depan dengan sorot mata kejam dan ingin menyerang. Mereka sudah lama berhubungan dengan anggota Sekte Hagisana, jadi sudah menganggap semuanya sebagai majikan. Kini, mereka tentu marah karena majikan terluka!Ketika amarah mereka telah mencapai puncaknya, Yoga berkata kepada Hagi, "Lepaskan mereka. Biar mereka yang membantu."Hagi mengangguk dan mele

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 726

    Bawahan Gading tercengang. Mereka sampai mengira ada yang salah dengan penglihatan mereka. Bagaimana bisa orang-orang Yoga menggunakan bahan yang tak ternilai harganya untuk mengobati anggota lemah yang terluka itu? Tidak masalah jika hanya bahan obat mahal, tetapi sekarang yang digunakan juga termasuk pil tingkat enam dan tujuh!Itu adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan mereka! Mereka telah bekerja keras untuk Gading, tetapi hanya mendapat pil tingkat lima. Namun, di sini pil tingkat enam dan tujuh malah seperti tidak bernilai."Kamu terluka, cepat telan pil tingkat enam ini supaya pulih.""Hais, pil ini hambar. Aku sudah bosan makannya. Pak Yoga, tolong tambah madu lain kali supaya rasanya lebih enak.""Aku cuma terluka sedikit, ngapain makan pil tingkat tujuh? Boros sekali. Kasih aku pil tingkat enam saja.""Jangan bicara omong kosong. Pil tingkat enam sisa 500 butir di gudang, sedangkan pil tingkat tujuh masih banyak. Makan saja."Bawahan Gading hampir menggila mendengarnya.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 727

    "Hanya dengan satu perintah dariku, tempatmu ini akan rata! Jadi, sebaiknya kamu lepaskan aku. Kalau terjadi sesuatu padaku, kalian semua hanya akan mati!" ancam Gading."Baiklah, kamu berhasil membujukku," ujar Yoga sambil menghela napas. Kemudian, dia melempar sebutir pil kepada Gading dan berkata, "Makanlah."Gading merasa senang. Dia tidak menyangka Yoga akan begitu penakut. Gading mengira Yoga takut dirinya mati, jadi memberinya pil tingkat tinggi untuk mempertahankan nyawanya.Jadi, Gading pun menelan pil itu tanpa ragu sedikit pun. Alhasil, dia merasa ada yang tidak beres. Aroma pil ini sepertinya agak familier.Gading menatap Yoga. Tatapan Yoga seperti sedang menatap seorang idiot. Jantung Gading seketika berdetak kencang.Sebelum Gading sempat bersuara, Yoga bertanya, "Gimana rasanya?"Gading bertanya balik, "A ... apa yang kamu berikan padaku?""Kamu seharusnya pernah dengar tentang Sarang Ribuan Serangga, 'kan?" balas Yoga.Sarang Ribuan Serangga! Kepala Gading seolah-olah a

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1237

    "Apa?" Setelah mendengar kata-kata itu, wajah semua orang di tempat langsung berubah menjadi pucat pasi. Mereka sangat ketakutan dan gelisah. Bisa-bisanya ketahuan? Bagaimana mungkin rahasia ini bisa bocor? Dalam sekejap, semua orang menjadi panik. Mereka tanpa sadar melirik ke arah menara lonceng."Oh?" Yoga pun tertawa. Nada suaranya terdengar terkejut sekaligus puas.Yoga sebenarnya hanya meminta Winola dan Sutrisno untuk menjauh darinya, tetapi tak disangka mereka malah menemukan sesuatu yang sangat penting. Yoga perlahan mendongak dan menatap ke arah atas, tepat ke lokasi menara lonceng."Kalian jangan bicara sembarangan! Nggak mungkin ada apa-apa di menara lonceng itu!""Benar, tindakan kalian ini adalah pengkhianatan terhadap Bimo! Nggak mungkin pusat formasi ada di sana!""Kalian sungguh keji! Kalian mau mengalihkan perhatian Bimo ya? Pusat formasi yang sebenarnya jelas bukan di sana!"Para tetua dan jenderal mulai berteriak panik. Mereka coba meyakinkan Yoga dengan berbagai

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1236

    "Kalian semua mau mati ya?" Yoga melontarkan pertanyaan dengan nada tenang. Matanya menyapu seluruh orang di tempat itu satu per satu. Wajahnya tetap datar tanpa emosi.Semua orang langsung menutup mulut. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tahu jika Bimo murka, konsekuensinya bukan hanya kematian, melainkan siksaan yang lebih buruk dari mati.Di saat itulah, Yoga memandang pria di hadapannya dengan tenang. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia melayangkan tendangan. Tindakannya membuat pria tersebut terpental.Namun, Yoga sama sekali tidak berniat membunuhnya. Baginya, membunuh pria itu hanya akan menjadikannya salah satu dari boneka dalam formasi ini. Itu hanya akan menambah bebannya. Hal terpenting saat ini adalah menemukan pusat formasi."Hahaha! Aku hidup! Aku benar-benar masih hidup!" seru jenderal itu sambil tertawa terbahak-bahak penuh kegirangan. Wajahnya berseri-seri. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa lega yang luar biasa.Mampu bertahan hidup di bawah

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1235

    Hukum alam semesta akan memberikan tekanan jika itu terjadi. Yoga harus tetap waspada. Retakan-retakan di langit adalah hasil dari kekuatan hukum tersebut.Hukum alam semesta telah merasakan keberadaan Yoga sehingga langsung mencarinya tanpa ragu. Bahkan, formasi besar yang mengurung tempat ini pun tak mampu menghentikannya."Sepertinya aku harus sedikit menahan diri," gumam Yoga perlahan.Bimo menambahkan, "Cuma sedikit lagi doang. Meski kekuatanmu mampu menembus level kultivator raja, mana boleh kamu bertindak serampangan begini?""Aku tahu," jawab Yoga singkat, tanpa banyak bicara lagi. Kemudian, dia menoleh ke arah jenderal yang gemetar ketakutan dalam genggamannya. Kakinya bahkan hampir tak mampu menopang tubuhnya."Cepat katakan! Kalau nggak, aku akan menjadikanmu seperti mayat boneka itu, lalu menghancurkanmu hingga menjadi serpihan!" ancam Yoga dengan suara dingin."Aku akan kasih tahu semuanya!" balas jenderal itu sambil buru-buru mengangguk. Ketakutan dan emosinya sudah tak t

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1234

    Wajah jenderal itu langsung memucat. Dia berseru panik dengan nada penuh ketakutan, "Aku ... aku akan bilang! Jangan bunuh aku!"Saat ini, yang tersisa dalam pikiran jenderal itu hanyalah keinginan untuk bertahan hidup. Dia telah sepenuhnya melupakan tanggung jawab sebagai Pelindung Kebenaran yang seharusnya menjaga keadilan.Jenderal itu tidak ingin mati, apalagi mengalami nasib seperti orang yang sudah menjadi boneka itu. Di bawah kendali formasi, dia mungkin tidak akan mati ataupun hancur, tetapi akan kehilangan kesadaran sepenuhnya. Apa gunanya hidup seperti itu? Itu bukan kehidupan yang layak.Pada saat yang sama, suara keras menggema dari kejauhan."Dasar pengkhianat! Apa yang kamu bilang barusan? Dengan sikap seperti itu, apa kamu pantas disebut Pelindung Kebenaran?""Kamu sama sekali nggak layak jadi Pelindung Kebenaran. Kamu cuma sampah!""Dasar berengsek, apa kamu mau mati? Beraninya mengkhianati kami!"Permohonan jenderal itu langsung memancing amarah orang-orang di sekitarn

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1233

    "Hahaha! Bimo, akhirnya kamu mengalami ini juga!""Sekarang, gimana kamu bisa bertarung? Bersiaplah untuk mati!""Nggak peduli apa yang kamu lakukan, hari ini kamu nggak akan bisa kabur. Kematian sudah pasti menjadi akhirmu!"Suara-suara penuh keyakinan itu terdengar jelas di telinga Yoga. Dia agak mengernyit dan menatap dingin ke arah mereka.Yoga agak memiringkan kepala, lalu mengejek sambil menyeringai, "Kalian ini benar-benar terlalu berisik. Sepertinya kalian juga mau jadi boneka ya?"Sekejap kemudian, suasana berubah drastis. Semua orang terdiam, tak ada yang berani bicara lagi. Mereka tahu betul bahwa mereka tidak ingin mati.Sebab begitu mati, mereka akan dikendalikan oleh formasi ini. Mereka akan menjadi makhluk mengerikan yang tak bisa mati dan dihancurkan, kecuali semua makhluk hidup di dalam formasi ini sudah kehilangan nyawa.Yoga mengalihkan targetnya. Dia langsung menuju ke arah orang-orang yang tersisa sambil berujar, "Ya sudah. Kalau begitu seperti yang kalian inginkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1232

    Di dalam formasi, sepuluh tetua dan tiga jenderal berdiri dengan kewaspadaan penuh. Mereka menatap tajam ke arah Yoga.Tatapan mereka yang dingin tertuju pada Yoga. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak. Mereka yakin bahwa pertempuran berikutnya akan berlangsung sesuai dengan rencana.Melihat itu, Yoga sedikit mengernyit. Dia bisa merasakan bahwa mereka sepertinya sedang menunggu sesuatu. Perasaan seperti itu sungguh membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Akhirnya, Yoga mulai menyadari sesuatu. Dia segera mengalihkan pandangannya ke satu arah. Di sana, dia melihat tubuh jenderal yang sebelumnya telah dia bunuh.Jenderal itu kini seperti boneka yang dikendalikan oleh benang-benang merah. Tubuhnya mulai berubah menjadi makin besar dan berotot. Ini semua adalah hasil dari formasi, yang mengubah mayat itu menjadi lebih kuat dari sebelumnya.Yoga mendengus sebelum berujar, "Sepertinya, mereka mau menguji aku dulu."Yoga tahu betul bahwa orang-orang ini takut mati sehingga berh

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1231

    Kraaak!Tubuh jenderal itu seketika meledak di satu bagian. Separuh tubuhnya berlumuran darah dan terlihat begitu mengerikan. Luka parah di bagian luar tubuhnya bercampur dengan dampak serangan di dalam tubuh. Hal itu membuatnya berada di ambang kematian.Dengan ekspresi datar, Yoga perlahan menoleh dan menatap dingin ke arah yang lain. Dia berujar, "Selanjutnya, giliran kalian!"Kalimat itu penuh dengan aura dominasi, seakan-akan dalam sekejap mampu membekukan seluruh wilayah di sekitar. Kesepuluh tetua dan tiga jenderal yang tersisa terdiam sejenak, lalu raut wajah mereka berubah menjadi garang."Bimo, kamu pasti nggak tahu betapa menakutkannya Formasi Pembantai Dewa ini, 'kan?""Di dalam formasi ini, satu-satunya jalan bagimu adalah mati!""Hmph! Memangnya kenapa kalau kamu bunuh dia? Setelah bunuh kami semua, terus apa?"Dalam sekejap, mereka semua menunjukkan sikap yang sombong dan melontarkan ejekan terhadap Yoga.Di sisi lain, Yoga mengernyit karena bingung. Apa mereka sudah gil

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1230

    Kedua orang itu merasa bahwa jurus yang baru saja mereka lihat sangat mirip dengan gaya Yoga. Hanya saja setelah berpikir dengan saksama, mereka yakin bahwa itu tidak mungkin.Sutrisno dan Winola lebih percaya bahwa jurus itu diajarkan oleh Bimo kepada Yoga. Sebab, mana mungkin Yoga memiliki kemampuan sehebat itu?Winola bertanya dengan serius, "Tapi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Sudah begitu banyak orang yang mati!"Sutrisno membalas, "Banyak orang mati, bukannya itu malah bagus? Kalau para Pelindung Kebenaran mati, Tuan Bimo yang diuntungkan. Kalau orang-orang dari empat keluarga besar ikut mati, itu malah menguntungkan kita."Winola hanya terdiam mendengar ucapan itu. Dia menatap Sutrisno dengan pandangan penuh arti sambil mengernyit. Momen itu membuatnya seketika merasa bahwa Sutrisno adalah seorang pengkhianat. Bagaimanapun, orang-orang yang mati berasal dari keluarga mereka sendiri.Melihat ekspresi Winola, Sutrisno coba meyakinkannya dengan berucap, "Kamu lupa dengan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1229

    Pada saat yang bersamaan, seluruh langit berubah menjadi merah dan benang-benang yang memerah juga terus melayang.Saat ini, semua orang merasa sangat terkejut dan tatapan mereka penuh dengan ketakutan. Orang-orang dari empat keluarga besar yang tersisa dan para Pelindung Kebenaran yang masih hidup pun tercengang dengan pemandangan itu."Astaga. Apa yang mereka inginkan? Jangan-jangan ingin membunuh kami?""Kami adalah Pelindung Kebenaran, kita ini satu kelompok. Apa mereka benar-benar ingin membunuh tanpa pandang bulu?""Sialan! Padahal hanya perlu membunuh Bimo saja, kenapa harus membunuh kami juga? Organisasi Pelindung Kebenaran benar-benar akan hancur."Banyak Pelindung Kebenaran yang berteriak dengan marah dan emosi mereka makin meledak karena merasa menderita. Mereka semua tahu mereka akan segera mati.Orang-orang dari empat keluarga besar pun sudah benar-benar putus asa dan terus berlari ke segala arah.Namun, benang-benang merah itu langsung menyerang satu per satu orang di san

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status