Share

Bab 724

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Dasar keras kepala!" maki empat dewa perang. Kemudian, mereka meminta kepada Yoga, "Pak, tolong izinkan kami melawannya. Kami akan mempersembahkan kepalanya untukmu nanti."

Yoga melambaikan tangan dan membalas, "Kalian nggak perlu repot-repot. Untuk apa membunuh semut dengan meriam?"

Gading sontak merasa sangat terhina. Dia membentak, "Yoga, siapa yang kamu sebut semut? Kurang ajar!"

"Maaf, maaf. Aku salah bicara. Kalian lebih lemah daripada semut," timpal Yoga.

"Hahaha!" Orang-orang tergelak mendengarnya. Namun, wajah Gading justru memucat. Dia sudah tidak sabar untuk membunuh Yoga.

Saat berikutnya, datang lagi beberapa pasukan. Mereka adalah 10 jenderal dari Aula Naga, 10 ahli bela diri dari Aula Kirin, dan 10 tetua Aula Haima. Semuanya adalah tokoh terkemuka di dunia persilatan. Mereka ingin maju untuk membantu Yoga mengalahkan Gading, tetapi Yoga menolak.

Tidak berselang lama, puluhan ribu pasukan Sekte Hagisana tiba dan mengepung pasukan Gading. Tentunya, ini belum termasuk selur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 725

    Meskipun demikian, tidak ada seorang pun yang mundur. Dua puluh menit kemudian, lebih dari setengah pasukan Sekte Hagisana tewas.Tidak peduli bagaimana pasukan Sekte Hagisana melawan, mereka tidak mungkin bisa menutupi kesenjangan ini. Melihat ini, Hagi memaki dengan wajah murung, "Dasar nggak berguna! Begini saja kalah! Sia-sia kalian makan begitu banyak pil berharga!"Namun, Yoga justru cukup puas dengan hasil ini. Sekelompok pesilat tingkat kaisar master berhasil menghabisi begitu banyak pesilat tingkat agung master. Pertarungan ini sudah cukup untuk dicatat dalam sejarah.Yoga melirik Pasukan Hewan. Semua hewan itu tampak memandang ke depan dengan sorot mata kejam dan ingin menyerang. Mereka sudah lama berhubungan dengan anggota Sekte Hagisana, jadi sudah menganggap semuanya sebagai majikan. Kini, mereka tentu marah karena majikan terluka!Ketika amarah mereka telah mencapai puncaknya, Yoga berkata kepada Hagi, "Lepaskan mereka. Biar mereka yang membantu."Hagi mengangguk dan mele

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 726

    Bawahan Gading tercengang. Mereka sampai mengira ada yang salah dengan penglihatan mereka. Bagaimana bisa orang-orang Yoga menggunakan bahan yang tak ternilai harganya untuk mengobati anggota lemah yang terluka itu? Tidak masalah jika hanya bahan obat mahal, tetapi sekarang yang digunakan juga termasuk pil tingkat enam dan tujuh!Itu adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan mereka! Mereka telah bekerja keras untuk Gading, tetapi hanya mendapat pil tingkat lima. Namun, di sini pil tingkat enam dan tujuh malah seperti tidak bernilai."Kamu terluka, cepat telan pil tingkat enam ini supaya pulih.""Hais, pil ini hambar. Aku sudah bosan makannya. Pak Yoga, tolong tambah madu lain kali supaya rasanya lebih enak.""Aku cuma terluka sedikit, ngapain makan pil tingkat tujuh? Boros sekali. Kasih aku pil tingkat enam saja.""Jangan bicara omong kosong. Pil tingkat enam sisa 500 butir di gudang, sedangkan pil tingkat tujuh masih banyak. Makan saja."Bawahan Gading hampir menggila mendengarnya.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 727

    "Hanya dengan satu perintah dariku, tempatmu ini akan rata! Jadi, sebaiknya kamu lepaskan aku. Kalau terjadi sesuatu padaku, kalian semua hanya akan mati!" ancam Gading."Baiklah, kamu berhasil membujukku," ujar Yoga sambil menghela napas. Kemudian, dia melempar sebutir pil kepada Gading dan berkata, "Makanlah."Gading merasa senang. Dia tidak menyangka Yoga akan begitu penakut. Gading mengira Yoga takut dirinya mati, jadi memberinya pil tingkat tinggi untuk mempertahankan nyawanya.Jadi, Gading pun menelan pil itu tanpa ragu sedikit pun. Alhasil, dia merasa ada yang tidak beres. Aroma pil ini sepertinya agak familier.Gading menatap Yoga. Tatapan Yoga seperti sedang menatap seorang idiot. Jantung Gading seketika berdetak kencang.Sebelum Gading sempat bersuara, Yoga bertanya, "Gimana rasanya?"Gading bertanya balik, "A ... apa yang kamu berikan padaku?""Kamu seharusnya pernah dengar tentang Sarang Ribuan Serangga, 'kan?" balas Yoga.Sarang Ribuan Serangga! Kepala Gading seolah-olah a

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 728

    Yoga bertanya, "Lalu kenapa bukan Leluhur Jahanam Langit yang turun tangan sendiri, malah ngutus pecundang seperti kalian untuk cari mati?"Gilang menjawab, "Kurang tahu juga. Tapi kalau didengar dari perkataannya, sepertinya dia dilarang oleh suatu aturan, jadi nggak bisa turun tangan sesuka hati pada orang awam.""Pertanyaan terakhir. Belakangan ini, ada orang yang mencurigakan memata-matai Sekte Hagisana, apa kamu yang mengutus mereka?"Gilang menggelengkan kepalanya. "Aku juga baru tahu di sini markasmu. Mana mungkin aku ngutus orang ke sini?"Aneh sekali. Kalau bukan anak buah Gilang, lalu siapa lagi? Mungkin anggota dari Aula Digdaya?Gilang berkata, "Aku sudah katakan semua yang kutahu. Sekarang, cepat akhiri penderitaanku ini."Yoga menoleh pada Raja Naga. "Bagaimanapun, dia ini murid kalian. Kamu saja yang tangani."Gilang buru-buru menimpali, "Guru, aku tahu kesalahanku sangat besar dan aku memang pantas mati. Tapi, kumohon beri aku kematian yang tidak menyiksa."Raja Naga me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 729

    Setelah menerima jarum ketujuh, lawannya langsung pingsan karena syok. Yoga merasa puas dengan hasilnya. Dia kemudian membangunkan orang itu, "Jangan buru-buru pingsan, masih ada tiga jarum lagi menunggumu.""Gimana kalau kita bertaruh? Kalau kamu bisa tahan jarum berikutnya, aku akan melepaskanmu dan kau bisa melakukan apa saja padaku.""Nggak, nggak!" Orang itu berteriak, "Ampuni aku, kumohon ampuni aku!"Tawanan itu benar-benar merasa sangat tersiksa sekarang. Setiap sel di tubuhnya terasa hampir meledak. Organ dalam dan kulitnya terbakar sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.Jika ditambahkan satu jarum lagi, rasa sakitnya akan meningkat sepuluh kali lipat .... Dia tidak bisa menahan penderitaan ini lagi. Bahkan membayangkannya saja sudah membuatnya hancur.Yoga berkata dengan tidak sabar, "Bukannya sudah kubilang? Tahan jarum kedelapan ini, aku akan melepaskanmu dan nyawaku ada di tanganmu." Sambil berkata demikian, Yoga hendak menusukkan jarum kedelapan."Akan kuberi ta

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 730

    Yoga mengangguk. "Orang dari Aula Digdaya.""Aula Digdaya!" Ekspresi Raja Naga langsung menjadi muram. "Yoga, belakangan ini Aula Digdaya banyak melakukan aksi. Kamu harus hati-hati pada mereka.""Oh ya?" Yoga bertanya, "Apa yang dilakukan Aula Digdaya?"Raja Naga menjawab, "Belakangan ini Aula Digdaya banyak memodifikasi ahli bela diri kuno. Mereka telah mengutus banyak orang untuk mengumpulkan harta berharga. Aku dapat kabar, mereka bakal menyerang Pulau Neraka dalam waktu dekat dan merebut sumber daya ahli bela diri kuno, bahkan menjajah pulau itu."Yoga tertawa sinis, "Mau serang Pulau Neraka? Langkahi dulu mayatku."Setelah meninggalkan Sekte Hagisana, Yoga memutuskan untuk mencari Winola. Yoga sudah punya Nadya, jadi tentu saja dia tidak akan menjalankan pernikahan dengan Winola. Dia mau membatalkan perjodohan ini.Selain itu, Winola telah berulang kali ingin mencelakai Yoga. Sudah saatnya Yoga memberinya peringatan. Kalau tidak, Winola pasti akan terus mengganggunya.Tak lama ke

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 731

    Namun begitu melihat mobilnya, gadis itu langsung terperangah. Kap mesinnya yang keras telah penyok. Selain itu, di bagian dasarnya terlihat jelas bekas tinju seseorang. Pria itu menghentikan mobilnya dengan sekali pukulan!Sepertinya dia bertemu dengan seorang ahli tadi!Menyadari hal ini, gadis itu langsung melemparkan pandangan ke arah Yoga. Sosok Yoga terpatri jelas dalam benaknya. Saat gadis itu masih sedang bengong, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. "Hilda, kamu lihat apa? Ada pria tampan ya?"Gadis itu langsung berbalik. Ternyata orang yang menyapanya adalah sahabatnya sendiri, Wenny. Dia terkejut sejenak melihat Hilda."Hilda, kenapa wajahmu berdarah? Ada apa sebenarnya?"Gadis yang bernama Hilda itu mengusap darah di wajahnya. "Aku terlibat sedikit kecelakaan tadi, nggak usah cemas.""Kecelakaan?" Wenny terkejut, lalu buru-buru memegang tangan dan mengelus kepalanya. "Kamu nggak terluka, 'kan?"Hilda menggeleng. "Nggak apa-apa kok. Nggak usah khawatir. Kak, ayo j

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 732

    "Sudah lama aku ingin batalin pernikahan sama dia, tapi si berengsek itu sudah terbiasa hidup bergantung pada wanita. Dia terus menempel padaku dan nggak mau putus, buat kesal saja.""Oh ya, dia juga sudah pernah nikah. Mantan istrinya menceraikannya karena nggak tahan dengan kemalasannya," timpal Wenny.Hilda terkejut mendengar hal itu. Pria itu ternyata lebih buruk dari yang dibayangkannya. Dia ternyata sudah pernah menikah dan hanya bisa menumpang hidup pada wanita. Yang lebih mengejutkannya lagi, ternyata dia juga tunangan Wenny.Bahkan menyebutnya sebagai pria berengsek sejati sekalipun, Hilda merasa tidak keterlaluan. Apa yang sebenarnya telah dilakukan pria itu sampai membuat kakeknya begitu terpesona?Hilda mengepalkan tinjunya dengan marah. "Huh! Aku harus cari orang untuk beri dia pelajaran. Kalau dia berani menghancurkan masa depanku, akan kuhancurkan juga hidupnya."Wenny menasihati, "Hilda, sebaiknya kamu jauh-jauh dari pria itu. Sejak aku mengenalnya, nasib buruk terus da

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1096

    "Apa?" Semua orang terkejut saat mendengar jawaban Bimo. Semuanya bertanya-tanya, kapan Bimo melakukannya?Makam besi hitam yang begitu besar direbut dalam rentang waktu selama mereka kabur? Ini terlalu tidak masuk akal!Saat melihat orang-orang dari empat keluarga besar yang munafik ini, Yoga tersenyum menyindir. Mereka baru terpikir akan makam besi hitam sekarang? Lucu sekali!"Kalau begitu, Tuan Bimo, kapan kita berbagi hasil dari makam besi hitam itu?" Tiba-tiba, ada pertanyaan yang salah tempat terdengar. Luna mendongak dengan penuh harap. Matanya tampak berbinar.Semua orang pun menoleh ke arah Luna. Mereka ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak sanggup mengatakannya. Mereka hanya bisa menatap Luna dengan pandangan seperti melihat orang bodoh. Mereka merasa heran, kenapa gadis ini tidak paham situasi?Jelas terlihat, Bimo berniat mengambil makam besi hitam secara seutuhnya! Namun, mereka juga tidak rela menyerahkan makam besi hitam itu begitu saja. Bagaimanapun, semuanya sudah me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1095

    Mungkin itu karena semacam belenggu. Setelah itu, Yogi pergi dengan membawa segenap orang."Selanjutnya, aku harus membereskan makam besi hitam ini." Yoga berbalik dan mengamati makam besi hitam ini sekali lagi.Ini adalah sumber besi hitam yang begitu kaya. Di dalam makam tersebut bahkan terdapat banyak harta karun lainnya. Semua ini kini menjadi milik Yoga."Naga Iblis, bawa makam besi hitam ini ke tempat lain. Aku akan menghubungimu lagi nanti." Yoga berseru.Naga Iblis menjawab, "Baik!"Setelah itu, Naga Iblis terbang ke langit jauh sambil membawa makam besi hitam ini. Bagaimanapun, keberadaan makam besi hitam ini hanyalah bencana bagi Kota Pawana. Semuanya tidak akan berhenti kalau belum mendapatkannya."Sepertinya, aku harus memikirkan alasan untuk menutupinya dulu." Yoga bergumam.Di sisi lain, semakin banyak orang yang bisa merasakan menghilangnya formasi itu.Pada awalnya, orang-orang dari empat keluarga besar sudah meninggalkan Kota Pawana. Namun, mereka menghentikan langkah

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1094

    Yoga menyerang ke seluruh penjuru bagai pemburu iblis yang turun dari langit. Suara Pelindung Kebenaran yang meledak terus terdengar dari sekelilingnya. Sementara itu, Pelindung Kebenaran yang lain ketakutan sampai tidak berani mendekat.Satu demi satu petir yang berkilauan menyembur dari tubuh Yoga. Seiring waktu, auranya juga semakin memadat, seolah-olah memenuhi ruang dan waktu yang berjalan saat ini."Hajar!" Yoga berteriak. Aura membunuhnya memancar. Kemudian, sosok tubuhnya terus bermunculan di berbagai titik di lokasi tersebut.Semua Pelindung Kebenaran terkesiap melihat jurus yang dipakai Yoga. Mereka sama sekali tidak bisa menebak tingkatan kultivatornya."Formasi Puja Dewa nggak pernah gagal sebelum ini. Siapa dia sebenarnya?""Terlalu kuat. Dia akan menjadi musuh kita kelak, ayo pergi!""Selama kita bisa bertahan hidup, pasti ada jalan keluarnya. Kita perlu memberi tahu soal orang ini kepada Pelindung Kebenaran lain!" Semuanya bersuara dengan tidak tenang.Kemudian, satu dem

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1093

    Semua pandangan menyatu di arah yang sama. Pada saat ini, suhu tinggi sudah melelehkan tempat ini menjadi semacam kaca yang memancarkan cahaya kemilau. Yoga yang masih berada dalam formasi juga terlihat semakin transparan.Tubuhnya sudah memerah hingga menyerupai logam yang terbakar. Retakan yang ada di permukaan tubuhnya juga sudah sirna.Sebagai gantinya, ada kerak kokoh yang muncul dan melapisi tubuhnya. Saat terjatuh ke tanah, kerak-kerak itu mengeluarkan suara tabrakan logam yang nyaring. Tubuh Yoga pun telah menjadi semakin murni.Formasi ini telah membantu Yoga menempa dan memurnikan tubuhnya sehingga menjadi semakin kokoh. Pada saat yang sama, aura yang sangat kuat meluap.Hal ini membuat Yogi, Markus, dan Agnes yang ada di kejauhan terbengong.Markus berkomentar, "Bocah ini hebat juga. Bisa-bisanya menempa diri pakai cara begini!"Agnes membalas, "Ini memang takdir dan jodohnya. Tapi, dia memang cukup bernyali melatih dirinya dengan memanfaatkan kesempatan ini."Sementara itu,

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1092

    Bimo terdiam. Benak Yoga begitu hening, seperti hamparan bintang di langit. Yoga berteriak dengan kaget, "Kamu benaran menggali kuburan leluhur mereka?"Bimo menjawab, "Lebih baik cepat selesaikan. Cuma salah satu sudut dari formasi, seharusnya nggak bakal membuatmu mati." Setelah itu, suara Bimo pun menghilang.Yoga kehilangan kata-kata. Tua Bangka ini jelas-jelas membuat masalah untuknya! Gara-gara menggali makam leluhur, Bimo diburu hingga ribuan tahun? Tidak heran! Merasa tidak berdaya, Yoga memutuskan untuk mencari cara melawan formasi ini.Tubuhnya sudah menjadi semakin merah dan transparan. Satu demi satu retakan muncul di permukaan tubuhnya, seperti tanah yang retak. Tubuhnya terasa sangat tidak nyaman."Mirip yang di bawah gunung berapi Negara Sakura waktu itu ...."Tiba-tiba.Seperti petir yang menyambar, dia teringat dengan sesuatu. Waktu itu, dia menyatu dengan Pedang Langit dan ditempa menjadi lebih kuat. Kali ini, sekalipun tidak ada Pedang Langit, dia sendiri juga adalah

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1091

    Jangkauannya semakin luas. Orang-orang dari empat keluarga besar semakin banyak berguguran. Bahkan, ada yang tidak sempat melarikan diri sehingga diserap ke dalam uap darah."Mundur!" Saking paniknya, orang-orang dari empat keluarga besar hanya bisa meneriakkan perintah dengan keras. Saat ini, mundur adalah satu-satunya jalan keluar."Tolong aku!""Jangan buang aku, tolong!""Aku nggak mau mati, aku nggak mau!"Pada akhirnya, banyak orang dari empat keluarga besar yang tidak sempat melarikan diri. Satu demi satu jiwa menghilang. Namun, selain panik, mereka tidak punya solusi lain.Sementara itu, sebelas kultivator prajurit yang sudah terluka parah juga tidak berani melawan karena takut kehilangan nyawa. Seiring meluasnya formasi, mereka pun mundur agar terhindar dari bahaya yang semakin menjadi-jadi. Pada akhirnya, mereka hanya bisa memandang makam besi hitam dari kejauhan."Apa makam besi hitam juga akan rusak kalau formasi ini terus meluas?" ujar Sutrisno dengan wajah pucat.Semua ya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1090

    Semua orang tak kuasa berdelik.Asal tahu saja, tubuh Yoga adalah yang terkuat dari semua orang ini. Bagaimanapun, tubuhnya adalah hasil perpaduan dengan Pedang Langit dan sudah diperkaya dengan ratusan senjata ajaib tingkat jumantara. Mana mungkin terluka begitu saja? Jelas-jelas, Yoga cuma sengaja memperlihatkan sedikit darah supaya terbebas dari bahaya."Kalau bukan kamu, rasanya nggak akan ada lagi yang bisa merusak inti formasi!" ucap Markus tak berdaya."Mana mungkin? Di sini ada kultivator prajurit lainnya!" tukas Yoga. Semuanya lantas tertegun dan mengalihkan pandangan mereka ke sebelas kultivator prajurit yang ada di kejauhan.Di medan perang.Bam!Lagi-lagi suara dentuman yang membuat orang-orang dari empat keluarga besar terluka. Tempat ini bagaikan ranjau tersembunyi yang akan meledak sewaktu-waktu.Sebelas kultivator prajurit itu tampak suram. Orang-orang dari empat keluarga besar panik. Mereka saling bertatapan, tapi tidak ada yang mau menyerang. Semuanya tidak berani mel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1089

    Seorang Pelindung Kebenaran berseru dengan lantang."Matilah!" Farel berseru dengan marah. Tinjunya menghantam Pelindung Kebenaran itu dan membuat badannya ambruk."Percuma kalian ini empat keluarga besar dari dunia kultivator kuno, bisa-bisanya menyerang kami diam-diam. Sungguh memalukan!" protes seorang Pelindung Kebenaran."Hei, orang terpojok, atas dasar apa kamu berkoar-koar di sini?" Salah satu kultivator prajurit dari empat keluarga besar berseru."Lancarkan Formasi Puja Dewa!" Tiba-tiba, terdengar suara dari kejauhan.Para Pelindung Kebenaran yang mendengarnya terdiam, lalu memasang ekspresi tegas. Mereka menggores pergelangan tangan dan membiarkan darah mereka menetes. Seketika, sebuah formasi raksasa terbentuk.Pada saat yang sama, ada energi mengerikan yang muncul dari dalam formasi itu. Sebelas kultivator prajurit menjadi panik, seolah-olah akan bertemu dengan musuh yang mengerikan. Semuanya sontak berwaspada."Apa? Apa ini?"Orang-orang lain yang melihat situasi ini juga m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1088

    Yoga melompat tinggi, bagaikan meriam yang terbang ke arah Winola. Sutrisno yang ingin menyusul juga mengejar ke arah yang sama. Namun, dia terlalu meremehkan kekuatan Yoga.Bam!Yoga mendarat dan menghantam tanah. Tanah tersebut langsung membentuk sebuah lubang yang sangat besar dengan kepulan asap membubung.Di depan sana, dua Pelindung Kebenaran yang tertawa sinis itu sedang bersiap-siap memperlihatkan sesuatu kepada Winola. Namun, pergerakan dari belakang mereka membuat mereka tertegun."Siapa?" Kedua Pelindung Kebenaran itu mencoba menebak. Mereka menatap Yoga dengan waspada."Ternyata ... dia?" Winola berbisik pelan dengan ekspresi terkejut. Dia tidak menyangka, orang yang menyelamatkannya adalah Yoga! Winola yang sudah putus asa kini melihat secercah harapan yang terasa hangat."Bocah! Enyah sana kalau nggak mau mati. Jangan sok jago!""Nggak ada yang bisa mengadang Pelindung Kebenaran!" Dua Pelindung Kebenaran itu menatap Yoga dengan lantang dan tegas.Sementara itu, Yoga menga

DMCA.com Protection Status