Namun begitu melihat mobilnya, gadis itu langsung terperangah. Kap mesinnya yang keras telah penyok. Selain itu, di bagian dasarnya terlihat jelas bekas tinju seseorang. Pria itu menghentikan mobilnya dengan sekali pukulan!Sepertinya dia bertemu dengan seorang ahli tadi!Menyadari hal ini, gadis itu langsung melemparkan pandangan ke arah Yoga. Sosok Yoga terpatri jelas dalam benaknya. Saat gadis itu masih sedang bengong, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. "Hilda, kamu lihat apa? Ada pria tampan ya?"Gadis itu langsung berbalik. Ternyata orang yang menyapanya adalah sahabatnya sendiri, Wenny. Dia terkejut sejenak melihat Hilda."Hilda, kenapa wajahmu berdarah? Ada apa sebenarnya?"Gadis yang bernama Hilda itu mengusap darah di wajahnya. "Aku terlibat sedikit kecelakaan tadi, nggak usah cemas.""Kecelakaan?" Wenny terkejut, lalu buru-buru memegang tangan dan mengelus kepalanya. "Kamu nggak terluka, 'kan?"Hilda menggeleng. "Nggak apa-apa kok. Nggak usah khawatir. Kak, ayo j
"Sudah lama aku ingin batalin pernikahan sama dia, tapi si berengsek itu sudah terbiasa hidup bergantung pada wanita. Dia terus menempel padaku dan nggak mau putus, buat kesal saja.""Oh ya, dia juga sudah pernah nikah. Mantan istrinya menceraikannya karena nggak tahan dengan kemalasannya," timpal Wenny.Hilda terkejut mendengar hal itu. Pria itu ternyata lebih buruk dari yang dibayangkannya. Dia ternyata sudah pernah menikah dan hanya bisa menumpang hidup pada wanita. Yang lebih mengejutkannya lagi, ternyata dia juga tunangan Wenny.Bahkan menyebutnya sebagai pria berengsek sejati sekalipun, Hilda merasa tidak keterlaluan. Apa yang sebenarnya telah dilakukan pria itu sampai membuat kakeknya begitu terpesona?Hilda mengepalkan tinjunya dengan marah. "Huh! Aku harus cari orang untuk beri dia pelajaran. Kalau dia berani menghancurkan masa depanku, akan kuhancurkan juga hidupnya."Wenny menasihati, "Hilda, sebaiknya kamu jauh-jauh dari pria itu. Sejak aku mengenalnya, nasib buruk terus da
Pengawal itu marah besar. "Percaya nggak, hanya karena kata-katamu itu, aku akan membunuhmu!""Nggak percaya!" balas Yoga sambil menggeleng."Mati sana!" Ucapan Yoga telah memicu amarah kedua pengawal itu. Mereka langsung menyerbu Yoga dan Yoga juga membalas serangan mereka.Kedua pengawal itu adalah ahli bela diri kuno, tapi tingkatan mereka masih yang paling rendah. Kini Yoga sudah mencapai tingkat bentala, mereka berdua sama sekali bukan lawan Yoga. Hanya dalam sekejap, Yoga telah menghabisi kedua orang itu.Keributan besar ini telah menarik perhatian lebih banyak pengawal lagi. Belasan pengawal lainnya muncul tiba-tiba untuk mengepung Yoga."Berani-beraninya menerobos ke kamar Nona, cari mati!""Katakan siapa namamu! Kami harus tahu dulu sebelum membunuhmu!"Yoga pun menyebutkan namanya. Saat mendengar nama tersebut, reaksi para pengawal lainnya semakin agresif. Tentu saja mereka kenal dengan nama ini. Pria ini adalah tunangan nona mereka. Sudah lama nona mereka ingin membunuhnya u
Keindahan wanita itu membuat jantung berdegup kencang. Terlepas dari lekuk tubuhnya yang menggoda, kulit wanita itu juga tampak sangat mulus bagaikan ukiran giok. Tidak ada sedikit pun cela di tubuh wanita itu. Dia benar-benar tampak sempurna.Di dunia ahli bela diri kuno, wanita seperti Winola memang sangat langka dan menakjubkan! Namun, sesempurna apa pun Winola, dia tetap tidak bisa dibandingkan dengan Nadya dan Karina. Apa Winola benar-benar mencoba untuk memanipulasi Yoga dengan kecantikannya?Yoga menggelengkan kepala untuk menepis pemikiran itu. Wanita sesombong ini mana mungkin akan menggunakan kecantikan untuk memikat orang?Yoga memperhatikan sebuah energi api yang bergerak liar di dalam tubuh Winola. Energi tersebut menabrak titik meridian di seluruh tubuhnya. Winola mungkin pingsan karena terganggu oleh energi "api" ini.Entah mengapa, Yoga merasa bahwa energi ini memiliki daya tarik alami terhadap dirinya, seolah-olah ... energi itu seharusnya menjadi miliknya. Tanpa senga
Winola menjadi sedikit ragu, "Omong kosong! Itu benih apiku, mana mungkin bisa punya daya tarik terhadapmu? Kamu mau merebut benih apiku? Lebih baik kuledakkan fondasiku sendiri daripada membiarkanmu berhasil!"Yoga mengerutkan kening, "Benih api? Apa itu benih api?"Melihat Yoga tidak curiga dan bahkan tidak tahu apa itu benih api, Winola langsung merasa lebih tenang. Sebenarnya, benih api dalam tubuhnya itu awalnya milik Yoga dan anggota sukunya telah memaksanya mengambil benih api itu dari tubuh Yoga.Orang yang memiliki benih api secara alami sangatlah langka. Bahkan di dunia para ahli bela diri kuno sekalipun, orang seperti ini sangat jarang ditemui. Berbagai pihak berpengaruh sering kali terlibat dalam pertempuran besar untuk menarik orang-orang dengan benih api alami.Winola bahkan tidak ingat kapan terakhir kali dunia ahli bela diri kuno mengalami kedamaian. Alasan dia ingin membunuh Yoga, salah satunya adalah untuk membatalkan pernikahan mereka, tetapi yang paling penting adal
Hilda terkejut melihat tatapan Yoga. Padahal orang yang berdiri di hadapannya ini jelas-jelas adalah manusia biasa. Namun, Hilda sekilas merasa bahwa orang ini mirip sekali dengan iblis. Begitu ada perbedaan pendapat di antara mereka, orang ini langsung ingin membunuhnya.Hanya saja, Hilda berasal dari keluarga terpandang yang punya banyak pengalaman. Dia tidak panik sama sekali, melainkan hanya menjawab dengan tenang, "Aku cuma bicara fakta. Tapi, aku bisa paham. Lawanmu terlalu tangguh, bukan seseorang yang bisa kamu tandingi. Wajar saja kalau kamu menolakku."Yoga membalas, "Nggak ada orang yang bisa menandingiku di dunia ini."Hilda membalas, "Nggak usah membual. Orang itu bisa melawan 100 orang sekaligus sendirian, memangnya kamu bisa?"Hilda sendiri tidak terlalu paham dengan bela diri. Dia hanya pernah mendengar Wenny mengatakan bahwa Yoga sangat kuat. "Melawan 100 orang sekaligus" hanyalah deskripsi yang ditambahkannya sendiri. Menurut Hilda, bisa melawan 100 orang saja sudah t
"Sejujurnya saja, ada banyak sekali orang yang mau mendekati cucuku. Kalau kamu bisa mendapatkan hatinya, itu adalah kebanggaan terbesar untuk semua keluarga dan bahkan leluhurmu ....""Hush!" Yoga buru-buru menimpali, "Kuterima niat baikmu, tapi sebaiknya kamu cepat kembalikan dia ke ibu kota. Kota Panawa sangat kacau belakangan ini. Kalau terjadi apa-apa dengannya, aku nggak bisa tanggung jawab."Kamal membalas, "Aku nggak peduli, kuserahkan cucuku padamu. Kalau terjadi sesuatu dengannya, aku akan minta pertanggungjawabanmu. Aku tahu kamu selalu dikelilingi banyak wanita. Kalau memang nggak bisa, Hilda boleh saja jadi istri mudamu. Sinyal di sini kurang bagus, kututup dulu teleponnya ya."Yoga kehabisan kata-kata. Jika Kamal bersikap seperti ini, Yoga juga tidak sanggup menghadapinya.Di Hotel Sinaya.Winola telah mengumpulkan semua pengawalnya. Semua pengawal ini telah dilumpuhkan oleh Yoga hingga kesulitan untuk berdiri. Namun, mereka semua tetap mempertahankan posisi berlutut untu
Winola berkata, "Yoga mana bisa melukai aku! Tapi ini nggak memengaruhi hukuman yang akan kuberikan padamu! Hari ini aku hanya akan mengurangi setengah sumber dayamu. Lain kali nggak boleh diulangi lagi!"Leluhur Jahanam Langit langsung merasa sakit hati. Delapan puluh persen sumber daya untuk kultivasinya adalah berasal dari Keluarga Bramasta. Sekarang mereka mengurangi setengah dari sumber dayanya. Hal ini membuatnya sangat menderita.Oleh karena itu, dia jadi semakin dendam pada Yoga. Lantaran tidak berani memprotes Winola, Leluhur Jahanam Langit terpaksa menelan semua kepahitan ini sendiri. "Aku bersedia menerima hukuman ini."Winola bertanya, "Kenapa kamu nggak turun tangan sendiri untuk menghadapi Yoga?"Leluhur Jahanam Langit menghela napas. "Nona, aku dibatasi oleh aturan. Nggak boleh turun tangan pada Yoga selama di Negara Daruna. Tapi Anda tenang saja, aku sudah mencari cara untuk memancing Yoga ke luar negeri dan menghabisinya untuk membalas dendammu."Winola menjawab, "Oke.
Tampaknya pria itu ingin lebih teliti mengamati siapa Yoga sebenarnya. Yoga melemparkan sebuah benda kecil dengan santai, lalu berujar, "Berikan ini pada pengurus kalian. Dia pasti akan datang menemuiku."Pria itu menangkap benda tersebut. Begitu melihatnya, dia langsung terkejut hingga terperanjat. Matanya membelalak, sementara pupilnya mengecil. Benda itu ... adalah besi hitam."Oke, aku akan segera mengurusnya!" balas pria itu. Dia tidak berani membuang waktu, melainkan langsung berbalik dan pergi dengan langkah cepat.Melihat pria itu yang tergesa-gesa, Yoga tersenyum dingin penuh ejekan. Hanya sepotong kecil besi hitam saja sudah membuatnya begitu heboh. Padahal, Yoga memiliki seluruh makam yang dipenuhi dengan besi hitam.Bimo memperingatkan, "Eh, benda ini sangat berharga. Jangan sampai menarik perhatian orang yang punya niat jahat!"Yoga membalas tak acuh, "Nggak masalah. Lagian, aku nggak punya barang lain."Bimo menimpali, "Kamu benar-benar belum memahami betapa pentingnya be
"Tenang saja!" balas Yoga dengan penuh percaya diri. Dia tersenyum lebar sambil memberi isyarat dengan tangannya.Hanya saja, Sutrisno merasa gelisah saat melihat senyuman itu. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres, seolah-olah dirinya telah dijebak. Pasti semua ini tidak sesederhana seperti yang Yoga katakan."Ayo, ikut aku pulang!" gumam Sutrisno pelan sambil terus memperhatikan Yoga, bahkan menyisakan sedikit kewaspadaan dalam hatinya. Dia berpikir apakah dirinya sudah benar-benar dijebak?Di sisi lain, Yoga terlihat santai dan tidak peduli. Dia ikut pergi bersama Sutrisno. Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah kompleks hunian. Tempat itu penuh dengan deretan vila mewah yang jelas bernilai fantastis."Ini salah satu rumahku. Kamu bisa tinggal di sini untuk sementara waktu. Tapi ingat, jangan sekali-kali berkeliaran sembarangan. Kalau sampai ketahuan bahwa Keluarga Salim melindungimu, itu akan membawa masalah besar bagi kami!" ucap Sutrisno seraya menatap Yoga dengan serius.Sut
Yoga berkata, "Begitu juga dengan sebaliknya, 'kan? Dunia kultivator kuno juga bisa memusnahkan dunia bela diri kuno."Bimo membalas, "Bisa dibilang begitu. Tapi, sekarang kamu sudah mencapai kultivator raja, jadi harus lebih berhati-hati."Yoga kembali berkata, "Aku mengerti. Sekarang auramu terus menyebar, aku harus segera mencari caranya."Bimo berkata, "Baguslah kalau kamu ingat itu."Setelah terdiam sejenak, Yoga melihat ke sekeliling karena tidak tahu harus pergi ke mana. Jika tadi perjalanannya tidak tertunda sebentar, dia bisa pergi bersama dengan Winola. Namun, sekarang dia sudah berhasil masuk ke sini, dia tentu saja tidak akan pergi ke rumah Keluarga Bramasta lagi. Jika tidak, dia harus berdiskusi dengan mereka tentang pertunangannya dengan Winola."Oh ya!" Yoga teringat dengan sesuatu dan segera menelepon Sutrisno. Bagaimanapun juga, orang ini masih bisa membantunya.Sutrisno berkata, "Kamu sudah masuk ya? Aku dengar ada masalah di pintu masuk."Yoga berkata, "Kamu datang j
Aura yang sangat kuat menyebar ke seluruh tempat dan terus menghancurkan segalanya, membuat semua orang terkejut.Yoga yang menerima kekuatan dari hukum alam semesta, merasakan kekuatan itu terus mengalir di dalam tubuhnya dengan makin kuat. Dia membuka pintu yang tertutup itu dengan satu gerakan dan berdiri di dalamnya, lalu menoleh ke belakang. Langit sudah kembali tenang, sehingga dia tidak perlu mengkhawatirkan efek samping dari kekuatan kultivator raja.Pemimpin penjaga gerbang itu tercengang dan menatap Yoga dengan bingung. Ekspresinya terlihat kaku dan sulit untuk kembali tenang.Apa yang terjadi? Apa yang dilakukan anak ini? Dari mana asalnya perasaan menekan yang sangat kuat ini? Mengapa kekuatan ini sangat mirip dengan kekuatan kultivator raja?Pemimpin penjaga gerbang itu merasa sangat tidak tenang dan sulit untuk mengendalikan dirinya. Keringatnya mengalir dengan deras, seolah-olah kehilangan kendali atas dirinya. Setetes darah mengalir keluar dari mulutnya, lalu menyemprot
Formasi di tanah tiba-tiba meledak, lalu cahaya-cahaya emas bermunculan dari permukaan tanah dan menyerbu ke arah Yoga.Boom boom boom!Setelah itu, cahaya-cahaya emas itu pun terus menyerang Yoga dengan kecepatan yang luar biasa, membuat orang yang melihatnya tertegun. Kecepatan itu bahkan sulit untuk dilihat dengan mata orang biasa.Namun, Yoga hanya menggaruk telinganya dengan santai dan terlihat agak kesal. Formasi ini hanya trik sampah baginya, bahkan formasi dari Pelindung Kebenaran pun dia tidak takut. Dia hanya berdiri dengan diam di tempatnya dan tubuhnya kembali dikelilingi petir.Boom!Cahaya-cahaya emas dari formasi yang menyerang semuanya malah dimusnahkan oleh petir di tubuh Yoga. Dalam sekejap, semuanya berubah menjadi hampa."Apa?" Pemimpin penjaga gerbang itu langsung mundur selangkah dengan ekspresi terkejut. Dia tidak menyangka serangan dari formasi itu ternyata sama sekali tidak berpengaruh terhadap Yoga."Apa yang sebenarnya ada di dalam tubuhmu?" tanya pemimpin it
Benar-benar ingin menerobos masuk gerbang ini?Dalam sekejap, mata semua penjaga gerbang membelalak dan ekspresi mereka terlihat sangat terkejut. Mereka tidak menyangka Yoga benar-benar berani bertindak. Yoga bahkan melakukan semua itu sendirian, tanpa bantuan dari Keluarga Bramasta."Kamu ini benar-benar nggak tahu diri," teriak pemimpin penjaga gerbang itu dengan nada yang dingin.Ekspresi para penjaga gerbang lainnya pun terlihat serius dan menatap Yoga dengan tajam. Mereka penuh dengan aura membunuh dan bersiap untuk membunuh Yoga."Huh. Ayo maju," kata Yoga dengan angkuh dan menatap semua penjaga gerbang itu dengan dingin. Saat itu, dia terlihat penuh dengan tekad dan wibawa."Serang!"Seiring dengan perintah pemimpin itu, semua orang yang berada di tempat itu langsung menyerbu. Mereka terlihat sangat bersemangat dan ingin segera membunuh Yoga. Kecepatan mereka juga sangat luar biasa.Swish swish swish!Setelah para penjaga gerbang itu menyerbu dan mengepung Yoga, salah seorang da
"Nggak perlu meminta maaf. Kalian masuk dulu, aku akan menyusul nanti," kata Yoga sambil tersenyum dengan tenang dan terlihat santai, seolah-olah hal ini sama sekali tidak memengaruhinya."Nggak perlu menghiburku. Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku ...," kata Winola dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang terasa sangat sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk mendekat dan mencium bibir Yoga dengan lembut.Seluruh tubuh Yoga langsung bergetar saat merasakan sentuhan yang lembut itu. Ini ....Orang-orang di sekitar yang melihat adegan itu pun terpesona dan iri. Winola adalah wanita yang terkenal kecantikannya di dunia kultivator kuno, malah diam-diam menaruh hati pada seorang pria dari dunia bela diri kuno.Beberapa saat kemudian, Winola melepaskan ciumannya dari Yoga dengan wajah yang memerah. Dia menatap Yoga dengan ekspresi tulus dan berkata dengan nada lembut, "Setelah berpisah, kita mungkin nggak akan bertemu lagi dan pertunangan kita juga m
Winola sudah menduga perjalanan mereka pasti akan menghadapi hambatan di sini. Bagaimanapun juga, semua penjaga gerbang ini adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan saja. Sekarang dia membawa orang baru untuk kembali, para penjaga ini pasti akan mempersulitnya.Melihat isi dari bungkusan yang diberikan Winola, pemimpin itu akhirnya tersenyum dengan puas."Baiklah, silakan lewat," kata pemimpin itu sambil memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.Winola menghela napas lega, lalu menatap Yoga dan berkata, "Ayo pergi."Yoga pun merespons dan bersiap untuk pergi.Namun, ada seseorang tiba-tiba mendekat dengan terburu-buru dan berbisik di telinga pemimpin itu.Setelah itu, pemimpin itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Yoga. Dia tertegun sejenak, lalu matanya langsung membelalak."Berhenti!" teriak pemimpin itu dengan marah."Apa?" tanya Winola dengan terkejut dan secara refleks menatap pemimpin itu.Semua anggota Keluarga Bramasta pun langsung waspada, mengira akan terj
Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.