Hilda terkejut melihat tatapan Yoga. Padahal orang yang berdiri di hadapannya ini jelas-jelas adalah manusia biasa. Namun, Hilda sekilas merasa bahwa orang ini mirip sekali dengan iblis. Begitu ada perbedaan pendapat di antara mereka, orang ini langsung ingin membunuhnya.Hanya saja, Hilda berasal dari keluarga terpandang yang punya banyak pengalaman. Dia tidak panik sama sekali, melainkan hanya menjawab dengan tenang, "Aku cuma bicara fakta. Tapi, aku bisa paham. Lawanmu terlalu tangguh, bukan seseorang yang bisa kamu tandingi. Wajar saja kalau kamu menolakku."Yoga membalas, "Nggak ada orang yang bisa menandingiku di dunia ini."Hilda membalas, "Nggak usah membual. Orang itu bisa melawan 100 orang sekaligus sendirian, memangnya kamu bisa?"Hilda sendiri tidak terlalu paham dengan bela diri. Dia hanya pernah mendengar Wenny mengatakan bahwa Yoga sangat kuat. "Melawan 100 orang sekaligus" hanyalah deskripsi yang ditambahkannya sendiri. Menurut Hilda, bisa melawan 100 orang saja sudah t
"Sejujurnya saja, ada banyak sekali orang yang mau mendekati cucuku. Kalau kamu bisa mendapatkan hatinya, itu adalah kebanggaan terbesar untuk semua keluarga dan bahkan leluhurmu ....""Hush!" Yoga buru-buru menimpali, "Kuterima niat baikmu, tapi sebaiknya kamu cepat kembalikan dia ke ibu kota. Kota Panawa sangat kacau belakangan ini. Kalau terjadi apa-apa dengannya, aku nggak bisa tanggung jawab."Kamal membalas, "Aku nggak peduli, kuserahkan cucuku padamu. Kalau terjadi sesuatu dengannya, aku akan minta pertanggungjawabanmu. Aku tahu kamu selalu dikelilingi banyak wanita. Kalau memang nggak bisa, Hilda boleh saja jadi istri mudamu. Sinyal di sini kurang bagus, kututup dulu teleponnya ya."Yoga kehabisan kata-kata. Jika Kamal bersikap seperti ini, Yoga juga tidak sanggup menghadapinya.Di Hotel Sinaya.Winola telah mengumpulkan semua pengawalnya. Semua pengawal ini telah dilumpuhkan oleh Yoga hingga kesulitan untuk berdiri. Namun, mereka semua tetap mempertahankan posisi berlutut untu
Winola berkata, "Yoga mana bisa melukai aku! Tapi ini nggak memengaruhi hukuman yang akan kuberikan padamu! Hari ini aku hanya akan mengurangi setengah sumber dayamu. Lain kali nggak boleh diulangi lagi!"Leluhur Jahanam Langit langsung merasa sakit hati. Delapan puluh persen sumber daya untuk kultivasinya adalah berasal dari Keluarga Bramasta. Sekarang mereka mengurangi setengah dari sumber dayanya. Hal ini membuatnya sangat menderita.Oleh karena itu, dia jadi semakin dendam pada Yoga. Lantaran tidak berani memprotes Winola, Leluhur Jahanam Langit terpaksa menelan semua kepahitan ini sendiri. "Aku bersedia menerima hukuman ini."Winola bertanya, "Kenapa kamu nggak turun tangan sendiri untuk menghadapi Yoga?"Leluhur Jahanam Langit menghela napas. "Nona, aku dibatasi oleh aturan. Nggak boleh turun tangan pada Yoga selama di Negara Daruna. Tapi Anda tenang saja, aku sudah mencari cara untuk memancing Yoga ke luar negeri dan menghabisinya untuk membalas dendammu."Winola menjawab, "Oke.
Mungkin saja Yoga telah menemukan harta peninggalan legendaris dari ahli bela diri kuno! Jika dia bisa mencuri sumber daya Yoga, rencana untuk menyerbu dunia bela diri kuno akan memiliki peluang sukses yang meningkat tajam!Dalam benaknya muncul nama seseorang: Raja Pencuri Hantu!Tanpa menunda-nunda, dia segera bergegas menuju Penjara Jahanam!Di Penjara Jahanam, Leluhur Jahanam Langit sedang mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan orang Jepana untuk menghabisi Yoga. Tiba-tiba sebuah suara yang kasar memecah lamunannya, "Pagi, Leluhur Jahanam Langit!"Ternyata Dewa Digdaya mendatanginya. Pada saat bersamaan, dia juga merupakan salah satu dari pengurus Penjara Jahanam.Leluhur Jahanam Langit mengangguk, "Pagi, Dewa Digdaya."Dewa Digdaya membalas, "Leluhur Jahanam Langit, aku mau masuk ke penjara untuk menjalankan tugas resmi. Mohon beri izin.""Baik!" Leluhur Jahanam Langit memberi izin pada Dewa Digdaya untuk masuk. Penjara Jahanam memiliki 18 tingkat. Semakin ke bawah, tahanan ya
Dewa Digdaya menjawab dengan terus terang, "Pil Maut Tujuh Hari. Setelah makan racun ini, tubuhmu akan langsung meledak dan mati kalau nggak meminum penawarnya dalam waktu tujuh hari. Jadi, kusarankan kamu sebaiknya jangan bertindak macam-macam. Jalankan perintah dengan baik, aku akan berikan penawarnya tujuh hari kemudian."Raja Pencuri Hantu mulai ragu-ragu. Sifatnya memang penuh dengan kecurigaan, dia khawatir Dewa Digdaya akan menjebaknya. "Sebaiknya kamu beri tahu aku dulu apa yang mau dicuri."Dewa Digdaya menjawab, "Gudang sumber daya Sekte Hagisana."Sekte Hagisana! Raja Pencuri Hantu tertawa sinis, "Aku juga pernah dengar tentang Sekte Hagisana, itu cuma sekte kecil. Bisa membuatku turun tangan langsung adalah sebuah kehormatan bagi mereka!"Namun, Raja Pencuri Hantu tidak tahu bahwa Sekte Hagisana yang sekarang telah berbeda dengan dulu. Dia sangat percaya diri bisa menyelesaikan tugas ini dengan lancar. Oleh karena itu, Raja Pencuri Hantu meminum Pil Maut Tujuh Hari itu tanp
Pria tua berjanggut berkata, "Nak, jangan buru-buru. Aku cuma ngomong sesuai yang kuramalkan. Aku juga meramalkan, kamu akan mengalami keberuntungan cinta yang melimpah baru-baru ini. Tapi hati-hati, karena perubahan kuantitas bisa menyebabkan perubahan kualitas. Keberuntungan cinta bisa berubah menjadi bencana cinta," kata pria tua itu.Yoga tertegun sejenak. Pria berjanggut itu memang ada benarnya, akhir-akhir ini dirinya memang terjebak dalam masalah cinta. Namun, Yoga tidak terlalu memikirkannya dan menganggap bahwa pria tua itu hanya beruntung karena berhasil menebaknya.Pria tua itu melanjutkan, "Kamu akan mengalami bencana berdarah dalam waktu dekat. Kalau nggak hati-hati, kamu bisa kehilangan segalanya. Kamu benar-benar harus sangat berhati-hati."Yoga memutuskan untuk tidak lagi menghiraukan pria tua itu. Dia tidak percaya pada ramalan. Yoga hanya percaya bahwa segalanya tergantung pada usaha manusia. Dia berjalan dengan langkah besar menjauhi pria itu.Tak diduga, pria tua it
Pria tua berjanggut berkata dengan cemas, "Tuan, jangan-jangan Anda mau ke tempat itu ...."Lawan bicaranya menjawab, "Nggak usah banyak tanya, nggak ada gunanya kamu tahu terlalu banyak."Melihat majikannya agak kesal, pria tua berjanggut tampak ketakutan. "Maafkan kelancanganku.""Masih ada satu hal lagi," timpal pria itu, "Bos di penginapan ini mengejarmu dari dunia ahli bela diri kuno sampai ke sini, kelihatannya dia tulus juga padamu. Kalau mau, aku bisa bantu menjodohkan kalian."Pria tua berjanggut tersenyum getir, "Tuan, garis keturunan ramalanku memang membawa lima kelemahan dan tiga kekurangan. Aku punya nasib kesepian. Ditakdirkan untuk hidup sendiri sampai tua. Kalau aku terlalu dekat dengannya, itu akan membawa bencana baginya."Pria lainnya berkata, "Takdirku ada di tanganku, bukan ditentukan langit. Kalau kamu dilahirkan dengan lima kelemahan dan tiga kekurangan, aku akan membantumu mengubah takdirmu."Pria tua berjanggut tersenyum getir. Mengubah takdir seseorang memang
Yoga ingin mencari Vania untuk memecat Hilda. Namun, Hilda menghentikannya dan berkata, "Jangan terburu-buru. Pertimbangkan dulu penawaranku yang sebelumnya. Kalau kamu setuju, aku akan memberimu 200 juta sekaligus mempromosikanmu menjadi kepala satpam. Gimana?"Yoga merasa lucu mendengarnya. Dia membalas, "Kamu cuma anak magang, tapi ingin mempromosikanku? Siapa yang memberimu keberanian untuk bicara begitu?""Meskipun cuma anak magang, aku punya koneksi di perusahaan. Mudah saja untuk mempromosikanmu," ujar Hilda dengan angkuh."Kalau begitu, aku penasaran siapa yang begitu sial sampai punya hubungan denganmu," ejek Yoga."Cih! Jaga omonganmu ya! Asal kamu tahu, aku kerabat Pak Kusuma, bos Perusahaan Farmasi Hansa," sahut Hilda sambil mengerlingkan mata.Yoga menatap Hilda dengan heran. Dia bertanya, "Kenapa aku baru tahu Pak Kusuma punya kerabat sepertimu?""Pak Kusuma kakak iparku!" ucap Hilda dengan lantang.Yoga hampir menyemburkan darah mendengarnya. Dia menimpali, "Pak Kusuma k