Share

Bab 723

Author: Vodka
Begitu melihat sekilas, Yoga langsung mengenali Gading yang memimpin. "Rupanya kamu. Aku mengampuni nyawamu hari itu, tapi kamu malah mengantar nyawamu sekarang. Menarik sekali."

Gading mengerahkan seluruh pasukannya. Totalnya mencapai ribuan orang. Semuanya tampak kuat dan luar biasa.

Gading menatap Yoga dengan tatapan penuh percaya diri. Dia membentak, "Yoga, beraninya kamu mempermainkanku! Hari ini, aku pasti akan membunuhmu!"

Yoga terkekeh-kekeh sinis dan membalas, "Lucu sekali! Kamu yang nggak punya kemampuan untuk mencuri, tapi malah menyalahkanku. Nggak tahu malu sekali!"

Gading langsung membentak, "Tutup mulutmu! Kamu seharusnya merasa terhormat karena majikanku tertarik pada tanaman obatmu! Kamu seharusnya mempersembahkan tanaman obat itu kepada kami!"

"Oh? Siapa majikanmu?" tanya Yoga dengan senyuman nakal.

"Huh! Kamu nggak pantas tahu!" hardik Gading.

"Benar-benar nggak tahu diri," gumam Yoga.

"Haha! Aku punya ribuan pasukan, kamu cuma sendirian. Justru kamu yang nggak tahu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 724

    "Dasar keras kepala!" maki empat dewa perang. Kemudian, mereka meminta kepada Yoga, "Pak, tolong izinkan kami melawannya. Kami akan mempersembahkan kepalanya untukmu nanti."Yoga melambaikan tangan dan membalas, "Kalian nggak perlu repot-repot. Untuk apa membunuh semut dengan meriam?"Gading sontak merasa sangat terhina. Dia membentak, "Yoga, siapa yang kamu sebut semut? Kurang ajar!""Maaf, maaf. Aku salah bicara. Kalian lebih lemah daripada semut," timpal Yoga."Hahaha!" Orang-orang tergelak mendengarnya. Namun, wajah Gading justru memucat. Dia sudah tidak sabar untuk membunuh Yoga.Saat berikutnya, datang lagi beberapa pasukan. Mereka adalah 10 jenderal dari Aula Naga, 10 ahli bela diri dari Aula Kirin, dan 10 tetua Aula Haima. Semuanya adalah tokoh terkemuka di dunia persilatan. Mereka ingin maju untuk membantu Yoga mengalahkan Gading, tetapi Yoga menolak.Tidak berselang lama, puluhan ribu pasukan Sekte Hagisana tiba dan mengepung pasukan Gading. Tentunya, ini belum termasuk selur

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 725

    Meskipun demikian, tidak ada seorang pun yang mundur. Dua puluh menit kemudian, lebih dari setengah pasukan Sekte Hagisana tewas.Tidak peduli bagaimana pasukan Sekte Hagisana melawan, mereka tidak mungkin bisa menutupi kesenjangan ini. Melihat ini, Hagi memaki dengan wajah murung, "Dasar nggak berguna! Begini saja kalah! Sia-sia kalian makan begitu banyak pil berharga!"Namun, Yoga justru cukup puas dengan hasil ini. Sekelompok pesilat tingkat kaisar master berhasil menghabisi begitu banyak pesilat tingkat agung master. Pertarungan ini sudah cukup untuk dicatat dalam sejarah.Yoga melirik Pasukan Hewan. Semua hewan itu tampak memandang ke depan dengan sorot mata kejam dan ingin menyerang. Mereka sudah lama berhubungan dengan anggota Sekte Hagisana, jadi sudah menganggap semuanya sebagai majikan. Kini, mereka tentu marah karena majikan terluka!Ketika amarah mereka telah mencapai puncaknya, Yoga berkata kepada Hagi, "Lepaskan mereka. Biar mereka yang membantu."Hagi mengangguk dan mele

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 726

    Bawahan Gading tercengang. Mereka sampai mengira ada yang salah dengan penglihatan mereka. Bagaimana bisa orang-orang Yoga menggunakan bahan yang tak ternilai harganya untuk mengobati anggota lemah yang terluka itu? Tidak masalah jika hanya bahan obat mahal, tetapi sekarang yang digunakan juga termasuk pil tingkat enam dan tujuh!Itu adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan mereka! Mereka telah bekerja keras untuk Gading, tetapi hanya mendapat pil tingkat lima. Namun, di sini pil tingkat enam dan tujuh malah seperti tidak bernilai."Kamu terluka, cepat telan pil tingkat enam ini supaya pulih.""Hais, pil ini hambar. Aku sudah bosan makannya. Pak Yoga, tolong tambah madu lain kali supaya rasanya lebih enak.""Aku cuma terluka sedikit, ngapain makan pil tingkat tujuh? Boros sekali. Kasih aku pil tingkat enam saja.""Jangan bicara omong kosong. Pil tingkat enam sisa 500 butir di gudang, sedangkan pil tingkat tujuh masih banyak. Makan saja."Bawahan Gading hampir menggila mendengarnya.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 727

    "Hanya dengan satu perintah dariku, tempatmu ini akan rata! Jadi, sebaiknya kamu lepaskan aku. Kalau terjadi sesuatu padaku, kalian semua hanya akan mati!" ancam Gading."Baiklah, kamu berhasil membujukku," ujar Yoga sambil menghela napas. Kemudian, dia melempar sebutir pil kepada Gading dan berkata, "Makanlah."Gading merasa senang. Dia tidak menyangka Yoga akan begitu penakut. Gading mengira Yoga takut dirinya mati, jadi memberinya pil tingkat tinggi untuk mempertahankan nyawanya.Jadi, Gading pun menelan pil itu tanpa ragu sedikit pun. Alhasil, dia merasa ada yang tidak beres. Aroma pil ini sepertinya agak familier.Gading menatap Yoga. Tatapan Yoga seperti sedang menatap seorang idiot. Jantung Gading seketika berdetak kencang.Sebelum Gading sempat bersuara, Yoga bertanya, "Gimana rasanya?"Gading bertanya balik, "A ... apa yang kamu berikan padaku?""Kamu seharusnya pernah dengar tentang Sarang Ribuan Serangga, 'kan?" balas Yoga.Sarang Ribuan Serangga! Kepala Gading seolah-olah a

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 728

    Yoga bertanya, "Lalu kenapa bukan Leluhur Jahanam Langit yang turun tangan sendiri, malah ngutus pecundang seperti kalian untuk cari mati?"Gilang menjawab, "Kurang tahu juga. Tapi kalau didengar dari perkataannya, sepertinya dia dilarang oleh suatu aturan, jadi nggak bisa turun tangan sesuka hati pada orang awam.""Pertanyaan terakhir. Belakangan ini, ada orang yang mencurigakan memata-matai Sekte Hagisana, apa kamu yang mengutus mereka?"Gilang menggelengkan kepalanya. "Aku juga baru tahu di sini markasmu. Mana mungkin aku ngutus orang ke sini?"Aneh sekali. Kalau bukan anak buah Gilang, lalu siapa lagi? Mungkin anggota dari Aula Digdaya?Gilang berkata, "Aku sudah katakan semua yang kutahu. Sekarang, cepat akhiri penderitaanku ini."Yoga menoleh pada Raja Naga. "Bagaimanapun, dia ini murid kalian. Kamu saja yang tangani."Gilang buru-buru menimpali, "Guru, aku tahu kesalahanku sangat besar dan aku memang pantas mati. Tapi, kumohon beri aku kematian yang tidak menyiksa."Raja Naga me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 729

    Setelah menerima jarum ketujuh, lawannya langsung pingsan karena syok. Yoga merasa puas dengan hasilnya. Dia kemudian membangunkan orang itu, "Jangan buru-buru pingsan, masih ada tiga jarum lagi menunggumu.""Gimana kalau kita bertaruh? Kalau kamu bisa tahan jarum berikutnya, aku akan melepaskanmu dan kau bisa melakukan apa saja padaku.""Nggak, nggak!" Orang itu berteriak, "Ampuni aku, kumohon ampuni aku!"Tawanan itu benar-benar merasa sangat tersiksa sekarang. Setiap sel di tubuhnya terasa hampir meledak. Organ dalam dan kulitnya terbakar sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.Jika ditambahkan satu jarum lagi, rasa sakitnya akan meningkat sepuluh kali lipat .... Dia tidak bisa menahan penderitaan ini lagi. Bahkan membayangkannya saja sudah membuatnya hancur.Yoga berkata dengan tidak sabar, "Bukannya sudah kubilang? Tahan jarum kedelapan ini, aku akan melepaskanmu dan nyawaku ada di tanganmu." Sambil berkata demikian, Yoga hendak menusukkan jarum kedelapan."Akan kuberi ta

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 730

    Yoga mengangguk. "Orang dari Aula Digdaya.""Aula Digdaya!" Ekspresi Raja Naga langsung menjadi muram. "Yoga, belakangan ini Aula Digdaya banyak melakukan aksi. Kamu harus hati-hati pada mereka.""Oh ya?" Yoga bertanya, "Apa yang dilakukan Aula Digdaya?"Raja Naga menjawab, "Belakangan ini Aula Digdaya banyak memodifikasi ahli bela diri kuno. Mereka telah mengutus banyak orang untuk mengumpulkan harta berharga. Aku dapat kabar, mereka bakal menyerang Pulau Neraka dalam waktu dekat dan merebut sumber daya ahli bela diri kuno, bahkan menjajah pulau itu."Yoga tertawa sinis, "Mau serang Pulau Neraka? Langkahi dulu mayatku."Setelah meninggalkan Sekte Hagisana, Yoga memutuskan untuk mencari Winola. Yoga sudah punya Nadya, jadi tentu saja dia tidak akan menjalankan pernikahan dengan Winola. Dia mau membatalkan perjodohan ini.Selain itu, Winola telah berulang kali ingin mencelakai Yoga. Sudah saatnya Yoga memberinya peringatan. Kalau tidak, Winola pasti akan terus mengganggunya.Tak lama ke

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 731

    Namun begitu melihat mobilnya, gadis itu langsung terperangah. Kap mesinnya yang keras telah penyok. Selain itu, di bagian dasarnya terlihat jelas bekas tinju seseorang. Pria itu menghentikan mobilnya dengan sekali pukulan!Sepertinya dia bertemu dengan seorang ahli tadi!Menyadari hal ini, gadis itu langsung melemparkan pandangan ke arah Yoga. Sosok Yoga terpatri jelas dalam benaknya. Saat gadis itu masih sedang bengong, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. "Hilda, kamu lihat apa? Ada pria tampan ya?"Gadis itu langsung berbalik. Ternyata orang yang menyapanya adalah sahabatnya sendiri, Wenny. Dia terkejut sejenak melihat Hilda."Hilda, kenapa wajahmu berdarah? Ada apa sebenarnya?"Gadis yang bernama Hilda itu mengusap darah di wajahnya. "Aku terlibat sedikit kecelakaan tadi, nggak usah cemas.""Kecelakaan?" Wenny terkejut, lalu buru-buru memegang tangan dan mengelus kepalanya. "Kamu nggak terluka, 'kan?"Hilda menggeleng. "Nggak apa-apa kok. Nggak usah khawatir. Kak, ayo j

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1261

    Tampaknya pria itu ingin lebih teliti mengamati siapa Yoga sebenarnya. Yoga melemparkan sebuah benda kecil dengan santai, lalu berujar, "Berikan ini pada pengurus kalian. Dia pasti akan datang menemuiku."Pria itu menangkap benda tersebut. Begitu melihatnya, dia langsung terkejut hingga terperanjat. Matanya membelalak, sementara pupilnya mengecil. Benda itu ... adalah besi hitam."Oke, aku akan segera mengurusnya!" balas pria itu. Dia tidak berani membuang waktu, melainkan langsung berbalik dan pergi dengan langkah cepat.Melihat pria itu yang tergesa-gesa, Yoga tersenyum dingin penuh ejekan. Hanya sepotong kecil besi hitam saja sudah membuatnya begitu heboh. Padahal, Yoga memiliki seluruh makam yang dipenuhi dengan besi hitam.Bimo memperingatkan, "Eh, benda ini sangat berharga. Jangan sampai menarik perhatian orang yang punya niat jahat!"Yoga membalas tak acuh, "Nggak masalah. Lagian, aku nggak punya barang lain."Bimo menimpali, "Kamu benar-benar belum memahami betapa pentingnya be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1260

    "Tenang saja!" balas Yoga dengan penuh percaya diri. Dia tersenyum lebar sambil memberi isyarat dengan tangannya.Hanya saja, Sutrisno merasa gelisah saat melihat senyuman itu. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres, seolah-olah dirinya telah dijebak. Pasti semua ini tidak sesederhana seperti yang Yoga katakan."Ayo, ikut aku pulang!" gumam Sutrisno pelan sambil terus memperhatikan Yoga, bahkan menyisakan sedikit kewaspadaan dalam hatinya. Dia berpikir apakah dirinya sudah benar-benar dijebak?Di sisi lain, Yoga terlihat santai dan tidak peduli. Dia ikut pergi bersama Sutrisno. Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah kompleks hunian. Tempat itu penuh dengan deretan vila mewah yang jelas bernilai fantastis."Ini salah satu rumahku. Kamu bisa tinggal di sini untuk sementara waktu. Tapi ingat, jangan sekali-kali berkeliaran sembarangan. Kalau sampai ketahuan bahwa Keluarga Salim melindungimu, itu akan membawa masalah besar bagi kami!" ucap Sutrisno seraya menatap Yoga dengan serius.Sut

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1259

    Yoga berkata, "Begitu juga dengan sebaliknya, 'kan? Dunia kultivator kuno juga bisa memusnahkan dunia bela diri kuno."Bimo membalas, "Bisa dibilang begitu. Tapi, sekarang kamu sudah mencapai kultivator raja, jadi harus lebih berhati-hati."Yoga kembali berkata, "Aku mengerti. Sekarang auramu terus menyebar, aku harus segera mencari caranya."Bimo berkata, "Baguslah kalau kamu ingat itu."Setelah terdiam sejenak, Yoga melihat ke sekeliling karena tidak tahu harus pergi ke mana. Jika tadi perjalanannya tidak tertunda sebentar, dia bisa pergi bersama dengan Winola. Namun, sekarang dia sudah berhasil masuk ke sini, dia tentu saja tidak akan pergi ke rumah Keluarga Bramasta lagi. Jika tidak, dia harus berdiskusi dengan mereka tentang pertunangannya dengan Winola."Oh ya!" Yoga teringat dengan sesuatu dan segera menelepon Sutrisno. Bagaimanapun juga, orang ini masih bisa membantunya.Sutrisno berkata, "Kamu sudah masuk ya? Aku dengar ada masalah di pintu masuk."Yoga berkata, "Kamu datang j

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1258

    Aura yang sangat kuat menyebar ke seluruh tempat dan terus menghancurkan segalanya, membuat semua orang terkejut.Yoga yang menerima kekuatan dari hukum alam semesta, merasakan kekuatan itu terus mengalir di dalam tubuhnya dengan makin kuat. Dia membuka pintu yang tertutup itu dengan satu gerakan dan berdiri di dalamnya, lalu menoleh ke belakang. Langit sudah kembali tenang, sehingga dia tidak perlu mengkhawatirkan efek samping dari kekuatan kultivator raja.Pemimpin penjaga gerbang itu tercengang dan menatap Yoga dengan bingung. Ekspresinya terlihat kaku dan sulit untuk kembali tenang.Apa yang terjadi? Apa yang dilakukan anak ini? Dari mana asalnya perasaan menekan yang sangat kuat ini? Mengapa kekuatan ini sangat mirip dengan kekuatan kultivator raja?Pemimpin penjaga gerbang itu merasa sangat tidak tenang dan sulit untuk mengendalikan dirinya. Keringatnya mengalir dengan deras, seolah-olah kehilangan kendali atas dirinya. Setetes darah mengalir keluar dari mulutnya, lalu menyemprot

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1257

    Formasi di tanah tiba-tiba meledak, lalu cahaya-cahaya emas bermunculan dari permukaan tanah dan menyerbu ke arah Yoga.Boom boom boom!Setelah itu, cahaya-cahaya emas itu pun terus menyerang Yoga dengan kecepatan yang luar biasa, membuat orang yang melihatnya tertegun. Kecepatan itu bahkan sulit untuk dilihat dengan mata orang biasa.Namun, Yoga hanya menggaruk telinganya dengan santai dan terlihat agak kesal. Formasi ini hanya trik sampah baginya, bahkan formasi dari Pelindung Kebenaran pun dia tidak takut. Dia hanya berdiri dengan diam di tempatnya dan tubuhnya kembali dikelilingi petir.Boom!Cahaya-cahaya emas dari formasi yang menyerang semuanya malah dimusnahkan oleh petir di tubuh Yoga. Dalam sekejap, semuanya berubah menjadi hampa."Apa?" Pemimpin penjaga gerbang itu langsung mundur selangkah dengan ekspresi terkejut. Dia tidak menyangka serangan dari formasi itu ternyata sama sekali tidak berpengaruh terhadap Yoga."Apa yang sebenarnya ada di dalam tubuhmu?" tanya pemimpin it

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1256

    Benar-benar ingin menerobos masuk gerbang ini?Dalam sekejap, mata semua penjaga gerbang membelalak dan ekspresi mereka terlihat sangat terkejut. Mereka tidak menyangka Yoga benar-benar berani bertindak. Yoga bahkan melakukan semua itu sendirian, tanpa bantuan dari Keluarga Bramasta."Kamu ini benar-benar nggak tahu diri," teriak pemimpin penjaga gerbang itu dengan nada yang dingin.Ekspresi para penjaga gerbang lainnya pun terlihat serius dan menatap Yoga dengan tajam. Mereka penuh dengan aura membunuh dan bersiap untuk membunuh Yoga."Huh. Ayo maju," kata Yoga dengan angkuh dan menatap semua penjaga gerbang itu dengan dingin. Saat itu, dia terlihat penuh dengan tekad dan wibawa."Serang!"Seiring dengan perintah pemimpin itu, semua orang yang berada di tempat itu langsung menyerbu. Mereka terlihat sangat bersemangat dan ingin segera membunuh Yoga. Kecepatan mereka juga sangat luar biasa.Swish swish swish!Setelah para penjaga gerbang itu menyerbu dan mengepung Yoga, salah seorang da

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1255

    "Nggak perlu meminta maaf. Kalian masuk dulu, aku akan menyusul nanti," kata Yoga sambil tersenyum dengan tenang dan terlihat santai, seolah-olah hal ini sama sekali tidak memengaruhinya."Nggak perlu menghiburku. Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku ...," kata Winola dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang terasa sangat sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk mendekat dan mencium bibir Yoga dengan lembut.Seluruh tubuh Yoga langsung bergetar saat merasakan sentuhan yang lembut itu. Ini ....Orang-orang di sekitar yang melihat adegan itu pun terpesona dan iri. Winola adalah wanita yang terkenal kecantikannya di dunia kultivator kuno, malah diam-diam menaruh hati pada seorang pria dari dunia bela diri kuno.Beberapa saat kemudian, Winola melepaskan ciumannya dari Yoga dengan wajah yang memerah. Dia menatap Yoga dengan ekspresi tulus dan berkata dengan nada lembut, "Setelah berpisah, kita mungkin nggak akan bertemu lagi dan pertunangan kita juga m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1254

    Winola sudah menduga perjalanan mereka pasti akan menghadapi hambatan di sini. Bagaimanapun juga, semua penjaga gerbang ini adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan saja. Sekarang dia membawa orang baru untuk kembali, para penjaga ini pasti akan mempersulitnya.Melihat isi dari bungkusan yang diberikan Winola, pemimpin itu akhirnya tersenyum dengan puas."Baiklah, silakan lewat," kata pemimpin itu sambil memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.Winola menghela napas lega, lalu menatap Yoga dan berkata, "Ayo pergi."Yoga pun merespons dan bersiap untuk pergi.Namun, ada seseorang tiba-tiba mendekat dengan terburu-buru dan berbisik di telinga pemimpin itu.Setelah itu, pemimpin itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Yoga. Dia tertegun sejenak, lalu matanya langsung membelalak."Berhenti!" teriak pemimpin itu dengan marah."Apa?" tanya Winola dengan terkejut dan secara refleks menatap pemimpin itu.Semua anggota Keluarga Bramasta pun langsung waspada, mengira akan terj

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1253

    Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status