Dalam sekejap, Kediaman Lingga pun menjadi rata dengan tanah.Pemandangan ini membuat Chandra dan Citra gemetar hebat. Keringat dingin juga tidak berhenti membasahi tubuh mereka. Mereka tahu bahwa Yoga yang sudah menyelamatkan nyawa mereka. Jadi, mereka buru-buru berlutut dan berterima kasih kepada Yoga.Berdasarkan penyelidikan Raja Kegelapan, Chandra dan Citra memang tidak bersalah. Mereka sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentang Tika. Oleh karena itu, Yoga mengampuni mereka.Yoga menyuruh mereka mengantarnya ke sebuah desa terpencil di tengah kota. Sebelum turun dari mobil, dia berkata, “Kalau nggak mau tertimpa musibah, sebaiknya kalian jangan mengungkit tentang masalah hari ini kepada orang lain.”Chandra dan Citra buru-buru mengangguk, lalu menjawab, “Tentu saja. Hari ini, kami sama sekali nggak melihat apa pun.”Setelah menurunkan Yoga, mereka berdua langsung pergi ke rumah Karina. Sepanjang perjalanan, Chandra tidak berhenti berpesan pada Citra, “Citra, kelak, kamu harus be
Begitu teleponnya tersambung, Rendy buru-buru berteriak ketakutan, “Ayah, tolong! Yoga mau membunuhku.”“Apa?” Rafi yang berada di ujung telepon bertanya dengan terkejut, “Rencana Heru gagal? Yoga masih hidup? Mana mungkin!”Yoga mengambil ponsel Rendy dan berkata, “Paman Rafi, maaf aku mengecewakanmu.”Setelah terdiam sejenak, Rafi menjawab, “Yoga, aku sudah terlalu meremehkanmu. Tak kusangka kamu bisa melarikan diri dari cengkeraman Heru.”“Masih ada banyak hal yang berada di luar dugaanmu. Contohnya, kamu akan segera kehilangan seluruh keturunanmu,” ujar Yoga.Rafi bertanya dengan suara berat, “A ... apa yang mau kamu lakukan?”“Setahuku, Paman sudah menjadi mandul dari 10 tahun yang lalu. Saat ini, Rendy adalah satu-satunya keturunanmu. Begitu aku membunuhnya, bukankah kamu akan kehilangan seluruh keturunanmu?” jawab Yoga.Rafi langsung panik dan berkata, “Yoga, kuperingati kamu. Jangan sembarangan bertindak! Bagaimana kalau kita buat kesepakatan? Serahkan Pil Ketenangan Jiwa kepad
“Heh, konyol banget! Atas dasar apa aku harus mematuhi perintahmu?” cibir Yoga.Jimmy berseru marah, “Dasar bajingan! Apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan ....”Sebelum Jimmy menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara Nadya yang berkata, “Paman, biarkanlah aku yang bicara dengannya.”“Oke.” Jimmy pun buru-buru memberikan ponsel itu kepada Nadya. Kemudian, Nadya berkata, “Yoga, apa pun yang terjadi, aku akan selalu berada di pihakmu.”Tut! Setelah itu, Nadya langsung memutuskan sambungan telepon.Tindakan Nadya ini pun membuat Yoga tertawa. Dia benar-benar menyukai sifat wanita itu....“Nadya sialan!” Jimmy menyiram secangkir teh panas ke wajah Nadya sambil memaki, “Tindakanmu ini akan mencelakai Keluarga Wibowo!”Nadya menyeka wajahnya dan berkata dengan tenang, “Aku memang nggak tahu apa yang sudah dialami Yoga. Tapi, dia pasti punya alasan kuat untuk berbuat seperti itu. Kita nggak punya hak untuk memberinya perintah.”“Dasar anak nggak tahu terima kasih!” Berhubung gagal membu
Yoga menerima telepon itu dan mendengar suara seorang wanita yang arogan, “Yoga, aku adalah Susi Wijaya, ibunya Rendy. Kamu seharusnya sudah menerima telepon dari Keluarga Wibowo dan Karina, ‘kan? Cepat lepaskan Rendy, lalu datanglah ke Kediaman Wijaya untuk mengakui kesalahanmu. Dengan begitu, aku akan mengampuni nyawamu!”Yoga terkekeh dan memaki, “Persetan denganmu!”Apa? Begitu mendengar makian Yoga, Susi langsung murka dan berseru, “Yoga, apa kamu tahu kamu lagi cari mati? Asal kamu tahu, aku bisa membuat kamu dan semua orang di sampingmu mati mengenaskan! Kamu harus pertimbangkan baik-baik konsekuensinya ....”Sebelum Susi menyelesaikan kalimatnya, Yoga mematahkan beberapa tulang rusuk Rendy dengan satu injakan, lalu berkata, “Kalau kamu masih berani memakiku, aku akan mematahkan satu per satu tulang rusuk Rendy. Mau balas dendam? Kutunggu!”Pada saat ini, Rendy sudah kehilangan semangat hidupnya akibat rasa sakit yang tak tertahankan. Dia pun memohon dengan suara serak, “Yoga ..
Jika memang Karina yang membocorkan rahasia ini, Yoga tidak akan memaafkan Karina. Bagaimanapun juga, hal ini berkaitan dengan nyawa ibunya. Yoga pun memberi perintah pada Raja Kegelapan, “Tangkap Reza, lalu tanyakan dengan jelas dari mana dia tahu tentang masalah ibuku.”“Baik!” jawab Raja Kegelapan.Setelah itu, Yoga buru-buru kembali ke rumah sakit untuk mengobati Lili.Pada saat ini, Lili masih belum sadar. Namun, Nadya tetap menemaninya. Selain itu, ada tambahan seorang wanita lagi di ruangan ini.Wanita itu mengenakan rok mini dan atasan pendek yang menunjukkan pusarnya. Cara berpakaiannya sangat seksi dan terbuka. Sayangnya, terdapat sebuah bekas luka di wajahnya yang cantik. Namun, bekas luka itu malah memberikan kesan seksi yang tak terduga.Wanita itu bernama Shinta Gozali. Dia adalah putri keempat Keluarga Gozali dan juga sedang mengambil alih posisi kepala Keluarga Gozali untuk sementara. Keluarga Gozali adalah salah satu dari empat keluarga besar di Kota Pawana.Dari segi
Shinta berkata, “Sepakat!”Tidak lama kemudian, Yoga pun selesai meracik obatnya. Dia berkata pada Nadya, “Nadya, aku mau minta tolong kamu mengoleskan obat ini di seluruh tubuh Lili. Habis itu, tempelkan Sisik Naga Ungu Keemasan ini di atasnya. Terutama di wajah, jangan ada bagian yang terlewatkan ya.”“Nggak masalah. Serahkan saja padaku,” jawab Nadya.Setelah itu, Yoga pun keluar dari kamar pasien untuk memberikan sedikit privasi kepada mereka.“Shinta, kalau obat ini benar-benar bisa menyembuhkan luka Lili, bekas luka membandel di wajahmu itu pasti juga bisa dihilangkan,” ujar Nadya.Shinta mencibir, “Nadya, memangnya kamu percaya sama omongannya?”Nadya hanya tersenyum getir. Sebenarnya, dia juga tidak begitu yakin.Seusai mengoleskan obat, yang tersisa hanyalah penantian yang panjang. Selama proses menunggu, kabar buruk mengenai Grup Magani datang silih berganti.“Ternyata kekuatan Keluarga Wijaya jauh lebih hebat dari bayanganku. Saat ini, situasi Grup Magani benar-benar parah b
Begitu bangun, kata pertama yang diucapkan Lili ternyata adalah “Kakak Ipar”. Oleh karena itu, Yoga pun merasa agak cemburu. Dia buru-buru mendekat dan berkata dengan semangat, “Lili, aku Kak Yoga. Akhirnya kamu sadar juga. Baguslah!”Lili bertanya dengan lemah, “Kak, yang mana ... kakak iparku ....”Setelah mendengar pertanyaan Lili, Yoga pun terdiam. Kemudian, Nadya buru-buru melangkah maju dan menjawab, “Lili, aku ini kakak iparmu.”Lili menggenggam tangan Nadya dengan susah payah sambil berkata, “Ka ... Kakak Ipar, ke ... keponakanku diberi nama Dhana Kusuma saja ....”“Dhana ... artinya kemakmuran ya? Oke, namai dia Dhana saja,” jawab Nadya.“Kak, aku ngantuk banget ...,” ujar Lili dengan lemah.Yoga menjawab, “Lili, tidurlah. Jangan khawatir, Kakak akan terus menemanimu. Kalau kamu sudah pulih total, Kakak akan membawamu pulang.”Setelah itu, Lili pun tidur dengan nyenyak. Berhubung telah menerima guncangan yang terlalu besar, dia membutuhkan banyak waktu untuk tidur agar bisa le
“Jangan khawatir, aku nggak akan membiarkan mereka melakukannya lagi,” hibur Nadya. Kemudian, dia langsung berjalan ke hadapan Jimmy dan bertanya, “Paman, apa Paman benar-benar hendak bertindak begitu kejam?”Jimmy meletakkan cangkir tehnya dan menjawab dengan ekspresi tidak senang, “Nadya, kok kamu nggak sopan banget sama seniormu. Mitra kerja samamu sendiri yang bersikeras mau memutuskan hubungan kerja sama denganmu. Apa hubungannya hal itu denganku? Sebenarnya, Paman datang untuk membantumu menyelesaikan masalah ini.”Nadya tentu saja tidak percaya pada ucapan Jimmy. Dia bertanya, “Bagaimana kamu hendak menyelesaikannya?”“Kamu seharusnya tahu jelas, biarpun menjual perusahaanmu, kamu juga nggak akan mungkin bisa membayar utangmu pada begitu banyak mitra kerja sama. Yang ada, kamu malah akan terlilit utang besar. Sebaiknya kamu berikan saja perusahaan ini pada Keluarga Wibowo. Keluarga kita akan membantumu menangani utang itu dan memberimu uang sebesar 20 miliar. Dengan begitu, kamu
"Nggak perlu meminta maaf. Kalian masuk dulu, aku akan menyusul nanti," kata Yoga sambil tersenyum dengan tenang dan terlihat santai, seolah-olah hal ini sama sekali tidak memengaruhinya."Nggak perlu menghiburku. Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku ...," kata Winola dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang terasa sangat sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk mendekat dan mencium bibir Yoga dengan lembut.Seluruh tubuh Yoga langsung bergetar saat merasakan sentuhan yang lembut itu. Ini ....Orang-orang di sekitar yang melihat adegan itu pun terpesona dan iri. Winola adalah wanita yang terkenal kecantikannya di dunia kultivator kuno, malah diam-diam menaruh hati pada seorang pria dari dunia bela diri kuno.Beberapa saat kemudian, Winola melepaskan ciumannya dari Yoga dengan wajah yang memerah. Dia menatap Yoga dengan ekspresi tulus dan berkata dengan nada lembut, "Setelah berpisah, kita mungkin nggak akan bertemu lagi dan pertunangan kita juga m
Winola sudah menduga perjalanan mereka pasti akan menghadapi hambatan di sini. Bagaimanapun juga, semua penjaga gerbang ini adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan saja. Sekarang dia membawa orang baru untuk kembali, para penjaga ini pasti akan mempersulitnya.Melihat isi dari bungkusan yang diberikan Winola, pemimpin itu akhirnya tersenyum dengan puas."Baiklah, silakan lewat," kata pemimpin itu sambil memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.Winola menghela napas lega, lalu menatap Yoga dan berkata, "Ayo pergi."Yoga pun merespons dan bersiap untuk pergi.Namun, ada seseorang tiba-tiba mendekat dengan terburu-buru dan berbisik di telinga pemimpin itu.Setelah itu, pemimpin itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Yoga. Dia tertegun sejenak, lalu matanya langsung membelalak."Berhenti!" teriak pemimpin itu dengan marah."Apa?" tanya Winola dengan terkejut dan secara refleks menatap pemimpin itu.Semua anggota Keluarga Bramasta pun langsung waspada, mengira akan terj
Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.
Bimo menegaskan, "Aku nggak akan pergi. Aku sudah lama berada di dunia bela diri kuno. Menurutmu, untuk apa aku di sini? Untuk meraih ambisi besar?""Kalau bukan itu, untuk apa lagi?" tanya Yoga.Bimo membalas, "Dunia kultivator kuno jauh lebih mengerikan daripada yang bisa kamu bayangkan. Ada banyak keberadaan di sana yang bahkan aku sendiri nggak berani hadapi. Sebaiknya kamu lupakan saja.""Tapi, aku punya alasan yang sangat penting untuk pergi ke sana!" ucap Yoga.Bimo menimpali, "Tapi, aku nggak mau pergi. Aku masih mau hidup. Seingatku, masih ada banyak pihak yang mau membunuhku di dunia kultivator kuno!"Yoga segera membalas, "Kalau begitu ... gimana kalau aku bantu membentuk kembali tubuhmu?"Bimo terdiam sejenak karena terkejut. Dia tidak menyangka Yoga akan menawarkan hal ini. Ini benar-benar di luar dugaannya. Setelah berpikir sesaat, dia akhirnya menjawab, "Oke!"Yoga berucap, "Kalau begitu, katakan saja gimana caranya. Aku akan segera mempersiapkannya!"Bimo memberi tahu,
Selama ada sedikit saja tanda kehamilan, Yoga pasti bisa merasakannya lewat denyut nadi."Kamu!" Winola membelalakkan mata dan menatap Yoga dengan penuh keterkejutan. Orang ini benar-benar tidak bisa diluluhkan. Dia pikir Yoga akan menyatakan perasaannya, tetapi ternyata dia hanya memeriksa denyut nadi."Pergi sana!" Winola merasa malu dan marah. Dia langsung menarik tangannya dan berbalik untuk pergi. Dia tidak ingin berbicara lagi dengan Yoga.Yoga segera mengejarnya dan berucap dengan cemas, "Eh, tunggu sebentar! Aku masih punya hal penting yang mau dibicarakan!"Winola langsung menolak, tanpa memberi ruang untuk diskusi, "Aku nggak mau dengar!"Yoga jadi bingung. Apakah dia mengatakan sesuatu yang salah? Kenapa orang ini selalu berpikir terlalu jauh?Meski begitu, Yoga tetap mengikuti Winola sampai ke tepi sebuah danau buatan. Winola berdiri diam di atas sebuah platform dan memandang permukaan air yang tenang. Perlahan-lahan, suasana hatinya mulai tenang kembali. Namun ....Yoga co
Ayu menatap Yoga. Dia tetap merasa khawatir meskipun sudah menyetujuinya. Di dalam hati, dia terus berdoa agar Bimo dapat membantu dan melindungi Yoga.Setelah itu, Yoga mulai berpamitan dengan orang-orang terdekatnya, termasuk Lili dan lainnya. Setelah semua ini selesai, Yoga merasa tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Dia pun mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kultivator kuno.Langkah pertama Yoga adalah menemui Winola. Saat itu, Winola sedang berbicara di telepon dengan raut wajah serius, bahkan terlihat marah. Setelah menutup telepon, dia terdiam cukup lama dan terjebak dalam pikirannya.Melihat itu, Yoga bertanya dengan penasaran, "Ada apa?"Winola membalas dengan kesal, "Mereka benar-benar keterlaluan. Mereka suruh aku mengundang Tuan Bimo pergi ke dunia kultivator kuno. Kalau aku gagal, mereka akan memaksaku nikah sama orang lain!""Nikah sama siapa?" tanya Yoga dengan santai.Winola meliriknya sekilas, lalu berucap dingin, "Kamu nggak kenal, jadi nggak ada gunanya aku
Wenny menjelaskan dengan tegas, "Kita punya ikatan pertunangan. Kalau bukan karena Kakek, kamu pikir aku akan datang?"Yoga bertanya dengan alis terangkat, "Jadi, ini ide Pak Dirga?"Wenny menjawab dengan nada dingin, "Ya. Kamu punya banyak jasa untuk Daruna, disebut pahlawan pun nggak berlebihan. Aku cuma merasa kasihan padamu, makanya setuju."Wenny menyilangkan tangan di depan dada dengan ekspresi sombong. Sepertinya dia telah melakukan banyak pertimbangan hingga akhirnya mau menerima keputusan ini. Hanya saja, kalau pria ini benar-benar keras kepala dan tidak terpengaruh, itu akan menjadi penghinaan besar baginya.Yoga membalas, "Sudahlah, kalian pergi saja. Aku pasti akan kembali kok.""Kamu!" Hilda dan Wenny benar-benar terkejut mendengar jawabannya. Mereka tidak menyangka akan benar-benar ... ditolak. Yoga sungguh membuat mereka merasa terpukul.Wenny pun berseru, "Lihat saja, kamu akan menyesal nanti!"Hilda menoleh dengan cepat, lalu bertanya dengan penuh harap, "Kalau dia per
Hilda dan Wenny tertegun setelah menerima kabar tersebut. Ekspresi mereka penuh keterkejutan, seolah-olah tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar.Wenny bertanya, "Apa maksud mereka? Apa ada makna tersembunyi di balik ini?"Hilda tersenyum samar ketika menjawab, "Yoga sudah mau pergi ... apa kita diminta untuk meninggalkan keturunannya?"Wenny bertanya dengan kaget, "Apa? Meninggalkan keturunan?"Hilda mengangguk pelan sambil tersenyum malu-malu. Rona merah mulai muncul di wajahnya. Dia membalas, "Ya .... Kalau aku memanfaatkan kesempatan ini, kurasa aku akan berhasil dengan mengandalkan pesonaku!"Wenny bertanya dengan bingung sambil mengernyit, "Kamu nggak serius, 'kan?"Setelah mendengar kata-kata terakhir Hilda, Wenny benar-benar terguncang. Begitu memikirkan pertunangannya dengan Yoga dan kemungkinan hubungan lebih jauh, dia pun merasa makin canggung. Ini ... tidak akan menjadi kenyataan, bukan?Hilda berujar dengan nada tegas, "Aku beri tahu dulu, aku nggak akan setuju kal
Prajna mengusulkan, "Bos, kamu bisa bicara dengan Keluarga Bramasta untuk mencari jalan masuk. Dengan begitu, nggak akan ada masalah. Kalau kamu masuk secara diam-diam, cepat atau lambat akan ketahuan."Prajna menambahkan, "Saat itu, statusmu akan dianggap ilegal dan nggak akan diterima di dunia kultivator kuno. Pada akhirnya, nasibmu sama seperti kami yaitu diasingkan ke sekitar area terlarang, lalu menjadi orang seperti kami ...."Semua manusia hantu menunduk. Ekspresi mereka menunjukkan kesedihan yang mendalam, seolah-olah mengingat kembali pengalaman pahit yang pernah mereka alami hingga menjadi seperti sekarang."Aku akan mempertimbangkannya. Sekarang, kalian kembalilah!" ucap Yoga sambil melambaikan tangan. Sikapnya menandakan bahwa pembicaraan telah selesai, lalu dia pun meninggalkan semua manusia hantu.Tak lama kemudian, Yoga kembali ke vila. Dia menceritakan rencananya untuk pergi ke dunia kultivator kuno kepada Karina dan Nadya. Karina bertanya dengan terkejut, "Apa? Kamu m