Begitu bangun, kata pertama yang diucapkan Lili ternyata adalah “Kakak Ipar”. Oleh karena itu, Yoga pun merasa agak cemburu. Dia buru-buru mendekat dan berkata dengan semangat, “Lili, aku Kak Yoga. Akhirnya kamu sadar juga. Baguslah!”Lili bertanya dengan lemah, “Kak, yang mana ... kakak iparku ....”Setelah mendengar pertanyaan Lili, Yoga pun terdiam. Kemudian, Nadya buru-buru melangkah maju dan menjawab, “Lili, aku ini kakak iparmu.”Lili menggenggam tangan Nadya dengan susah payah sambil berkata, “Ka ... Kakak Ipar, ke ... keponakanku diberi nama Dhana Kusuma saja ....”“Dhana ... artinya kemakmuran ya? Oke, namai dia Dhana saja,” jawab Nadya.“Kak, aku ngantuk banget ...,” ujar Lili dengan lemah.Yoga menjawab, “Lili, tidurlah. Jangan khawatir, Kakak akan terus menemanimu. Kalau kamu sudah pulih total, Kakak akan membawamu pulang.”Setelah itu, Lili pun tidur dengan nyenyak. Berhubung telah menerima guncangan yang terlalu besar, dia membutuhkan banyak waktu untuk tidur agar bisa le
“Jangan khawatir, aku nggak akan membiarkan mereka melakukannya lagi,” hibur Nadya. Kemudian, dia langsung berjalan ke hadapan Jimmy dan bertanya, “Paman, apa Paman benar-benar hendak bertindak begitu kejam?”Jimmy meletakkan cangkir tehnya dan menjawab dengan ekspresi tidak senang, “Nadya, kok kamu nggak sopan banget sama seniormu. Mitra kerja samamu sendiri yang bersikeras mau memutuskan hubungan kerja sama denganmu. Apa hubungannya hal itu denganku? Sebenarnya, Paman datang untuk membantumu menyelesaikan masalah ini.”Nadya tentu saja tidak percaya pada ucapan Jimmy. Dia bertanya, “Bagaimana kamu hendak menyelesaikannya?”“Kamu seharusnya tahu jelas, biarpun menjual perusahaanmu, kamu juga nggak akan mungkin bisa membayar utangmu pada begitu banyak mitra kerja sama. Yang ada, kamu malah akan terlilit utang besar. Sebaiknya kamu berikan saja perusahaan ini pada Keluarga Wibowo. Keluarga kita akan membantumu menangani utang itu dan memberimu uang sebesar 20 miliar. Dengan begitu, kamu
Dalam sekejap, semua orang langsung berdiri di sisi kiri. Tidak ada seorang pun yang ingin lanjut bekerja sama dengan Grup Magani.Jimmy mengejek, “Nadya, apa otakmu bermasalah? Bisa-bisanya kamu membiarkan seorang anak bau kencur menyelesaikan masalah ini. Dengan begitu, perusahaanmu akan bangkrut lebih cepat.”Nadya memelototi Jimmy dan berkata, “Aku rela perusahaan ini bangkrut di tangannya.”“Nak, jangan bicara omong kosong lagi. Keputusan kami sudah bulat. Tolong bayar kembali uang kami secepat mungkin,” cibir Ardi.Yoga menjawab, “Tenang saja, kami akan mengembalikan uang kalian tanpa kurang sepeser pun. Akuntan, hitunglah utang kita pada mereka, lalu lunasi semuanya.”“Kamu mau mengulur waktu? Oke, aku mau tahu seberapa lama kamu bisa melakukannya,” ejek Ardi.Akuntan itu juga bekerja sama dengan Yoga untuk “mengulur waktu” dengan menghitung total utang secara jelas dan perlahan.Di sisi lain, Nadya menarik Yoga ke samping dan bertanya, “Yoga, apa sebenarnya yang mau kamu lakuka
Saat ini, Nadya merasa dirinya bagaikan sedang bermimpi. Melihat Nadya yang masih tidak bereaksi, Raja Kegelapan bertanya, “Bu Nadya, apa kamu mau bekerja sama dengan Raja Agoy yang Perkasa?”Setelah mendengar pertanyaan Raja Kegelapan, Nadya baru tersadar dari lamunannya dan menjawab, “Bisa bekerja sama dengan Raja Agoy yang Perkasa adalah kehormatan bagiku. Pak, silakan masuk. Lisa, siapkan teh terbaik perusahaan kita untuk Bapak ini.”Raja Kegelapan melambaikan tangannya dan berkata, “Sepertinya Bu Nadya masih sangat sibuk. Aku nggak akan mengganggumu. Ini kontrak kerja samanya. Begitu Bu Nadya menandatanganinya, kerja sama ini akan langsung efektif dan uangnya akan segera ditransfer ke rekening kalian.”Raja Kegelapan datang dengan tiba-tiba, juga pergi dengan tergesa-gesa. Namun, meskipun dia sudah meninggalkan tempat ini, seluruh lokasi masih tetap hening.Shinta mencubit Nadya sambil bertanya, “Nadya, sakit nggak?”“Omong kosong! Tentu saja sakit!” jawab Nadya.“Ini bukan mimpi
Jimmy juga berkata, “Yoga, sudahlah. Bermusuhan nggak akan berakhir baik bagi siapa pun. Untuk apa kamu bersikap begitu?”“Oke, aku akan beri kalian sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri. Grup Magani akan meneruskan kerja sama dengan siapa saja yang bersedia berlutut untuk minta maaf. Yang nggak bersedia akan masuk daftar hitam,” ujar Yoga.“Kamu ...!” Begitu mendengar ucapan Yoga, semua orang langsung murka. Ardi berseru, “Sialan! Dikasih hati malah minta jantung. Teman-teman, dengar-dengar, Nyonya Susi juga sedang mendiskusikan kerja sama dengan Raja Agoy yang Perkasa. Aku yakin, Keluarga Wijaya pasti bisa mendapatkan kerja sama itu dengan mengandalkan kekuatan mereka. Pada saat itu, siapa yang masih perlu kerja sama dengan Grup Magani yang kecil ini?”Semua orang juga menyetujui pendapat Ardi.Sementara itu, Yoga hanya tersenyum sinis dan berkata, “Kalau Keluarga Wijaya bisa mendapatkan kerja sama itu, aku akan mengganti margaku!”“Kita lihat saja nanti! Teman-teman, ayo kita pe
Karina? Jawaban ini membuat Yoga merasa sangat sakit hati dan kecewa. Wanita yang paling dipercayai dan dicintainya malah mengkhianatinya dengan membeberkan rahasia sepenting ini. Karina benar-benar tidak bisa dimaafkan.Sebenarnya, Gatot yang memberi tahu Reza mengenai rahasia ini. Gatot mengetahui rahasia ini tanpa sengaja saat mengecek rekaman CCTV rumah. Namun, Reza sok pintar dan mengira dirinya akan diampuni apabila dia mengatakan bahwa Karina yang memberitahunya. Sebab, tindakan itu tidak termasuk mencuri rahasia.Pada saat yang sama, Perusahaan Farmasi Avanti sedang mengalami masalah yang sama dengan Grup Magani. Denny Ardiyanto, presiden direktur Grup Ardiyanto dan juga ayahnya Reza telah memimpin para mitra kerja sama pergi ke Perusahaan Farmasi Avanti untuk menagih utang. Pada saat ini, Denny tidak tahu bahwa putranya telah diculik.Saat ini, Perusahaan Farmasi Avanti hanya memiliki aset lancar sebanyak puluhan juta. Mereka tentu saja tidak mampu membayar utang. Alhasil, par
Denny mengeluarkan kontrak yang sudah dia sediakan dan berkata, “Tanda tanganilah kontrak ini.”Karina menandatangani kontrak itu dengan tangan gemetar. Saat ini, seluruh wajahnya sudah dibasahi dengan air mata. Hasil jerih payah selama puluhan tahun ini pada akhirnya malah jatuh ke tangan orang lain dengan begitu saja.Saat Karina hendak pergi, Denny tiba-tiba menghentikannya, “Bu Karina, tunggu dulu.”“Apa masih ada urusan lain?” tanya Karina.Denny melirik jam tangannya, lalu menjawab, “Tunggu saja beberapa menit lagi. Nanti, akan ada orang yang datang mencarimu.”Apa maksudnya ini? Karina merasa sangat heran.Pada detik selanjutnya, tiba-tiba ada beberapa mobil polisi yang berhenti di depan perusahaan. Kemudian, belasan polisi menerjang masuk ke perusahaan dengan dipimpin oleh seorang pria buncit. Dia bertanya, “Siapa penanggung jawab Perusahaan Farmasi Avanti?”Firasat buruk mulai merayap di hati Karina. Dia menjawab, “Aku penanggung jawab perusahaan ini. Siapa kalian?”“Aku ini k
“Sialan!” maki Raja Kegelapan. Kemudian, dia segera melaporkan berita penting ini kepada Yoga.Begitu mengetahui kabar ini, hati Yoga langsung bergejolak. Dia berseru, “Apa? Ternyata aku salah paham pada Karina? Ini semua salahku. Aku yang kurang berhati-hati sehingga Gatot bisa mencuri dengar tentang hal ini. Gawat! Karina sedang dalam bahaya!”Kemudian, Yoga segera bergegas pergi ke Perusahaan Farmasi Avanti. Namun, semuanya sudah terlambat. Saat ini, keadaan seluruh perusahaan sangatlah kacau. Para karyawan perusahaan juga diusir ke luar. Sementara itu, Denny memimpin karyawan Grup Ardiyanto untuk menempati Perusahaan Farmasi Avanti.“Karina, maaf!” Yoga merasa sangat bersalah dan panik. Dia bergumam, “Aku yang sudah mencelakaimu. Selain itu, aku juga mengucapkan kata-kata yang begitu kejam. Sekarang, kamu pasti benci banget sama aku, ‘kan?”Tiba-tiba, ponsel Yoga berdering. Orang yang meneleponnya adalah Susi. Dia pun segera menerima telepon itu.Susi berkata sambil menggertakkan g
"Nggak perlu meminta maaf. Kalian masuk dulu, aku akan menyusul nanti," kata Yoga sambil tersenyum dengan tenang dan terlihat santai, seolah-olah hal ini sama sekali tidak memengaruhinya."Nggak perlu menghiburku. Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku ...," kata Winola dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang terasa sangat sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk mendekat dan mencium bibir Yoga dengan lembut.Seluruh tubuh Yoga langsung bergetar saat merasakan sentuhan yang lembut itu. Ini ....Orang-orang di sekitar yang melihat adegan itu pun terpesona dan iri. Winola adalah wanita yang terkenal kecantikannya di dunia kultivator kuno, malah diam-diam menaruh hati pada seorang pria dari dunia bela diri kuno.Beberapa saat kemudian, Winola melepaskan ciumannya dari Yoga dengan wajah yang memerah. Dia menatap Yoga dengan ekspresi tulus dan berkata dengan nada lembut, "Setelah berpisah, kita mungkin nggak akan bertemu lagi dan pertunangan kita juga m
Winola sudah menduga perjalanan mereka pasti akan menghadapi hambatan di sini. Bagaimanapun juga, semua penjaga gerbang ini adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan saja. Sekarang dia membawa orang baru untuk kembali, para penjaga ini pasti akan mempersulitnya.Melihat isi dari bungkusan yang diberikan Winola, pemimpin itu akhirnya tersenyum dengan puas."Baiklah, silakan lewat," kata pemimpin itu sambil memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.Winola menghela napas lega, lalu menatap Yoga dan berkata, "Ayo pergi."Yoga pun merespons dan bersiap untuk pergi.Namun, ada seseorang tiba-tiba mendekat dengan terburu-buru dan berbisik di telinga pemimpin itu.Setelah itu, pemimpin itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Yoga. Dia tertegun sejenak, lalu matanya langsung membelalak."Berhenti!" teriak pemimpin itu dengan marah."Apa?" tanya Winola dengan terkejut dan secara refleks menatap pemimpin itu.Semua anggota Keluarga Bramasta pun langsung waspada, mengira akan terj
Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.
Bimo menegaskan, "Aku nggak akan pergi. Aku sudah lama berada di dunia bela diri kuno. Menurutmu, untuk apa aku di sini? Untuk meraih ambisi besar?""Kalau bukan itu, untuk apa lagi?" tanya Yoga.Bimo membalas, "Dunia kultivator kuno jauh lebih mengerikan daripada yang bisa kamu bayangkan. Ada banyak keberadaan di sana yang bahkan aku sendiri nggak berani hadapi. Sebaiknya kamu lupakan saja.""Tapi, aku punya alasan yang sangat penting untuk pergi ke sana!" ucap Yoga.Bimo menimpali, "Tapi, aku nggak mau pergi. Aku masih mau hidup. Seingatku, masih ada banyak pihak yang mau membunuhku di dunia kultivator kuno!"Yoga segera membalas, "Kalau begitu ... gimana kalau aku bantu membentuk kembali tubuhmu?"Bimo terdiam sejenak karena terkejut. Dia tidak menyangka Yoga akan menawarkan hal ini. Ini benar-benar di luar dugaannya. Setelah berpikir sesaat, dia akhirnya menjawab, "Oke!"Yoga berucap, "Kalau begitu, katakan saja gimana caranya. Aku akan segera mempersiapkannya!"Bimo memberi tahu,
Selama ada sedikit saja tanda kehamilan, Yoga pasti bisa merasakannya lewat denyut nadi."Kamu!" Winola membelalakkan mata dan menatap Yoga dengan penuh keterkejutan. Orang ini benar-benar tidak bisa diluluhkan. Dia pikir Yoga akan menyatakan perasaannya, tetapi ternyata dia hanya memeriksa denyut nadi."Pergi sana!" Winola merasa malu dan marah. Dia langsung menarik tangannya dan berbalik untuk pergi. Dia tidak ingin berbicara lagi dengan Yoga.Yoga segera mengejarnya dan berucap dengan cemas, "Eh, tunggu sebentar! Aku masih punya hal penting yang mau dibicarakan!"Winola langsung menolak, tanpa memberi ruang untuk diskusi, "Aku nggak mau dengar!"Yoga jadi bingung. Apakah dia mengatakan sesuatu yang salah? Kenapa orang ini selalu berpikir terlalu jauh?Meski begitu, Yoga tetap mengikuti Winola sampai ke tepi sebuah danau buatan. Winola berdiri diam di atas sebuah platform dan memandang permukaan air yang tenang. Perlahan-lahan, suasana hatinya mulai tenang kembali. Namun ....Yoga co
Ayu menatap Yoga. Dia tetap merasa khawatir meskipun sudah menyetujuinya. Di dalam hati, dia terus berdoa agar Bimo dapat membantu dan melindungi Yoga.Setelah itu, Yoga mulai berpamitan dengan orang-orang terdekatnya, termasuk Lili dan lainnya. Setelah semua ini selesai, Yoga merasa tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Dia pun mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kultivator kuno.Langkah pertama Yoga adalah menemui Winola. Saat itu, Winola sedang berbicara di telepon dengan raut wajah serius, bahkan terlihat marah. Setelah menutup telepon, dia terdiam cukup lama dan terjebak dalam pikirannya.Melihat itu, Yoga bertanya dengan penasaran, "Ada apa?"Winola membalas dengan kesal, "Mereka benar-benar keterlaluan. Mereka suruh aku mengundang Tuan Bimo pergi ke dunia kultivator kuno. Kalau aku gagal, mereka akan memaksaku nikah sama orang lain!""Nikah sama siapa?" tanya Yoga dengan santai.Winola meliriknya sekilas, lalu berucap dingin, "Kamu nggak kenal, jadi nggak ada gunanya aku
Wenny menjelaskan dengan tegas, "Kita punya ikatan pertunangan. Kalau bukan karena Kakek, kamu pikir aku akan datang?"Yoga bertanya dengan alis terangkat, "Jadi, ini ide Pak Dirga?"Wenny menjawab dengan nada dingin, "Ya. Kamu punya banyak jasa untuk Daruna, disebut pahlawan pun nggak berlebihan. Aku cuma merasa kasihan padamu, makanya setuju."Wenny menyilangkan tangan di depan dada dengan ekspresi sombong. Sepertinya dia telah melakukan banyak pertimbangan hingga akhirnya mau menerima keputusan ini. Hanya saja, kalau pria ini benar-benar keras kepala dan tidak terpengaruh, itu akan menjadi penghinaan besar baginya.Yoga membalas, "Sudahlah, kalian pergi saja. Aku pasti akan kembali kok.""Kamu!" Hilda dan Wenny benar-benar terkejut mendengar jawabannya. Mereka tidak menyangka akan benar-benar ... ditolak. Yoga sungguh membuat mereka merasa terpukul.Wenny pun berseru, "Lihat saja, kamu akan menyesal nanti!"Hilda menoleh dengan cepat, lalu bertanya dengan penuh harap, "Kalau dia per
Hilda dan Wenny tertegun setelah menerima kabar tersebut. Ekspresi mereka penuh keterkejutan, seolah-olah tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar.Wenny bertanya, "Apa maksud mereka? Apa ada makna tersembunyi di balik ini?"Hilda tersenyum samar ketika menjawab, "Yoga sudah mau pergi ... apa kita diminta untuk meninggalkan keturunannya?"Wenny bertanya dengan kaget, "Apa? Meninggalkan keturunan?"Hilda mengangguk pelan sambil tersenyum malu-malu. Rona merah mulai muncul di wajahnya. Dia membalas, "Ya .... Kalau aku memanfaatkan kesempatan ini, kurasa aku akan berhasil dengan mengandalkan pesonaku!"Wenny bertanya dengan bingung sambil mengernyit, "Kamu nggak serius, 'kan?"Setelah mendengar kata-kata terakhir Hilda, Wenny benar-benar terguncang. Begitu memikirkan pertunangannya dengan Yoga dan kemungkinan hubungan lebih jauh, dia pun merasa makin canggung. Ini ... tidak akan menjadi kenyataan, bukan?Hilda berujar dengan nada tegas, "Aku beri tahu dulu, aku nggak akan setuju kal
Prajna mengusulkan, "Bos, kamu bisa bicara dengan Keluarga Bramasta untuk mencari jalan masuk. Dengan begitu, nggak akan ada masalah. Kalau kamu masuk secara diam-diam, cepat atau lambat akan ketahuan."Prajna menambahkan, "Saat itu, statusmu akan dianggap ilegal dan nggak akan diterima di dunia kultivator kuno. Pada akhirnya, nasibmu sama seperti kami yaitu diasingkan ke sekitar area terlarang, lalu menjadi orang seperti kami ...."Semua manusia hantu menunduk. Ekspresi mereka menunjukkan kesedihan yang mendalam, seolah-olah mengingat kembali pengalaman pahit yang pernah mereka alami hingga menjadi seperti sekarang."Aku akan mempertimbangkannya. Sekarang, kalian kembalilah!" ucap Yoga sambil melambaikan tangan. Sikapnya menandakan bahwa pembicaraan telah selesai, lalu dia pun meninggalkan semua manusia hantu.Tak lama kemudian, Yoga kembali ke vila. Dia menceritakan rencananya untuk pergi ke dunia kultivator kuno kepada Karina dan Nadya. Karina bertanya dengan terkejut, "Apa? Kamu m