Dalam sekejap, semua orang langsung berdiri di sisi kiri. Tidak ada seorang pun yang ingin lanjut bekerja sama dengan Grup Magani.Jimmy mengejek, “Nadya, apa otakmu bermasalah? Bisa-bisanya kamu membiarkan seorang anak bau kencur menyelesaikan masalah ini. Dengan begitu, perusahaanmu akan bangkrut lebih cepat.”Nadya memelototi Jimmy dan berkata, “Aku rela perusahaan ini bangkrut di tangannya.”“Nak, jangan bicara omong kosong lagi. Keputusan kami sudah bulat. Tolong bayar kembali uang kami secepat mungkin,” cibir Ardi.Yoga menjawab, “Tenang saja, kami akan mengembalikan uang kalian tanpa kurang sepeser pun. Akuntan, hitunglah utang kita pada mereka, lalu lunasi semuanya.”“Kamu mau mengulur waktu? Oke, aku mau tahu seberapa lama kamu bisa melakukannya,” ejek Ardi.Akuntan itu juga bekerja sama dengan Yoga untuk “mengulur waktu” dengan menghitung total utang secara jelas dan perlahan.Di sisi lain, Nadya menarik Yoga ke samping dan bertanya, “Yoga, apa sebenarnya yang mau kamu lakuka
Saat ini, Nadya merasa dirinya bagaikan sedang bermimpi. Melihat Nadya yang masih tidak bereaksi, Raja Kegelapan bertanya, “Bu Nadya, apa kamu mau bekerja sama dengan Raja Agoy yang Perkasa?”Setelah mendengar pertanyaan Raja Kegelapan, Nadya baru tersadar dari lamunannya dan menjawab, “Bisa bekerja sama dengan Raja Agoy yang Perkasa adalah kehormatan bagiku. Pak, silakan masuk. Lisa, siapkan teh terbaik perusahaan kita untuk Bapak ini.”Raja Kegelapan melambaikan tangannya dan berkata, “Sepertinya Bu Nadya masih sangat sibuk. Aku nggak akan mengganggumu. Ini kontrak kerja samanya. Begitu Bu Nadya menandatanganinya, kerja sama ini akan langsung efektif dan uangnya akan segera ditransfer ke rekening kalian.”Raja Kegelapan datang dengan tiba-tiba, juga pergi dengan tergesa-gesa. Namun, meskipun dia sudah meninggalkan tempat ini, seluruh lokasi masih tetap hening.Shinta mencubit Nadya sambil bertanya, “Nadya, sakit nggak?”“Omong kosong! Tentu saja sakit!” jawab Nadya.“Ini bukan mimpi
Jimmy juga berkata, “Yoga, sudahlah. Bermusuhan nggak akan berakhir baik bagi siapa pun. Untuk apa kamu bersikap begitu?”“Oke, aku akan beri kalian sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri. Grup Magani akan meneruskan kerja sama dengan siapa saja yang bersedia berlutut untuk minta maaf. Yang nggak bersedia akan masuk daftar hitam,” ujar Yoga.“Kamu ...!” Begitu mendengar ucapan Yoga, semua orang langsung murka. Ardi berseru, “Sialan! Dikasih hati malah minta jantung. Teman-teman, dengar-dengar, Nyonya Susi juga sedang mendiskusikan kerja sama dengan Raja Agoy yang Perkasa. Aku yakin, Keluarga Wijaya pasti bisa mendapatkan kerja sama itu dengan mengandalkan kekuatan mereka. Pada saat itu, siapa yang masih perlu kerja sama dengan Grup Magani yang kecil ini?”Semua orang juga menyetujui pendapat Ardi.Sementara itu, Yoga hanya tersenyum sinis dan berkata, “Kalau Keluarga Wijaya bisa mendapatkan kerja sama itu, aku akan mengganti margaku!”“Kita lihat saja nanti! Teman-teman, ayo kita pe
Karina? Jawaban ini membuat Yoga merasa sangat sakit hati dan kecewa. Wanita yang paling dipercayai dan dicintainya malah mengkhianatinya dengan membeberkan rahasia sepenting ini. Karina benar-benar tidak bisa dimaafkan.Sebenarnya, Gatot yang memberi tahu Reza mengenai rahasia ini. Gatot mengetahui rahasia ini tanpa sengaja saat mengecek rekaman CCTV rumah. Namun, Reza sok pintar dan mengira dirinya akan diampuni apabila dia mengatakan bahwa Karina yang memberitahunya. Sebab, tindakan itu tidak termasuk mencuri rahasia.Pada saat yang sama, Perusahaan Farmasi Avanti sedang mengalami masalah yang sama dengan Grup Magani. Denny Ardiyanto, presiden direktur Grup Ardiyanto dan juga ayahnya Reza telah memimpin para mitra kerja sama pergi ke Perusahaan Farmasi Avanti untuk menagih utang. Pada saat ini, Denny tidak tahu bahwa putranya telah diculik.Saat ini, Perusahaan Farmasi Avanti hanya memiliki aset lancar sebanyak puluhan juta. Mereka tentu saja tidak mampu membayar utang. Alhasil, par
Denny mengeluarkan kontrak yang sudah dia sediakan dan berkata, “Tanda tanganilah kontrak ini.”Karina menandatangani kontrak itu dengan tangan gemetar. Saat ini, seluruh wajahnya sudah dibasahi dengan air mata. Hasil jerih payah selama puluhan tahun ini pada akhirnya malah jatuh ke tangan orang lain dengan begitu saja.Saat Karina hendak pergi, Denny tiba-tiba menghentikannya, “Bu Karina, tunggu dulu.”“Apa masih ada urusan lain?” tanya Karina.Denny melirik jam tangannya, lalu menjawab, “Tunggu saja beberapa menit lagi. Nanti, akan ada orang yang datang mencarimu.”Apa maksudnya ini? Karina merasa sangat heran.Pada detik selanjutnya, tiba-tiba ada beberapa mobil polisi yang berhenti di depan perusahaan. Kemudian, belasan polisi menerjang masuk ke perusahaan dengan dipimpin oleh seorang pria buncit. Dia bertanya, “Siapa penanggung jawab Perusahaan Farmasi Avanti?”Firasat buruk mulai merayap di hati Karina. Dia menjawab, “Aku penanggung jawab perusahaan ini. Siapa kalian?”“Aku ini k
“Sialan!” maki Raja Kegelapan. Kemudian, dia segera melaporkan berita penting ini kepada Yoga.Begitu mengetahui kabar ini, hati Yoga langsung bergejolak. Dia berseru, “Apa? Ternyata aku salah paham pada Karina? Ini semua salahku. Aku yang kurang berhati-hati sehingga Gatot bisa mencuri dengar tentang hal ini. Gawat! Karina sedang dalam bahaya!”Kemudian, Yoga segera bergegas pergi ke Perusahaan Farmasi Avanti. Namun, semuanya sudah terlambat. Saat ini, keadaan seluruh perusahaan sangatlah kacau. Para karyawan perusahaan juga diusir ke luar. Sementara itu, Denny memimpin karyawan Grup Ardiyanto untuk menempati Perusahaan Farmasi Avanti.“Karina, maaf!” Yoga merasa sangat bersalah dan panik. Dia bergumam, “Aku yang sudah mencelakaimu. Selain itu, aku juga mengucapkan kata-kata yang begitu kejam. Sekarang, kamu pasti benci banget sama aku, ‘kan?”Tiba-tiba, ponsel Yoga berdering. Orang yang meneleponnya adalah Susi. Dia pun segera menerima telepon itu.Susi berkata sambil menggertakkan g
Nomor telepon itu diawali dengan angka 001. Itu adalah nomor eksklusif untuk Kota Terlarang. Begitu teleponnya tersambung, Yoga berkata, “Pak Dirga, aku butuh bantuanmu.”Di ujung telepon, terdengar suara seorang pria yang hangat dan berwibawa, “Yoga, aku sudah menunggu teleponmu selama 5 tahun. Katakanlah, ada masalah apa?”Yoga menjawab, “Ada seorang temanku yang ditangkap ....”“Nggak masalah!” Dirga menyetujuinya tanpa ragu dan berkata, “Serahkan saja padaku. Tapi, kamu tahu aku nggak pernah turun tangan secara cuma-cuma.”“Aku akan memberikan resep sup ginseng hitam kepada pihak militer secara gratis,” jawab Yoga.Dirga pun tertawa dan menjawab, “Nak, akhirnya pikiranmu terbuka juga. Oke, sepakat ya!”“Oh iya, dari penyelidikanku, salah satu pelaku yang mencelakai keluargaku berada di Kota Terlarang ...,” ujar Yoga dengan agak ragu.“Nak, apa kamu mencurigaiku?” tanya Dirga.Yoga menjawab, “Tujuannya mencelakai keluargaku adalah demi mendapatkan resep obat warisan keluargaku. Seme
Hanya memikirkannya saja sudah membuat Karina merasa takut. Dia bertanya, “A ... apa maumu? Jangan mendekat ....”Zaki menaruh tangan kanan Karina ke atas meja, lalu menancapkan sebuah jarum ke jarinya. Jarum itu terbenam sepenuhnya di dalam jari Karina.“Ah!” Tubuh Karina pun gemetar dan air matanya juga mengalir keluar saking sakitnya. Dia mengumpat, “Bajingan! Lepas ... lepaskan aku ....”“Kamu mau tanda tangan atau nggak?” tanya Zaki.“Nggak!” seru Karina.“Bagus!” Kemudian, Zaki menancapkan sebuah jarum lagi ke jari Karina dan bertanya, “Masih nggak mau tanda tangan?”“Nggak!”“Kalau begitu, mati sana!” seru Zaki dengan murka. Setelah itu, dia langsung menancapkan jarum yang disediakannya ke seluruh jari tangan kanan Karina secara berturut-turut.“Aaah!” Karina berteriak histeris. Seluruh tubuhnya gemetar hebat dan air matanya juga tidak berhenti mengalir membasahi pipinya. Pada akhirnya, dia tidak tahan lagi dan berkata, “Aku akan tanda tangan ....”Setelah dikhianati oleh Yoga,