Begitu teleponnya tersambung, Rendy buru-buru berteriak ketakutan, “Ayah, tolong! Yoga mau membunuhku.”“Apa?” Rafi yang berada di ujung telepon bertanya dengan terkejut, “Rencana Heru gagal? Yoga masih hidup? Mana mungkin!”Yoga mengambil ponsel Rendy dan berkata, “Paman Rafi, maaf aku mengecewakanmu.”Setelah terdiam sejenak, Rafi menjawab, “Yoga, aku sudah terlalu meremehkanmu. Tak kusangka kamu bisa melarikan diri dari cengkeraman Heru.”“Masih ada banyak hal yang berada di luar dugaanmu. Contohnya, kamu akan segera kehilangan seluruh keturunanmu,” ujar Yoga.Rafi bertanya dengan suara berat, “A ... apa yang mau kamu lakukan?”“Setahuku, Paman sudah menjadi mandul dari 10 tahun yang lalu. Saat ini, Rendy adalah satu-satunya keturunanmu. Begitu aku membunuhnya, bukankah kamu akan kehilangan seluruh keturunanmu?” jawab Yoga.Rafi langsung panik dan berkata, “Yoga, kuperingati kamu. Jangan sembarangan bertindak! Bagaimana kalau kita buat kesepakatan? Serahkan Pil Ketenangan Jiwa kepad
“Heh, konyol banget! Atas dasar apa aku harus mematuhi perintahmu?” cibir Yoga.Jimmy berseru marah, “Dasar bajingan! Apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan ....”Sebelum Jimmy menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara Nadya yang berkata, “Paman, biarkanlah aku yang bicara dengannya.”“Oke.” Jimmy pun buru-buru memberikan ponsel itu kepada Nadya. Kemudian, Nadya berkata, “Yoga, apa pun yang terjadi, aku akan selalu berada di pihakmu.”Tut! Setelah itu, Nadya langsung memutuskan sambungan telepon.Tindakan Nadya ini pun membuat Yoga tertawa. Dia benar-benar menyukai sifat wanita itu....“Nadya sialan!” Jimmy menyiram secangkir teh panas ke wajah Nadya sambil memaki, “Tindakanmu ini akan mencelakai Keluarga Wibowo!”Nadya menyeka wajahnya dan berkata dengan tenang, “Aku memang nggak tahu apa yang sudah dialami Yoga. Tapi, dia pasti punya alasan kuat untuk berbuat seperti itu. Kita nggak punya hak untuk memberinya perintah.”“Dasar anak nggak tahu terima kasih!” Berhubung gagal membu
Yoga menerima telepon itu dan mendengar suara seorang wanita yang arogan, “Yoga, aku adalah Susi Wijaya, ibunya Rendy. Kamu seharusnya sudah menerima telepon dari Keluarga Wibowo dan Karina, ‘kan? Cepat lepaskan Rendy, lalu datanglah ke Kediaman Wijaya untuk mengakui kesalahanmu. Dengan begitu, aku akan mengampuni nyawamu!”Yoga terkekeh dan memaki, “Persetan denganmu!”Apa? Begitu mendengar makian Yoga, Susi langsung murka dan berseru, “Yoga, apa kamu tahu kamu lagi cari mati? Asal kamu tahu, aku bisa membuat kamu dan semua orang di sampingmu mati mengenaskan! Kamu harus pertimbangkan baik-baik konsekuensinya ....”Sebelum Susi menyelesaikan kalimatnya, Yoga mematahkan beberapa tulang rusuk Rendy dengan satu injakan, lalu berkata, “Kalau kamu masih berani memakiku, aku akan mematahkan satu per satu tulang rusuk Rendy. Mau balas dendam? Kutunggu!”Pada saat ini, Rendy sudah kehilangan semangat hidupnya akibat rasa sakit yang tak tertahankan. Dia pun memohon dengan suara serak, “Yoga ..
Jika memang Karina yang membocorkan rahasia ini, Yoga tidak akan memaafkan Karina. Bagaimanapun juga, hal ini berkaitan dengan nyawa ibunya. Yoga pun memberi perintah pada Raja Kegelapan, “Tangkap Reza, lalu tanyakan dengan jelas dari mana dia tahu tentang masalah ibuku.”“Baik!” jawab Raja Kegelapan.Setelah itu, Yoga buru-buru kembali ke rumah sakit untuk mengobati Lili.Pada saat ini, Lili masih belum sadar. Namun, Nadya tetap menemaninya. Selain itu, ada tambahan seorang wanita lagi di ruangan ini.Wanita itu mengenakan rok mini dan atasan pendek yang menunjukkan pusarnya. Cara berpakaiannya sangat seksi dan terbuka. Sayangnya, terdapat sebuah bekas luka di wajahnya yang cantik. Namun, bekas luka itu malah memberikan kesan seksi yang tak terduga.Wanita itu bernama Shinta Gozali. Dia adalah putri keempat Keluarga Gozali dan juga sedang mengambil alih posisi kepala Keluarga Gozali untuk sementara. Keluarga Gozali adalah salah satu dari empat keluarga besar di Kota Pawana.Dari segi
Shinta berkata, “Sepakat!”Tidak lama kemudian, Yoga pun selesai meracik obatnya. Dia berkata pada Nadya, “Nadya, aku mau minta tolong kamu mengoleskan obat ini di seluruh tubuh Lili. Habis itu, tempelkan Sisik Naga Ungu Keemasan ini di atasnya. Terutama di wajah, jangan ada bagian yang terlewatkan ya.”“Nggak masalah. Serahkan saja padaku,” jawab Nadya.Setelah itu, Yoga pun keluar dari kamar pasien untuk memberikan sedikit privasi kepada mereka.“Shinta, kalau obat ini benar-benar bisa menyembuhkan luka Lili, bekas luka membandel di wajahmu itu pasti juga bisa dihilangkan,” ujar Nadya.Shinta mencibir, “Nadya, memangnya kamu percaya sama omongannya?”Nadya hanya tersenyum getir. Sebenarnya, dia juga tidak begitu yakin.Seusai mengoleskan obat, yang tersisa hanyalah penantian yang panjang. Selama proses menunggu, kabar buruk mengenai Grup Magani datang silih berganti.“Ternyata kekuatan Keluarga Wijaya jauh lebih hebat dari bayanganku. Saat ini, situasi Grup Magani benar-benar parah b
Begitu bangun, kata pertama yang diucapkan Lili ternyata adalah “Kakak Ipar”. Oleh karena itu, Yoga pun merasa agak cemburu. Dia buru-buru mendekat dan berkata dengan semangat, “Lili, aku Kak Yoga. Akhirnya kamu sadar juga. Baguslah!”Lili bertanya dengan lemah, “Kak, yang mana ... kakak iparku ....”Setelah mendengar pertanyaan Lili, Yoga pun terdiam. Kemudian, Nadya buru-buru melangkah maju dan menjawab, “Lili, aku ini kakak iparmu.”Lili menggenggam tangan Nadya dengan susah payah sambil berkata, “Ka ... Kakak Ipar, ke ... keponakanku diberi nama Dhana Kusuma saja ....”“Dhana ... artinya kemakmuran ya? Oke, namai dia Dhana saja,” jawab Nadya.“Kak, aku ngantuk banget ...,” ujar Lili dengan lemah.Yoga menjawab, “Lili, tidurlah. Jangan khawatir, Kakak akan terus menemanimu. Kalau kamu sudah pulih total, Kakak akan membawamu pulang.”Setelah itu, Lili pun tidur dengan nyenyak. Berhubung telah menerima guncangan yang terlalu besar, dia membutuhkan banyak waktu untuk tidur agar bisa le
“Jangan khawatir, aku nggak akan membiarkan mereka melakukannya lagi,” hibur Nadya. Kemudian, dia langsung berjalan ke hadapan Jimmy dan bertanya, “Paman, apa Paman benar-benar hendak bertindak begitu kejam?”Jimmy meletakkan cangkir tehnya dan menjawab dengan ekspresi tidak senang, “Nadya, kok kamu nggak sopan banget sama seniormu. Mitra kerja samamu sendiri yang bersikeras mau memutuskan hubungan kerja sama denganmu. Apa hubungannya hal itu denganku? Sebenarnya, Paman datang untuk membantumu menyelesaikan masalah ini.”Nadya tentu saja tidak percaya pada ucapan Jimmy. Dia bertanya, “Bagaimana kamu hendak menyelesaikannya?”“Kamu seharusnya tahu jelas, biarpun menjual perusahaanmu, kamu juga nggak akan mungkin bisa membayar utangmu pada begitu banyak mitra kerja sama. Yang ada, kamu malah akan terlilit utang besar. Sebaiknya kamu berikan saja perusahaan ini pada Keluarga Wibowo. Keluarga kita akan membantumu menangani utang itu dan memberimu uang sebesar 20 miliar. Dengan begitu, kamu
Dalam sekejap, semua orang langsung berdiri di sisi kiri. Tidak ada seorang pun yang ingin lanjut bekerja sama dengan Grup Magani.Jimmy mengejek, “Nadya, apa otakmu bermasalah? Bisa-bisanya kamu membiarkan seorang anak bau kencur menyelesaikan masalah ini. Dengan begitu, perusahaanmu akan bangkrut lebih cepat.”Nadya memelototi Jimmy dan berkata, “Aku rela perusahaan ini bangkrut di tangannya.”“Nak, jangan bicara omong kosong lagi. Keputusan kami sudah bulat. Tolong bayar kembali uang kami secepat mungkin,” cibir Ardi.Yoga menjawab, “Tenang saja, kami akan mengembalikan uang kalian tanpa kurang sepeser pun. Akuntan, hitunglah utang kita pada mereka, lalu lunasi semuanya.”“Kamu mau mengulur waktu? Oke, aku mau tahu seberapa lama kamu bisa melakukannya,” ejek Ardi.Akuntan itu juga bekerja sama dengan Yoga untuk “mengulur waktu” dengan menghitung total utang secara jelas dan perlahan.Di sisi lain, Nadya menarik Yoga ke samping dan bertanya, “Yoga, apa sebenarnya yang mau kamu lakuka