Beberapa hari ini, Nadya sibuk mengurus pesanan Ekstrak Akar Nertera sampai harus begadang dan bekerja lembur. Kadang-kadang, dia bahkan tidak sempat makan. Ketika sedang sibuk, tiba-tiba ada akun tidak dikenal yang mengirimkan surel kepadanya. Judul surelnya adalah "Bukti Yoga Berselingkuh".'Apa-apaan ini? Yoga berselingkuh?' batin Nadya. Meskipun tidak percaya, jantungnya berdegup kencang. Dia membuka surel itu dengan tangan gemetaran. Isi surelnya adalah tangkapan layar obrolan Karina dan Yoga.[ Yoga, bagaimana dengan rencana kita? ][ Semua persiapan sudah siap, hanya tersisa satu hal terakhir. Sekarang, Nadya sudah jatuh cinta padaku. Nggak lama lagi, aku akan mendapatkan seluruh asetnya. Tiba saatnya, kita akan menjadi orang terkaya di Kota Pawana. ][ Bagus sekali. Setelah kamu mendapatkan asetnya, kita akan menikah. Nanti aku juga akan mengusir Nadya dari Provinsi Sadali supaya dia nggak mengusikmu. Kamu nggak akan sedih, 'kan? ][ Bagiku, Nadya cuma wanita bodoh. Kalaupun ka
Nadya memiliki akrofobia yang parah. Namun sekarang, dia tidak memedulikan ketinggian ini karena kekecewaan yang sangat dalam."Selamat tinggal!" gumam Nadya sambil hendak melompat.Pada saat yang menegangkan, tiba-tiba seseorang muncul dan meraih tangan Nadya. Orang itu adalah Azhar. Dia diam-diam menjentikkan jarinya. Kemudian, telur belatung melayang dari kukunya dan masuk ke mata Nadya. Ini adalah Racun Amor. Orang yang terkena Racun Amor akan terobsesi dengan pemberi racun, bahkan sampai rela mengorbankan nyawanya sendiri.Nadya berusaha melepaskan diri sambil berseru, "Lepaskan aku! Jangan pedulikan aku! Aku mau mati!"Azhar membujuk, "Nona, kamu masih muda. Kenapa kamu bisa berpikiran sempit? Aku yang sakit parah saja sedang berjuang untuk hidup. Orang sehat seperti dirimu seharusnya menjalani hidup dengan baik."Nadya masih berusaha melepaskan diri. Dia menimpali, "Jangan ikut campur. Biarkan aku mati."Azhar menghela napas, lalu berujar, "Aku nggak akan melepaskanmu apa pun ya
Kalau tidak meniduri Nadya, Azhar akan menyesal seumur hidup. Dia pergi ke kamar mandi, lalu menelepon Dewa Digdaya. "Ayah, misi sudah selesai. Aku sudah mendapatkan bahan obat tingkat delapan dan pil tingkat tinggi."Dewa Digdaya tertawa terbahak-bahak, lalu memuji, "Hebat! Anakku memang bisa diandalkan. Kamu nggak pernah mengecewakanku. Alangkah baiknya kalau bisa memancing Yoga datang ke ibu kota dan memaksanya membuat pil tingkat tinggi untukku."Azhar menimpali, "Mudah saja, Ayah. Serahkan saja padaku."Dewa Digdaya yang merasa senang membalas, "Oke, aku tunggu kabar baik darimu."Azhar kembali ke restoran, lalu berkata kepada Nadya, "Nadya, orang tuaku tersentuh mendengar kamu membantuku mendapatkan obat penyelamat. Mereka ingin berterima kasih kepadamu secara langsung. Jadi, apa kamu bersedia ikut aku pulang ke Ibu Kota?"Nadya bertanya dengan semangat, "Benaran? Aku boleh ikut kamu pulang ke Ibu Kota?"Azhar tersenyum dan menyahut, "Tentu saja. Kita langsung berangkat setelah m
Yoga segera menghubungi Raja Kegelapan, "Cari Nadya di seluruh kota!"Raja Kegelapan menyahut, "Baik!"Tak lama kemudian, Raja Kegelapan melapor, "Pak Yoga, kami menemukan Bu Nadya di jalan menuju ke luar provinsi. Bu Nadya bersama dengan Azhar, sepertinya mereka mau pergi ke Ibu Kota."Ternyata putranya Dewa Digdaya! Yoga belum membuat perhitungan dengan mereka, tetapi mereka malah mencari masalah sendiri. Kalau begitu, Yoga akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuh Azhar. Kemudian, Yoga mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengejar Azhar.Kecepatan Yoga saat berlari melampaui laju mobil. Hanya dalam 2 jam, Yoga sudah berhasil mengejar mobil Azhar. Yoga melompat setinggi 3 meter dan mengadang mobil Azhar.Nadya terkejut melihat Yoga. Dia berseru, "Cepat hentikan mobilnya ...."Namun, Azhar malah menambah kecepatan mobilnya dan berujar, "Huh, kamu mau cari mati, ya?"Saat mobil hampir menabrak Yoga, dia langsung meninju kap mesin mobil Azhar. Suara ledakan terdengar dan mobil pun
Nadya berujar, "Azhar, kamu tenang saja. Hari ini aku pasti akan melindungimu. Kalau Yoga mau bunuh kamu, dia harus bunuh aku dulu. Aku nggak akan menyesal kalaupun harus mati bersamamu."Yoga merasa asing dengan Nadya yang berdiri di depannya saat ini, ada yang tidak beres dengan Nadya. Wanita ini bukan Nadya yang dia kenal. Azhar pasti melakukan sesuatu kepada Nadya. Yoga tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia memeluk Nadya.Nadya yang marah memberontak, "Dasar pembohong! Lepaskan aku! Jangan sentuh aku ...."Yoga mengamati mata Nadya. Sesuai dugaan Yoga, Nadya diberi Racun Amor. Yoga harus membunuh Azhar! Kemudian, Yoga mengeluarkan jarum untuk membersihkan racun di tubuh Nadya.Nadya berusaha memberontak, tetapi dia tidak sanggup melawan Yoga. Setelah Yoga selesai melakukan akupunktur, Nadya memuntahkan darah kotor. Tampak seekor belatung merah yang menggeliat di tengah darah kotor itu.Nadya merinding, kenapa di dalam tubuhnya ada belatung? Saat memandang Azhar, Nadya tidak mempunya
Yoga menginjak lutut Azhar dengan kuat dan berujar, "Aku memang nggak tahu diri.""Sialan!" teriak Azhar.Mendengar suara teriakan Azhar, Dewa Digdaya langsung murka. Dia mengancam, "Yoga, kamu sudah memancing emosiku. Kalau kamu nggak mau menghentikan aksimu, aku pasti akan melenyapkan semua keluargamu!"Yoga menimpali, "Oke, aku tunggu pembalasanmu. Kalau kamu nggak melenyapkan semua keluargaku, itu berarti kamu pecundang."Yoga tidak berbasa-basi lagi. Dia langsung menginjak kepala Azhar.Terdengar suara teriakan Azhar. Dewa Digdaya yang berada di Kuil Dewa Bela Diri mengamuk. Dia memancarkan aura membunuh yang dahsyat sehingga petarung tingkat agung master di tempat merasa sesak. Putra yang paling disayang Dewa Digdaya dibunuh, mana mungkin dia tidak marah?Semua orang berlutut dan berkata, "Dewa Digdaya, jangan emosi."Dewa Digdaya berteriak, "Segera umumkan Dekret Dewa Digdaya! Yoga sudah membunuh anakku. Dosanya nggak boleh diampuni! Semua anggota dunia bela diri di seluruh nege
Gatot sangat kaget karena Vania ingat dengan mereka. Gatot berucap, "Bu Vania, apa bosmu ada di sini? Kami ingin bertemu dengannya."Vania tampak ragu. Dia menimpali, "Pak Yoga memang ada di perusahaan. Tapi, dia sibuk sekali. Takutnya dia nggak sempat bertemu dengan kalian."Yoga? Bos Vania juga bernama Yoga? Nama mereka sama, tetapi nasib mereka berbeda. Yoga yang mereka kenal telah menjadi bos perusahaan kecil yang hampir bangkrut. Dia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan bos Vania.Ambar segera berkata, "Bu Vania, sejujurnya bosmu diam-diam menyukai Karina. Kalau nggak, waktu itu dia juga nggak mungkin memintamu untuk memberi Karina bahan obat yang berharga. Dengan bahan obat itu, sekarang penyakit Karina hampir sembuh. Semua sel kanker di tubuhnya sudah mati."Ambar melanjutkan, "Aku mau mengadakan pesta untuk Karina. Jadi, aku ingin mengundang Pak Yoga. Dengan begitu, Pak Yoga punya kesempatan untuk bertemu Karina. Aku rasa Pak Yoga pasti akan pergi ke pestanya."Vania m
Yoga berteriak, "Pak Hagi, kamu itu kurang kerjaan sampai-sampai main dengan binatang?"Hagi tertegun sejenak, lalu tersenyum kepada Yoga dan menanggapi, "Yoga, semua binatang di desa ini sudah dinutrisi oleh nadi obat untuk waktu yang lama sehingga tubuh mereka sangat kuat. Mereka bisa menyerap pil tingkat tinggi lebih cepat daripada manusia. Binatang yang paling hebat bisa bertarung dengan petarung tingkat eminen master. Sebentar lagi kita bisa membentuk sekelompok binatang super."Yoga menimpali, "Oke. Aku harap kamu bisa membentuk sekelompok binatang super yang bisa melawan petarung tingkat kaisar master. Oh, iya. Aku sudah membuat 1.000 pil tingkat tujuh. Kamu yang bagikan kepada anggota Sekte Hagisana."Hagi terkejut. Yoga membuat 1.000 pil tingkat tujuh? Hagi merasa hal ini sangat tidak realistis.Tiba-tiba, Wisnu menelepon Yoga, "Kak Yoga, sekarang kamu di mana? Ada masalah di Perusahaan Farmasi Sehat Abadi."Yoga bertanya sembari mengernyit, "Ada apa?"Wisnu menjelaskan, "Sepe
"Anakku yang baik, apa kamu sudah melupakanku?" kata Yoga dengan ekspresi yang tetap santai dan menatap Alex dengan tatapan yang menghina, seolah-olah meremehkan Alex.Saat ini, suasana di tempat itu menjadi sangat hening."Kamu berani membunuh anggota Keluarga Husin? Aku akan membuatmu membayar semua tindakanmu," kata Alex sambil menggertakkan giginya dan tubuhnya bergetar karena marah.Sebagai anggota keluarga dari salah satu empat keluarga besar di dunia kultivator kuno, Alex tidak pernah dipermalukan seperti ini. Hari ini dia bertemu lawan sulit yang bukan hanya membantai anggota Keluarga Husin, dia juga dipermalukan beberapa kali di depan umum. Dia tidak mungkin bisa menerima hal ini."Nggak perlu banyak omong kosong, cepat maju," kata Yoga sambil melambaikan tangan dengan santai."Cari mati!" teriak Alex dengan marah dan langsung menyerang. Kali ini, dia hanya bisa mengandalkan kekuatannya sendiri agar pemuda di depannya ini tahu kehebatannya.Swish swish swish!Alex langsung mem
"Omong kosong!" teriak Girbet langsung dengan keras, emosinya juga makin meledak. Dia mana mungkin tidak menyadari ini adalah trik kotor dari Alex."Kalian semua tangkap dia dulu, nanti aku yang akan membunuhnya," perintah Alex."Baik!" Para bawahan Alex segera menganggukkan kepala, lalu maju dan mengepung Girbet.Melihat situasinya memburuk, Girbet pun tidak berani melawan karena dia tahu sekarang dia hanya bisa menahan diri jika ingin bertahan hidup.Tepat pada saat itu, Yoga akhirnya berkata sambil tersenyum dingin dan menatap para anggota Keluarga Husin itu dengan tatapan yang menghina, "Nggak disangka, Keluarga Husin masih saja nggak berubah. Menghadapi anggota keluarga sendiri pun tetap pakai trik kotor dan saling membunuh. Apa kalian ini nggak punya rasa persaudaraan sedikit pun?"Nada bicara Yoga terdengar sedang menghakimi para anggota Keluarga Husin itu. Saat itu, dia tiba-tiba teringat dengan ibunya yang sudah begitu banyak menderita selama bertahun-tahun ini."Bocah, inilah
"Dunia bela diri kuno?"Yoga tertawa dan menatap para anggota Keluarga Husin dengan bangga, lalu berkata sambil tersenyum dingin, "Benar, aku memang berasal dari dunia bela diri kuno.""Apa?"Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu langsung menarik napas dalam-dalam dan mulai muncul satu kemungkinan di hati mereka. Melihat pria yang di depan mereka ini begitu sombong, mungkin pria ini benar-benar orang yang ditebak mereka itu."Mirip ... benar-benar mirip!" teriak seseorang dengan mendadak, seolah-olah memecah keheningan dan mulai terdengar semua orang di tempat itu."Siapa namamu?" tanya Alex dengan ekspresi muram dan menatap Yoga dengan tajam."Panggil aku ayah saja," jawab Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar."Berani-beraninya kamu mempermainkanku!" teriak Alex dengan keras dan auranya langsung memancar. Orang ini sudah berani mempermainkannya di depan begitu banyak anggota Keluarga Husin, sama saja dengan meremehkannya."Kenapa kalau aku mempermainkanmu? Hah?" s
Saat ini, apa pun yang dikatakan oleh Alex adalah ketentuannya, Girbet tahu dia tidak melakukan apa pun untuk mengubahnya. Sebagai generasi muda di Keluarga Husin, dia tidak memiliki hak untuk berbicara."Ayo jalan. Kita bunuh bocah itu dulu, lalu kita musnahkan para manusia hantu itu," kata Alex sambil tertawa terbahak-bahak dan aura yang mendominasi.Semua orang langsung bangkit dan segera melanjutkan perjalanan mereka menuju lokasi tujuan.Di sisi lain.Selain Keluarga Husin, Keluarga Kusuma, Keluarga Bramasta, dan Keluarga Salim juga bergegas menuju lokasi tempat Yoga berada. Mereka semua berharap bisa merebut Tulang Naga Tunduk itu. Namun, mereka tidak menyangka orang yang berada di tempat itu ternyata adalah Yoga.Pada saat yang bersamaan, Prajna dan para manusia hantu sudah bersembunyi. Mereka bahkan tidak berani bernapas dan tetap bersembunyi di kegelapan. Ini semua adalah perintah dari Yoga agar mereka jangan menunjukkan diri mereka untuk sementara ini. Jika kabar ini tersebar
"Paman Alex, ini pasti ulah para manusia hantu itu dan bocah itu pasti bersama mereka. Dia sudah membunuh begitu banyak orang kita, mungkin saja dia sengaja memancing kita ke sana. Kita harus berhati-hati, dia pasti punya rencana lain," kata Girbet yang berdiri di samping Alex dengan ekspresi yang sangat serius, seolah-olah memikirkan kepentingan Keluarga Husin.Namun, sebenarnya Girbet sudah sangat berniat untuk membunuh Yoga. Dia ingin segera bergegas ke sana dan menangkap Yoga.Namun, ekspresi Alex menjadi muram dan menatap Girbet dengan tajam. "Dasar sampah! Kamu benar-benar mempermalukan seluruh Keluarga Husin. Kalau orang lain tahu hal ini, kamu jangan bilang kamu adalah anggota Keluarga Husin. Melihatmu saja pun sudah membuatku kesal. Kamu malah membiarkan para manusia hantu itu membunuh begitu banyak anggota keluarga kita."Alex benar-benar kecewa terhadap Girbet. Girbet tadinya adalah pemuda yang menjadi harapan Keluarga Husin dan selalu menjadi pusat perhatian. Girbet seharus
Bimo berkata, "Sepertinya ada monster mengerikan yang muncul lagi."Yoga bertanya, "Apa benar-benar akan ada Sulur Ular Hijau yang akan muncul lagi?"Bimo menjawab, "Sulur Ular Hijau sudah kami bunuh sampai hampir punah dulu, seharusnya nggak akan muncul lagi."Yoga bertanya lagi, "Bagaimana kalau kita kembali dan memeriksanya?"Bimo langsung menjawab, "Jangan kepo. Kalau itu benar-benar Sulur Ular Hijau yang sudah dewasa, kamu bukan tandingannya."Mendengar perkataan itu, Yoga langsung terdiam. Dia tahu butuh sepuluh petarung tahap kultivator raja untuk menghadapi Sulur Ular Dewasa yang sudah dewasa, dia memang bukan tandingannya. Setelah merenungkannya, dia akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Bimo."Ayo kita pergi," desak Yoga sambil melambaikan tangannya.Semua orang pun mulai bergerak dan melanjutkan perjalanan mereka. Saat ini matahari sudah terbit dan menyinari mereka, sehingga mereka merasa hangat.Yoga bertanya, "Apa kalian tahu Tulang Naga Tunduk dan Kayu Petir Hijau ini
Tubuh Sulur Ular Hijau penuh dengan bekas gigitan. Bahkan, pada tulang-tulangnya terlihat bekas yang sangat jelas. Itu membuat siapa pun yang melihatnya merasa jijik.Di area terlarang ini, hanya manusia hantu yang melakukan hal menjijikkan seperti ini. Mengonsumsi darah dan daging monster seperti itu sangat bermanfaat bagi mereka."Benar-benar mereka! Mereka sungguh berani datang ke tempat ini!""Hmph! Mereka memang nggak tahu diri. Pasti mereka datang ke sini untuk mencari Bunga Putih!""Tapi, Bunga Putih di sini tampaknya sudah nggak ada. Jangan-jangan, waktu panennya memang sudah lewat?"Saat mereka berbicara, semua mata memandang ke sekitar dengan penuh kecemasan. Wajah-wajah mereka menunjukkan keterkejutan yang mendalam. Rasa gelisah juga makin terlihat.Pada akhirnya, mereka saling memandang dengan tatapan penuh amarah. Beberapa dari mereka menggeram dengan nada penuh kebencian. Mereka akhirnya yakin bahwa manusia hantu telah mengambil Bunga Putih!"Cepat! Temukan jejak mereka s
Kekuatan petir itu membuat tubuh Sulur Ular Hijau gosong di luar dan matang di dalam. Bahkan, banyak tentakel yang dimilikinya terputus akibat sambaran petir tersebut.Sulur Ular Hijau menggeliat hebat. Tubuhnya kejang-kejang di tanah. Ia berjuang dengan susah payah. Bahkan hingga saat ini, ia masih tidak bisa memahami bagaimana situasi seperti ini bisa terjadi.Selama ini, Sulur Ular Hijau adalah penguasa tak tergoyahkan di area ini. Ia melakukan apa pun yang diinginkannya tanpa ada yang bisa melawannya.Di malam hari, Sulur Ular Hijau hanya perlu melayang di langit untuk menikmati santapan sesuka hati. Namun hari ini, ia bertemu dengan sosok yang begitu menakutkan. Siapa sebenarnya orang ini?"Oh? Masih hidup?" ucap Yoga. Dia terkejut melihat Sulur Ular Hijau yang masih bernapas. Dia menggeleng pelan dan berdecak, seolah tidak percaya.Awalnya, Yoga mengira serangannya yang pertama sudah cukup untuk membunuh makhluk itu. Tanpa ragu, dia kembali mengangkat tangannya dan menjatuhkan s
Sulur Ular Hijau membuka mulut lebarnya. Ia memperlihatkan deretan gigi putih yang tajam dan rapat, membuat siapa pun yang melihatnya merasa ngeri. Aura yang mengerikan tiba-tiba meledak dari tubuhnya.Dalam sekejap, puluhan tentakel menyeruak ke udara, seperti pasukan yang menyerbu dengan gila-gilaan menuju Yoga.Suara gemuruh dan gerakan yang sangat besar membuat jantung siapa pun yang melihatnya berdegup kencang. Tentakel-tentakel itu meluncur menuju Yoga dengan kecepatan seperti tombak yang menembus udara, lalu langsung mengarah ke tubuhnya.Namun, Yoga berdiri diam di tempat dan tak tergoyahkan sedikit pun. Saat tentakel-tentakel itu mendekat, dia tiba-tiba mengangkat jarinya dan menunjuk ke langit.Suara petir bergemuruh memecah keheningan dan menerangi seluruh langit. Orang-orang dan makhluk di sekitar yang menyaksikan pemandangan ini. Mereka tak kuasa mendongak ke atas.Kegelisahan menyebar di hati setiap orang. Semua yang melihat kejadian itu tertegun, seakan-akan terjebak dal