"Sudah, tapi cara ini membutuhkan bahan obat tingkat delapan," timpal Hagi."Aku sudah menyiapkan bahan obat tingkat delapan. Kemarilah," ucap Yoga.Di ujung telepon, Hagi merasa sangat lega. Beberapa waktu yang lalu, bahan obat tingkat enam adalah benda legendaris yang sulit didapatkan. Namun sekarang, Yoga malah bisa membuat bahan obat tingkat delapan. Benar-benar luar biasa.Setelah melihat Yoga mengakhiri panggilan, Ambar bertanya, "Yoga, kamu mau menyembuhkan kanker Karina?"Yoga mengangguk.Jujur saja, Ambar tidak yakin bahwa Yoga bisa menyembuhkan kanker. Akan tetapi, dia tidak punya pilihan lain selain membiarkan Yoga mencobanya.Ambar berucap, "Yoga, kalau kamu bisa menyembuhkan kanker paru-paru Karina, aku akan mengizinkan kalian menikah lagi tanpa meminta mahar darimu. Tapi, kamu jangan coba-coba menginginkan aset keluargaku. Kalian tetap harus membuat perjanjian pranikah."Yoga tidak menggubris ucapan Ambar, melainkan berbalik masuk ke ruang operasi. Dia mengingatkan, "Jang
Beberapa hari ini, Nadya sibuk mengurus pesanan Ekstrak Akar Nertera sampai harus begadang dan bekerja lembur. Kadang-kadang, dia bahkan tidak sempat makan. Ketika sedang sibuk, tiba-tiba ada akun tidak dikenal yang mengirimkan surel kepadanya. Judul surelnya adalah "Bukti Yoga Berselingkuh".'Apa-apaan ini? Yoga berselingkuh?' batin Nadya. Meskipun tidak percaya, jantungnya berdegup kencang. Dia membuka surel itu dengan tangan gemetaran. Isi surelnya adalah tangkapan layar obrolan Karina dan Yoga.[ Yoga, bagaimana dengan rencana kita? ][ Semua persiapan sudah siap, hanya tersisa satu hal terakhir. Sekarang, Nadya sudah jatuh cinta padaku. Nggak lama lagi, aku akan mendapatkan seluruh asetnya. Tiba saatnya, kita akan menjadi orang terkaya di Kota Pawana. ][ Bagus sekali. Setelah kamu mendapatkan asetnya, kita akan menikah. Nanti aku juga akan mengusir Nadya dari Provinsi Sadali supaya dia nggak mengusikmu. Kamu nggak akan sedih, 'kan? ][ Bagiku, Nadya cuma wanita bodoh. Kalaupun ka
Nadya memiliki akrofobia yang parah. Namun sekarang, dia tidak memedulikan ketinggian ini karena kekecewaan yang sangat dalam."Selamat tinggal!" gumam Nadya sambil hendak melompat.Pada saat yang menegangkan, tiba-tiba seseorang muncul dan meraih tangan Nadya. Orang itu adalah Azhar. Dia diam-diam menjentikkan jarinya. Kemudian, telur belatung melayang dari kukunya dan masuk ke mata Nadya. Ini adalah Racun Amor. Orang yang terkena Racun Amor akan terobsesi dengan pemberi racun, bahkan sampai rela mengorbankan nyawanya sendiri.Nadya berusaha melepaskan diri sambil berseru, "Lepaskan aku! Jangan pedulikan aku! Aku mau mati!"Azhar membujuk, "Nona, kamu masih muda. Kenapa kamu bisa berpikiran sempit? Aku yang sakit parah saja sedang berjuang untuk hidup. Orang sehat seperti dirimu seharusnya menjalani hidup dengan baik."Nadya masih berusaha melepaskan diri. Dia menimpali, "Jangan ikut campur. Biarkan aku mati."Azhar menghela napas, lalu berujar, "Aku nggak akan melepaskanmu apa pun ya
Kalau tidak meniduri Nadya, Azhar akan menyesal seumur hidup. Dia pergi ke kamar mandi, lalu menelepon Dewa Digdaya. "Ayah, misi sudah selesai. Aku sudah mendapatkan bahan obat tingkat delapan dan pil tingkat tinggi."Dewa Digdaya tertawa terbahak-bahak, lalu memuji, "Hebat! Anakku memang bisa diandalkan. Kamu nggak pernah mengecewakanku. Alangkah baiknya kalau bisa memancing Yoga datang ke ibu kota dan memaksanya membuat pil tingkat tinggi untukku."Azhar menimpali, "Mudah saja, Ayah. Serahkan saja padaku."Dewa Digdaya yang merasa senang membalas, "Oke, aku tunggu kabar baik darimu."Azhar kembali ke restoran, lalu berkata kepada Nadya, "Nadya, orang tuaku tersentuh mendengar kamu membantuku mendapatkan obat penyelamat. Mereka ingin berterima kasih kepadamu secara langsung. Jadi, apa kamu bersedia ikut aku pulang ke Ibu Kota?"Nadya bertanya dengan semangat, "Benaran? Aku boleh ikut kamu pulang ke Ibu Kota?"Azhar tersenyum dan menyahut, "Tentu saja. Kita langsung berangkat setelah m
Yoga segera menghubungi Raja Kegelapan, "Cari Nadya di seluruh kota!"Raja Kegelapan menyahut, "Baik!"Tak lama kemudian, Raja Kegelapan melapor, "Pak Yoga, kami menemukan Bu Nadya di jalan menuju ke luar provinsi. Bu Nadya bersama dengan Azhar, sepertinya mereka mau pergi ke Ibu Kota."Ternyata putranya Dewa Digdaya! Yoga belum membuat perhitungan dengan mereka, tetapi mereka malah mencari masalah sendiri. Kalau begitu, Yoga akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuh Azhar. Kemudian, Yoga mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengejar Azhar.Kecepatan Yoga saat berlari melampaui laju mobil. Hanya dalam 2 jam, Yoga sudah berhasil mengejar mobil Azhar. Yoga melompat setinggi 3 meter dan mengadang mobil Azhar.Nadya terkejut melihat Yoga. Dia berseru, "Cepat hentikan mobilnya ...."Namun, Azhar malah menambah kecepatan mobilnya dan berujar, "Huh, kamu mau cari mati, ya?"Saat mobil hampir menabrak Yoga, dia langsung meninju kap mesin mobil Azhar. Suara ledakan terdengar dan mobil pun
Nadya berujar, "Azhar, kamu tenang saja. Hari ini aku pasti akan melindungimu. Kalau Yoga mau bunuh kamu, dia harus bunuh aku dulu. Aku nggak akan menyesal kalaupun harus mati bersamamu."Yoga merasa asing dengan Nadya yang berdiri di depannya saat ini, ada yang tidak beres dengan Nadya. Wanita ini bukan Nadya yang dia kenal. Azhar pasti melakukan sesuatu kepada Nadya. Yoga tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia memeluk Nadya.Nadya yang marah memberontak, "Dasar pembohong! Lepaskan aku! Jangan sentuh aku ...."Yoga mengamati mata Nadya. Sesuai dugaan Yoga, Nadya diberi Racun Amor. Yoga harus membunuh Azhar! Kemudian, Yoga mengeluarkan jarum untuk membersihkan racun di tubuh Nadya.Nadya berusaha memberontak, tetapi dia tidak sanggup melawan Yoga. Setelah Yoga selesai melakukan akupunktur, Nadya memuntahkan darah kotor. Tampak seekor belatung merah yang menggeliat di tengah darah kotor itu.Nadya merinding, kenapa di dalam tubuhnya ada belatung? Saat memandang Azhar, Nadya tidak mempunya
Yoga menginjak lutut Azhar dengan kuat dan berujar, "Aku memang nggak tahu diri.""Sialan!" teriak Azhar.Mendengar suara teriakan Azhar, Dewa Digdaya langsung murka. Dia mengancam, "Yoga, kamu sudah memancing emosiku. Kalau kamu nggak mau menghentikan aksimu, aku pasti akan melenyapkan semua keluargamu!"Yoga menimpali, "Oke, aku tunggu pembalasanmu. Kalau kamu nggak melenyapkan semua keluargaku, itu berarti kamu pecundang."Yoga tidak berbasa-basi lagi. Dia langsung menginjak kepala Azhar.Terdengar suara teriakan Azhar. Dewa Digdaya yang berada di Kuil Dewa Bela Diri mengamuk. Dia memancarkan aura membunuh yang dahsyat sehingga petarung tingkat agung master di tempat merasa sesak. Putra yang paling disayang Dewa Digdaya dibunuh, mana mungkin dia tidak marah?Semua orang berlutut dan berkata, "Dewa Digdaya, jangan emosi."Dewa Digdaya berteriak, "Segera umumkan Dekret Dewa Digdaya! Yoga sudah membunuh anakku. Dosanya nggak boleh diampuni! Semua anggota dunia bela diri di seluruh nege
Gatot sangat kaget karena Vania ingat dengan mereka. Gatot berucap, "Bu Vania, apa bosmu ada di sini? Kami ingin bertemu dengannya."Vania tampak ragu. Dia menimpali, "Pak Yoga memang ada di perusahaan. Tapi, dia sibuk sekali. Takutnya dia nggak sempat bertemu dengan kalian."Yoga? Bos Vania juga bernama Yoga? Nama mereka sama, tetapi nasib mereka berbeda. Yoga yang mereka kenal telah menjadi bos perusahaan kecil yang hampir bangkrut. Dia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan bos Vania.Ambar segera berkata, "Bu Vania, sejujurnya bosmu diam-diam menyukai Karina. Kalau nggak, waktu itu dia juga nggak mungkin memintamu untuk memberi Karina bahan obat yang berharga. Dengan bahan obat itu, sekarang penyakit Karina hampir sembuh. Semua sel kanker di tubuhnya sudah mati."Ambar melanjutkan, "Aku mau mengadakan pesta untuk Karina. Jadi, aku ingin mengundang Pak Yoga. Dengan begitu, Pak Yoga punya kesempatan untuk bertemu Karina. Aku rasa Pak Yoga pasti akan pergi ke pestanya."Vania m