Tubuh harimau Rigel bergetar. Kekuatannya melonjak drastis. Terlihat bayangan naga raksasa dan harimau ganas yang muncul dari tubuhnya. Auman naga dan harimau bergema di langit. Rigel menyerbu ke arah Yoga bersamaan dengan naga raksasa dan harimau ganas. Kecepatan tinggi beserta kekuatan dahsyat menyebabkan tanah yang dipijak menjadi cekungan dalam.Ketika melihat naga raksasa dan harimau ganas, Yoga sontak terbelalak. Serangan Naga dan Harimau adalah keterampilan tempur eksklusif milik keluarga Jorgi dari Pulau Neraka. Bagaimana bisa Rigel mempelajarinya? Jangan-jangan peluang yang dia katakan barusan didapatkan dari Pulau Neraka?Dalam sekejap, Rigel sudah mulai menyerang. Yoga segera mengepalkan tangan dan mengerahkan kekuatan yang lebih mengerikan. Kekuatannya juga membentuk naga raksasa dan harimau ganas. Naga dan Harimau milik Yoga lebih unggul dibandingkan milik Rigel dalam segi ukuran dan kekuatan. Begitu Yoga berteriak, naga raksasa dan harimau ganas miliknya langsung menyerbu
"Ya! Kamu benar," sahut Rigel. Dia hanya mengiakan karena tidak berani berdebat dengan si Iblis dari Pulau Neraka. Dia memilih untuk terus menyanjungnya."Aku ingin tanya. Bagaimana kabar guruku sekarang? Apa dia merindukanku?" tanya Yoga."Ini ...." Ucapan Rigel terhenti.Ekspresi Yoga seketika menjadi serius. Dia menyadari bahwa pasti telah terjadi sesuatu dengan Jorgi. "Cepat katakan," desak Yoga.Rigel menjawab dengan ketakutan, "Master Jorgi sudah tewas. Dia dibunuh murid utamanya, Arnos. Dia juga menculik junior perempuanmu dan melarikan diri dari pulau. Sampai sekarang, keberadaannya masih belum diketahui. Semua murid Master Jorgi keluar. Mereka bersumpah akan menemukan Arnos dan membalaskan dendam untuk Master Jorgi.""Apa?" pekik Yoga dengan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Jorgi dibunuh. Yang lebih mengejutkan lagi, pembunuhnya adalah murid utamanya yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Berengsek! Arnos benar-benar tidak tahu berterima kasih. Dia harus mati!Setelah
Wenny membuka matanya lebar-lebar dan jantungnya berdebar makin kencang. Orang yang berjalan keluar dari tengah kekacauan itu seharusnya adalah pemilik Vila Kintamani No. 1. Apa dia sudah mengalahkan Rigel?Namun, mata Wenny membola seperti hendak keluar dari rongganya ketika dia melihat sosok itu. Orang itu ternyata Yoga! Mengapa dia bisa berada di arena tempur?Wenny teringat akan beberapa kesempatan saat dia bertemu Yoga di sekitar vila. Sebuah tebakan yang mengerikan perlahan terbit di benaknya. Jangan-jangan Yoga adalah pemilik Vila Kintamani No. 1? Gagasan ini seketika membuat Wenny merasa frustrasi.Tanpa memedulikan bahaya di sana, Wenny segera menghampiri Yoga dan bertanya padanya, "Yoga, kenapa kamu bisa di sini?""Kenapa aku nggak boleh di sini?" tanya Yoga balik.Wenny membalas, "Setahuku, Rigel kemari untuk balas dendam pada pemilik Vila Kintamani No. 1. Kamu ... apa kamu pemilik Vila Kintamani No. 1?"Yoga menyahut, "Kalau aku jawab iya, apa kamu bakal percaya?"Wenny men
Saat melihat Pil Tujuh Indra terakhir yang dikeluarkan Yoga dari sakunya, mata Ridho dan Reynald sontak bersinar cerah.Hanya saja, Yoga malah memberikan Pil Tujuh Indra itu pada Lucy sambil berkata, "Lucy, ini buatmu."Lucy berujar dengan ekspresi bahagia, "Kak Yoga, aku akan menyimpannya sebagai pusaka seumur hidupku."Sepeninggal Yoga, Ridho buru-buru menghampiri Lucy dan berkata, "Lucy, Pil Tujuh Indra ini terlalu berharga, biar aku yang simpankan untukmu."Alhasil, Lucy memelototi Ridho dan membalasnya, "Maaf, kurasa kita nggak cocok, pernikahan ini kita batalkan saja. Kamu bisa pergi dengan cincin berlianmu!""Hah?" Ridho sontak tertegun.Reynald segera menegur dengan nada sedikit mengancam, "Pak Yanto, pernikahan bukan sesuatu yang bisa dijadikan permainan. Bagaimana bisa dibatalkan begitu saja? Ini adalah pernikahan yang diatur secara pribadi oleh Pak Lidun. Kamu nggak takut membuat Pak Lidun marah?"Lidun adalah sosok yang mendukung Yanto selama ini. Namun, Yanto sama sekali t
Dahulu, Hagi mungkin hanya akan menganggap Yoga sedang membual. Namun, Yoga sudah membuktikan bahwa dia sanggup memberikan stok tak terbatas pil tingkat enam. Jika begitu, dia pasti juga bisa menyediakan pil tingkat tujuh.Hagi berujar penuh haru, "Bocah, terima kasih, ya."Hagi tidak pernah menyangka bisa melihat Sekte Hagisana bangkit kembali. Kini, Sekte Hagisana bahkan berkesempatan untuk menyatukan dunia seni bela diri Daruna. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak pernah terlintas dalam mimpi terliarnya sekalipun."Oh iya, Yoga, kamu masih ingat dengan anjing kampung yang kamu beri Pil Peremajaan? Kali ini, dia menghabisi tiga petarung tingkat elite master!" ujar Hagi lagi.Yoga yang sedikit kaget pun berkata, "Nggak kusangka, Pil Peremajaan juga berpengaruh pada binatang. Terus berikan pil tingkat tinggi pada anjing itu, aku mau lihat dia berkembang sejauh apa."Hagi menyahut, "Aku juga berpikiran begitu. Yoga, aku berniat membuat pasukan binatang, bagaimana menurutmu?"Yoga memba
Dewa Digdaya puas dengan inisiatif putranya. Azhar kuat dan cerdas, dia pasti sanggup menyelesaikan misi ini.Dewa Digdaya berujar sambil tersenyum, "Azhar, kamu memang nggak pernah mengecewakanku. Baiklah, misi ini kuserahkan padamu. Ingatlah untuk menjaga keselamatan."Azhar menyahut, "Tunggulah kabar baik dariku, Ayah. Aku nggak akan mengecewakan Ayah." Usai berkata begitu, Azhar segera berangkat menjalankan tugas.Setelah Azhar pergi, seorang pelayan mendekat dengan tergopoh-gopoh dan melapor, "Dewa Digdaya, ada seorang ahli bela diri di luar yang ingin bertemu denganmu.""Siapa?" tanya Dewa Digdaya.Pelayan itu menjawab, "Dia berkata kalau namanya Arnos dari Pulau Neraka."Arnos! Dewa Digdaya segera berkata dengan mata berbinar, "Cepat persilakan dia masuk!"....Yoga kembali ke pondok nadi obat dan lanjut memurnikan pil tingkat delapan. Berkat nadi obat, semua berjalan dengan lancar. Yoga juga menggunakan Pil Peremajaan dan Pil Tujuh Indra sebagai semacam penyubur. Bahan obat tin
Yoga mendorong Ambar ke tepi dan berjalan menuju UGD dengan langkah-langkah lebarnya.Seorang perawat yang berjaga di depan pintu UGD segera menghentikan Yoga dan berkata, "Berhenti! UGD bukan tempat yang bisa dimasuki sembarang orang."Yoga berkata padanya, "Minggir, aku harus masuk untuk menyelamatkan Karina.""Nggak bisa! Ruangan di dalam berada dalam keadaan steril. Kamu bisa membunuh pasien kalau masuk ke dalam," ujar perawat tadi sambil memblokir pintu UGD.Yoga menarik perawat itu menjauh tanpa basa-basi. Tahu bahwa dirinya tidak mampu menghentikan Yoga, perawat itu akhirnya mengalah dan berkata, "Berhenti, tahan dulu sebentar! Kalau kamu memang ingin masuk, ganti ke pakaian sterilku dulu. Kalau nggak, aku nggak bisa membiarkanmu masuk."Setelah menenangkan diri sejenak, Yoga melepas mantelnya. Dia memakai pakaian steril perawat tadi, lalu segera masuk ke UGD.Perawat itu mengulum senyum licik yang tidak kentara. Usai mendapatkan mantel Yoga, dia buru-buru berjalan ke luar rumah
Gupta merasa separuh jiwanya seolah melayang saat terhempas.Yoga berkata kepada Helen, "Cepat suntikkan adrenalin ke pasien.""Baik," jawab Helen segera menyuntikkan adrenalin ke tubuh Karina. Sementara itu, Yoga juga melakukan akupunktur untuk menyelamatkan nyawa Karina. Setelah usaha yang dilakukan oleh mereka berdua, Karina akhirnya melewati masa kritis. Saat ini, kondisinya mulai stabil.Helen menyeka keringat di dahinya sembari berucap, "Akhirnya dia tertolong. Terima kasih, ya."Yoga membalas, "Aku yang seharusnya berterima kasih padamu."Saking merasa kesal, Gupta berseru dengan raut wajah muram, "Kamu sudah menerobos ke UGD tanpa izin dan memukuli dokter bedah! Aku akan memenjarakanmu!"Yoga membalas dengan dingin, "Memangnya kamu pantas menjadi dokter? Kamu membahayakan nyawa orang lain untuk mendapatkan kekayaan. Kejahatanmu sangat besar. Kamu yang seharusnya mendekam di penjara!"Selesai melontarkan perkataannya, Yoga hendak menghubungi Danesh untuk memintanya menyelidiki t
"Anakku yang baik, apa kamu sudah melupakanku?" kata Yoga dengan ekspresi yang tetap santai dan menatap Alex dengan tatapan yang menghina, seolah-olah meremehkan Alex.Saat ini, suasana di tempat itu menjadi sangat hening."Kamu berani membunuh anggota Keluarga Husin? Aku akan membuatmu membayar semua tindakanmu," kata Alex sambil menggertakkan giginya dan tubuhnya bergetar karena marah.Sebagai anggota keluarga dari salah satu empat keluarga besar di dunia kultivator kuno, Alex tidak pernah dipermalukan seperti ini. Hari ini dia bertemu lawan sulit yang bukan hanya membantai anggota Keluarga Husin, dia juga dipermalukan beberapa kali di depan umum. Dia tidak mungkin bisa menerima hal ini."Nggak perlu banyak omong kosong, cepat maju," kata Yoga sambil melambaikan tangan dengan santai."Cari mati!" teriak Alex dengan marah dan langsung menyerang. Kali ini, dia hanya bisa mengandalkan kekuatannya sendiri agar pemuda di depannya ini tahu kehebatannya.Swish swish swish!Alex langsung mem
"Omong kosong!" teriak Girbet langsung dengan keras, emosinya juga makin meledak. Dia mana mungkin tidak menyadari ini adalah trik kotor dari Alex."Kalian semua tangkap dia dulu, nanti aku yang akan membunuhnya," perintah Alex."Baik!" Para bawahan Alex segera menganggukkan kepala, lalu maju dan mengepung Girbet.Melihat situasinya memburuk, Girbet pun tidak berani melawan karena dia tahu sekarang dia hanya bisa menahan diri jika ingin bertahan hidup.Tepat pada saat itu, Yoga akhirnya berkata sambil tersenyum dingin dan menatap para anggota Keluarga Husin itu dengan tatapan yang menghina, "Nggak disangka, Keluarga Husin masih saja nggak berubah. Menghadapi anggota keluarga sendiri pun tetap pakai trik kotor dan saling membunuh. Apa kalian ini nggak punya rasa persaudaraan sedikit pun?"Nada bicara Yoga terdengar sedang menghakimi para anggota Keluarga Husin itu. Saat itu, dia tiba-tiba teringat dengan ibunya yang sudah begitu banyak menderita selama bertahun-tahun ini."Bocah, inilah
"Dunia bela diri kuno?"Yoga tertawa dan menatap para anggota Keluarga Husin dengan bangga, lalu berkata sambil tersenyum dingin, "Benar, aku memang berasal dari dunia bela diri kuno.""Apa?"Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu langsung menarik napas dalam-dalam dan mulai muncul satu kemungkinan di hati mereka. Melihat pria yang di depan mereka ini begitu sombong, mungkin pria ini benar-benar orang yang ditebak mereka itu."Mirip ... benar-benar mirip!" teriak seseorang dengan mendadak, seolah-olah memecah keheningan dan mulai terdengar semua orang di tempat itu."Siapa namamu?" tanya Alex dengan ekspresi muram dan menatap Yoga dengan tajam."Panggil aku ayah saja," jawab Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar."Berani-beraninya kamu mempermainkanku!" teriak Alex dengan keras dan auranya langsung memancar. Orang ini sudah berani mempermainkannya di depan begitu banyak anggota Keluarga Husin, sama saja dengan meremehkannya."Kenapa kalau aku mempermainkanmu? Hah?" s
Saat ini, apa pun yang dikatakan oleh Alex adalah ketentuannya, Girbet tahu dia tidak melakukan apa pun untuk mengubahnya. Sebagai generasi muda di Keluarga Husin, dia tidak memiliki hak untuk berbicara."Ayo jalan. Kita bunuh bocah itu dulu, lalu kita musnahkan para manusia hantu itu," kata Alex sambil tertawa terbahak-bahak dan aura yang mendominasi.Semua orang langsung bangkit dan segera melanjutkan perjalanan mereka menuju lokasi tujuan.Di sisi lain.Selain Keluarga Husin, Keluarga Kusuma, Keluarga Bramasta, dan Keluarga Salim juga bergegas menuju lokasi tempat Yoga berada. Mereka semua berharap bisa merebut Tulang Naga Tunduk itu. Namun, mereka tidak menyangka orang yang berada di tempat itu ternyata adalah Yoga.Pada saat yang bersamaan, Prajna dan para manusia hantu sudah bersembunyi. Mereka bahkan tidak berani bernapas dan tetap bersembunyi di kegelapan. Ini semua adalah perintah dari Yoga agar mereka jangan menunjukkan diri mereka untuk sementara ini. Jika kabar ini tersebar
"Paman Alex, ini pasti ulah para manusia hantu itu dan bocah itu pasti bersama mereka. Dia sudah membunuh begitu banyak orang kita, mungkin saja dia sengaja memancing kita ke sana. Kita harus berhati-hati, dia pasti punya rencana lain," kata Girbet yang berdiri di samping Alex dengan ekspresi yang sangat serius, seolah-olah memikirkan kepentingan Keluarga Husin.Namun, sebenarnya Girbet sudah sangat berniat untuk membunuh Yoga. Dia ingin segera bergegas ke sana dan menangkap Yoga.Namun, ekspresi Alex menjadi muram dan menatap Girbet dengan tajam. "Dasar sampah! Kamu benar-benar mempermalukan seluruh Keluarga Husin. Kalau orang lain tahu hal ini, kamu jangan bilang kamu adalah anggota Keluarga Husin. Melihatmu saja pun sudah membuatku kesal. Kamu malah membiarkan para manusia hantu itu membunuh begitu banyak anggota keluarga kita."Alex benar-benar kecewa terhadap Girbet. Girbet tadinya adalah pemuda yang menjadi harapan Keluarga Husin dan selalu menjadi pusat perhatian. Girbet seharus
Bimo berkata, "Sepertinya ada monster mengerikan yang muncul lagi."Yoga bertanya, "Apa benar-benar akan ada Sulur Ular Hijau yang akan muncul lagi?"Bimo menjawab, "Sulur Ular Hijau sudah kami bunuh sampai hampir punah dulu, seharusnya nggak akan muncul lagi."Yoga bertanya lagi, "Bagaimana kalau kita kembali dan memeriksanya?"Bimo langsung menjawab, "Jangan kepo. Kalau itu benar-benar Sulur Ular Hijau yang sudah dewasa, kamu bukan tandingannya."Mendengar perkataan itu, Yoga langsung terdiam. Dia tahu butuh sepuluh petarung tahap kultivator raja untuk menghadapi Sulur Ular Dewasa yang sudah dewasa, dia memang bukan tandingannya. Setelah merenungkannya, dia akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Bimo."Ayo kita pergi," desak Yoga sambil melambaikan tangannya.Semua orang pun mulai bergerak dan melanjutkan perjalanan mereka. Saat ini matahari sudah terbit dan menyinari mereka, sehingga mereka merasa hangat.Yoga bertanya, "Apa kalian tahu Tulang Naga Tunduk dan Kayu Petir Hijau ini
Tubuh Sulur Ular Hijau penuh dengan bekas gigitan. Bahkan, pada tulang-tulangnya terlihat bekas yang sangat jelas. Itu membuat siapa pun yang melihatnya merasa jijik.Di area terlarang ini, hanya manusia hantu yang melakukan hal menjijikkan seperti ini. Mengonsumsi darah dan daging monster seperti itu sangat bermanfaat bagi mereka."Benar-benar mereka! Mereka sungguh berani datang ke tempat ini!""Hmph! Mereka memang nggak tahu diri. Pasti mereka datang ke sini untuk mencari Bunga Putih!""Tapi, Bunga Putih di sini tampaknya sudah nggak ada. Jangan-jangan, waktu panennya memang sudah lewat?"Saat mereka berbicara, semua mata memandang ke sekitar dengan penuh kecemasan. Wajah-wajah mereka menunjukkan keterkejutan yang mendalam. Rasa gelisah juga makin terlihat.Pada akhirnya, mereka saling memandang dengan tatapan penuh amarah. Beberapa dari mereka menggeram dengan nada penuh kebencian. Mereka akhirnya yakin bahwa manusia hantu telah mengambil Bunga Putih!"Cepat! Temukan jejak mereka s
Kekuatan petir itu membuat tubuh Sulur Ular Hijau gosong di luar dan matang di dalam. Bahkan, banyak tentakel yang dimilikinya terputus akibat sambaran petir tersebut.Sulur Ular Hijau menggeliat hebat. Tubuhnya kejang-kejang di tanah. Ia berjuang dengan susah payah. Bahkan hingga saat ini, ia masih tidak bisa memahami bagaimana situasi seperti ini bisa terjadi.Selama ini, Sulur Ular Hijau adalah penguasa tak tergoyahkan di area ini. Ia melakukan apa pun yang diinginkannya tanpa ada yang bisa melawannya.Di malam hari, Sulur Ular Hijau hanya perlu melayang di langit untuk menikmati santapan sesuka hati. Namun hari ini, ia bertemu dengan sosok yang begitu menakutkan. Siapa sebenarnya orang ini?"Oh? Masih hidup?" ucap Yoga. Dia terkejut melihat Sulur Ular Hijau yang masih bernapas. Dia menggeleng pelan dan berdecak, seolah tidak percaya.Awalnya, Yoga mengira serangannya yang pertama sudah cukup untuk membunuh makhluk itu. Tanpa ragu, dia kembali mengangkat tangannya dan menjatuhkan s
Sulur Ular Hijau membuka mulut lebarnya. Ia memperlihatkan deretan gigi putih yang tajam dan rapat, membuat siapa pun yang melihatnya merasa ngeri. Aura yang mengerikan tiba-tiba meledak dari tubuhnya.Dalam sekejap, puluhan tentakel menyeruak ke udara, seperti pasukan yang menyerbu dengan gila-gilaan menuju Yoga.Suara gemuruh dan gerakan yang sangat besar membuat jantung siapa pun yang melihatnya berdegup kencang. Tentakel-tentakel itu meluncur menuju Yoga dengan kecepatan seperti tombak yang menembus udara, lalu langsung mengarah ke tubuhnya.Namun, Yoga berdiri diam di tempat dan tak tergoyahkan sedikit pun. Saat tentakel-tentakel itu mendekat, dia tiba-tiba mengangkat jarinya dan menunjuk ke langit.Suara petir bergemuruh memecah keheningan dan menerangi seluruh langit. Orang-orang dan makhluk di sekitar yang menyaksikan pemandangan ini. Mereka tak kuasa mendongak ke atas.Kegelisahan menyebar di hati setiap orang. Semua yang melihat kejadian itu tertegun, seakan-akan terjebak dal