Sementara itu, keempat wanita itu tercengang mendengarnya. Mereka memohon dengan getir. Hanya saja, mana mungkin keempat tuan muda ini bersedia mendengarkan mereka? Nyawa mereka tidak ada apa-apanya!Dengan demikian, keempat wanita itu dipaksa masuk ke area berburu. Keempat tuan muda itu tentu merasa puas dengan ketakutan mereka. Basad berseru, "Cepat lari!"Keempat wanita itu sontak berlarian dengan ketakutan, sementara keempat pria itu mulai membidik. Jarek memanah kepala salah satu wanita itu. Melihat ini, Basad langsung memaki, "Dasar goblok! Ngapain kamu panah kepalanya, panah bokongnya dong! Memangnya kamu suka tidur dengan jenazah?""Hahahaha!" Terdengar tawa yang menggelegar.Saat berikutnya, panah memelesat ke arah ketiga wanita lainnya. Di momen genting ini, guntur tiba-tiba menyambar dan menghancurkan semua anak panah."Buset! Apa yang terjadi?" Perubahan situasi yang mendadak ini seketika membuat para tuan muda itu terperanjat.Cuaca begitu terik, bagaimana bisa ada guntur?
Seberapa menakutkan kekuatan pria ini sebenarnya! Mereka akhirnya menyadari bahwa mereka telah bertemu ahli bela diri!Yoga memungut busur dari tanah, lalu memasang semua anak panah. Dia berucap, "Sekarang, giliran kalian menjadi mangsanya.""Berani sekali kamu! Ayahku Dewa Digdaya, kamu bisa mati kalau berani melukaiku!" ancam Basad."Ayahku orang terkaya di Daruna ...," jelas Jarek."Ayahku komandan militer ibu kota ...," ujar Gunar.Yoga seolah-olah tidak mendengarnya. Dia berkata, "Kuberi kalian 5 detik. Kalau nggak bisa melarikan diri, berarti nasib kalian sedang sial. Lima ... empat ...."Ketika menyadari Yoga serius dengan ucapannya, ketiga pria itu pun berlarian. Tadi mereka terlihat sangat angkuh, sekarang mereka terlihat sangat menyedihkan.Yoga berkata kepada Karina, "Karina, pejamkan matamu.""Yoga, jangan, kamu nggak sanggup mengusik mereka," nasihat Karina yang merasa panik.Namun, Yoga sudah melepaskan puluhan anak panah itu. Panah-panah itu seperti memiliki mata karena
Meskipun nyawanya terselamatkan, hartanya justru disita, bahkan dirinya diboikot. Ketika buntu, Prabu pun teringat pada Karina. 'Hais, sepertinya aku hanya bisa bergantung pada Karina untuk sisa hidupku,' batin Prabu.Prabu segera menuju ke Kota Pawana. Sementara itu, di kediaman Karina, Ambar dan Gatot merasa sangat lega saat melihat Karina hanya menderita luka kecil.Setelah menanyakan keseluruhan ceritanya, Ambar berkata dengan geram, "Benar-benar berengsek, gimana bisa dia membahayakan nyawa putri sendiri seperti ini! Aku harus menemuinya. Kemudian, akan kumutilasi dia dan lihat dia punya hati atau nggak!"Gatot mengepalkan tangannya sembari berucap, "Dia nggak pernah memenuhi tanggung jawabnya sebagai ayah, tapi masih berani menjual kakakku. Akan kuhajar dia habis-habisan kalau melihatnya!"Ambar bertanya, "Karina, kamu tahu di mana bajingan itu sekarang?""Nggak tahu. Ibu, aku capek, aku mau istirahat," jawab Karina sambil menggeleng."Ya, ya, istirahatlah," ujar Ambar. Kemudian,
Kini, kehidupan mereka akhirnya membaik, tetapi Prabu malah tiba-tiba kembali. Begitu pulang, pria ini bahkan merebut segalanya dari mereka.Ambar bahkan berpikiran untuk mati sekarang. Apakah dia harus hidup di bawah penindasan Prabu untuk selamanya? Dia tidak rela!Saat ini, Ambar teringat pada seseorang, yaitu Yoga. Pria ini sepertinya sangat jago bertarung, entah bisa menang dari Prabu atau tidak?Lantaran tidak ingin menunda-nunda, Ambar langsung menghubungi Yoga. "Yoga, aku nggak pernah meminta bantuanmu selama ini. Kalau kamu berhasil, aku akan mengizinkan kalian menikah kembali, seperti yang kukatakan sebelumnya."Ambar menceritakan semuanya. Begitu mendengarnya, Yoga sontak murka. Dia mengira Prabu akan menghindar sejauh mungkin dari mereka, tetapi malah berinisiatif datang. Ini kesempatan bagus bagi Yoga untuk membalas dendam."Aku akan segera ke sana," ujar Yoga.Ambar menyiapkan makanan lezat untuk Prabu, Gatot sudah membeli rokok dan bir, dan Karina juga sudah mengalihkan
Yoga menatap Ambar dan yang lainnya, lalu berkata, "Sekarang dia sudah menjadi orang cacat, silakan balas dendam kalian."Ketiga orang itu segera memukul dan menendang Prabu. Setelah ketiganya sudah selesai melampiaskan amarah mereka, Prabu sudah sekarat. Seluruh tubuhnya penuh luka, wajahnya hancur, dan beberapa giginya copot.Kebencian Ambar masih belum mereda. Dia menyeret Prabu keluar dan mengikatnya di sebuah pohon dengan tali. "Dasar bajingan. Kalau kamu nggak ingin menjadi manusia, mulai sekarang kamu akan menjadi anjing. Kelak aku akan memberimu makanan anjing tepat waktu."Prabu masih keras kepala. "Aku adalah kepala keluarga. Kalian berani memperlakukan kepala keluarga seperti ini, kalian pasti akan dihukum!"Ambar menghajar Prabu lagi dengan kejam hingga Prabu tidak bisa berbicara lagi.Yoga menghibur Karina, "Karina, jangan khawatir, aku sudah menemukan cara untuk mengobati kankermu. Sebentar lagi, kamu akan sembuh."Menghadapi perkataan ini, Karina hanya bisa meresponsnya
Vania menjawab, "Kamu berterima kasih saja pada bosku."Memang benar. Setelah itu, Wenny segera berbalik dan kembali untuk berterima kasih pada Yoga.Yoga terus mempelajari benda warisan yang ditinggalkan ibunya untuknya. Berkat usahanya, dia akhirnya berhasil menemukan satu teknik lagi dari ingatan orang lain yaitu Teknik Guntur Surgawi Super.Perbedaannya memang hanya penambahan kata "super" dari Teknik Guntur Surgawi biasa, tetapi kekuatannya jauh berbeda. Teknik dari ahli bela diri kuno ini dibagi menjadi empat tingkat yaitu surgawi, bumi, misteri, dan kuning yang mewakili satu tingkatan kekuatan berbeda. Teknik Guntur Surgawi berada di tingkat terendah, tingkat kuning, sedangkan Teknik Guntur Surgawi Super berada di tingkat misteri.Yoga membutuhkan waktu empat hari empat malam penuh baru akhirnya berhasil menguasai Teknik Guntur Surgawi Super."Teknik Guntur Surgawi Super!"Boom! Tiba-tiba kilatan petir turun dari langit cerah dan langsung menghancurkan sebuah vila di sekitar. Ke
Untuk sesaat, Yoga juga tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan itu. Bagaimana dia bisa mengenal dirinya sendiri? Dia merasa pertanyaan itu aneh, sehingga dia akhirnya memberikan alasan yang sembarangan. "Aku pernah mengobatinya."Wenny tiba-tiba sadar. "Pantas saja. Aku juga berpikir begitu, kamu mana pantas berhubungan dengan orang seperti ini. Oh ya. Yoga, kamu bisa membantuku?"Yoga bertanya, "Ada apa?"Wenny berkata, "Apa kamu pernah dengar tentang mantan pemimpin Aliran Mulista, Rigel, akan memimpin 28 sekte untuk mengepung pemilik Vila Kintamani No. 1. Tadi Rigel sudah keluar dari pengasingannya dan kekuatannya sudah mencapai tingkat kaisar master. Bisa dibilang, dia sudah sebanding dengan dewa bela diri. Apalagi, dia juga didukung oleh 28 sekte, pemilik Vila Kintamani No. 1 pasti bukan tandingannya. Bisakah kamu membantuku untuk membujuknya melarikan diri dulu? Aku sudah mengatur jalur pelarian dan kendaraan untuknya,"Mendengar perkataan itu, Yoga baru ingat hari ini ad
"Apa kamu ingin mereka melihat ada begitu banyak warga biasa di sini? Aku nggak tahu apa yang akan mereka pikirkan tentangku."Yanto merasa agak malu, "Reynald, Tuan Yoga pernah menyelamatkan nyawaku ...."Reynald melambaikan tangannya dengan kesal. "Sudahlah, jangan mengulanginya lagi. Kalau ada warga biasa yang datang lagi, kamu langsung atur mereka duduk di ruangan samping saja. Yang penting jangan biarkan tamu terhormat undanganku melihat mereka saja."Mendengar perkataan itu, Lucy merasa sangat canggung dan malu. Dia mengamati reaksi Yoga dengan hati-hati. "Yoga, kamu nggak marah, 'kan?"Yoga menggelengkan kepala. "Nggak."Dia malas berurusan dengan orang seperti Reynald.Melihat Yoga tidak marah, Lucy menghela napas lega. "Baguslah. Mereka memang seperti ini, sekelompok orang yang angkuh. Lebih baik jangan berurusan dengan mereka."Yoga bertanya, "Lucy, kenapa sebelumnya aku nggak mendengar tentang pacarmu ini?"Mendengar pertanyaan itu, Lucy menarik napas dalam-dalam dan ekspres
"Anakku yang baik, apa kamu sudah melupakanku?" kata Yoga dengan ekspresi yang tetap santai dan menatap Alex dengan tatapan yang menghina, seolah-olah meremehkan Alex.Saat ini, suasana di tempat itu menjadi sangat hening."Kamu berani membunuh anggota Keluarga Husin? Aku akan membuatmu membayar semua tindakanmu," kata Alex sambil menggertakkan giginya dan tubuhnya bergetar karena marah.Sebagai anggota keluarga dari salah satu empat keluarga besar di dunia kultivator kuno, Alex tidak pernah dipermalukan seperti ini. Hari ini dia bertemu lawan sulit yang bukan hanya membantai anggota Keluarga Husin, dia juga dipermalukan beberapa kali di depan umum. Dia tidak mungkin bisa menerima hal ini."Nggak perlu banyak omong kosong, cepat maju," kata Yoga sambil melambaikan tangan dengan santai."Cari mati!" teriak Alex dengan marah dan langsung menyerang. Kali ini, dia hanya bisa mengandalkan kekuatannya sendiri agar pemuda di depannya ini tahu kehebatannya.Swish swish swish!Alex langsung mem
"Omong kosong!" teriak Girbet langsung dengan keras, emosinya juga makin meledak. Dia mana mungkin tidak menyadari ini adalah trik kotor dari Alex."Kalian semua tangkap dia dulu, nanti aku yang akan membunuhnya," perintah Alex."Baik!" Para bawahan Alex segera menganggukkan kepala, lalu maju dan mengepung Girbet.Melihat situasinya memburuk, Girbet pun tidak berani melawan karena dia tahu sekarang dia hanya bisa menahan diri jika ingin bertahan hidup.Tepat pada saat itu, Yoga akhirnya berkata sambil tersenyum dingin dan menatap para anggota Keluarga Husin itu dengan tatapan yang menghina, "Nggak disangka, Keluarga Husin masih saja nggak berubah. Menghadapi anggota keluarga sendiri pun tetap pakai trik kotor dan saling membunuh. Apa kalian ini nggak punya rasa persaudaraan sedikit pun?"Nada bicara Yoga terdengar sedang menghakimi para anggota Keluarga Husin itu. Saat itu, dia tiba-tiba teringat dengan ibunya yang sudah begitu banyak menderita selama bertahun-tahun ini."Bocah, inilah
"Dunia bela diri kuno?"Yoga tertawa dan menatap para anggota Keluarga Husin dengan bangga, lalu berkata sambil tersenyum dingin, "Benar, aku memang berasal dari dunia bela diri kuno.""Apa?"Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu langsung menarik napas dalam-dalam dan mulai muncul satu kemungkinan di hati mereka. Melihat pria yang di depan mereka ini begitu sombong, mungkin pria ini benar-benar orang yang ditebak mereka itu."Mirip ... benar-benar mirip!" teriak seseorang dengan mendadak, seolah-olah memecah keheningan dan mulai terdengar semua orang di tempat itu."Siapa namamu?" tanya Alex dengan ekspresi muram dan menatap Yoga dengan tajam."Panggil aku ayah saja," jawab Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar."Berani-beraninya kamu mempermainkanku!" teriak Alex dengan keras dan auranya langsung memancar. Orang ini sudah berani mempermainkannya di depan begitu banyak anggota Keluarga Husin, sama saja dengan meremehkannya."Kenapa kalau aku mempermainkanmu? Hah?" s
Saat ini, apa pun yang dikatakan oleh Alex adalah ketentuannya, Girbet tahu dia tidak melakukan apa pun untuk mengubahnya. Sebagai generasi muda di Keluarga Husin, dia tidak memiliki hak untuk berbicara."Ayo jalan. Kita bunuh bocah itu dulu, lalu kita musnahkan para manusia hantu itu," kata Alex sambil tertawa terbahak-bahak dan aura yang mendominasi.Semua orang langsung bangkit dan segera melanjutkan perjalanan mereka menuju lokasi tujuan.Di sisi lain.Selain Keluarga Husin, Keluarga Kusuma, Keluarga Bramasta, dan Keluarga Salim juga bergegas menuju lokasi tempat Yoga berada. Mereka semua berharap bisa merebut Tulang Naga Tunduk itu. Namun, mereka tidak menyangka orang yang berada di tempat itu ternyata adalah Yoga.Pada saat yang bersamaan, Prajna dan para manusia hantu sudah bersembunyi. Mereka bahkan tidak berani bernapas dan tetap bersembunyi di kegelapan. Ini semua adalah perintah dari Yoga agar mereka jangan menunjukkan diri mereka untuk sementara ini. Jika kabar ini tersebar
"Paman Alex, ini pasti ulah para manusia hantu itu dan bocah itu pasti bersama mereka. Dia sudah membunuh begitu banyak orang kita, mungkin saja dia sengaja memancing kita ke sana. Kita harus berhati-hati, dia pasti punya rencana lain," kata Girbet yang berdiri di samping Alex dengan ekspresi yang sangat serius, seolah-olah memikirkan kepentingan Keluarga Husin.Namun, sebenarnya Girbet sudah sangat berniat untuk membunuh Yoga. Dia ingin segera bergegas ke sana dan menangkap Yoga.Namun, ekspresi Alex menjadi muram dan menatap Girbet dengan tajam. "Dasar sampah! Kamu benar-benar mempermalukan seluruh Keluarga Husin. Kalau orang lain tahu hal ini, kamu jangan bilang kamu adalah anggota Keluarga Husin. Melihatmu saja pun sudah membuatku kesal. Kamu malah membiarkan para manusia hantu itu membunuh begitu banyak anggota keluarga kita."Alex benar-benar kecewa terhadap Girbet. Girbet tadinya adalah pemuda yang menjadi harapan Keluarga Husin dan selalu menjadi pusat perhatian. Girbet seharus
Bimo berkata, "Sepertinya ada monster mengerikan yang muncul lagi."Yoga bertanya, "Apa benar-benar akan ada Sulur Ular Hijau yang akan muncul lagi?"Bimo menjawab, "Sulur Ular Hijau sudah kami bunuh sampai hampir punah dulu, seharusnya nggak akan muncul lagi."Yoga bertanya lagi, "Bagaimana kalau kita kembali dan memeriksanya?"Bimo langsung menjawab, "Jangan kepo. Kalau itu benar-benar Sulur Ular Hijau yang sudah dewasa, kamu bukan tandingannya."Mendengar perkataan itu, Yoga langsung terdiam. Dia tahu butuh sepuluh petarung tahap kultivator raja untuk menghadapi Sulur Ular Dewasa yang sudah dewasa, dia memang bukan tandingannya. Setelah merenungkannya, dia akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Bimo."Ayo kita pergi," desak Yoga sambil melambaikan tangannya.Semua orang pun mulai bergerak dan melanjutkan perjalanan mereka. Saat ini matahari sudah terbit dan menyinari mereka, sehingga mereka merasa hangat.Yoga bertanya, "Apa kalian tahu Tulang Naga Tunduk dan Kayu Petir Hijau ini
Tubuh Sulur Ular Hijau penuh dengan bekas gigitan. Bahkan, pada tulang-tulangnya terlihat bekas yang sangat jelas. Itu membuat siapa pun yang melihatnya merasa jijik.Di area terlarang ini, hanya manusia hantu yang melakukan hal menjijikkan seperti ini. Mengonsumsi darah dan daging monster seperti itu sangat bermanfaat bagi mereka."Benar-benar mereka! Mereka sungguh berani datang ke tempat ini!""Hmph! Mereka memang nggak tahu diri. Pasti mereka datang ke sini untuk mencari Bunga Putih!""Tapi, Bunga Putih di sini tampaknya sudah nggak ada. Jangan-jangan, waktu panennya memang sudah lewat?"Saat mereka berbicara, semua mata memandang ke sekitar dengan penuh kecemasan. Wajah-wajah mereka menunjukkan keterkejutan yang mendalam. Rasa gelisah juga makin terlihat.Pada akhirnya, mereka saling memandang dengan tatapan penuh amarah. Beberapa dari mereka menggeram dengan nada penuh kebencian. Mereka akhirnya yakin bahwa manusia hantu telah mengambil Bunga Putih!"Cepat! Temukan jejak mereka s
Kekuatan petir itu membuat tubuh Sulur Ular Hijau gosong di luar dan matang di dalam. Bahkan, banyak tentakel yang dimilikinya terputus akibat sambaran petir tersebut.Sulur Ular Hijau menggeliat hebat. Tubuhnya kejang-kejang di tanah. Ia berjuang dengan susah payah. Bahkan hingga saat ini, ia masih tidak bisa memahami bagaimana situasi seperti ini bisa terjadi.Selama ini, Sulur Ular Hijau adalah penguasa tak tergoyahkan di area ini. Ia melakukan apa pun yang diinginkannya tanpa ada yang bisa melawannya.Di malam hari, Sulur Ular Hijau hanya perlu melayang di langit untuk menikmati santapan sesuka hati. Namun hari ini, ia bertemu dengan sosok yang begitu menakutkan. Siapa sebenarnya orang ini?"Oh? Masih hidup?" ucap Yoga. Dia terkejut melihat Sulur Ular Hijau yang masih bernapas. Dia menggeleng pelan dan berdecak, seolah tidak percaya.Awalnya, Yoga mengira serangannya yang pertama sudah cukup untuk membunuh makhluk itu. Tanpa ragu, dia kembali mengangkat tangannya dan menjatuhkan s
Sulur Ular Hijau membuka mulut lebarnya. Ia memperlihatkan deretan gigi putih yang tajam dan rapat, membuat siapa pun yang melihatnya merasa ngeri. Aura yang mengerikan tiba-tiba meledak dari tubuhnya.Dalam sekejap, puluhan tentakel menyeruak ke udara, seperti pasukan yang menyerbu dengan gila-gilaan menuju Yoga.Suara gemuruh dan gerakan yang sangat besar membuat jantung siapa pun yang melihatnya berdegup kencang. Tentakel-tentakel itu meluncur menuju Yoga dengan kecepatan seperti tombak yang menembus udara, lalu langsung mengarah ke tubuhnya.Namun, Yoga berdiri diam di tempat dan tak tergoyahkan sedikit pun. Saat tentakel-tentakel itu mendekat, dia tiba-tiba mengangkat jarinya dan menunjuk ke langit.Suara petir bergemuruh memecah keheningan dan menerangi seluruh langit. Orang-orang dan makhluk di sekitar yang menyaksikan pemandangan ini. Mereka tak kuasa mendongak ke atas.Kegelisahan menyebar di hati setiap orang. Semua yang melihat kejadian itu tertegun, seakan-akan terjebak dal