Ridho berbisik untuk menyalahkan Lucy, "Lucy, ada begitu banyak tamu terhormat di sini, kenapa kamu malah melayani seorang warga biasa sepertinya? Ingat untuk jaga jarak dengannya nanti, lebih baik jangan bicara dengannya agar nggak mempermalukanku."Lucy menjawab, "Aku mengerti."Meskipun ruangan samping cukup jauh, Yoga tetap bisa mendengar pembicaraan keduanya dengan jelas karena pendengarannya melampaui orang biasa setelah mengonsumsi Pil Tujuh Indra itu. Dia tersenyum sinis, lalu menelepon Danesh, pejabat tinggi provinsi itu agar datang bersama beberapa orang untuk memberi selamat kepada Lucy. Jika tidak mengintimidasi Ridho di acara hari ini, kehidupan Lucy kelak akan makin sulit.Di sisi lain, Danesh yang menerima telepon dari Yoga langsung merasa terhormat. Tokoh yang begitu berpengaruh seperti Yoga secara pribadi mengundang mereka menghadiri acara pertunangannya, ini adalah sebuah kebanggaan bagi mereka. Dia segera meninggalkan semua pekerjaannya dan langsung memanggil semua a
Wajah Ridho dan Reynald sontak menjadi masam. Hal ini sungguh menurunkan harga diri mereka. Ridho pun bisa menilai bahwa Lucy memiliki sedikit perasaan terhadap rakyat jelata itu. Jadi, dia memutuskan untuk memberi Yoga sedikit pelajaran.Ridho maju, lalu menerima Pil Tujuh Indra dan mengamatinya dengan saksama. Kemudian, dia pun berucap, "Terima kasih atas hadiah mahalnya, kami suka sekali."Ada yang berkata dengan penasaran, "Ridho saja mengatakan itu hadiah mahal, jadi nilai barang itu pasti tinggi sekali."Ridho berujar, "Aku pernah melihatnya saat sekolah di luar negeri, harganya 2 juta per setengah kilo."Pfft! Semua orang sontak tertawa terbahak-bahak. Itu artinya, 7 mutiara itu bahkan tidak mencapai 1 juta. Bagaimana bisa dia menerima hadiah murahan seperti itu? Tindakannya hanya membuat Lucy dan Yanto malu, 'kan?Sebagai gubernur yang bermartabat, kenapa Yanto mengundang orang miskin seperti ini menghadiri acara pertunangan? Bukankah ini berarti Yanto menurunkan derajat mereka
Yoga menyahut, "Sepertinya kalian salah orang. Hari ini acara pertunangan Lucy, kenapa malah memberiku hadiah?"Danesh dan lainnya seketika memahami ucapan Yoga. Mereka langsung berjalan ke arah Lucy. Para hadirin hampir menggila melihat situasi ini. Astaga, apa yang mereka lihat? Para petinggi ini benar-benar memberi hormat kepada rakyat jelata, bahkan memanggilnya dengan sopan? Apa mungkin rakyat jelata ini hanya orang hebat yang sedang menyamar?Danesh dan lainnya segera mengelilingi Lucy. "Lucy, hari ini acara pertunanganmu. Kami nggak tahu harus memberimu apa, tolong terima hadiah kecil dari kami. Kamu nggak akan keberatan kalau kami minum-minum di acaramu, 'kan? Haha."Selesai mengatakan itu, mereka mulai menyerahkan hadiah masing-masing. Danesh dan lainnya kaya raya, jadi hadiah mereka tentu mahal. Yang paling murah sekalipun setidaknya mencapai 2 juta. Terutama kalung berlian 15 karat pemberian Danesh, harganya mencapai puluhan juta. Dengan demikian, cincin 5 karat pemberian Ri
"Tamu VIP yang kuundang masih belum tiba. Begitu dia datang, Danesh dan lainnya pasti kalah," hibur Reynald."Oh? Siapa lagi yang Ayah undang?" tanya Ridho dengan penuh minat."Master Braja," jawab Reynald."Apa?" Ridho sontak tercengang. "Maksudmu, Tetua Utama Aliran Mulista? Dia dokter istana yang pernah melayani Pak Karno di Kota Terlarang?""Benar." Reynald mengangguk mengiakan.Ridho seketika bersemangat. "Master Braja memang sudah pensiun, tapi prestise dan pengaruh yang dimilikinya masih sangat besar. Danesh dan lainnya jelas bukan tandingan Master Braja. Huh! Asalkan Master Braja datang, kita bisa menginjak-injak harga diri mereka."Detik berikutnya, Braja benar-benar tiba. Reynald dan Ridho buru-buru maju untuk menyambutnya. "Selamat datang, Master! Silakan masuk, aku akan memperkenalkanmu kepada yang lain."Braja mengangguk, sikapnya terlihat agak angkuh. Setelah dibawa ke mimbar, suasana pun menjadi hening. Reynald berucap dengan arogan, "Semuanya, aku ingin memperkenalkan t
Meskipun bukan pesilat, mereka tentu memahami tentang pil. Pil tingkat empat sudah termasuk sangat hebat, sedangkan pil tingkat lima dan enam sangat langka. Akan tetapi, sekarang muncul pil tingkat tujuh .... Apa ini mungkin? Apa Master Braja salah menilai?Ridho berkata, "Master, kamu nggak salah? Soalnya, itu pemberian orang kampungan ....""Kurang ajar! Mana mungkin aku salah! Kalian benar-benar bodoh, masa membuang pil tingkat tujuh ke tong sampah!" Sebelum orang-orang bereaksi, Braja segera bertanya, "Reynald, apa kamu bisa memberiku Pil Tujuh Indra ini? Aku bersedia membelinya dengan seluruh asetku!"Duar! Suasana menjadi gempar. Mereka tahu bahwa pil tingkat tujuh berharga, tetapi tidak mengira akan semahal ini. Braja memiliki pabrik pengolahan bahan obat terbesar di Daruna. Bisnisnya ada di mana-mana sehingga nilai pasarnya mencapai ratusan triliun. Kini, Braja mengorbankan seluruh aset demi sebutir Pil Tujuh Indra? Lantas, bagaimana dengan harga 7 butir Pil Tujuh Indra?Tatapa
Braja pun mengamati Yoga dari atas hingga bawah, lalu berucap dengan dingin, "Setahuku, hanya Dewa Digdaya yang pantas memiliki Pil Tujuh Indra. Mana mungkin kamu bisa mengeluarkan barang seperti ini? Pasti kamu mencurinya dari Dewa Digdaya, aku akan mengembalikannya kepadanya!"Selesai mengatakan itu, Braja berbalik dan hendak pergi. Melihat ini, Yoga langsung berkelebat dan mengadangnya. "Benar-benar cari masalah. Hari ini acara pertunangan Lucy, aku nggak ingin melihat pertumparan darah. Jadi, sebaiknya kamu turuti perkataanku.""Berengsek!" Braja tidak ingin berbasa-basi dengan Yoga lagi. Dia segera mengangkat tangan untuk melayangkan tinju sambil memekik, "Sudah kubilang, siapa pun yang menghalangiku akan mati!"Yoga menjulurkan tangannya dengan tenang. Dia menangkap tinju Braja dengan santai, lalu menekan tangannya sedikit.Krek! Tulang tangan Braja remuk karena dicengkeram Yoga. Pil Tujuh Indra di tangannya pun hancur menjadi abu.Braja yang terkesiap pun berseru, "Pil Tujuh Ind
Lantaran tidak ada yang merespons, Rigel berteriak sekali lagi. Akan tetapi, hasilnya sama saja. Dia memekik dengan tidak sabar, "Huh! Dasar nggak tahu diri! Hari ini aku akan menghabisimu! Serangan Naga dan Harimau!"Begitu berteriak, tubuh harimau Rigel bergetar. Kekuatan yang sangat mengerikan seketika berubah menjadi naga raksasa dan harimau ganas. Momentum dahsyat ini membuat debu dan bebatuan beterbangan mengelilingi vila. Situasi seketika memburuk. Beberapa orang yang tidak dapat menahan momentum sekuat ini langsung berlutut."Serang!" pekik Rigel. Kemudian, naga raksasa dan harimau ganas meraung sembari menyerbu ke arah Vila Kintamani.Bam! Kala bertabrakan, terdengar suara dentuman yang sangat kuat. Vila Kintamani seketika hancur. Sementara itu, suara dentuman terus terdengar. Setelah cukup lama, situasi akhirnya menjadi sunyi. Vila Kintamani menjadi porak-poranda dalam sekejap seperti baru dibom.Semua orang yang ada di sana gemetar ketakutan. Kekuatan tingkat kaisar master t
Braja menunjuk ke arah bubuk Pil Tujuh Indra sambil menjawab, "Ada di sana."Rigel segera berjongkok, lalu mengambil sejumput bubuk dengan hati-hati dan menjilatnya. Setelah itu, Rigel terlihat jauh lebih bersemangat. Saking semangatnya, dia sampai berbicara dengan gelagapan. "Ini benar-benar pil tingkat tujuh. Cepat simpan benda berharga ini!" seru Rigel.Suasana seketika menjadi gempar. Dua puluh delapan ketua sekte yang diajak Rigel sangat bersemangat. Mereka bergegas maju dan mengumpulkan bubuk pil ke telapak tangan masing-masing tanpa bersisa. Bubuk pil tingkat tujuh adalah benda berharga yang luar biasa.Rigel menatap Braja sembari bertanya, "Katakan, dari mana kamu mendapatkan pil tingkat tujuh ini? Selain itu, kenapa wujudnya bisa hancur?"Braja menimpali dengan perasaan bersalah, "Aku yang nggak becus melindungi pil tingkat tujuh.""Dasar nggak berguna!" Rigel menampar Braja dengan penuh amarah seraya membentak, "Kamu bahkan nggak bisa melindungi pil tingkat tujuh dengan baik.
"Anakku yang baik, apa kamu sudah melupakanku?" kata Yoga dengan ekspresi yang tetap santai dan menatap Alex dengan tatapan yang menghina, seolah-olah meremehkan Alex.Saat ini, suasana di tempat itu menjadi sangat hening."Kamu berani membunuh anggota Keluarga Husin? Aku akan membuatmu membayar semua tindakanmu," kata Alex sambil menggertakkan giginya dan tubuhnya bergetar karena marah.Sebagai anggota keluarga dari salah satu empat keluarga besar di dunia kultivator kuno, Alex tidak pernah dipermalukan seperti ini. Hari ini dia bertemu lawan sulit yang bukan hanya membantai anggota Keluarga Husin, dia juga dipermalukan beberapa kali di depan umum. Dia tidak mungkin bisa menerima hal ini."Nggak perlu banyak omong kosong, cepat maju," kata Yoga sambil melambaikan tangan dengan santai."Cari mati!" teriak Alex dengan marah dan langsung menyerang. Kali ini, dia hanya bisa mengandalkan kekuatannya sendiri agar pemuda di depannya ini tahu kehebatannya.Swish swish swish!Alex langsung mem
"Omong kosong!" teriak Girbet langsung dengan keras, emosinya juga makin meledak. Dia mana mungkin tidak menyadari ini adalah trik kotor dari Alex."Kalian semua tangkap dia dulu, nanti aku yang akan membunuhnya," perintah Alex."Baik!" Para bawahan Alex segera menganggukkan kepala, lalu maju dan mengepung Girbet.Melihat situasinya memburuk, Girbet pun tidak berani melawan karena dia tahu sekarang dia hanya bisa menahan diri jika ingin bertahan hidup.Tepat pada saat itu, Yoga akhirnya berkata sambil tersenyum dingin dan menatap para anggota Keluarga Husin itu dengan tatapan yang menghina, "Nggak disangka, Keluarga Husin masih saja nggak berubah. Menghadapi anggota keluarga sendiri pun tetap pakai trik kotor dan saling membunuh. Apa kalian ini nggak punya rasa persaudaraan sedikit pun?"Nada bicara Yoga terdengar sedang menghakimi para anggota Keluarga Husin itu. Saat itu, dia tiba-tiba teringat dengan ibunya yang sudah begitu banyak menderita selama bertahun-tahun ini."Bocah, inilah
"Dunia bela diri kuno?"Yoga tertawa dan menatap para anggota Keluarga Husin dengan bangga, lalu berkata sambil tersenyum dingin, "Benar, aku memang berasal dari dunia bela diri kuno.""Apa?"Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu langsung menarik napas dalam-dalam dan mulai muncul satu kemungkinan di hati mereka. Melihat pria yang di depan mereka ini begitu sombong, mungkin pria ini benar-benar orang yang ditebak mereka itu."Mirip ... benar-benar mirip!" teriak seseorang dengan mendadak, seolah-olah memecah keheningan dan mulai terdengar semua orang di tempat itu."Siapa namamu?" tanya Alex dengan ekspresi muram dan menatap Yoga dengan tajam."Panggil aku ayah saja," jawab Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar."Berani-beraninya kamu mempermainkanku!" teriak Alex dengan keras dan auranya langsung memancar. Orang ini sudah berani mempermainkannya di depan begitu banyak anggota Keluarga Husin, sama saja dengan meremehkannya."Kenapa kalau aku mempermainkanmu? Hah?" s
Saat ini, apa pun yang dikatakan oleh Alex adalah ketentuannya, Girbet tahu dia tidak melakukan apa pun untuk mengubahnya. Sebagai generasi muda di Keluarga Husin, dia tidak memiliki hak untuk berbicara."Ayo jalan. Kita bunuh bocah itu dulu, lalu kita musnahkan para manusia hantu itu," kata Alex sambil tertawa terbahak-bahak dan aura yang mendominasi.Semua orang langsung bangkit dan segera melanjutkan perjalanan mereka menuju lokasi tujuan.Di sisi lain.Selain Keluarga Husin, Keluarga Kusuma, Keluarga Bramasta, dan Keluarga Salim juga bergegas menuju lokasi tempat Yoga berada. Mereka semua berharap bisa merebut Tulang Naga Tunduk itu. Namun, mereka tidak menyangka orang yang berada di tempat itu ternyata adalah Yoga.Pada saat yang bersamaan, Prajna dan para manusia hantu sudah bersembunyi. Mereka bahkan tidak berani bernapas dan tetap bersembunyi di kegelapan. Ini semua adalah perintah dari Yoga agar mereka jangan menunjukkan diri mereka untuk sementara ini. Jika kabar ini tersebar
"Paman Alex, ini pasti ulah para manusia hantu itu dan bocah itu pasti bersama mereka. Dia sudah membunuh begitu banyak orang kita, mungkin saja dia sengaja memancing kita ke sana. Kita harus berhati-hati, dia pasti punya rencana lain," kata Girbet yang berdiri di samping Alex dengan ekspresi yang sangat serius, seolah-olah memikirkan kepentingan Keluarga Husin.Namun, sebenarnya Girbet sudah sangat berniat untuk membunuh Yoga. Dia ingin segera bergegas ke sana dan menangkap Yoga.Namun, ekspresi Alex menjadi muram dan menatap Girbet dengan tajam. "Dasar sampah! Kamu benar-benar mempermalukan seluruh Keluarga Husin. Kalau orang lain tahu hal ini, kamu jangan bilang kamu adalah anggota Keluarga Husin. Melihatmu saja pun sudah membuatku kesal. Kamu malah membiarkan para manusia hantu itu membunuh begitu banyak anggota keluarga kita."Alex benar-benar kecewa terhadap Girbet. Girbet tadinya adalah pemuda yang menjadi harapan Keluarga Husin dan selalu menjadi pusat perhatian. Girbet seharus
Bimo berkata, "Sepertinya ada monster mengerikan yang muncul lagi."Yoga bertanya, "Apa benar-benar akan ada Sulur Ular Hijau yang akan muncul lagi?"Bimo menjawab, "Sulur Ular Hijau sudah kami bunuh sampai hampir punah dulu, seharusnya nggak akan muncul lagi."Yoga bertanya lagi, "Bagaimana kalau kita kembali dan memeriksanya?"Bimo langsung menjawab, "Jangan kepo. Kalau itu benar-benar Sulur Ular Hijau yang sudah dewasa, kamu bukan tandingannya."Mendengar perkataan itu, Yoga langsung terdiam. Dia tahu butuh sepuluh petarung tahap kultivator raja untuk menghadapi Sulur Ular Dewasa yang sudah dewasa, dia memang bukan tandingannya. Setelah merenungkannya, dia akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Bimo."Ayo kita pergi," desak Yoga sambil melambaikan tangannya.Semua orang pun mulai bergerak dan melanjutkan perjalanan mereka. Saat ini matahari sudah terbit dan menyinari mereka, sehingga mereka merasa hangat.Yoga bertanya, "Apa kalian tahu Tulang Naga Tunduk dan Kayu Petir Hijau ini
Tubuh Sulur Ular Hijau penuh dengan bekas gigitan. Bahkan, pada tulang-tulangnya terlihat bekas yang sangat jelas. Itu membuat siapa pun yang melihatnya merasa jijik.Di area terlarang ini, hanya manusia hantu yang melakukan hal menjijikkan seperti ini. Mengonsumsi darah dan daging monster seperti itu sangat bermanfaat bagi mereka."Benar-benar mereka! Mereka sungguh berani datang ke tempat ini!""Hmph! Mereka memang nggak tahu diri. Pasti mereka datang ke sini untuk mencari Bunga Putih!""Tapi, Bunga Putih di sini tampaknya sudah nggak ada. Jangan-jangan, waktu panennya memang sudah lewat?"Saat mereka berbicara, semua mata memandang ke sekitar dengan penuh kecemasan. Wajah-wajah mereka menunjukkan keterkejutan yang mendalam. Rasa gelisah juga makin terlihat.Pada akhirnya, mereka saling memandang dengan tatapan penuh amarah. Beberapa dari mereka menggeram dengan nada penuh kebencian. Mereka akhirnya yakin bahwa manusia hantu telah mengambil Bunga Putih!"Cepat! Temukan jejak mereka s
Kekuatan petir itu membuat tubuh Sulur Ular Hijau gosong di luar dan matang di dalam. Bahkan, banyak tentakel yang dimilikinya terputus akibat sambaran petir tersebut.Sulur Ular Hijau menggeliat hebat. Tubuhnya kejang-kejang di tanah. Ia berjuang dengan susah payah. Bahkan hingga saat ini, ia masih tidak bisa memahami bagaimana situasi seperti ini bisa terjadi.Selama ini, Sulur Ular Hijau adalah penguasa tak tergoyahkan di area ini. Ia melakukan apa pun yang diinginkannya tanpa ada yang bisa melawannya.Di malam hari, Sulur Ular Hijau hanya perlu melayang di langit untuk menikmati santapan sesuka hati. Namun hari ini, ia bertemu dengan sosok yang begitu menakutkan. Siapa sebenarnya orang ini?"Oh? Masih hidup?" ucap Yoga. Dia terkejut melihat Sulur Ular Hijau yang masih bernapas. Dia menggeleng pelan dan berdecak, seolah tidak percaya.Awalnya, Yoga mengira serangannya yang pertama sudah cukup untuk membunuh makhluk itu. Tanpa ragu, dia kembali mengangkat tangannya dan menjatuhkan s
Sulur Ular Hijau membuka mulut lebarnya. Ia memperlihatkan deretan gigi putih yang tajam dan rapat, membuat siapa pun yang melihatnya merasa ngeri. Aura yang mengerikan tiba-tiba meledak dari tubuhnya.Dalam sekejap, puluhan tentakel menyeruak ke udara, seperti pasukan yang menyerbu dengan gila-gilaan menuju Yoga.Suara gemuruh dan gerakan yang sangat besar membuat jantung siapa pun yang melihatnya berdegup kencang. Tentakel-tentakel itu meluncur menuju Yoga dengan kecepatan seperti tombak yang menembus udara, lalu langsung mengarah ke tubuhnya.Namun, Yoga berdiri diam di tempat dan tak tergoyahkan sedikit pun. Saat tentakel-tentakel itu mendekat, dia tiba-tiba mengangkat jarinya dan menunjuk ke langit.Suara petir bergemuruh memecah keheningan dan menerangi seluruh langit. Orang-orang dan makhluk di sekitar yang menyaksikan pemandangan ini. Mereka tak kuasa mendongak ke atas.Kegelisahan menyebar di hati setiap orang. Semua yang melihat kejadian itu tertegun, seakan-akan terjebak dal