"Apa kamu ingin mereka melihat ada begitu banyak warga biasa di sini? Aku nggak tahu apa yang akan mereka pikirkan tentangku."Yanto merasa agak malu, "Reynald, Tuan Yoga pernah menyelamatkan nyawaku ...."Reynald melambaikan tangannya dengan kesal. "Sudahlah, jangan mengulanginya lagi. Kalau ada warga biasa yang datang lagi, kamu langsung atur mereka duduk di ruangan samping saja. Yang penting jangan biarkan tamu terhormat undanganku melihat mereka saja."Mendengar perkataan itu, Lucy merasa sangat canggung dan malu. Dia mengamati reaksi Yoga dengan hati-hati. "Yoga, kamu nggak marah, 'kan?"Yoga menggelengkan kepala. "Nggak."Dia malas berurusan dengan orang seperti Reynald.Melihat Yoga tidak marah, Lucy menghela napas lega. "Baguslah. Mereka memang seperti ini, sekelompok orang yang angkuh. Lebih baik jangan berurusan dengan mereka."Yoga bertanya, "Lucy, kenapa sebelumnya aku nggak mendengar tentang pacarmu ini?"Mendengar pertanyaan itu, Lucy menarik napas dalam-dalam dan ekspres
Ridho berbisik untuk menyalahkan Lucy, "Lucy, ada begitu banyak tamu terhormat di sini, kenapa kamu malah melayani seorang warga biasa sepertinya? Ingat untuk jaga jarak dengannya nanti, lebih baik jangan bicara dengannya agar nggak mempermalukanku."Lucy menjawab, "Aku mengerti."Meskipun ruangan samping cukup jauh, Yoga tetap bisa mendengar pembicaraan keduanya dengan jelas karena pendengarannya melampaui orang biasa setelah mengonsumsi Pil Tujuh Indra itu. Dia tersenyum sinis, lalu menelepon Danesh, pejabat tinggi provinsi itu agar datang bersama beberapa orang untuk memberi selamat kepada Lucy. Jika tidak mengintimidasi Ridho di acara hari ini, kehidupan Lucy kelak akan makin sulit.Di sisi lain, Danesh yang menerima telepon dari Yoga langsung merasa terhormat. Tokoh yang begitu berpengaruh seperti Yoga secara pribadi mengundang mereka menghadiri acara pertunangannya, ini adalah sebuah kebanggaan bagi mereka. Dia segera meninggalkan semua pekerjaannya dan langsung memanggil semua a
Wajah Ridho dan Reynald sontak menjadi masam. Hal ini sungguh menurunkan harga diri mereka. Ridho pun bisa menilai bahwa Lucy memiliki sedikit perasaan terhadap rakyat jelata itu. Jadi, dia memutuskan untuk memberi Yoga sedikit pelajaran.Ridho maju, lalu menerima Pil Tujuh Indra dan mengamatinya dengan saksama. Kemudian, dia pun berucap, "Terima kasih atas hadiah mahalnya, kami suka sekali."Ada yang berkata dengan penasaran, "Ridho saja mengatakan itu hadiah mahal, jadi nilai barang itu pasti tinggi sekali."Ridho berujar, "Aku pernah melihatnya saat sekolah di luar negeri, harganya 2 juta per setengah kilo."Pfft! Semua orang sontak tertawa terbahak-bahak. Itu artinya, 7 mutiara itu bahkan tidak mencapai 1 juta. Bagaimana bisa dia menerima hadiah murahan seperti itu? Tindakannya hanya membuat Lucy dan Yanto malu, 'kan?Sebagai gubernur yang bermartabat, kenapa Yanto mengundang orang miskin seperti ini menghadiri acara pertunangan? Bukankah ini berarti Yanto menurunkan derajat mereka
Yoga menyahut, "Sepertinya kalian salah orang. Hari ini acara pertunangan Lucy, kenapa malah memberiku hadiah?"Danesh dan lainnya seketika memahami ucapan Yoga. Mereka langsung berjalan ke arah Lucy. Para hadirin hampir menggila melihat situasi ini. Astaga, apa yang mereka lihat? Para petinggi ini benar-benar memberi hormat kepada rakyat jelata, bahkan memanggilnya dengan sopan? Apa mungkin rakyat jelata ini hanya orang hebat yang sedang menyamar?Danesh dan lainnya segera mengelilingi Lucy. "Lucy, hari ini acara pertunanganmu. Kami nggak tahu harus memberimu apa, tolong terima hadiah kecil dari kami. Kamu nggak akan keberatan kalau kami minum-minum di acaramu, 'kan? Haha."Selesai mengatakan itu, mereka mulai menyerahkan hadiah masing-masing. Danesh dan lainnya kaya raya, jadi hadiah mereka tentu mahal. Yang paling murah sekalipun setidaknya mencapai 2 juta. Terutama kalung berlian 15 karat pemberian Danesh, harganya mencapai puluhan juta. Dengan demikian, cincin 5 karat pemberian Ri
"Tamu VIP yang kuundang masih belum tiba. Begitu dia datang, Danesh dan lainnya pasti kalah," hibur Reynald."Oh? Siapa lagi yang Ayah undang?" tanya Ridho dengan penuh minat."Master Braja," jawab Reynald."Apa?" Ridho sontak tercengang. "Maksudmu, Tetua Utama Aliran Mulista? Dia dokter istana yang pernah melayani Pak Karno di Kota Terlarang?""Benar." Reynald mengangguk mengiakan.Ridho seketika bersemangat. "Master Braja memang sudah pensiun, tapi prestise dan pengaruh yang dimilikinya masih sangat besar. Danesh dan lainnya jelas bukan tandingan Master Braja. Huh! Asalkan Master Braja datang, kita bisa menginjak-injak harga diri mereka."Detik berikutnya, Braja benar-benar tiba. Reynald dan Ridho buru-buru maju untuk menyambutnya. "Selamat datang, Master! Silakan masuk, aku akan memperkenalkanmu kepada yang lain."Braja mengangguk, sikapnya terlihat agak angkuh. Setelah dibawa ke mimbar, suasana pun menjadi hening. Reynald berucap dengan arogan, "Semuanya, aku ingin memperkenalkan t
Meskipun bukan pesilat, mereka tentu memahami tentang pil. Pil tingkat empat sudah termasuk sangat hebat, sedangkan pil tingkat lima dan enam sangat langka. Akan tetapi, sekarang muncul pil tingkat tujuh .... Apa ini mungkin? Apa Master Braja salah menilai?Ridho berkata, "Master, kamu nggak salah? Soalnya, itu pemberian orang kampungan ....""Kurang ajar! Mana mungkin aku salah! Kalian benar-benar bodoh, masa membuang pil tingkat tujuh ke tong sampah!" Sebelum orang-orang bereaksi, Braja segera bertanya, "Reynald, apa kamu bisa memberiku Pil Tujuh Indra ini? Aku bersedia membelinya dengan seluruh asetku!"Duar! Suasana menjadi gempar. Mereka tahu bahwa pil tingkat tujuh berharga, tetapi tidak mengira akan semahal ini. Braja memiliki pabrik pengolahan bahan obat terbesar di Daruna. Bisnisnya ada di mana-mana sehingga nilai pasarnya mencapai ratusan triliun. Kini, Braja mengorbankan seluruh aset demi sebutir Pil Tujuh Indra? Lantas, bagaimana dengan harga 7 butir Pil Tujuh Indra?Tatapa
Braja pun mengamati Yoga dari atas hingga bawah, lalu berucap dengan dingin, "Setahuku, hanya Dewa Digdaya yang pantas memiliki Pil Tujuh Indra. Mana mungkin kamu bisa mengeluarkan barang seperti ini? Pasti kamu mencurinya dari Dewa Digdaya, aku akan mengembalikannya kepadanya!"Selesai mengatakan itu, Braja berbalik dan hendak pergi. Melihat ini, Yoga langsung berkelebat dan mengadangnya. "Benar-benar cari masalah. Hari ini acara pertunangan Lucy, aku nggak ingin melihat pertumparan darah. Jadi, sebaiknya kamu turuti perkataanku.""Berengsek!" Braja tidak ingin berbasa-basi dengan Yoga lagi. Dia segera mengangkat tangan untuk melayangkan tinju sambil memekik, "Sudah kubilang, siapa pun yang menghalangiku akan mati!"Yoga menjulurkan tangannya dengan tenang. Dia menangkap tinju Braja dengan santai, lalu menekan tangannya sedikit.Krek! Tulang tangan Braja remuk karena dicengkeram Yoga. Pil Tujuh Indra di tangannya pun hancur menjadi abu.Braja yang terkesiap pun berseru, "Pil Tujuh Ind
Lantaran tidak ada yang merespons, Rigel berteriak sekali lagi. Akan tetapi, hasilnya sama saja. Dia memekik dengan tidak sabar, "Huh! Dasar nggak tahu diri! Hari ini aku akan menghabisimu! Serangan Naga dan Harimau!"Begitu berteriak, tubuh harimau Rigel bergetar. Kekuatan yang sangat mengerikan seketika berubah menjadi naga raksasa dan harimau ganas. Momentum dahsyat ini membuat debu dan bebatuan beterbangan mengelilingi vila. Situasi seketika memburuk. Beberapa orang yang tidak dapat menahan momentum sekuat ini langsung berlutut."Serang!" pekik Rigel. Kemudian, naga raksasa dan harimau ganas meraung sembari menyerbu ke arah Vila Kintamani.Bam! Kala bertabrakan, terdengar suara dentuman yang sangat kuat. Vila Kintamani seketika hancur. Sementara itu, suara dentuman terus terdengar. Setelah cukup lama, situasi akhirnya menjadi sunyi. Vila Kintamani menjadi porak-poranda dalam sekejap seperti baru dibom.Semua orang yang ada di sana gemetar ketakutan. Kekuatan tingkat kaisar master t