Share

Bab 330

Author: Vodka
last update Last Updated: 2024-04-14 18:00:00
Pil Peremajaan! Sebutir saja sudah cukup untuk menggemparkan dunia seni bela diri. Akan tetapi, Yoga malah mengeluarkan segenggam begitu saja, bahkan menjadikannya sebagai pupuk .... Kaya! Mereka akan kaya raya! Kenapa mereka baru tahu ada orang sekaya ini di Daruna? Jika dibandingkan dengan Yoga, mereka tidak ada bedanya dengan fakir miskin!

Suara Estu terdengar bergetar. Dia berkata, "Yoga, aku memerintahkanmu atas nama Aula Digdaya, segera serahkan Pil Peremajaan kepadaku!"

"Atas dasar apa?" tanya Yoga.

"Aku bisa membuat keputusan di Aula Digdaya, kamu boleh bergabung dengan kami. Begitu menjadi anggota kami, kamu akan berada di atas 99% pesilat dan memiliki kekuasaan besar ...," balas Estu.

"Maaf sekali, aku nggak terbiasa menjadi kaki tangan orang. Selain itu, anjingku saja belum makan kenyang, gimana aku bisa membagikan Pil Peremajaan ini kepada kalian? Kemarilah," sela Yoga.

Saat berikutnya, terlihat seekor anjing kampung berlari menghampiri sambil mengibaskan ekor. Yoga melempa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Riski yanto
terlalu lambat episode berikutnya.........
goodnovel comment avatar
Ahmad Pati
lambat sekali..........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 331

    "Tentunya, kalau kamu menyerah sekarang, aku mungkin masih bisa memberimu kesempatan," ucap Estu.Yoga menyahut, "Kebetulan sekali. Kalau begitu, kamu suruh Dewa Digdaya menemuiku. Aku ingin membahas beberapa hal dengannya. Kalau dia nggak datang, aku akan mencarinya sendiri."Yoga ingin mencari tahu informasi tentang orang tuanya dari Dewa Digdaya."Sombong sekali!" Estu mendengus, lalu berbalik dan pergi. Yoga pun tidak mengejarnya, melainkan membiarkannya pergi untuk menyampaikan pesan.Sesudah berbalik, Yoga malah mendapati Hagi sedang membuka mulut anjing itu lebar-lebar. Yoga buru-buru menghentikan. "Hei, apa yang kamu lakukan?""Pil Peremajaan sangat berharga, kenapa memberikannya pada anjing?" tanya Hagi dengan enggan. Kemudian, dia meneruskan, "Aku akan mencoba mengeluarkannya.""Sudahlah, jangan bersikap perhitungan dengan anjing. Ada yang harus kubahas denganmu," timpal Yoga."Tujuh hari lagi, Rigel akan memimpin 28 pemimpin sekte untuk membunuhku. Ketika saat itu tiba, kamu

    Last Updated : 2024-04-15
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 332

    Dilihat dari ekpsresi Estu, dia memang tidak seperti orang yang berbohong. Selain itu, Estu tidak mungkin berani menipu Dewa Digdaya. Kemungkinan besar, yang dia katakan memang benar.Selain benih obat tingkat tinggi itu, Pil Peremajaan yang dimiliki Yoga juga membuat orang sangat menginginkannya. Bukankah dunia seni bela diri akan gempar jika mengetahui hal ini?Dewa Digdaya berucap dengan tatapan serakah, "Yoga seharusnya seorang alkemis. Dia punya begitu banyak Pil Peremajaan, bahkan rela memberikannya kepada anjingnya."Alkemis! Orang-orang makin terkejut. Di dunia kultivator kuno, alkemis adalah eksistensi yang sangat mulia. Alkemis pun jarang ditemui di dunia fana.Aula Digdaya memiliki 2 orang alkemis, tetapi mereka hanya bisa memurnikan pil di bawah tingkat empat. Jadi, pil tingkat enam seperti Pil Peremajaan jelas sangat luar biasa bagi mereka.Dewa Digdaya menahan antusiasme dalam hatinya. Dia berkata, "Estu, panggil Yoga kemari. Aku mau dia bergabung dengan Aula Digdaya. Kal

    Last Updated : 2024-04-16
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 333

    Ucapan Alif membuat semua orang tertawa terbahak-bahak. Karina ingin sekali mencari tempat untuk bersembunyi sekarang. Dia awalnya bertekad untuk menolak pernikahan ini, tetapi ayahnya malah mengancam dengan mengatakan Yoga diincar oleh 28 sekte Aliran Mulista dan akan dibunuh.Menurut ayahnya, hanya Basad yang bisa menyelamatkan Yoga untuk sekarang. Jadi, jika menyetujui pernikahan ini, Basad akan membantu Yoga. Demi keselamatan Yoga, Karina pun memutuskan untuk menuruti perkataan ayahnya. Selain itu, dia menderita kanker sehingga tidak bisa hidup lama lagi. Tidak masalah kalau menolong Yoga sebelum dirinya meninggal.Saat ini, seorang pelayan tua berjalan masuk dan berujar, "Tuan-tuan sekalian, mangsa sudah selesai diatur. Kalian sudah boleh mulai berburu.""Ayo!" Basad memimpin di depan, yang lainnya mengikuti di belakang.Area berburu yang luas tampak kosong melompong, hanya ada sebuah rumah kecil di kejauhan 100 meter. Masing-masing dari mereka memegang busur dan panah. Basad meny

    Last Updated : 2024-04-17
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 334

    Sementara itu, keempat wanita itu tercengang mendengarnya. Mereka memohon dengan getir. Hanya saja, mana mungkin keempat tuan muda ini bersedia mendengarkan mereka? Nyawa mereka tidak ada apa-apanya!Dengan demikian, keempat wanita itu dipaksa masuk ke area berburu. Keempat tuan muda itu tentu merasa puas dengan ketakutan mereka. Basad berseru, "Cepat lari!"Keempat wanita itu sontak berlarian dengan ketakutan, sementara keempat pria itu mulai membidik. Jarek memanah kepala salah satu wanita itu. Melihat ini, Basad langsung memaki, "Dasar goblok! Ngapain kamu panah kepalanya, panah bokongnya dong! Memangnya kamu suka tidur dengan jenazah?""Hahahaha!" Terdengar tawa yang menggelegar.Saat berikutnya, panah memelesat ke arah ketiga wanita lainnya. Di momen genting ini, guntur tiba-tiba menyambar dan menghancurkan semua anak panah."Buset! Apa yang terjadi?" Perubahan situasi yang mendadak ini seketika membuat para tuan muda itu terperanjat.Cuaca begitu terik, bagaimana bisa ada guntur?

    Last Updated : 2024-04-17
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 335

    Seberapa menakutkan kekuatan pria ini sebenarnya! Mereka akhirnya menyadari bahwa mereka telah bertemu ahli bela diri!Yoga memungut busur dari tanah, lalu memasang semua anak panah. Dia berucap, "Sekarang, giliran kalian menjadi mangsanya.""Berani sekali kamu! Ayahku Dewa Digdaya, kamu bisa mati kalau berani melukaiku!" ancam Basad."Ayahku orang terkaya di Daruna ...," jelas Jarek."Ayahku komandan militer ibu kota ...," ujar Gunar.Yoga seolah-olah tidak mendengarnya. Dia berkata, "Kuberi kalian 5 detik. Kalau nggak bisa melarikan diri, berarti nasib kalian sedang sial. Lima ... empat ...."Ketika menyadari Yoga serius dengan ucapannya, ketiga pria itu pun berlarian. Tadi mereka terlihat sangat angkuh, sekarang mereka terlihat sangat menyedihkan.Yoga berkata kepada Karina, "Karina, pejamkan matamu.""Yoga, jangan, kamu nggak sanggup mengusik mereka," nasihat Karina yang merasa panik.Namun, Yoga sudah melepaskan puluhan anak panah itu. Panah-panah itu seperti memiliki mata karena

    Last Updated : 2024-04-17
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 336

    Meskipun nyawanya terselamatkan, hartanya justru disita, bahkan dirinya diboikot. Ketika buntu, Prabu pun teringat pada Karina. 'Hais, sepertinya aku hanya bisa bergantung pada Karina untuk sisa hidupku,' batin Prabu.Prabu segera menuju ke Kota Pawana. Sementara itu, di kediaman Karina, Ambar dan Gatot merasa sangat lega saat melihat Karina hanya menderita luka kecil.Setelah menanyakan keseluruhan ceritanya, Ambar berkata dengan geram, "Benar-benar berengsek, gimana bisa dia membahayakan nyawa putri sendiri seperti ini! Aku harus menemuinya. Kemudian, akan kumutilasi dia dan lihat dia punya hati atau nggak!"Gatot mengepalkan tangannya sembari berucap, "Dia nggak pernah memenuhi tanggung jawabnya sebagai ayah, tapi masih berani menjual kakakku. Akan kuhajar dia habis-habisan kalau melihatnya!"Ambar bertanya, "Karina, kamu tahu di mana bajingan itu sekarang?""Nggak tahu. Ibu, aku capek, aku mau istirahat," jawab Karina sambil menggeleng."Ya, ya, istirahatlah," ujar Ambar. Kemudian,

    Last Updated : 2024-04-17
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 337

    Kini, kehidupan mereka akhirnya membaik, tetapi Prabu malah tiba-tiba kembali. Begitu pulang, pria ini bahkan merebut segalanya dari mereka.Ambar bahkan berpikiran untuk mati sekarang. Apakah dia harus hidup di bawah penindasan Prabu untuk selamanya? Dia tidak rela!Saat ini, Ambar teringat pada seseorang, yaitu Yoga. Pria ini sepertinya sangat jago bertarung, entah bisa menang dari Prabu atau tidak?Lantaran tidak ingin menunda-nunda, Ambar langsung menghubungi Yoga. "Yoga, aku nggak pernah meminta bantuanmu selama ini. Kalau kamu berhasil, aku akan mengizinkan kalian menikah kembali, seperti yang kukatakan sebelumnya."Ambar menceritakan semuanya. Begitu mendengarnya, Yoga sontak murka. Dia mengira Prabu akan menghindar sejauh mungkin dari mereka, tetapi malah berinisiatif datang. Ini kesempatan bagus bagi Yoga untuk membalas dendam."Aku akan segera ke sana," ujar Yoga.Ambar menyiapkan makanan lezat untuk Prabu, Gatot sudah membeli rokok dan bir, dan Karina juga sudah mengalihkan

    Last Updated : 2024-04-17
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 338

    Yoga menatap Ambar dan yang lainnya, lalu berkata, "Sekarang dia sudah menjadi orang cacat, silakan balas dendam kalian."Ketiga orang itu segera memukul dan menendang Prabu. Setelah ketiganya sudah selesai melampiaskan amarah mereka, Prabu sudah sekarat. Seluruh tubuhnya penuh luka, wajahnya hancur, dan beberapa giginya copot.Kebencian Ambar masih belum mereda. Dia menyeret Prabu keluar dan mengikatnya di sebuah pohon dengan tali. "Dasar bajingan. Kalau kamu nggak ingin menjadi manusia, mulai sekarang kamu akan menjadi anjing. Kelak aku akan memberimu makanan anjing tepat waktu."Prabu masih keras kepala. "Aku adalah kepala keluarga. Kalian berani memperlakukan kepala keluarga seperti ini, kalian pasti akan dihukum!"Ambar menghajar Prabu lagi dengan kejam hingga Prabu tidak bisa berbicara lagi.Yoga menghibur Karina, "Karina, jangan khawatir, aku sudah menemukan cara untuk mengobati kankermu. Sebentar lagi, kamu akan sembuh."Menghadapi perkataan ini, Karina hanya bisa meresponsnya

    Last Updated : 2024-04-17

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1221

    Suasana di medan perang mendadak menjadi sangat sunyi. Tatapan dingin Yoga tertuju pada tiga jenderal yang tersisa. Ketiganya merasakan ketakutan yang luar biasa, seolah-olah mereka berdiri di tepi jurang maut.Mencabik tangan dan kaki? Apa Yoga berniat menyiksa mereka sampai mati? Pikiran ini membuat mereka makin cemas. Ketiga jenderal itu tidak lagi tenang. Mereka ingin berbicara, tetapi ketakutan mengunci mulut mereka."Dimulai dari kamu," ujar Yoga tiba-tiba sambil menunjuk salah satu dari mereka."Aku?" Jenderal yang ditunjuk itu gemetar hebat. Wajahnya pucat pasi, sementara bibirnya bergetar tanpa henti.Yoga menatapnya dengan ekspresi yang datar. Dia bertanya dengan nada penuh tekanan, "Katakan, di mana markas kalian?"Jenderal itu menjawab dengan suara penuh ketegangan, "Aku ... aku bakal kasih tahu kamu! Markas kami ada di dalam Gunung Lorta!""Kamu bisa-bisanya berkhianat? Cari mati!"Dua jenderal lainnya memelotot penuh amarah. Mereka sulit percaya bahwa salah satu dari mere

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1220

    Saat ini, energi yang dilepaskan Yoga makin mengamuk. Kekuatan yang dia miliki terus meningkat dan mencapai level yang luar biasa. Kilatan petir tiba-tiba menyambar, seolah-olah merespons kekuatannya dan langsung menghantam tubuh Yoga.Suara ledakan yang menggema membuat semua orang secara refleks menutup telinga dan mata mereka. Serangan ini membuat mereka merasakan teror yang luar biasa. Bahkan tanah di bawah mereka bergetar hebat, seolah-olah seluruh gunung bergoncang.Dari kejauhan, Winola dan Sutrisno mengarahkan pandangan tajam mereka ke arah sana. Alis mereka berkerut dalam-dalam. Mereka berdua bisa merasakan sesuatu yang tidak biasa."Petir itu ... kenapa rasanya seperti Yoga?" tanya Winola dengan penasaran."Apa mungkin ... ini adalah ajaran dari Tuan Bimo pada Yoga?" ujar Sutrisno yang coba menebak kemungkinan lain."Mungkin saja ...." Winola akhirnya mengangguk dan menerima kemungkinan tersebut. Bagaimanapun, Bimo adalah sosok yang sangat kuat. Bukan hal aneh jika dia mengaj

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1219

    Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1218

    "Ini ... sebenarnya kekuatan tingkat apa?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Apa dia benar-benar sudah melampaui tingkat kultivator jenderal?""Mana mungkin Bimo punya kekuatan seperti ini? Ini sungguh nggak masuk akal!"Kelima jenderal itu tergeletak di tanah. Mereka memandang ke atas dan menatap siluet Yoga. Tatapan mereka penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Namun, kenyataan yang ada tidak bisa dibantah. Dengan hanya satu serangan, Yoga telah menjatuhkan mereka semua ke tanah.Yoga perlahan mengangkat tangannya. Sambil menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, dia berseru, "Sekarang, kalau kalian nggak punya strategi cadangan, bersiaplah untuk mati!"Pada saat itu, hawa dingin perlahan menyebar ke sekeliling dan membuat suasana menjadi makin mencekam. Kelima jenderal itu menggigil hebat di tempat mereka berdiri. Aura mengerikan yang terpancar dari Yoga membuat mereka kehilangan ketenangan. Rasanya benar-benar menakutkan!Salah satu dari mereka berbicara dengan s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1217

    Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1216

    Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1215

    Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1214

    Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1213

    Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk

DMCA.com Protection Status