Pil Peremajaan! Sebutir saja sudah cukup untuk menggemparkan dunia seni bela diri. Akan tetapi, Yoga malah mengeluarkan segenggam begitu saja, bahkan menjadikannya sebagai pupuk .... Kaya! Mereka akan kaya raya! Kenapa mereka baru tahu ada orang sekaya ini di Daruna? Jika dibandingkan dengan Yoga, mereka tidak ada bedanya dengan fakir miskin!Suara Estu terdengar bergetar. Dia berkata, "Yoga, aku memerintahkanmu atas nama Aula Digdaya, segera serahkan Pil Peremajaan kepadaku!""Atas dasar apa?" tanya Yoga."Aku bisa membuat keputusan di Aula Digdaya, kamu boleh bergabung dengan kami. Begitu menjadi anggota kami, kamu akan berada di atas 99% pesilat dan memiliki kekuasaan besar ...," balas Estu."Maaf sekali, aku nggak terbiasa menjadi kaki tangan orang. Selain itu, anjingku saja belum makan kenyang, gimana aku bisa membagikan Pil Peremajaan ini kepada kalian? Kemarilah," sela Yoga.Saat berikutnya, terlihat seekor anjing kampung berlari menghampiri sambil mengibaskan ekor. Yoga melempa
"Tentunya, kalau kamu menyerah sekarang, aku mungkin masih bisa memberimu kesempatan," ucap Estu.Yoga menyahut, "Kebetulan sekali. Kalau begitu, kamu suruh Dewa Digdaya menemuiku. Aku ingin membahas beberapa hal dengannya. Kalau dia nggak datang, aku akan mencarinya sendiri."Yoga ingin mencari tahu informasi tentang orang tuanya dari Dewa Digdaya."Sombong sekali!" Estu mendengus, lalu berbalik dan pergi. Yoga pun tidak mengejarnya, melainkan membiarkannya pergi untuk menyampaikan pesan.Sesudah berbalik, Yoga malah mendapati Hagi sedang membuka mulut anjing itu lebar-lebar. Yoga buru-buru menghentikan. "Hei, apa yang kamu lakukan?""Pil Peremajaan sangat berharga, kenapa memberikannya pada anjing?" tanya Hagi dengan enggan. Kemudian, dia meneruskan, "Aku akan mencoba mengeluarkannya.""Sudahlah, jangan bersikap perhitungan dengan anjing. Ada yang harus kubahas denganmu," timpal Yoga."Tujuh hari lagi, Rigel akan memimpin 28 pemimpin sekte untuk membunuhku. Ketika saat itu tiba, kamu
Dilihat dari ekpsresi Estu, dia memang tidak seperti orang yang berbohong. Selain itu, Estu tidak mungkin berani menipu Dewa Digdaya. Kemungkinan besar, yang dia katakan memang benar.Selain benih obat tingkat tinggi itu, Pil Peremajaan yang dimiliki Yoga juga membuat orang sangat menginginkannya. Bukankah dunia seni bela diri akan gempar jika mengetahui hal ini?Dewa Digdaya berucap dengan tatapan serakah, "Yoga seharusnya seorang alkemis. Dia punya begitu banyak Pil Peremajaan, bahkan rela memberikannya kepada anjingnya."Alkemis! Orang-orang makin terkejut. Di dunia kultivator kuno, alkemis adalah eksistensi yang sangat mulia. Alkemis pun jarang ditemui di dunia fana.Aula Digdaya memiliki 2 orang alkemis, tetapi mereka hanya bisa memurnikan pil di bawah tingkat empat. Jadi, pil tingkat enam seperti Pil Peremajaan jelas sangat luar biasa bagi mereka.Dewa Digdaya menahan antusiasme dalam hatinya. Dia berkata, "Estu, panggil Yoga kemari. Aku mau dia bergabung dengan Aula Digdaya. Kal
Ucapan Alif membuat semua orang tertawa terbahak-bahak. Karina ingin sekali mencari tempat untuk bersembunyi sekarang. Dia awalnya bertekad untuk menolak pernikahan ini, tetapi ayahnya malah mengancam dengan mengatakan Yoga diincar oleh 28 sekte Aliran Mulista dan akan dibunuh.Menurut ayahnya, hanya Basad yang bisa menyelamatkan Yoga untuk sekarang. Jadi, jika menyetujui pernikahan ini, Basad akan membantu Yoga. Demi keselamatan Yoga, Karina pun memutuskan untuk menuruti perkataan ayahnya. Selain itu, dia menderita kanker sehingga tidak bisa hidup lama lagi. Tidak masalah kalau menolong Yoga sebelum dirinya meninggal.Saat ini, seorang pelayan tua berjalan masuk dan berujar, "Tuan-tuan sekalian, mangsa sudah selesai diatur. Kalian sudah boleh mulai berburu.""Ayo!" Basad memimpin di depan, yang lainnya mengikuti di belakang.Area berburu yang luas tampak kosong melompong, hanya ada sebuah rumah kecil di kejauhan 100 meter. Masing-masing dari mereka memegang busur dan panah. Basad meny
Sementara itu, keempat wanita itu tercengang mendengarnya. Mereka memohon dengan getir. Hanya saja, mana mungkin keempat tuan muda ini bersedia mendengarkan mereka? Nyawa mereka tidak ada apa-apanya!Dengan demikian, keempat wanita itu dipaksa masuk ke area berburu. Keempat tuan muda itu tentu merasa puas dengan ketakutan mereka. Basad berseru, "Cepat lari!"Keempat wanita itu sontak berlarian dengan ketakutan, sementara keempat pria itu mulai membidik. Jarek memanah kepala salah satu wanita itu. Melihat ini, Basad langsung memaki, "Dasar goblok! Ngapain kamu panah kepalanya, panah bokongnya dong! Memangnya kamu suka tidur dengan jenazah?""Hahahaha!" Terdengar tawa yang menggelegar.Saat berikutnya, panah memelesat ke arah ketiga wanita lainnya. Di momen genting ini, guntur tiba-tiba menyambar dan menghancurkan semua anak panah."Buset! Apa yang terjadi?" Perubahan situasi yang mendadak ini seketika membuat para tuan muda itu terperanjat.Cuaca begitu terik, bagaimana bisa ada guntur?
Seberapa menakutkan kekuatan pria ini sebenarnya! Mereka akhirnya menyadari bahwa mereka telah bertemu ahli bela diri!Yoga memungut busur dari tanah, lalu memasang semua anak panah. Dia berucap, "Sekarang, giliran kalian menjadi mangsanya.""Berani sekali kamu! Ayahku Dewa Digdaya, kamu bisa mati kalau berani melukaiku!" ancam Basad."Ayahku orang terkaya di Daruna ...," jelas Jarek."Ayahku komandan militer ibu kota ...," ujar Gunar.Yoga seolah-olah tidak mendengarnya. Dia berkata, "Kuberi kalian 5 detik. Kalau nggak bisa melarikan diri, berarti nasib kalian sedang sial. Lima ... empat ...."Ketika menyadari Yoga serius dengan ucapannya, ketiga pria itu pun berlarian. Tadi mereka terlihat sangat angkuh, sekarang mereka terlihat sangat menyedihkan.Yoga berkata kepada Karina, "Karina, pejamkan matamu.""Yoga, jangan, kamu nggak sanggup mengusik mereka," nasihat Karina yang merasa panik.Namun, Yoga sudah melepaskan puluhan anak panah itu. Panah-panah itu seperti memiliki mata karena
Meskipun nyawanya terselamatkan, hartanya justru disita, bahkan dirinya diboikot. Ketika buntu, Prabu pun teringat pada Karina. 'Hais, sepertinya aku hanya bisa bergantung pada Karina untuk sisa hidupku,' batin Prabu.Prabu segera menuju ke Kota Pawana. Sementara itu, di kediaman Karina, Ambar dan Gatot merasa sangat lega saat melihat Karina hanya menderita luka kecil.Setelah menanyakan keseluruhan ceritanya, Ambar berkata dengan geram, "Benar-benar berengsek, gimana bisa dia membahayakan nyawa putri sendiri seperti ini! Aku harus menemuinya. Kemudian, akan kumutilasi dia dan lihat dia punya hati atau nggak!"Gatot mengepalkan tangannya sembari berucap, "Dia nggak pernah memenuhi tanggung jawabnya sebagai ayah, tapi masih berani menjual kakakku. Akan kuhajar dia habis-habisan kalau melihatnya!"Ambar bertanya, "Karina, kamu tahu di mana bajingan itu sekarang?""Nggak tahu. Ibu, aku capek, aku mau istirahat," jawab Karina sambil menggeleng."Ya, ya, istirahatlah," ujar Ambar. Kemudian,
Kini, kehidupan mereka akhirnya membaik, tetapi Prabu malah tiba-tiba kembali. Begitu pulang, pria ini bahkan merebut segalanya dari mereka.Ambar bahkan berpikiran untuk mati sekarang. Apakah dia harus hidup di bawah penindasan Prabu untuk selamanya? Dia tidak rela!Saat ini, Ambar teringat pada seseorang, yaitu Yoga. Pria ini sepertinya sangat jago bertarung, entah bisa menang dari Prabu atau tidak?Lantaran tidak ingin menunda-nunda, Ambar langsung menghubungi Yoga. "Yoga, aku nggak pernah meminta bantuanmu selama ini. Kalau kamu berhasil, aku akan mengizinkan kalian menikah kembali, seperti yang kukatakan sebelumnya."Ambar menceritakan semuanya. Begitu mendengarnya, Yoga sontak murka. Dia mengira Prabu akan menghindar sejauh mungkin dari mereka, tetapi malah berinisiatif datang. Ini kesempatan bagus bagi Yoga untuk membalas dendam."Aku akan segera ke sana," ujar Yoga.Ambar menyiapkan makanan lezat untuk Prabu, Gatot sudah membeli rokok dan bir, dan Karina juga sudah mengalihkan