Mahmud masih dalam kondisi terkejut, tetapi Yoga tidak memberinya kesempatan sama sekali. Dia langsung menendang dagu Mahmud.Brak!Seketika, dagu Mahmud hancur dan sekujur tubuhnya menghantam langit-langit karena dampak dari tendangan ini.Bruk! Batu di langit-langit hancur, menyelimuti tubuh Mahmud. Dia berusaha untuk meronta di lantai dan merangkak keluar dari tumpukan batu. Sambil menghindar, Mahmud berusaha untuk menjauhi Yoga. Ekspresinya yang cemas telah mencerminkan suasana hatinya saat ini."Kamu ... masih bisa jalan?"Yoga berjalan selangkah demi selangkah ke arah Mahmud, seolah-olah malaikat maut yang sedang menghitung waktu mundur bagi Mahmud untuk menerima ajalnya."Jangan bunuh aku, aku tahu aku salah. Aku cuma datang untuk mengendalikan situasi, aku nggak tahu apa pun!" mohon Mahmud. Namun, semua itu tidak berguna.Krak!Yoga menginjak kedua kaki Mahmud hingga hancur dan membuatnya tidak bisa bergerak."Berengsek, kalau kubilang nggak bisa, berarti memang nggak bisa!" Yo
Saat ini, suasana di depan vila sunyi senyap. Semua anggota Geng Naga tertegun melihat adegan yang baru saja terjadi. Geng Naga telah dibubarkan dan Sudiro telah terbunuh! Semua ini dilakukan oleh pemuda ini seorang diri!Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat! Terutama ketika Sudiro dibunuh, gerakan pemuda ini tidak ada keraguan sedikit pun. Mereka semua menyadari bahwa jika kejadian hari ini tersebar, pasti akan menimbulkan kehebohan besar!"Kalian ...." Setelah menyelesaikan semuanya, Yoga pun berbalik. Semua orang langsung menegakkan tubuh mereka dan melangkah mundur karena khawatir akan terseret dalam masalah."Keluar dari sini, ingat beri tahu semua orang bahwa Geng Naga telah dibubarkan dan cecunguk itu juga sudah terbunuh. Ke depannya, mereka nggak punya dukungan lagi. Kalaupun ada, dukungan itu hanya pengecut!" perintah Yoga dengan tegas.Dia tahu siapa yang menjadi pendukung mereka, tetapi orang lain tidak tahu. Semakin mereka tidak mengetahuinya, dia semakin berani
Melihat hal ini, wajah Karin memerah dan kedua kakinya terasa lemas. Di saat mereka hendak melakukan sesuatu, tiba-tiba pintu terbuka. Ambar dan Gatot telah pulang."Gatot, jangan marah. Ibu carikan lagi pekerjaan lainnya untukmu. Bos perusahaan ini memang berengsek. Masa kasih gaji sedikit sekali, nganggap rendah orang saja!" seru Ambar dengan wajah penuh kasih."Aku nggak peduli, pokoknya kamu cari cara untuk carikan aku pekerjaan kantoran dengan koneksimu dulu. Kerja jam 9 sampai jam 5 sore dengan gaji 200 juta. Kalau sampai tersebar, aku pasti akan ditertawakan orang!" ujar Gatot dengan wajah kesal."Iya, Ibu pasti carikan untukmu!" jawab Ambar langsung menyetujuinya.Setelah berjalan masuk dari pintu depan, mereka melihat bahwa ternyata Yoga juga sedang berada di sana. Seketika, kedua orang itu langsung emosi."Dasar pembawa sial, untuk apa kamu datang ke rumah kami!" bentak Ambar."Kamu sudah celakai kakakku, masih saja berani datang ke sini? Pergi sejauh mungkin!" maki Gatot.Ke
Malam pun tiba. Yoga baru saja bersiap-siap untuk istirahat, tetapi tiba-tiba ada dua panggilan telepon yang datang berturut-turut. Panggilan itu berasal dari web gelap dan Roselia. Isi pesannya sama, yaitu sejumlah besar dana telah masuk ke Kota Pawana.Selain itu, ada sekelompok orang yang baru saja memasuki Kota Pawana. Begitu tiba, mereka langsung mengirim undangan kepada tiga keluarga besar, yaitu Keluarga Bramasta, Keluarga Husin, dan Keluarga Salim.Semua itu dilakukan dengan terang-terangan dan bahkan sangat mencolok, seolah-olah mereka ingin memastikan bahwa organisasi intelijen tidak akan melewatkan informasi tersebut."Aku mengerti!" jawab Yoga. Setelah menutup telepon, dia mulai berpikir keras. Siapa sebenarnya yang melakukan hal ini dan apa tujuannya?Setelah merenungkannya sejenak, Yoga memutuskan untuk tidak memikirkannya terlebih dahulu. Jika pihak lawan berani melakukannya dengan terang-terangan, berarti dia memang ingin Yoga mengetahui hal ini. Namun, Yoga justru seng
Kini Keluarga Bramasta sedang diserang oleh Keluarga Salim. Meski merasa kesal, Winola tidak berani melawan Sutrisno untuk sementara ini.Beberapa saat kemudian, muncul seorang kepala pelayan yang datang untuk menyambut ketiga orang itu. Mereka dibawa ke sebuah ruang teh. Saat itu, Rafi sedang menyeduh teh yang memancarkan aroma semerbak."Ini adalah teh spiritual dari dunia kultivator kuno, kalian pasti sudah lama nggak minum. Ayo cicipi." Rafi menyodorkan teh kepada ketiga orang itu dengan tenang. Ketiga orang itu sibuk dengan pikiran masing-masing sehingga tidak menyentuh teh tersebut."Tenang saja, aku mengundang kalian kali ini karena ingin membahas sesuatu dengan kalian." Rafi menuangkan teh untuk dirinya sendiri dan meminumnya di hadapan mereka.Ketiga orang itu baru duduk secara bersamaan dan menyesap teh spiritual. Daun teh ini hanya bisa tumbuh di dunia kultivator kuno, sehingga tidak bisa ditemukan di dunia fana. Selain itu, teh ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan. Ji
Penginapan Surya."Lalu, Farel pergi begitu saja. Dua orang itu sama-sama menginginkan nyawamu. Kamu beken banget ya!" ucap Sutrisno melaporkan semua kejadian di kediaman Rafi kepada Yoga.Yoga langsung memahami rencana Rafi sekarang. Dia baru saja tiba di Kota Pawana, jadi sudah pasti dia tidak ingin berkonflik dengan tiga keluarga besar lainnya. Satu-satunya yang bisa membuat mereka mencapai kesepakatan adalah dengan menggunakan nyawa Yoga!Dengan demikian, mereka bisa bekerja sama! Ini benar-benar strategi yang cerdik! Akan tetapi, sepertinya ada yang tidak beres!"Sepertinya semua ini nggak ada hubungannya denganmu, lalu kenapa dia menyuruhmu ke sana?" tanya Yoga tiba-tiba."Hehe, Rafi diam-diam ngobrol denganku setelahnya. Aku baru tahu tujuan sebenarnya dia memanggilku ke sana! Aku sudah pernah berhubungan dengan Tuan Bimo, jadi dia ingin aku membantu memperkenalkannya.""Selain itu, dia juga kasih aku sepuluh harta berharga. Katanya, setelah tugas ini selesai, dia akan mengantar
Rafi menjawab dengan gugup, "Maafkan kelancanganku. Mohon Tuan Bimo mengampuniku!"Yoga kembali tersenyum sinis. Rafi ... ternyata kamu bisa seperti ini juga! Masih berani berdiri untuk bicara denganku?"Ke depannya, kamu cuma boleh berlutut di hadapanku!""Baik!" jawab Rafi. Sekujur tubuhnya mulai berkeringat dingin dan semakin gugup. Tuan Bimo ini terlalu mendominasi!"Kenapa kamu cari aku?" tanya Yoga lagi."Aku sengaja mencarikan sebuah tanah berharga untuk Anda. Setelah berhasil mendapatkannya nanti, aku akan hadiahkan pada Tuan Bimo. Semoga Tuan Bimo bisa menyukainya!" ujar Rafi dengan hormat."Tanah berharga?" Sudut bibir Yoga berkedut. Jangan-jangan yang dimaksudnya itu adalah tanah dekat makam Keluarga Kusuma?Padahal dia belum mendapatkan tanah itu, tapi sudah datang untuk memberikan hadiah? Apa orang ini tidak punya otak? Mustahil dia bisa mendapatkan tanah itu!"Berikan sekarang juga!" ujar Yoga dengan nada dingin."Hah? Maksudku setelah berhasil mendapatkannya nanti ...."
Nadya melihat memandangi kaus hitam kecil itu dengan penuh curiga. Tidak ada merk, tidak ada gambar, dan modelnya juga sangat aneh. Bahkan, ada aroma khas yang aneh. Dilihat dari segi mana pun, kaus ini tidak terlihat seperti hadiah."Aku boleh nolak nggak?" tanya Nadya dengan wajah tak berdaya."Coba pakai dulu!" ujar Yoga dengan penuh penantian."Kalau begitu, boleh kucuci dulu nggak?""Boleh sih ... tapi kalau kamu memang bisa mencucinya," balas Yoga.Nadya semakin bingung. Dalam hatinya bertanya-tanya memangnya kenapa benda ini tidak bisa dicuci?Kemudian, Nadya membawa kaus itu ke kamar mandi dan berencana untuk mencucinya. Namun saat kaus ini direndam ke air, permukaannya tidak bisa basah sama sekali, seolah-olah terpisah dari air begitu saja."Ada apa ini? Apa ini benda kedap air yang kamu temukan?" Nadya merasa bersemangat. Jika benda ini bisa diproduksi massal, dia pasti akan kaya raya."Cuma ada satu di dunia ini, tahan sama senjata apa pun. Bisa digunakan untuk melindungimu