Share

Bab 47

"Kalau kalian nggak percaya, coba cubit pipiku," sahut Janice sambil mengunyah daging.

Salah satu teman hendak mencubit, tetapi teman lainnya segera menahannya.

"Janice, terima kasih sudah datang. Dulu kamar kita sangat sempit. Kita sampai iri dengan kamar mahasiswi lain."

"Ya. Kamu juga terus bersama Malia. Padahal, Malia itu ... hais ...."

"Lupakan saja. Ayo, kita makan," sela teman yang satu lagi.

Janice menatap mereka, lalu tersenyum sambil berkata, "Aku tahu kalian mau bilang apa. Aku seharusnya berterima kasih pada kalian."

"Eh? Kenapa?" Teman-teman Janice kebingungan mendengarnya.

"Aku memercayai orang yang salah, tapi kalian masih mau mengajakku makan. Terima kasih," ucap Janice. 'Terima kasih juga karena kalian membantuku di kehidupan lampau.'

"Baguslah kalau kamu sadar. Malia membuat kunci duplikat kamar kita. Dia sering datang saat kamu nggak ada. Dia bilang kamu mengizinkannya, jadi kami nggak berani melarangnya."

"Selain itu, dia selalu pura-pura menyedihkan dan miskin. Du
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status