Share

Bab 52

Author: Danira Widia
Semua orang langsung melihat ke arah cincin berbentuk bunga itu. Kelihatannya desain cincin itu agak berlebihan demi menonjolkan batu rubi yang besar di tengah kelopak. Tidak terlihat kesan alami seperti yang terlihat pada kalung dan anting.

Raut wajah Vania berubah. Dia menggenggam mikrofon dengan erat, berusaha untuk mempertahankan ekspresi anggun dan berkelas. Katanya, "Terima kasih atas komentarnya. Aku akan terus berusaha."

Amanda sangat senang dengan sikap Vania. Jadi, dia memberikan penilaian ekstra. Dia bertutur, "Vania, dengan desainmu saat ini, menurutku sudah jauh melebihi ekspektasiku pada kompetisi kali ini. Jadi, aku mau bertanya apa ada peserta yang mau kamu ajak bersaing?"

Begitu mendengar ini, para penonton tiba-tiba merasa tertarik. Ini jauh lebih menarik dibandingkan melihat satu per satu.

Vania berpikir sejenak, lalu tersenyum sambil menjawab, "Sebenarnya ... aku punya seorang teman yang juga berpartisipasi dalam kompetisi ini. Aku selalu mengagumi karyanya. Aku ngg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fuyoo
dibikin dramatis tapi malah bertele-tele, cuma naik panggung doang 1 bab ...
goodnovel comment avatar
Soraya Amira
Bisa"nya bab 52 cuma sebatas Janis naik panggung=_______=
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 53

    Janice menyapu pandangannya ke arah penonton. Tatapannya tertuju pada pria yang ada di kursi VIP. Panitia acara yang ada di sampingnya menunduk dan mengatakan sesuatu dengan hati-hati.Ekspresi pria itu tampak cuek, sama sekali tidak peduli dengan ucapan orang itu. Dia mengambil cangkir teh sambil memandang Janice dari balik uap panas.Rasa intimidasi yang kuat membuat Janice merasa takut. Janice pun langsung mengalihkan pandangannya.Di bawah panggung, sebagian besar orang menatap Janice tanpa ekspektasi. Bagaimanapun, tidak banyak orang seperti Vania yang membawa permata senilai miliaran untuk mengikuti kompetisi, apalagi desainnya yang sempurna dan inovatif.Bahkan panitia acara juga berpikir seperti itu. Dia berucap, "Pak Jason tenang saja. Tadi aku sudah tanya Bu Amanda. Dia sangat puas dengan Bu Vania. Kali ini, dia pasti dapat juara pertama."Jason menyesap teh, lalu membalas, "Belum tentu."Panitia tertegun karena tidak bisa memahami pemikiran Jason. Dia menengadah perlahan dan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 54

    Janice meliriknya dengan sinis, lalu maju dua langkah. Dia berucap, "Kita memang teman satu kampus, tapi apa kita sangat akrab? Kalaupun harus memohon, nggak perlu sampai seorang lawan yang memohon, 'kan?""Kamu ...," kata Vania dengan terkejut. Dia menunjukkan ekspresi sedih.Salah satu juri mengetahui bahwa identitas Vania tidak biasa. Dia juga berpikir bahwa Vania didukung Jason. Jadi, dia segera berdiri dan menegur, "Janice, karyamu sudah hancur. Vania berbaik hati mau membantumu. Kamu malah bersikap seperti ini."Juri itu berseru, "Keamanan! Bawa dia pergi! Tanpa karya, kamu nggak berhak ikut kompetisi. Jangan buang-buang waktu semua orang."Vania menyeka sudut matanya dan memandang Janice. Tatapannya penuh kebanggaan.Janice justru menimpali dengan sangat tenang, "Siapa bilang aku nggak punya karya?"Janice menoleh melihat Vania, lalu melanjutkan, "Segala sesuatu di dunia ini nggak bisa diprediksi. Aku khawatir terjadi hal di luar dugaan, jadi aku khusus menyiapkan dua sampel."E

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 55

    Hanya Janice yang tahu. Vega adalah putri terbaik di dunia. Setelah Vega menjadi pengertian, setiap ulang tahun Vega, Janice selalu berharap Vega senang dan bahagia.Vega selalu bilang, "Mama, ke depannya jangan menangis lagi ya?" Dia juga berkata, "Mama, anak orang lain biasanya dibantu papanya untuk pakai mahkota."Kemudian, Vega mengerti bahwa ayahnya tidak menyukainya. Jadi, dia mengatakan bahwa dirinya akan lebih cantik jika ibunya yang bantu pakaikan.Memikirkan hal ini, mata Janice seketika memerah. Akan tetapi, dia sudah berjanji kepada Vega tidak akan menangis lagi. Pada akhirnya, dia menahan tangisnya.Janice mengangkat tangan untuk menyentuh mahkota di kepalanya, lalu sedikit melihat ke atas. Dia membatin, 'Vega, Mama sudah membuatkan mahkota untukmu. Kamu suka nggak?'Tanpa memikirkan kejadian sebelumnya, Amanda sangat mengagumi kemampuan Janice. Desain dan idenya lebih inovatif daripada Vania. Karya Vania juga sangat bagus. Sayangnya, hanya ada satu kekurangan, yaitu cinci

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 56

    Setelah beberapa saat, Amanda bertutur, "Lanjutkan kompetisinya."Pembawa acara segera berkata, "Kalian berdua silakan istirahat dulu. Mari kita sambut peserta selanjutnya untuk maju."Janice turun dari panggung sambil tersenyum. Vania yang ada di belakang menyusulnya. Dia bertanya, "Kamu sudah tahu dari awal, 'kan?""Vania, apa yang kamu katakan? Kenapa aku nggak mengerti? Bukannya itu karyamu? Apa yang bisa aku tahu?" balas Janice yang pura-pura bingung.Vania melihat ke sekeliling, lalu bertanya dengan memelankan suaranya, "Kenapa kalungnya bisa putus?"Janice tersenyum tipis sembari menimpali, "Setelah curi desain sampelku, kamu nggak tahu cara mengubah data? Menyalin pun bisa salah?"Selesai berbicara, Janice berbalik dan pergi. Setelah berjalan dua langkah, dia berhenti dan melirik Vania sambil mengingatkan, "Saat kamu dapat desainnya, Jason nggak memberitahumu jangan menambahkan hal yang nggak perlu? Cincinmu benar-benar jelek.""Janice!" teriak Vania. Dia sangat kesal sampai ci

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 57

    Janice menatap penonton dengan ekspresi datar. Dia menerima piala yang berat.Janice merasa seolah-olah ada tangan tak kasat mata yang mencekik lehernya. Rasa sesak itu seperti sedang memberitahunya betapa sulitnya untuk melarikan diri dari takdir, terutama saat berhadapan dengan lawan yang memiliki pendukung.Sesaat kemudian, Janice menggenggam piala dengan erat. Di kehidupan lampau, dia sama sekali tidak memenuhi kualifikasi untuk mengikuti kompetisi. Di kehidupan ini, dia bisa mengancam posisi Vania dan meraih piala.Setidaknya takdir yang menyebalkan sudah berubah. Suatu hari nanti, takdir akan berjalan sesuai keinginannya.Janice menengadah dan tersenyum kepada penonton dan pemilik mata gelap, yaitu Jason. Tidak akan ada yang bisa menjatuhkannya lagi, kecuali dia jatuh sendiri.Di bawah panggung. Norman berjalan ke sisi Jason. Dia sedikit membungkuk dan melaporkan, "Pak Jason, sudah beres.""Hm," sahut Jason. Pria ini mengangkat cangkir teh sembari bertatapan dengan Janice. Dia me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 58

    Herisa belum tentu ingin mendekati Jason. Akan tetapi, jika dia bisa berfoto dengan posisi di samping Jason, fotonya pasti akan viral di internet. Dengan begitu, dia juga akan mendapatkan ketenaran.Orang harus memikirkan diri sendiri karena dunia tidak akan berbelas kasihan. Herisa tidak salah.Janice memberikan jalan kepada Herisa. Dia berkata sambil tersenyum, "Kamu ke sana saja. Gaun yang kamu pakai hari ini bernuansa gelap. Terlihat sangat bagus kalau berfoto di samping Jason."Janice bahkan sudah menyiapkan alasan. Herisa tertegun. Setelah mengucapkan terima kasih, dia berjalan ke sisi Jason. Janice berdiri di paling pinggir.Ketika semua orang sedang berpose, Jason menghalangi kamera. Dia berkomentar, "Seharusnya peserta berdiri di tengah."Selesai berbicara, Jason menepis tangan Vania dan berjalan ke paling pinggir, tepatnya di sebelah Janice.Janice secara refleks hendak menghindari Jason, tetapi ada sebuah tangan yang memegang punggungnya. Sentuhan lembut telapak tangan itu m

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 59

    Kejadian ini memang di luar dugaan Janice. Vania benar-benar bisa melakukan apa pun untuk menekannya. Vania tahu jelas siapa yang menyalin. Sekarang, bisa-bisanya Vania menuduhnya plagiat.Penggunaan kata inspirasi benar-benar bagus. Wartawan itu juga mengingatkan semua orang bahwa Janice telah melihat sketsa desain Vania sebelumnya.Jika Janice mengaku dirinya terinspirasi dari desain Vania, itu berarti dia mengakui Vania lebih hebat darinya, sampai harus meniru karya Vania untuk ikut kompetisi. Jika tidak mengaku, Janice akan dikatakan keras kepala dan memenangkan juara kedua dengan tidak terhormat.Vania berusaha mencairkan suasana dengan berkata, "Semuanya jangan bicara seperti itu. Aku merasa terhormat kalau Janice mendapatkan inspirasi dari desainku."Kemudian, Vania berujar dengan ekspresi sedih, "Tapi, kali ini aku menambahkan elemen matahari ke dalam karyaku. Alasannya karena aku menganggap Jason sebagai matahari. Cahaya yang dia pancarkan membuat segalanya menjadi indah.""Ka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 60

    "Jangan bergerak," bisik Yoshua."Ada apa?" tanya Janice dengan heran."Ada pita di kepalamu. Biar aku bantu mengambilnya," jawab Yoshua. Dia membelai rambut Janice dengan lembut. Begitu melihat tatapan Janice berubah, Yoshua mendekat untuk mencium rambutnya.Ketika merasakan Yoshua mendekat, wajah Janice memerah. Dia menutupi kepalanya dengan satu tangan sembari bertutur, "A ... aku lupa mencuci rambutku. Apa baunya sangat aneh?"Yoshua tersenyum seraya membalas, "Nggak kok. Sangat wangi.""Kak, kamu benar-benar pandai bercanda," kata Janice dengan malu."Ayo, mobilku ada di pintu samping," seru Yoshua."Hm," sahut Janice.Janice dan Yoshua berjalan berdampingan. Janice tanpa sadar menyentuh rambutnya. Gerakan kecil ini hanya dia lakukan saat malu-malu.Ketika melihat pemandangan ini, Jason menggertakkan giginya. Aura di sekujur tubuhnya begitu menakutkan. Dia menoleh untuk menyalakan rokok. Setelah mengisapnya, dia berbalik dengan perlahan.Di koridor, panitia ditangkap oleh Norman d

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 536

    "Jason? Jason?" Rachel menarik lengan pria di sampingnya.Jason kembali sadar, ekspresinya tetap datar. "Ada apa?"Ekspresi Rachel sedikit kaku, lalu dia tersenyum. "Ayo pulang.""Kamu dan Bu Elaine pulang dulu. Aku harus ke kantor." Jason menarik tangannya sambil melirik Elaine dengan dingin.Seketika, Elaine merasa punggungnya menegang. Awalnya, dia ingin membujuk Rachel untuk ikut dengan Jason. Namun, di bawah tatapan Jason, dia hanya bisa berpura-pura tenang dan tersenyum."Rachel, aku akan menemanimu pulang. Jangan ganggu Jason bekerja.""Baiklah." Rachel mengangguk dan naik mobil bersama Elaine.Setelah mereka pergi, Norman menghentikan mobil di depan Jason dan membukakan pintu untuknya.Jason merapikan jasnya. Sebelum naik ke mobil, Jason berkata dengan suara rendah, "Kamu ikuti Janice."Norman bingung. "Dia sudah nggak punya apa-apa. Seharusnya dia nggak berani bertindak sembarangan.""Kamu nggak memahami dia.""Baik."....Dalam perjalanan ke rumah Keluarga Karim, Rachel menat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 535

    "Menurutmu?" Jason menangkap tangan Janice dan menatapnya dengan dalam. "Jangan sentuh sembarangan.""Takut apa? Lagian nggak ada yang lihat," ucap Janice sambil menjinjitkan kakinya.Hampir pada saat bersamaan, Jason meraih dagunya dan menariknya lebih dekat. "Janice, aktingmu akhirnya ada kemajuan. Tapi, apa kamu pikir aku benar-benar peduli apakah ada orang lain yang melihatnya?"Usai bicara, Jason langsung menciumnya. Janice terkejut, lalu berkata, "Bu Rachel."Jason langsung berhenti dan melepaskannya.Janice merasa menyedihkan, sekaligus menggelikan. Kemudian, dia menepuk kerahnya sambil berkata, "Pak Jason, ada rambut yang nempel."Sambil menatap Jason, dia melanjutkan sambil tertawa, "Pak Jason, kalau kamu tidak bisa kasih apa pun, lebih baik jangan ikut campur urusan orang lain. Karena kalau seseorang sudah terdesak, mereka bisa melakukan apa saja."Saat Jason tertegun sesaat, Janice segera mendorongnya dan melangkah keluar dari tangga darurat.Begitu dia sampai di depan ruang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 534

    Janice tahu dia tidak akan bisa melawan kekuatan Jason. Selain itu, koridor di luar toilet bisa dilewati orang kapan saja. Dia tidak ingin menarik perhatian siapa pun.Jadi, dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk dengan tenang. "Baik, aku ikut denganmu." Pria itu menariknya ke dalam tangga darurat.Angin dingin bertiup kencang dari jendela yang terbuka, membuat Janice bergetar tanpa sadar.Tanpa banyak bicara, Jason menutup jendela, lalu bersandar di ambang jendela. Dia merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebungkus rokok.Janice sudah tahu kebiasaannya. Setiap kali ingin merokok, dia pasti seperti ini. Jadi, dia tidak berpikir berlebihan karena mengira Jason melakukannya karena khawatir dirinya kedinginan.Namun, detik berikutnya, Jason tidak menyalakan rokok. Dia hanya memutar-mutar batang rokok di tangannya, lalu mengangkat pandangannya dengan perlahan. Sepasang matanya yang gelap dan tajam menatap Janice."Aku sudah peringatkan kamu untuk jangan ikut campur dalam masalah in

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 533

    Penny meraih tasnya yang tergeletak di sofa, lalu berbalik menuju toilet. Janice menampilkan ekspresi bersalah dan menerima handuk yang diberikan oleh pegawai butik.Dia lalu menoleh ke arah Thiago dengan tulus dan berkata, "Pak Thiago, aku pergi lihat keadaan Bu Penny dulu. Kalian lanjutkan saja pembicaraan kalian."Thiago mengangguk dingin, tampak sama sekali tidak peduli dengan ibunya. Sementara itu, Janice berjalan menuju toilet.....Begitu melihat Janice masuk, Penny langsung menurunkan rok yang tadinya hendak dia angkat."Ngapain kamu ke sini? Dasar nggak berguna! Lihat saja gimana nanti setelah kamu nikah!"Janice memegang handuk, lalu berkata pelan, "Bu Penny, maafkan aku. Mungkin lebih baik Bu Penny masuk ke bilik untuk membersihkan diri?"Bagian yang terkena tumpahan teh cukup canggung. Jika tidak segera dikeringkan, pakaian dalamnya mungkin akan basah seluruhnya. Tadi Penny jelas sekali tidak ingin memperlihatkan tubuhnya. Jadi, tentu saja masuk ke bilik toilet adalah pilih

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 532

    Rachel berpegangan pada tangan pegawai butik dan melangkah dengan hati-hati ke depan. Pada saat itu, Janice terpaku. Berbagai kata muncul dalam pikirannya, tetapi akhirnya hanya satu kata yang tersisa .... Anggun.Mengingat Rachel menggunakan kaki palsu, dia tidak bisa memakai gaun yang terlalu berat atau rumit. Jadi, desainer telah merancang gaun ini khusus untuknya.Bagian atasnya adalah korset berbahan renda dengan tulang, dihiasi dengan tumpukan kelopak tipis dari kain transparan, sehingga memberikan kesan ringan tetapi tetap kokoh.Bagian roknya terbuat dari tulle berlapis-lapis. Bagian bawahnya terdapat belahan kecil sehingga tidak mengganggu pergerakannya.Auranya yang lembut dipadukan dengan senyum bahagia Rachel, dia terlihat seolah memang pantas mendapatkan yang terbaik di dunia ini.Rachel mengenakan sepatu hak tinggi dan berjalan mendekat dengan hati-hati. Dia bahkan tersenyum cerah kepada Janice, seakan bertanya apakah gaunnya terlihat bagus atau tidak.Bagus.Sangat bagus

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 531

    Mendengar Rachel pernah menyebut namanya, Thiago langsung melepas genggamannya dan menjabat tangan Landon dengan kedua tangan. "Pak Landon, senang bertemu dengan Anda."Akhirnya, Janice terbebas dari cengkeraman Thiago. Dia melirik Landon dengan penuh rasa terima kasih. Landon tetap tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Ayo masuk. Tubuh Rachel lemah, jangan terlalu lama di luar kena angin."Thiago segera mengangguk. "Maaf, aku nggak memikirkan itu. Silakan masuk duluan."Mendengar ucapannya, semua orang langsung menyingkir dan memberi jalan bagi Jason dan Landon untuk masuk lebih dulu.Begitu semua orang berjalan ke dalam, Janice mengangkat lengan bajunya. Di bawah kulitnya yang pucat, terlihat jelas bekas memar berbentuk jari.Thiago terlalu menakutkan.Janice menggigit bibirnya sambil menahan rasa sakit, lalu mengikuti yang lainnya masuk.Begitu masuk ke butik, Janice menyadari bahwa Penny masih memakai kacamata hitamnya."Bu Penny nggak mau lepas kacamata?"Reaksi Penny sa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 530

    Di studio.Hari pertama kembali bekerja, Amanda membagikan angpau kepada semua orang sebelum memulai rapat. Setelah itu, dia menjelaskan pekerjaan yang akan dikerjakan dalam satu bulan ke depan.Setelah kembali ke mejanya, Janice segera mengirim pesan kepada Ivy untuk mengingatkannya agar jangan lupa sarapan. Tidak lama kemudian, Ivy membalas pesannya.[ Hari ini aku dapat dokter wanita baru, dia baik sekali. Setelah mengobrol sama dia, rasanya aku nggak terlalu tertekan lagi. ][ Kamu jangan khawatir. Tapi sepertinya pamanmu sudah hampir tahu semuanya. Dia mulai curiga kenapa aku belum pulang dan bilang akan menjemputku langsung ke perbukitan. ]Janice mengetik balasan singkat.[ Sebentar lagi. ]Setelah mengirim pesan, Janice mengernyit sedikit. Bukankah teman Arya yang ditugaskan seharusnya seorang pria? Kenapa sekarang malah dokter wanita?Namun, selama Ivy baik-baik saja, itu sudah cukup. Dia berpikir untuk mentraktir Arya makan nanti sebagai ucapan terima kasih.Baru saja dia mel

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 529

    Jason menatap dingin ke dalam mobil tersebut. Dalam 90 detik waktu lampu merah, Janice mengatakan banyak hal kepada Landon. Terakhir kali Janice berbicara begitu banyak dengannya adalah saat dia menipu Jason di vila.Begitu lampu hijau menyala, mobil Janice berbelok dan menghilang dari pandangan. Jason mengerutkan kening, lalu mengangkat tangan untuk memijat pelipisnya.Melihat hal itu, Norman bertanya dengan khawatir, "Pak, Anda mau saya menepi untuk ambil obat?"Sejak kebakaran di vila, Jason sering mengalami sakit kepala, tetapi pemeriksaan medis tidak menemukan masalah apa pun. Arya pernah mengatakan bahwa itu bukan sakit fisik, melainkan tekanan batin yang terlalu besar.Jason terdiam sambil menatap ke luar jendela dan memainkan cincin nikahnya. Dulu, dia sering memutar cincin itu untuk mengingat tanggung jawabnya. Namun entah sejak kapan, dia justru sering terdiam sambil menyentuh cincin itu.Sesampainya di Keluarga Karim.Para pelayan sibuk memindahkan koper dan barang-barang. S

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 528

    Setelah keluar dari klub, Janice pergi ke rumah sakit swasta. Baru saja masuk ke kamar perawatan, dia melihat Ivy melempar ponselnya ke dinding.Seiring dengan suara gebrakan, layar ponselnya hancur berkeping-keping.Ivy memegangi kepalanya sambil meringkuk di ranjang. Begitu mendengar ada suara, dia langsung mendongak dan menampakkan kedua matanya yang memerah. Jelas sekali, baru saja dia berpura-pura baik-baik saja saat melakukan panggilan video dengan Zachary, tetapi kemudian langsung diancam seseorang.Saat melihat Janice, air matanya langsung berderai dan merusak riasannya hingga berantakan. Hanya dalam tiga atau empat hari, Ivy telah menjadi begitu kurus dan lemah. Pipinya juga mulai cekung.Inikah yang disebut Jason dengan "Ibumu sudah nggak apa-apa"?Janice bergegas menghampirinya, lalu memeluknya erat. "Ibu, jangan takut. Aku nggak akan membiarkan semua ini sia-sia."Ivy hanya bisa mengeluarkan suara lirih dan tubuhnya gemetar dalam pelukan Janice. Butuh waktu hingga tengah ma

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status