Share

Bab 46

Vania memandang Janice dengan mata berkaca-kaca sambil berkata, "Maaf, Janice. Kamu duluan saja. Aku bisa tahan kok."

Vania menggigit bibir. Air mata terus berlinang. Tatapannya terus melirik ke arah Jason. Janice pun maju. Tiba-tiba, sebuah tangan menahan bahunya. Terlihat cincin merah yang berbahaya itu.

"Biarkan Vania masuk dulu," ucap Jason dengan dingin. Janice pun menoleh menatapnya.

Vania menatap Jason dengan tatapan penuh kasih sayang, lalu berujar, "Terima kasih, Jason. Aku ... agak lemas. Apa kamu bisa bantu aku?"

Jason maju dan menggendong Vania ke ruang pemeriksaan. Janice hanya bisa melihat pintu pelan-pelan tertutup. Sementara itu, Vania menoleh dan tersenyum kepada Janice.

Jason tidak pernah berubah. Pria ini selalu memprioritaskan Vania. Janice sontak membuang daftar pemeriksaan itu ke tong sampah, lalu berjalan pergi.

Tangannya sudah sembuh sejak awal. Janice membalut perban hanya untuk menipu Malia dan Vania. Dia melakukan pemeriksaan juga untuk mengelabui Jason. Namu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status