Share

6 || Dia belum datang?

Maudy kemudian menambahkan dengan nada yang penuh dukungan. "Bagaimana kalau kita ajak mereka makan malam bersama? Ini bisa menjadi kesempatan baik untuk mengenal satu sama lain lebih dekat."

Audrey merasa lega mendengar respon positif dari Maudy. "Terima kasih, Mama. Itu akan sangat berarti bagi mereka."

Benar, tidak semua orang seperti keluarga Leo.

Dengan itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju tempat makanan yang ingin dikunjungi Audrey, membuat perjalanan sore itu terasa lebih berarti dan hangat.

^^^

Setelah beberapa saat mereka membeli makanan, akhirnya mobil memasuki pekarangan panti asuhan.

Audrey turun diikuti Maudy juga sopir yang sibuk mengeluarkan barang-barang yang sudah mereka beli untuk anak panti.

"Sepertinya mama tidak bisa makan malam bersama dengan kalian, Audi. Papa menelepon mama, jadi mama harus segera pulang." Jelas Maudy setelah mendapat telepon singkat dari sang suami. Audrey tampak kecewa mendengar hal itu. "Baiklah, Mama. Terima kasih untuk hari ini. Oleh-oleh ini, kami sangat menghargainya."

Maudy tersenyum lembut dan mengelus pipi Audrey dengan penuh kasih sayang. "Tentu sayang, mama akan pulang. Sampai jumpa besok, menantu."

Pipi Audi sontak bersemu setelah mendengar panggilan itu dari Maudy. "Hati-hati mama, sampai jumpa besok."

Setelah mobil Maudy menghilang dari pekarangan panti asuhan, Audrey segera masuk dan disambut oleh anak-anak panti yang mulai tidak sabar untuk membuka oleh-oleh dari kakaknya. " Baiklah, siapa yang mau membantu kakak membuka ini?" Seru Audrey membuat anak-anak panti lainnya berseru mendekati Audrey.

Kegaduhan itu membuat Audi tertawa, namun bunda segera menginterupsi. "Ayo yang mau, duduk yang rapi. Yang membagikan hanya orang dewasa saja ya." Anak-anak panti yang mendengar memberengut lalu segera duduk dengan rapi.

Berbagai macam oleh-oleh akhirnya dengan segera di bagikan kepada semua orang. Suasana di panti asuhan kembali ceria dan penuh kebahagiaan dengan tambahan makanan lezat yang membuat semua orang merasa lebih bahagia.

Ditengah kebahagiaan menerpa semua orang, Audrey tiba-tiba teringat dengan ketidakhadiran calon suaminya ketika memilih gaun pernikahan tadi. Dia mencoba mengalihkan perhatian dengan membantu anak-anak panti menikmati makanan dan terlibat dalam aktivitas lainnya.

Namun, rasa penasaran itu tetap mengganggu pikirannya. Saat suasana agak tenang, Audrey memutuskan untuk bertanya. "Bu, boleh Audi tanya? Mengenai calon pengantin laki-laki, apakah dia benar-benar sibuk, hingga tidak datang ketika fitting baju?" tanya Audrey dengan nada penasaran.

Dia berharap mendapatkan jawaban yang dapat mengurangi rasa cemas dan kebingungannya tentang pernikahan yang akan datang.

"Sepertinya Tuan pertama sedang sibuk, Nak Audi." Jawab Ibu Ningsih dengan tersenyum. "Kamu tenang saja, Tuan pertama memang sangat sibuk. Mungkin saja ia ingin menyelesaikan pekerjaannya agar bisa berbulan madu bersamamu." Sambung Ibu Ningsih lagi dengan tatapan menggoda ia layangkan pada gadis cantik bermata hazel itu.

Audrey tersenyum tipis, meskipun dalam hatinya masih ada rasa cemas. "Ah, mungkin memang benar." Gumamnya pelan. Dia mencoba meredakan kegelisahan dengan berpikir positif.

Namun, tatapan menggoda Ibu Ningsih membuatnya tersipu. "Bulan madu, ya?" Pikir Audrey dalam hati, sedikit malu membayangkan hal itu.

"Tapi, semoga saja semua berjalan lancar dan tidak ada halangan." Balas Audrey dengan senyum lega, meski hatinya masih dipenuhi pertanyaan tentang sosok calon suaminya yang belum ia temui secara langsung.

Dia berharap waktu yang akan datang akan membawa jawaban atas kebingungannya.

"Sekarang lebih baik kamu istirahat lebih awal. Kan besok jadi pengantin, anak-anak lainnya akan kami urus. " Ujar Ibu Ningsih, namun matanya tetap menyusuri ruangan menatap anak-anak panti yang dengan lahap memakan makanan. "Sana, nak. Besok kamu harus bangun pagi."

Audrey menuruti dan segera memasuki kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Audrey mulai merasakan kehangatan selimut tipis yang melapisi tubuhnya, sementara pikirannya berputar di antara kegelisahan dan harapan akan hari esok. Rasa kantuk perlahan mengambil alih, membuat tubuhnya semakin berat dan pikirannya mulai kabur.

"Semoga besok benar-benar berjalan lancar." Gumamnya pelan, sebelum akhirnya tenggelam dalam tidur yang lelap. Suara anak-anak di luar kamarnya perlahan memudar, digantikan oleh keheningan malam yang tenang. Audrey terlelap dengan perasaan campur aduk, di antara kebahagiaan dan rasa tak pasti tentang masa depannya.

^^^

Jarum jam masih menunjukkan pukul 5, namun Audrey sudah mulai dirias oleh para perias. Setelah dimandikan dengan harum bunga-bunga yang membuat tubuhnya menjadi harum.

Wanita yang memakai masker terkekeh saat mendengar suara dengkuran pelan dari Audrey. "Penggantinnya benar-benar mengantuk, ayo kita selesaikan secepat mungkin." Bisik wanita itu dengan tangan sibuk memoles wajah Audrey dengan make up.

Setelah beberapa jam, akhirnya persiapan pengantin selesai. Audrey dituntun keluar oleh seorang pria paruh baya yang tidak Audrey kenal.

"Tenang saja, okey?" Ujar Devan- pria paruh baya itu merasakan ketegangan pada Audrey. Audrey mengangguk dengan mengulas senyum saat mereka sudah diatas karpet merah, yang sekeliling mereka terdapat anak-anak panti juga orang-orang dewasa yang tidak ia kenal

Tatapannya menyapu seluruh ruangan, melihat anak-anak panti yang tersenyum dan melambai ke arahnya. Kehangatan itu sedikit mengurangi ketegangan yang menghimpit dadanya.

Devan menuntunnya dengan sabar, langkah demi langkah di atas karpet merah yang terasa begitu panjang. Di ujung karpet, Audrey bisa melihat altar yang telah dihias dengan bunga-bunga putih dan emas, memberikan nuansa elegan namun sederhana.

Meskipun suasana pernikahan ini tersembunyi dan terbatas pada orang-orang terdekat, Audrey merasa perasaan gugupnya semakin memuncak ketika ia menyadari bahwa calon suaminya belum tampak di sana. "Apakah dia belum datang?" Pikirnya berkelana dalam hati, berharap segala sesuatu berjalan lancar.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status