Share

Semakin Benci

Penulis: Wizi Febry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-09 18:33:04

Keesokan paginya, Sera melakukan aktifitasnya seperti biasa sebagai seorang ibu rumah tangga.

Jika di hari-hari lain dia melakukan tugas rumah tangga dengan hati yang tenang dan nyaman namun pagi ini dia melakukan semuanya dengan amarah dan juga emosi yang masih belum bisa mereda.

Bahkan setelah pertengkaran mereka tadi malam, sampai dengan pagi ini Reno tidak berada di rumah. Pria itu lebih memilih untuk menenangkan hati kekasihnya dibandingkan meminta maaf atas kesalahannya pada Sera. 

Alis Sera terangkat saat tiba-tiba tangan kekar melingkar di perutnya. Sejak kapan Reno ada di rumah? 

"Lepas Mas," pinta Sera, jika dulu dia merasa senang diperlakukan seperti ini oleh Reno tapi tidak dengan sekarang. Dia merasa jijik di sentuh oleh suaminya sendiri.

"Biarkan seperti ini sebentar saja, sayang." Reno enggan untuk melepaskan pelukannya dari tubuh Sera, "maafkan aku. Aku tahu jika kesalahanku sangat fatal. Aku minta maaf dan aku ingin memperbaiki semuanya," tutur Reno.

Sera menghela napas berat, dia melepaskan pelukan Reno dari perutnya. Ia berbalik untuk menatap pria itu. Penampilan suaminya sudah rapih, itu artinya sebelum pulang ke rumah Reno sudah mandi dan berganti pakaian. 

Hati Sera kembali merasakan nyeri, membayangkan kenyataan jika bukan hanya dirinya yang berada di dalam dekapan pria itu. 

"Sayang, sungguh aku ingin minta maaf. Aku ingin hubungan kita kembali seperti dulu lagi. Tolong, jangan pernah berpikir untuk berpisah. Aku akan memperbaiki kesalahanku," kata Reno bersungguh-sungguh.

"Kamu serius ingin memperbaiki semuanya?" tanya Sera.

"Tentu saja sayang. Aku tidak mau berpisah denganmu, aku mencintaimu Sera," jawab Reno.

"Kalau begitu tinggalkan pelakor itu! Kembali pada istri dan juga anakmu," kata Sera membuat Reno terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa. 

Reno memang sangat mencintai Sera, tapi dia juga tidak bisa meninggalkan Andin. Dia nyaman ketika bersama dengan Andin, wanita itu paling mengerti tentang dirinya. 

Selain merasakan kenyamanan saat bersama dengan Andin, Reno juga ingin memiliki keturunan normal yang nantinya akan terlahir dari wanita itu. Tidak munafik, sampai saat ini dia masih belum bisa menerima sepenuhnya kondisi anak mereka yang terlahir cacat.

"Kenapa kamu diam, Mas? Kamu tidak bisa meninggalkan pelakor itu kan?" Sera tertawa sinis, "sudah kuduga," ucapnya jengah.

"Sera, kamu tahu saat ini Andin sedang mengandung anakku. Aku tidak mungkin bisa meninggalkannya, aku harus bertanggung jawab atas bayi yang ada di dalam kandungan Andini," jawab Reno, pria itu meraih kedua tangan Sera lalu menggenggamnya erat.

"Tolong berdamailah, Sera. Andin bisa melahirkan anak yang normal, tidak cacat seperti anak kita. Kamu juga bisa menganggap anak itu seperti anakmu sendiri."

"Omong kosong apa itu Mas!" Sera menarik tangannya kasar.

"Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu. Memintaku untuk menganggap anak pelakor itu seperti anak kandungku sendiri! Dimana otakmu Mas!" Sera menggeleng, "dengan ucapanmu itu, kamu sudah merendahkan anakmu sendiri. Tega kamu Mas, hanya karena dia terlahir cacat kamu tidak menganggapnya ada."

"Sera jangan salah paham. Aku tidak bermaksud seperti itu, aku sayang kok sama anak kita. Tapi ...."

"Tapi apa ...." Dengan sorot mata memerah, Sera menatap suaminya dengan penuh kebencian. "Rasa sayangmu itu semua palsu Mas. Kamu tidak pernah menyayangi putramu sendiri, karena dia cacat kamu mengabaikannya. Kamu pikir aku tidak tahu Mas, aku bisa merasakan semuanya bagaimana kamu memperlakukan anak kita selama ini."

Reno hanya terdiam, tidak mampu bibirnya membantah apa yang diucapkan oleh Sera barusan. Kenyataannya dia memang menginginkan kesempurnaan di dalam hidupnya, tidak terkecuali juga tentang masalah keturunan. Dia menginginkan anak yang lucu juga normal lahir dari rahim istrinya.

"Aku tahu putra kita tidak sempurna. Tapi dia tidak salah, dia tidak minta dilahirkan dengan kondisinya yang seperti itu. Jika bisa memilih, mungkin dia juga ingin terlahir sempurna seperti anak-anak yang lain." Sera meneteskan air mata, rasa sedih tidak dapat dibendung lagi. Jika menyangkut tentang anak, hatinya tidak bisa kuat.

"Namun takdirnya yang malang menjadikan dia terlahir tidak sempurna. Selama ini aku selalu berusaha untuk membuat hidupnya sempurna, dengan memiliki keluarga yang utuh serta menerima kekurangan yang dia miliki. Tapi nyatanya, aku gagal mewujudkan hal itu semua. Aku tidak bisa memberikan kesempurnaan itu untuknya," lirih Sera mengusap air matanya.

Sera menarik napas panjang, menghembuskan dengan perlahan. Tidak ada gunanya lagi dia bicara panjang lebar, semuanya sudah terjadi dan tidak bisa dirubah lagi. Kenyataannya Reno tidak akan mau meninggalkan wanita itu demi dirinya.

"Pergilah Mas, aku tidak mau berdebat denganmu," usir Sera, raganya terlalu lelah untuk berdebat dengan Reno.

"Sera, aku belum selesai bicara," ujar Reno, dia sama sekali tidak bergeming meninggalkan tempatnya.

"Mau bicara soal apa lagi Mas?" tanya Sera, jengah dengan obrolan yang akhirnya membuat mereka berdua akan kembali berdebat.

"Aku ...." Reno ragu untuk menyampaikannya pada Sera, dia sendiripun sudah tahu apa jawaban yang akan diberikan oleh sang istri untuknya. 

Tapi tidak ada salahnya kan untuk mencoba? Dia tahu Sera adalah wanita baik hati, hanya karena kekecewaan membuat wanita itu berubah menjadi keras.

"Andin ngidam ingin dibuatkan Sop daging rumahan," ucap Reno akhirnya mampu melontarkan kalimat yang tadi sempat dia tahan. 

"Lalu?"

"Aku ingin kamu membuatkan sop daging untuk Andin."

Sera tertawa keras, setelah berhasil merebut suaminya apa wanita itu juga ingin menjadikannya pembantu di rumahnya sendiri? Sungguh Sera muak dengan tingkah pelakor itu.

"Aku tidak sudi memasak untuk peliharaanmu. Lebih baik aku kasih makan seekor anjing, daripada harus memberi makan pelakor itu."

"Cukup Sera!" bentak Reno, jika dibiarkan sikap Sera akan semakin melunjak dan tidak lagi menghargai dirinya sebagai seorang suami. 

"Kenapa? Kamu marah dan tidak terima aku berkata seperti itu!" Sera melipatkan kedua tangannya di dada, "pergi Mas. Jangan merusak hariku, aku benci kamu Mas. Bila perlu kamu tidak usah pulang sekalian!"

Mending tidak perlu pulang sekalian, daripada pulang dan membuatnya sakit hati. Mulai hari ini, Sera sudah menganggap jika suaminya sudah mati.

"Kamu keterlaluan Sera! Jangan pernah menyesali ucapanmu itu!"

"Aku tidak akan pernah menyesal. Lebih baik aku hidup tanpa seorang suami, daripada punya suami hanya membuat sakit hati!" teriak Sera.

Reno mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, niatnya kembali pulang ke rumah ingin berdamai dengan sang istri. Tapi kenyataan yang dia dapatkan membuatnya begitu marah dengan sikap dan juga semua ucapan kurang ajar Sera!

Sera memang sempurna sebagai seorang Istri, tidak ada kekurangan di dalam diri wanita itu.

Hanya satu kekurangan Sera yang membuat Reno sulit menerima itu semua, kenapa istrinya harus melahirkan anak yang cacat?

Bab terkait

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Permintaan Wanita Hamil

    Sudah tiga hari semenjak pertengkaran mereka pagi itu, Reno tidak pulang ke rumah. Pria itu bahkan tidak memberikan kabar apapun pada istrinya.Sera sendiri perlahan sudah mulai masa bodoh dengan suaminya, mau Reno pulang atau tidak semua itu sama sekali tidak membuatnya pusing. Fokusnya saat ini hanya ingin mengurus putra semata wayangnya, memberikan yang terbaik pada laki-laki berusia 5 tahun itu.Febian Reno Dirgantara, anak semata wayang dari pernikahan Sera dan Reno. Terlahir memiliki keterbatasan membuat Sera selama 5 tahun ini fokus untuk kesembuhan putranya agar Febian bisa seperti anak yang lain.Anaknya yang malang, Sera mengusap kepala sang putra dengan lembut. Tepat 5 tahun yang lalu, kehadiran anak itu sangat ditunggu-tunggu oleh keluarga Reno. Terlebih saat mereka tahu jika anak yang dilahirkan oleh Sera adalah laki-laki.Namun saat hari bahagia itu tiba, kenyataan pahit justru datang menghampirinya. Putra yang baru dilahirkan divonis oleh dokter menderita penyakit down

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Tidak Akan Membiarkan Menang

    "Suamimu belum bisa di hubungi juga?" tanya seorang pria pada Sera.Pria berbalut jas putih itu menatap wanita di depannya. Wajahnya putus asa, tidak ada pancaran kehidupan dari wajah cantik itu."Mungkin dia sedang sibuk," jawab Sera seraya menghela napas panjang dan hal itu dia lakukan berulang kali."Kalian berdua baik-baik saja kan?" Pria itu menatap Sera penuh selidik.Sera memaksa senyuman terbit di wajahnya, "Kami baik-baik saja. Seperti yang kamu lihat," jawab Sera berdusta."Syukurlah. Aku bahagia melihatmu bahagia bersama pria yang kamu cintai.""Terima kasih Adrian." Sera tersenyum tulus, "Gimana kondisi Febian? Apa anakku bisa sembuh?""Berdoalah, semoga ada keajaiban. Panasnya juga sudah lumayan turun, setelah diberi obat biarkan dia istirahat.""Terima kasih Adrian. Selama ini kamu sudah banyak membantuku."Adrian menganggukkan kepalanya, "Aku hanya melakukan tugasku sebagai dokter. Kamu ibu yang kuat Sera dan selalu berdoa semoga saja keajaiban itu datang pada putramu."

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Putraku Yang Malang

    "Ada apa denganmu Sera? Kenapa sekarang kamu menjadi wanita pembangkang?" Reno mengusap wajahnya kasar, dia kewalahan menghadapi sikap Sera yang sekarang.Lagi-lagi Sera tersenyum sinis, seolah di sini dirinya yang bersalah."Aku sudah pernah menjadi wanita penurut. Lalu apa yang aku dapatkan? Kamu malah mendua Mas, mengkhianati rumah tangga kita. Selingkuh bahkan sampai membuat pelakor itu hamil.""Aku bukan pelakor!" Andini menyela, tidak terima disebut pelakor oleh Sera. "Berhentilah berdebat. Sampai kapan kalian berdua begini, aku ingin kalian berdua bisa hidup dengan rukun." Reno pusing melihat kedua wanitanya seperti ini."Jangan bermimpi kamu, Mas. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah sudi menerima wanita itu sebagai maduku. Lebih baik kita berpisah saja!" kata Sera menantang."Jaga bicaramu Sera! Sekali lagi kamu mengatakan tentang perpisahan, maka aku tidak akan segan-segan mengabulkan permintaanmu itu." Reno sama sekali tidak takut dengan ancaman sang istri, karena dia ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Puas Kamu!

    "Tidak mungkin!" teriak Sera.Sera menggeleng, apa yang baru saja dia dengar pasti tidak benar, dokter itu pasti berbohong. Putranya tidak mungkin pergi meninggalkan dirinya, mereka berdua sudah berjanji untuk selalu bersama. Sera dan Febian telah berjanji jika mereka akan terus bersama, berjuang bersama melewati penyakit yang Febian derita."Sera, aku turut berduka cita." Adrian mendekati sahabatnya itu, dia ikut syok setelah mendengar kabar yang menimpa putra sahabatnya.Sera memandang Adrian dengan lekat, "tolong Adrian. Lakukan sesuatu untuk putraku. Kamu dokter kan, tolong buat dia bangun lagi. Aku mohon." Sera menakup kedua tangannya, memohon bantuan agar Adrian mengembalikan putranya padanya lagi."Maafkan aku Sera. Aku memang dokter, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa." Adrian menundukkan kepalanya lemah, tidak tega dia melihat Sera memohon seperti itu padanya. Tubuh Sera terkulai lemas, sekarang apa yang harus dia lakukan? Febian putranya, satu-satunya penyemangat hidup yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Kehilangan

    Reno memandang Sera bingung, dia baru saja datang setelah memastikan kondisi Andini dan janinnya baik-baik saja. Reno juga khawatir pada kondisi Febian, akan tetapi Andini dan janinnya juga penting bagi Reno. "Sera, ada apa? Aku minta maaf karena telat datang ke sini, aku harus memastikan dulu jika Andini dan janinnya baik-baik saja. Aku minta Sera, kamu jangan marah lagi ya." Reno membujuk istrinya, dia sudah terlalu lelah bertengkar dengan Sera hanya karena masalah sepele."Cih, simpan saja kata maafmu itu Mas Reno! Sejuta kali pun kamu meminta maaf semua tidak akan pernah berubah. Febian tidak akan pernah kembali lagi," ucap Sarah, sorot matanya memerah menatap tajam Reno juga Andini yang sama sekali tidak ingin lepas dari suaminya."A-apa maksudmu Sera?" tanya Reno bingung, dia memandang Adrian dia tahu jika pria itu adalah dokter anaknya."Bagaimana kondisi putraku dokter?"Adrian menghembuskan napasnya kasar, "Febian tidak bisa diselamatkan. Dia kehilangan banyak darah, dokter

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Aku Akan Memberimu Anak

    Sera menatap tempat tidur yang biasa ditempati oleh putranya, sekarang tidak akan ada lagi Febian yang terbaring di atas tempat tidur itu. Putranya telah beristirahat di tempat sesungguhnya, Sera berusaha untuk ikhlas walaupun sangat sulit untuk melakukan semua itu."Sera," panggil Reno. Sera menoleh, melihat ke arah suaminya yang kini sedang berdiri di ambang pintu seraya menatap dirinya."Ada apa Mas?" tanya Sera acuh."Aku mau bicara sebentar denganmu," jawab Reno, dia mendekat lalu duduk di samping sang istri. "Ikhlaskan kepergian Febian. Mungkin ini adalah yang terbaik untuknya. Febian sudah tenang di sana, dan aku harap kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan. Dari atas sana Febian juga akan sangat sedih melihat ibunya juga bersedih."Sera menoleh ke samping, melihat Reno lalu kembali menatap lurus ke arah tempat tidur Febian."Katakan saja apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan, Mas," tutur Sera, dia tahu jika ada hal lain yang ingin Reno sampaikan padanya.Reno menghela n

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Uang Satu Milyar

    "Mas kenapa dia masih ada di rumah ini? Bukankah kamu sudah janji padaku jika kamu akan memberikan rumah ini untukku." Andini mengerucutkan bibirnya, masih saja Sera berada di rumah yang dia tempati."Sera tidak mau pergi dari rumah ini. Dia ingin tetap tinggal di sini untuk mengenang Febian yang sudah tiada." Reno memberikan penjelasan, berharap Andini mau mengerti. "Alah, itu hanya alasannya saja Mas yang sebenarnya dia tidak mau melihatku bahagia. Dia ingin tetap tinggal di sini, agar dia bisa menyiksaku dan membuatku kehilangan bayi ini." Andini yakin jika Sera tidak sepolos yang dipikirkan oleh Reno, wanita itu pasti sengaja untuk tetap bertahan tinggal di rumah tersebut. Andini tidak akan membiarkan Sera menang, lihatlah saja nanti dia akan membuat Sera menderita sampai wanita itu tidak tahan tinggal seatap dengannya."Andini, aku sudah lelah. Tolong mengertilah sekali Ini saja, aku tidak ingin berdebat denganmu atau pun dengan Sera. Aku ingin kita hidup rukun, dan berusaha un

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Kemarahan Andini

    "Arrgggh!" Andini berteriak keras, meluapkan segala rasa sakit hati yang sejak tadi pagi dia tahan.Wanita itu ... Dia benar-benar ingin menguji kesabaran Andini. Sera dengan begitu mudahnya mendapatkan uang satu Milyar dari Reno dan karena uang yang Reno berikan untuk Sera dia harus menunda keinginannya untuk membeli perhiasan yang dia inginkan."Minum dulu Nona." Seorang pelayan menyodorkan segelas air putih untuk Andini dan dengan cepat wanita hamil itu menyambar minuman yang diberikan untuknya. "Aku benci wanita itu!" Andini meletakkan gelas bekas air minumnya dengan kasar di atas meja nakas."Nona Andini harus sabar. Kita tidak boleh gegabah, Nyonya Sera tidak selemah yang Nona lihat."Andini memandang pelayan di depannya, kini dia telah berada di rumah. Pulang dari kantor Reno langsung mengantarnya ke rumah, setelah itu pria tersebut pergi mengantar Sera entah kemana."Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak bisa lama-lama melihatnya lebih menang dariku. Kamu harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Penolakan

    "Kamu darimana saja Mas?" Andini menatap Reno dengan kesal, sejak tadi dia sudah menunggu pria itu pulang tapi Reno malah mengabaikan dirinya."Aku lelah Andini. Di kantor banyak sekali pekerjaan, setelah mengantar Sera ke psikiater aku kembali ke kantor. Ada beberapa klien yang tiba-tiba membatalkan kerjasama dengan perusahaan kita." Reno membuang tas kantornya begitu saja, ia membuka kemeja yang melekat di tubuhnya. Sungguh hari ini hari yang sial baginya, bagaimana bisa mereka yang selama ini jadi klien tetap perusahaannya tiba-tiba membatalkan kerjasama secara sepihak. Pembatalan kerjasama yang tentunya membuat perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar. Reno bahkan tidak pernah berpikir jika dia akan berada di fase sekarang karena selama ini bisnisnya selalu lancar dalam segala hal baik masalah klien ataupun masalah penjualan di bagian pemasaran."Iya sudah sih Mas, kamu tidak perlu memikirkan tentang hal itu. Kamu bisa mencari klien lain." Andini berucap santai, meng

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Ingin Kembali

    "Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan Sera?"Wanita berlesung pipi itu bernama Dara, ia menatap curiga ke arah sahabatnya, dia tahu Sera bukanlah orang yang mudah menyerah dengan kekalahan. Akan tetapi, ia penasaran dengan apa yang ingin dilakukan oleh wanita itu pada Reno dan juga selingkuhannya. Apakah Sera akan membalas perbuatan orang-orang yang telah menyakiti hatinya. "Aku akan membuat hidup Mas Reno dan juga Andini hancur sama sepertiku. Aku tidak akan membuat satu hal pun tersisa di dalam hidup Mas Reno." Sera menghela napas panjang, sebenarnya ini tidak seperti rencana awalnya."Awalnya aku ingin bercerai dengan Mas Reno. Tapi saat ini hal itu tidak mungkin bisa aku lakukan." Dara mengerutkan keningnya, "Kenapa?" tanyanya heran."Karena sekarang aku sedang hamil," jawab Sera. "Ha-hamil?" Dara nampak kaget.Sungguh Sera sendiri tidak menyangka jika dia akan hamil anak kedua dari Reno. Sebulan yang lalu hubungan mereka baik-baik saja, Reno masih menjadi suami yang baik

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Kemarahan Andini

    "Arrgggh!" Andini berteriak keras, meluapkan segala rasa sakit hati yang sejak tadi pagi dia tahan.Wanita itu ... Dia benar-benar ingin menguji kesabaran Andini. Sera dengan begitu mudahnya mendapatkan uang satu Milyar dari Reno dan karena uang yang Reno berikan untuk Sera dia harus menunda keinginannya untuk membeli perhiasan yang dia inginkan."Minum dulu Nona." Seorang pelayan menyodorkan segelas air putih untuk Andini dan dengan cepat wanita hamil itu menyambar minuman yang diberikan untuknya. "Aku benci wanita itu!" Andini meletakkan gelas bekas air minumnya dengan kasar di atas meja nakas."Nona Andini harus sabar. Kita tidak boleh gegabah, Nyonya Sera tidak selemah yang Nona lihat."Andini memandang pelayan di depannya, kini dia telah berada di rumah. Pulang dari kantor Reno langsung mengantarnya ke rumah, setelah itu pria tersebut pergi mengantar Sera entah kemana."Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak bisa lama-lama melihatnya lebih menang dariku. Kamu harus

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Uang Satu Milyar

    "Mas kenapa dia masih ada di rumah ini? Bukankah kamu sudah janji padaku jika kamu akan memberikan rumah ini untukku." Andini mengerucutkan bibirnya, masih saja Sera berada di rumah yang dia tempati."Sera tidak mau pergi dari rumah ini. Dia ingin tetap tinggal di sini untuk mengenang Febian yang sudah tiada." Reno memberikan penjelasan, berharap Andini mau mengerti. "Alah, itu hanya alasannya saja Mas yang sebenarnya dia tidak mau melihatku bahagia. Dia ingin tetap tinggal di sini, agar dia bisa menyiksaku dan membuatku kehilangan bayi ini." Andini yakin jika Sera tidak sepolos yang dipikirkan oleh Reno, wanita itu pasti sengaja untuk tetap bertahan tinggal di rumah tersebut. Andini tidak akan membiarkan Sera menang, lihatlah saja nanti dia akan membuat Sera menderita sampai wanita itu tidak tahan tinggal seatap dengannya."Andini, aku sudah lelah. Tolong mengertilah sekali Ini saja, aku tidak ingin berdebat denganmu atau pun dengan Sera. Aku ingin kita hidup rukun, dan berusaha un

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Aku Akan Memberimu Anak

    Sera menatap tempat tidur yang biasa ditempati oleh putranya, sekarang tidak akan ada lagi Febian yang terbaring di atas tempat tidur itu. Putranya telah beristirahat di tempat sesungguhnya, Sera berusaha untuk ikhlas walaupun sangat sulit untuk melakukan semua itu."Sera," panggil Reno. Sera menoleh, melihat ke arah suaminya yang kini sedang berdiri di ambang pintu seraya menatap dirinya."Ada apa Mas?" tanya Sera acuh."Aku mau bicara sebentar denganmu," jawab Reno, dia mendekat lalu duduk di samping sang istri. "Ikhlaskan kepergian Febian. Mungkin ini adalah yang terbaik untuknya. Febian sudah tenang di sana, dan aku harap kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan. Dari atas sana Febian juga akan sangat sedih melihat ibunya juga bersedih."Sera menoleh ke samping, melihat Reno lalu kembali menatap lurus ke arah tempat tidur Febian."Katakan saja apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan, Mas," tutur Sera, dia tahu jika ada hal lain yang ingin Reno sampaikan padanya.Reno menghela n

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Kehilangan

    Reno memandang Sera bingung, dia baru saja datang setelah memastikan kondisi Andini dan janinnya baik-baik saja. Reno juga khawatir pada kondisi Febian, akan tetapi Andini dan janinnya juga penting bagi Reno. "Sera, ada apa? Aku minta maaf karena telat datang ke sini, aku harus memastikan dulu jika Andini dan janinnya baik-baik saja. Aku minta Sera, kamu jangan marah lagi ya." Reno membujuk istrinya, dia sudah terlalu lelah bertengkar dengan Sera hanya karena masalah sepele."Cih, simpan saja kata maafmu itu Mas Reno! Sejuta kali pun kamu meminta maaf semua tidak akan pernah berubah. Febian tidak akan pernah kembali lagi," ucap Sarah, sorot matanya memerah menatap tajam Reno juga Andini yang sama sekali tidak ingin lepas dari suaminya."A-apa maksudmu Sera?" tanya Reno bingung, dia memandang Adrian dia tahu jika pria itu adalah dokter anaknya."Bagaimana kondisi putraku dokter?"Adrian menghembuskan napasnya kasar, "Febian tidak bisa diselamatkan. Dia kehilangan banyak darah, dokter

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Puas Kamu!

    "Tidak mungkin!" teriak Sera.Sera menggeleng, apa yang baru saja dia dengar pasti tidak benar, dokter itu pasti berbohong. Putranya tidak mungkin pergi meninggalkan dirinya, mereka berdua sudah berjanji untuk selalu bersama. Sera dan Febian telah berjanji jika mereka akan terus bersama, berjuang bersama melewati penyakit yang Febian derita."Sera, aku turut berduka cita." Adrian mendekati sahabatnya itu, dia ikut syok setelah mendengar kabar yang menimpa putra sahabatnya.Sera memandang Adrian dengan lekat, "tolong Adrian. Lakukan sesuatu untuk putraku. Kamu dokter kan, tolong buat dia bangun lagi. Aku mohon." Sera menakup kedua tangannya, memohon bantuan agar Adrian mengembalikan putranya padanya lagi."Maafkan aku Sera. Aku memang dokter, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa." Adrian menundukkan kepalanya lemah, tidak tega dia melihat Sera memohon seperti itu padanya. Tubuh Sera terkulai lemas, sekarang apa yang harus dia lakukan? Febian putranya, satu-satunya penyemangat hidup yan

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Putraku Yang Malang

    "Ada apa denganmu Sera? Kenapa sekarang kamu menjadi wanita pembangkang?" Reno mengusap wajahnya kasar, dia kewalahan menghadapi sikap Sera yang sekarang.Lagi-lagi Sera tersenyum sinis, seolah di sini dirinya yang bersalah."Aku sudah pernah menjadi wanita penurut. Lalu apa yang aku dapatkan? Kamu malah mendua Mas, mengkhianati rumah tangga kita. Selingkuh bahkan sampai membuat pelakor itu hamil.""Aku bukan pelakor!" Andini menyela, tidak terima disebut pelakor oleh Sera. "Berhentilah berdebat. Sampai kapan kalian berdua begini, aku ingin kalian berdua bisa hidup dengan rukun." Reno pusing melihat kedua wanitanya seperti ini."Jangan bermimpi kamu, Mas. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah sudi menerima wanita itu sebagai maduku. Lebih baik kita berpisah saja!" kata Sera menantang."Jaga bicaramu Sera! Sekali lagi kamu mengatakan tentang perpisahan, maka aku tidak akan segan-segan mengabulkan permintaanmu itu." Reno sama sekali tidak takut dengan ancaman sang istri, karena dia ta

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Tidak Akan Membiarkan Menang

    "Suamimu belum bisa di hubungi juga?" tanya seorang pria pada Sera.Pria berbalut jas putih itu menatap wanita di depannya. Wajahnya putus asa, tidak ada pancaran kehidupan dari wajah cantik itu."Mungkin dia sedang sibuk," jawab Sera seraya menghela napas panjang dan hal itu dia lakukan berulang kali."Kalian berdua baik-baik saja kan?" Pria itu menatap Sera penuh selidik.Sera memaksa senyuman terbit di wajahnya, "Kami baik-baik saja. Seperti yang kamu lihat," jawab Sera berdusta."Syukurlah. Aku bahagia melihatmu bahagia bersama pria yang kamu cintai.""Terima kasih Adrian." Sera tersenyum tulus, "Gimana kondisi Febian? Apa anakku bisa sembuh?""Berdoalah, semoga ada keajaiban. Panasnya juga sudah lumayan turun, setelah diberi obat biarkan dia istirahat.""Terima kasih Adrian. Selama ini kamu sudah banyak membantuku."Adrian menganggukkan kepalanya, "Aku hanya melakukan tugasku sebagai dokter. Kamu ibu yang kuat Sera dan selalu berdoa semoga saja keajaiban itu datang pada putramu."

DMCA.com Protection Status