Share

Tidak Akan Membiarkan Menang

Author: Wizi Febry
last update Last Updated: 2024-12-14 19:38:06

"Suamimu belum bisa di hubungi juga?" tanya seorang pria pada Sera.

Pria berbalut jas putih itu menatap wanita di depannya. Wajahnya putus asa, tidak ada pancaran kehidupan dari wajah cantik itu.

"Mungkin dia sedang sibuk," jawab Sera seraya menghela napas panjang dan hal itu dia lakukan berulang kali.

"Kalian berdua baik-baik saja kan?" Pria itu menatap Sera penuh selidik.

Sera memaksa senyuman terbit di wajahnya, "Kami baik-baik saja. Seperti yang kamu lihat," jawab Sera berdusta.

"Syukurlah. Aku bahagia melihatmu bahagia bersama pria yang kamu cintai."

"Terima kasih Adrian." Sera tersenyum tulus, "Gimana kondisi Febian? Apa anakku bisa sembuh?"

"Berdoalah, semoga ada keajaiban. Panasnya juga sudah lumayan turun, setelah diberi obat biarkan dia istirahat."

"Terima kasih Adrian. Selama ini kamu sudah banyak membantuku."

Adrian menganggukkan kepalanya, "Aku hanya melakukan tugasku sebagai dokter. Kamu ibu yang kuat Sera dan selalu berdoa semoga saja keajaiban itu datang pada putramu."

"Aku selalu berdoa untuknya."

Harapan untuk kesembuhan Febian memang sangat tipis, putranya bisa bertahan sampai sejauh ini merupakan keajaiban yang sangat luar biasa.

Bertahun-tahun Sera selalu membohongi dirinya sendiri, yakin jika keajaiban itu akan datang. Namun semakin hari kondisi Febian semakin memburuk, putranya yang malang sungguh sangat kuat melewati ujian hidupnya selama bertahun-tahun.

"Apa sekarang aku sudah boleh melihat Febian?" tanya Sera.

"Tentu saja, sebentar lagi dia akan dipindahkan ke ruang rawat. Untuk beberapa hari ke depan, lebih dia di rawat dulu di sini," jawab Adrian.

"Apapun itu, demi kebaikan Adrian aku akan melakukannya."

"Kamu yang semangat ya, Sera." Adrian menepuk pelan pundak sahabatnya itu.

"Sekali lagi terimakasih atas semuanya." Sera kembali mengulas senyuman tulus.

"Sama-sama Sera. Aku tinggal ya, ingat kamu harus tetap kuat dengan semangat." 

"Pasti."

Sera bersandar di kursi setelah kepergian Adrian, bertahun-tahun dilewati tanpa rasa lelah sedikitpun demi putra semata wayangnya. Melakukan terapi bolak-balik rumah sakit demi, Sera tidak pernah merasa lelah dan capek.

Fokusnya hanya untuk sang putra, dia tidak ingin memikirkan yang lainnya. Bersikap masa bodoh saja, selama Reno masih bertanggungjawab untuk dia dan putranya maka Sera tidak akan lagi protes.

Semalaman Sera menjaga Febian seorang diri, kondisi putranya sudah lebih membaik di bandingkan tadi malam. Febian terus mencari keberadaan sang ayah, sementara Reno belum juga menghubunginya padahal Sera sudah mengirimkan pesan pada pria itu memberitahu Reno jika putra mereka sedang berada di rumah sakit.

Reno sudah benar-benar lupa akan istri dan anaknya. Pria itu lebih memilih untuk bersama wanita mudanya, menemani Andini yang sedang hamil muda. Reno ingin menjadi ayah yang baik untuk calon anaknya, selalu berada di sisi Andini kapanpun wanita itu membutuhkannya.

"Mas, kamu tidak lupa kan pada janjimu tadi malam." Andini menghampiri Reno yang sedang membaca majalah, dia langsung duduk di pangkuan pria itu.

Andini mengalungkan tangannya di leher Reno, "Aku harap kamu menepati janjimu itu Mas. Aku tidak mau dibohongi dan di janjikan hal yang tidak pasti."

"Aku tidak mungkin bohong sayang. Rumah itu akan menjadi milikmu seperti yang kamu inginkan." Reno mengecup bibir Andini.

"Lalu kapan aku akan pindah ke rumah itu?" tanya Andini.

"Secepatnya sayang. Tapi, hari ini aku ingin menghabiskan waktu berdua denganmu." Reno mengedipkan sebelah matanya menggoda Andini. 

"Dengan senang hati sayang."

Keduanya menyatukan bibir, Reno begitu menikmati permainan Andini yang tidak kaku. Lagi-lagi jika dibandingkan dengan Sera, wanita itu tertinggal jauh dari pelayanan Andini yang membuatnya tergila-gila.

****

Sera kembali ke rumah setelah Febian semalaman di rawat di rumah sakit. Sebenarnya sang putra belum diperbolehkan untuk pulang ke rumah, tapi Febian ingin secepatnya pulang ke rumah karena anak kecil itu merindukan ayahnya yang tidak datang untuk menjenguknya.

Lagi-lagi Sera merasa kecewa dan sakit hati akan sikap Reno, pria itu boleh saja tidak perduli padanya. Namun, Reno tidak seharusnya mengabaikan Febian, anak kecil itu tidak tahu apa-apa, yang Febian tahu dia memiliki seorang ayah yang sangat menyayangi dirinya.

"Kamu benar-benar sangat keterlaluan Mas Reno. Bahkan saat anakmu sakit, kamu juga tidak perduli pada Febian," gumam Sera menghela napas panjang.

Sera berdiri di jendela kamar Febian yang berada di lantai dua rumahnya, menatap pemandangan luas di bawah sana. Mata Sera menyipit melihat mobil suaminya memasuki pekarangan rumah.

Hal yang lebih membuat Sera kaget, Reno datang tidak hanya seorang diri melainkan membawa pelakor itu bersamanya. Tidak kapok-kapok Reno membawa simpanannya ke rumah.

"Sera!" panggil Reno berteriak.

"Dimana dia," desis Reno saat rumah terlihat sepi dan Sera tidak seperti biasanya menyambut dirinya pulang.

"Mungkin dia sedang di kamar Mas. Dia kan tahunnya hanya menghabiskan uangmu saja. Diam di rumah dan bermalas-malasan," hasut Andini mengompori Reno agar pria itu semakin membenci Sera.

Reno tidak menanggapi apa yang Andini katakan. Dia kembali berteriak menyerukan nama istri pertamanya itu.

"Sera!" teriaknya lagi.

"Ada apa Mas? Aku di sini," sahut Sera, ia berjalan dengan anggun dari lantai dua menuruni anak tangga satu persatu.

"Kamu darimana saja? Kamu tidak dengar dari tadi aku memanggilmu." Reno menatap istrinya dengan kesal, dia tahu Sera sengaja mengabaikan panggilannya.

"Aku dari kamar Febian, habis menidurkan dia." Sera menatap suaminya, lalu pada wanita yang kini tengah bergelut manja di lengan suaminya. Akhirnya dia pun tersadar jika Reno bukanlah miliknya seorang lagi.

"Ada apa?" tanya Sera dengan datar.

"Aku ingin bicara denganmu," jawab Reno. Ragu untuk menyampaikannya pada Sera, namun dia juga sudah kandung berjanji pada Andini untuk memberikan rumah yang di tempati Sera sekarang pada kekasihnya itu.

"Bicara saja, Mas."

"Begini Sera, sekarang Andini sedang mengandung. Rumah yang di tempati oleh Andini sekarang terlalu kecil untuknya."

"Lalu?" Sera menyela perkataan suaminya, dia tahu ada maksud tersirat dari perkataan Reno yang tentunya akan merugikan dirinya.

"Aku mau Andini pindah ke rumah ini, karena rumah ini lebih besar dan kamu pindah ke rumah yang di tempati oleh Andini," kata Reno.

"Tidak! Aku tidak mau meninggalkan rumah ini, apapun itu alasannya. Apa lagi untuk pelakor murahan itu!" tegas Sera menolak permintaan Reno.

"Mas ...." Adu Andini, dia tidak suka ucapan Sera yang selalu merendahkan dirinya.

"Cih, lagi-lagi kamu terus berlindung di ketiak Mas Reno. Jika kamu punya malu, berhenti menganggu pria yang sudah memiliki istri dan anak! DASAR WANITA MURAHAN!"

"Diam Sera!" bentak Reno mengangkat tangannya, melayangkan tamparan di pipi istrinya.

Sera tersenyum sinis, lagi-lagi pria itu mengecewakan dirinya. Reno semakin dikuasai oleh Andini, pria itu telah melupakan istri dan juga anaknya. Sebagai istri sah, Sera tidak akan tinggal diam dia akan melakukan apapun untuk mempertahankan haknya sebagai istri sah Reno.

Sera tidak akan membiarkan Andini menang lagi, sudah cukup wanita itu menghancurkan segalanya. Kali ini, Andini harus sadar akan posisinya yang hanya sebagai wanita simpanan suaminya.

Related chapters

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Putraku Yang Malang

    "Ada apa denganmu Sera? Kenapa sekarang kamu menjadi wanita pembangkang?" Reno mengusap wajahnya kasar, dia kewalahan menghadapi sikap Sera yang sekarang.Lagi-lagi Sera tersenyum sinis, seolah di sini dirinya yang bersalah."Aku sudah pernah menjadi wanita penurut. Lalu apa yang aku dapatkan? Kamu malah mendua Mas, mengkhianati rumah tangga kita. Selingkuh bahkan sampai membuat pelakor itu hamil.""Aku bukan pelakor!" Andini menyela, tidak terima disebut pelakor oleh Sera. "Berhentilah berdebat. Sampai kapan kalian berdua begini, aku ingin kalian berdua bisa hidup dengan rukun." Reno pusing melihat kedua wanitanya seperti ini."Jangan bermimpi kamu, Mas. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah sudi menerima wanita itu sebagai maduku. Lebih baik kita berpisah saja!" kata Sera menantang."Jaga bicaramu Sera! Sekali lagi kamu mengatakan tentang perpisahan, maka aku tidak akan segan-segan mengabulkan permintaanmu itu." Reno sama sekali tidak takut dengan ancaman sang istri, karena dia ta

    Last Updated : 2024-12-14
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Puas Kamu!

    "Tidak mungkin!" teriak Sera.Sera menggeleng, apa yang baru saja dia dengar pasti tidak benar, dokter itu pasti berbohong. Putranya tidak mungkin pergi meninggalkan dirinya, mereka berdua sudah berjanji untuk selalu bersama. Sera dan Febian telah berjanji jika mereka akan terus bersama, berjuang bersama melewati penyakit yang Febian derita."Sera, aku turut berduka cita." Adrian mendekati sahabatnya itu, dia ikut syok setelah mendengar kabar yang menimpa putra sahabatnya.Sera memandang Adrian dengan lekat, "tolong Adrian. Lakukan sesuatu untuk putraku. Kamu dokter kan, tolong buat dia bangun lagi. Aku mohon." Sera menakup kedua tangannya, memohon bantuan agar Adrian mengembalikan putranya padanya lagi."Maafkan aku Sera. Aku memang dokter, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa." Adrian menundukkan kepalanya lemah, tidak tega dia melihat Sera memohon seperti itu padanya. Tubuh Sera terkulai lemas, sekarang apa yang harus dia lakukan? Febian putranya, satu-satunya penyemangat hidup yan

    Last Updated : 2024-12-25
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Kehilangan

    Reno memandang Sera bingung, dia baru saja datang setelah memastikan kondisi Andini dan janinnya baik-baik saja. Reno juga khawatir pada kondisi Febian, akan tetapi Andini dan janinnya juga penting bagi Reno. "Sera, ada apa? Aku minta maaf karena telat datang ke sini, aku harus memastikan dulu jika Andini dan janinnya baik-baik saja. Aku minta Sera, kamu jangan marah lagi ya." Reno membujuk istrinya, dia sudah terlalu lelah bertengkar dengan Sera hanya karena masalah sepele."Cih, simpan saja kata maafmu itu Mas Reno! Sejuta kali pun kamu meminta maaf semua tidak akan pernah berubah. Febian tidak akan pernah kembali lagi," ucap Sarah, sorot matanya memerah menatap tajam Reno juga Andini yang sama sekali tidak ingin lepas dari suaminya."A-apa maksudmu Sera?" tanya Reno bingung, dia memandang Adrian dia tahu jika pria itu adalah dokter anaknya."Bagaimana kondisi putraku dokter?"Adrian menghembuskan napasnya kasar, "Febian tidak bisa diselamatkan. Dia kehilangan banyak darah, dokter

    Last Updated : 2024-12-25
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Aku Akan Memberimu Anak

    Sera menatap tempat tidur yang biasa ditempati oleh putranya, sekarang tidak akan ada lagi Febian yang terbaring di atas tempat tidur itu. Putranya telah beristirahat di tempat sesungguhnya, Sera berusaha untuk ikhlas walaupun sangat sulit untuk melakukan semua itu."Sera," panggil Reno. Sera menoleh, melihat ke arah suaminya yang kini sedang berdiri di ambang pintu seraya menatap dirinya."Ada apa Mas?" tanya Sera acuh."Aku mau bicara sebentar denganmu," jawab Reno, dia mendekat lalu duduk di samping sang istri. "Ikhlaskan kepergian Febian. Mungkin ini adalah yang terbaik untuknya. Febian sudah tenang di sana, dan aku harap kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan. Dari atas sana Febian juga akan sangat sedih melihat ibunya juga bersedih."Sera menoleh ke samping, melihat Reno lalu kembali menatap lurus ke arah tempat tidur Febian."Katakan saja apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan, Mas," tutur Sera, dia tahu jika ada hal lain yang ingin Reno sampaikan padanya.Reno menghela n

    Last Updated : 2024-12-26
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Uang Satu Milyar

    "Mas kenapa dia masih ada di rumah ini? Bukankah kamu sudah janji padaku jika kamu akan memberikan rumah ini untukku." Andini mengerucutkan bibirnya, masih saja Sera berada di rumah yang dia tempati."Sera tidak mau pergi dari rumah ini. Dia ingin tetap tinggal di sini untuk mengenang Febian yang sudah tiada." Reno memberikan penjelasan, berharap Andini mau mengerti. "Alah, itu hanya alasannya saja Mas yang sebenarnya dia tidak mau melihatku bahagia. Dia ingin tetap tinggal di sini, agar dia bisa menyiksaku dan membuatku kehilangan bayi ini." Andini yakin jika Sera tidak sepolos yang dipikirkan oleh Reno, wanita itu pasti sengaja untuk tetap bertahan tinggal di rumah tersebut. Andini tidak akan membiarkan Sera menang, lihatlah saja nanti dia akan membuat Sera menderita sampai wanita itu tidak tahan tinggal seatap dengannya."Andini, aku sudah lelah. Tolong mengertilah sekali Ini saja, aku tidak ingin berdebat denganmu atau pun dengan Sera. Aku ingin kita hidup rukun, dan berusaha un

    Last Updated : 2024-12-27
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Kemarahan Andini

    "Arrgggh!" Andini berteriak keras, meluapkan segala rasa sakit hati yang sejak tadi pagi dia tahan.Wanita itu ... Dia benar-benar ingin menguji kesabaran Andini. Sera dengan begitu mudahnya mendapatkan uang satu Milyar dari Reno dan karena uang yang Reno berikan untuk Sera dia harus menunda keinginannya untuk membeli perhiasan yang dia inginkan."Minum dulu Nona." Seorang pelayan menyodorkan segelas air putih untuk Andini dan dengan cepat wanita hamil itu menyambar minuman yang diberikan untuknya. "Aku benci wanita itu!" Andini meletakkan gelas bekas air minumnya dengan kasar di atas meja nakas."Nona Andini harus sabar. Kita tidak boleh gegabah, Nyonya Sera tidak selemah yang Nona lihat."Andini memandang pelayan di depannya, kini dia telah berada di rumah. Pulang dari kantor Reno langsung mengantarnya ke rumah, setelah itu pria tersebut pergi mengantar Sera entah kemana."Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak bisa lama-lama melihatnya lebih menang dariku. Kamu harus

    Last Updated : 2024-12-27
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Ingin Kembali

    "Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan Sera?"Wanita berlesung pipi itu bernama Dara, ia menatap curiga ke arah sahabatnya, dia tahu Sera bukanlah orang yang mudah menyerah dengan kekalahan. Akan tetapi, ia penasaran dengan apa yang ingin dilakukan oleh wanita itu pada Reno dan juga selingkuhannya. Apakah Sera akan membalas perbuatan orang-orang yang telah menyakiti hatinya. "Aku akan membuat hidup Mas Reno dan juga Andini hancur sama sepertiku. Aku tidak akan membuat satu hal pun tersisa di dalam hidup Mas Reno." Sera menghela napas panjang, sebenarnya ini tidak seperti rencana awalnya."Awalnya aku ingin bercerai dengan Mas Reno. Tapi saat ini hal itu tidak mungkin bisa aku lakukan." Dara mengerutkan keningnya, "Kenapa?" tanyanya heran."Karena sekarang aku sedang hamil," jawab Sera. "Ha-hamil?" Dara nampak kaget.Sungguh Sera sendiri tidak menyangka jika dia akan hamil anak kedua dari Reno. Sebulan yang lalu hubungan mereka baik-baik saja, Reno masih menjadi suami yang baik

    Last Updated : 2024-12-28
  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Penolakan

    "Kamu darimana saja Mas?" Andini menatap Reno dengan kesal, sejak tadi dia sudah menunggu pria itu pulang tapi Reno malah mengabaikan dirinya."Aku lelah Andini. Di kantor banyak sekali pekerjaan, setelah mengantar Sera ke psikiater aku kembali ke kantor. Ada beberapa klien yang tiba-tiba membatalkan kerjasama dengan perusahaan kita." Reno membuang tas kantornya begitu saja, ia membuka kemeja yang melekat di tubuhnya. Sungguh hari ini hari yang sial baginya, bagaimana bisa mereka yang selama ini jadi klien tetap perusahaannya tiba-tiba membatalkan kerjasama secara sepihak. Pembatalan kerjasama yang tentunya membuat perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar. Reno bahkan tidak pernah berpikir jika dia akan berada di fase sekarang karena selama ini bisnisnya selalu lancar dalam segala hal baik masalah klien ataupun masalah penjualan di bagian pemasaran."Iya sudah sih Mas, kamu tidak perlu memikirkan tentang hal itu. Kamu bisa mencari klien lain." Andini berucap santai, meng

    Last Updated : 2024-12-28

Latest chapter

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Penolakan

    "Kamu darimana saja Mas?" Andini menatap Reno dengan kesal, sejak tadi dia sudah menunggu pria itu pulang tapi Reno malah mengabaikan dirinya."Aku lelah Andini. Di kantor banyak sekali pekerjaan, setelah mengantar Sera ke psikiater aku kembali ke kantor. Ada beberapa klien yang tiba-tiba membatalkan kerjasama dengan perusahaan kita." Reno membuang tas kantornya begitu saja, ia membuka kemeja yang melekat di tubuhnya. Sungguh hari ini hari yang sial baginya, bagaimana bisa mereka yang selama ini jadi klien tetap perusahaannya tiba-tiba membatalkan kerjasama secara sepihak. Pembatalan kerjasama yang tentunya membuat perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar. Reno bahkan tidak pernah berpikir jika dia akan berada di fase sekarang karena selama ini bisnisnya selalu lancar dalam segala hal baik masalah klien ataupun masalah penjualan di bagian pemasaran."Iya sudah sih Mas, kamu tidak perlu memikirkan tentang hal itu. Kamu bisa mencari klien lain." Andini berucap santai, meng

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Ingin Kembali

    "Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan Sera?"Wanita berlesung pipi itu bernama Dara, ia menatap curiga ke arah sahabatnya, dia tahu Sera bukanlah orang yang mudah menyerah dengan kekalahan. Akan tetapi, ia penasaran dengan apa yang ingin dilakukan oleh wanita itu pada Reno dan juga selingkuhannya. Apakah Sera akan membalas perbuatan orang-orang yang telah menyakiti hatinya. "Aku akan membuat hidup Mas Reno dan juga Andini hancur sama sepertiku. Aku tidak akan membuat satu hal pun tersisa di dalam hidup Mas Reno." Sera menghela napas panjang, sebenarnya ini tidak seperti rencana awalnya."Awalnya aku ingin bercerai dengan Mas Reno. Tapi saat ini hal itu tidak mungkin bisa aku lakukan." Dara mengerutkan keningnya, "Kenapa?" tanyanya heran."Karena sekarang aku sedang hamil," jawab Sera. "Ha-hamil?" Dara nampak kaget.Sungguh Sera sendiri tidak menyangka jika dia akan hamil anak kedua dari Reno. Sebulan yang lalu hubungan mereka baik-baik saja, Reno masih menjadi suami yang baik

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Kemarahan Andini

    "Arrgggh!" Andini berteriak keras, meluapkan segala rasa sakit hati yang sejak tadi pagi dia tahan.Wanita itu ... Dia benar-benar ingin menguji kesabaran Andini. Sera dengan begitu mudahnya mendapatkan uang satu Milyar dari Reno dan karena uang yang Reno berikan untuk Sera dia harus menunda keinginannya untuk membeli perhiasan yang dia inginkan."Minum dulu Nona." Seorang pelayan menyodorkan segelas air putih untuk Andini dan dengan cepat wanita hamil itu menyambar minuman yang diberikan untuknya. "Aku benci wanita itu!" Andini meletakkan gelas bekas air minumnya dengan kasar di atas meja nakas."Nona Andini harus sabar. Kita tidak boleh gegabah, Nyonya Sera tidak selemah yang Nona lihat."Andini memandang pelayan di depannya, kini dia telah berada di rumah. Pulang dari kantor Reno langsung mengantarnya ke rumah, setelah itu pria tersebut pergi mengantar Sera entah kemana."Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak bisa lama-lama melihatnya lebih menang dariku. Kamu harus

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Uang Satu Milyar

    "Mas kenapa dia masih ada di rumah ini? Bukankah kamu sudah janji padaku jika kamu akan memberikan rumah ini untukku." Andini mengerucutkan bibirnya, masih saja Sera berada di rumah yang dia tempati."Sera tidak mau pergi dari rumah ini. Dia ingin tetap tinggal di sini untuk mengenang Febian yang sudah tiada." Reno memberikan penjelasan, berharap Andini mau mengerti. "Alah, itu hanya alasannya saja Mas yang sebenarnya dia tidak mau melihatku bahagia. Dia ingin tetap tinggal di sini, agar dia bisa menyiksaku dan membuatku kehilangan bayi ini." Andini yakin jika Sera tidak sepolos yang dipikirkan oleh Reno, wanita itu pasti sengaja untuk tetap bertahan tinggal di rumah tersebut. Andini tidak akan membiarkan Sera menang, lihatlah saja nanti dia akan membuat Sera menderita sampai wanita itu tidak tahan tinggal seatap dengannya."Andini, aku sudah lelah. Tolong mengertilah sekali Ini saja, aku tidak ingin berdebat denganmu atau pun dengan Sera. Aku ingin kita hidup rukun, dan berusaha un

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Aku Akan Memberimu Anak

    Sera menatap tempat tidur yang biasa ditempati oleh putranya, sekarang tidak akan ada lagi Febian yang terbaring di atas tempat tidur itu. Putranya telah beristirahat di tempat sesungguhnya, Sera berusaha untuk ikhlas walaupun sangat sulit untuk melakukan semua itu."Sera," panggil Reno. Sera menoleh, melihat ke arah suaminya yang kini sedang berdiri di ambang pintu seraya menatap dirinya."Ada apa Mas?" tanya Sera acuh."Aku mau bicara sebentar denganmu," jawab Reno, dia mendekat lalu duduk di samping sang istri. "Ikhlaskan kepergian Febian. Mungkin ini adalah yang terbaik untuknya. Febian sudah tenang di sana, dan aku harap kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan. Dari atas sana Febian juga akan sangat sedih melihat ibunya juga bersedih."Sera menoleh ke samping, melihat Reno lalu kembali menatap lurus ke arah tempat tidur Febian."Katakan saja apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan, Mas," tutur Sera, dia tahu jika ada hal lain yang ingin Reno sampaikan padanya.Reno menghela n

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Kehilangan

    Reno memandang Sera bingung, dia baru saja datang setelah memastikan kondisi Andini dan janinnya baik-baik saja. Reno juga khawatir pada kondisi Febian, akan tetapi Andini dan janinnya juga penting bagi Reno. "Sera, ada apa? Aku minta maaf karena telat datang ke sini, aku harus memastikan dulu jika Andini dan janinnya baik-baik saja. Aku minta Sera, kamu jangan marah lagi ya." Reno membujuk istrinya, dia sudah terlalu lelah bertengkar dengan Sera hanya karena masalah sepele."Cih, simpan saja kata maafmu itu Mas Reno! Sejuta kali pun kamu meminta maaf semua tidak akan pernah berubah. Febian tidak akan pernah kembali lagi," ucap Sarah, sorot matanya memerah menatap tajam Reno juga Andini yang sama sekali tidak ingin lepas dari suaminya."A-apa maksudmu Sera?" tanya Reno bingung, dia memandang Adrian dia tahu jika pria itu adalah dokter anaknya."Bagaimana kondisi putraku dokter?"Adrian menghembuskan napasnya kasar, "Febian tidak bisa diselamatkan. Dia kehilangan banyak darah, dokter

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Puas Kamu!

    "Tidak mungkin!" teriak Sera.Sera menggeleng, apa yang baru saja dia dengar pasti tidak benar, dokter itu pasti berbohong. Putranya tidak mungkin pergi meninggalkan dirinya, mereka berdua sudah berjanji untuk selalu bersama. Sera dan Febian telah berjanji jika mereka akan terus bersama, berjuang bersama melewati penyakit yang Febian derita."Sera, aku turut berduka cita." Adrian mendekati sahabatnya itu, dia ikut syok setelah mendengar kabar yang menimpa putra sahabatnya.Sera memandang Adrian dengan lekat, "tolong Adrian. Lakukan sesuatu untuk putraku. Kamu dokter kan, tolong buat dia bangun lagi. Aku mohon." Sera menakup kedua tangannya, memohon bantuan agar Adrian mengembalikan putranya padanya lagi."Maafkan aku Sera. Aku memang dokter, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa." Adrian menundukkan kepalanya lemah, tidak tega dia melihat Sera memohon seperti itu padanya. Tubuh Sera terkulai lemas, sekarang apa yang harus dia lakukan? Febian putranya, satu-satunya penyemangat hidup yan

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Putraku Yang Malang

    "Ada apa denganmu Sera? Kenapa sekarang kamu menjadi wanita pembangkang?" Reno mengusap wajahnya kasar, dia kewalahan menghadapi sikap Sera yang sekarang.Lagi-lagi Sera tersenyum sinis, seolah di sini dirinya yang bersalah."Aku sudah pernah menjadi wanita penurut. Lalu apa yang aku dapatkan? Kamu malah mendua Mas, mengkhianati rumah tangga kita. Selingkuh bahkan sampai membuat pelakor itu hamil.""Aku bukan pelakor!" Andini menyela, tidak terima disebut pelakor oleh Sera. "Berhentilah berdebat. Sampai kapan kalian berdua begini, aku ingin kalian berdua bisa hidup dengan rukun." Reno pusing melihat kedua wanitanya seperti ini."Jangan bermimpi kamu, Mas. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah sudi menerima wanita itu sebagai maduku. Lebih baik kita berpisah saja!" kata Sera menantang."Jaga bicaramu Sera! Sekali lagi kamu mengatakan tentang perpisahan, maka aku tidak akan segan-segan mengabulkan permintaanmu itu." Reno sama sekali tidak takut dengan ancaman sang istri, karena dia ta

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Tidak Akan Membiarkan Menang

    "Suamimu belum bisa di hubungi juga?" tanya seorang pria pada Sera.Pria berbalut jas putih itu menatap wanita di depannya. Wajahnya putus asa, tidak ada pancaran kehidupan dari wajah cantik itu."Mungkin dia sedang sibuk," jawab Sera seraya menghela napas panjang dan hal itu dia lakukan berulang kali."Kalian berdua baik-baik saja kan?" Pria itu menatap Sera penuh selidik.Sera memaksa senyuman terbit di wajahnya, "Kami baik-baik saja. Seperti yang kamu lihat," jawab Sera berdusta."Syukurlah. Aku bahagia melihatmu bahagia bersama pria yang kamu cintai.""Terima kasih Adrian." Sera tersenyum tulus, "Gimana kondisi Febian? Apa anakku bisa sembuh?""Berdoalah, semoga ada keajaiban. Panasnya juga sudah lumayan turun, setelah diberi obat biarkan dia istirahat.""Terima kasih Adrian. Selama ini kamu sudah banyak membantuku."Adrian menganggukkan kepalanya, "Aku hanya melakukan tugasku sebagai dokter. Kamu ibu yang kuat Sera dan selalu berdoa semoga saja keajaiban itu datang pada putramu."

DMCA.com Protection Status