Share

92. (Terpaksa) Terus Terang

Penulis: Intans Ranum
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-06 22:01:37

Wajah Dean terperangah lalu mengeras dan dipenuhi kegelapan yang begitu pekat hanya dalam hitungan detik. "Apa kamu bilang?" desisnya tajam.

"Benar 'kan? Kamu udah lama berubah Mas! Jujur aja aku benar-benar heran, kenapa kamu nggak terima aja anak itu dan meneruskan pernikahan kalian yang bahagia, aku yakin Dera akan lebih disambut meriah daripada aku! Dan kamu nggak perlu merasa terbebani lagi!” sembur Linar dengan penuh emosi.

Air matanya mengalir dengan deras dan memenuhi seluruh permukaannya wajahnya. Bersama seluruh emosi yang meluap di dalam dadanya. Menerjangnya dengan keras dan ia tak sanggup menanggulanginya.

Dean mendorong tubuh Liana ke dinding, mencengkram kedua bahu wanita itu dengan tangannya.

Linar sama sekali tak memberontak. Ia tak peduli bahunya akan lebih terasa sakit dan tulang bahunya yang serasa akan remuk saking kuatnya Dean mencengkeramnya.

"Kamu bicara omong kosong lagi, hah!" desis Dean dengan bibir yang nyaris tak bergerak tepat di depan wajah Linar.

Lina
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   93. Gencatan Senjata

    Kemudian pria itu mengelusnya dengan lembut. Perlahan tapi pasti, ketegangan di perut Linar berkurang. Hingga hilang sama sekali.Dan saat keduanya tersadar, Linar menyentakkan tangan Dean dari tubuhnya. "Aku tetap marah sama kamu, jangan kamu pikir aku akan lupa ya, sama semua kelakuan kamu!”Dean mendengus tipis. "Ya, terima kasih kembali," balasnya mengejek.Linar membuang wajahnya, membalikkan tubuhnya hingga memunggungi Dean. Dean bangkit berdiri dan mendekat. Beberapa menit kemudian, Linar melayang, berada dalam gendongan Dean."Kamu perlu mandi, kan?" Dean berbalik, berjalan masuk ke kamar mandi."Aku bisa mandi sendiri." Linar melihat bak mandi yang sudah dipenuhi air hangat dan busa. Keningnya berkerut, apakah Dean yang menyiapkan ini semua untuknya?Pertanyaan itu tak butuh jawaban, ketika Dean membungkuk dan mendudukkannya di pinggiran bak mandi. "Kamu mau apa sih, Mas?” delik Linar menahan ujung dresnya tetap menutup pahanya ketika Dean memegang ujung kain tersebut dan h

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   94. Sebuah Peraduan (21+)

    Dean langsung mengamati sekelilingnya, dan kembali menatap maminya setelah yakin Linar tak lagi menguping. "Iya, dia nggak perlu tau. Dan... ""Dan apa?""Mami masih ingat 'kan, kalau Linar itu perempuan pintar sekaligus peka pada sekelilingnya jadi aku minta tolong untuk lebih berhati-hati ketika berbicara di rumah ini,""Oh, ya ampun semuanya sudah berputar, jadi Mami dan kamu mulai sekarang harus berhati-hati demi menjaga perasaan Linar, begitu?""Iya, dunia terus berputar.""Kamu sendiri yang memaksa menikahinya ketika dia dan keluarganya memusuhi kita, merendahkan diri dengan mengejar Linar sampai pernikahan minta dipercepat. Sekarang kamu sendiri yang harus menanggung akibatnya."Dean menggusur rambutnya, jengah. Ia bangkit berdiri dan berkata, "Iya, aku akan bertanggung jawab pada keluarga ku sendiri, Mami tenang aja,""Dan membiarkan Linar semakin besar kepala dan pada akhirnya dia membalas semua yang membuat dia berlagak korban, tersakiti di keluarga kita?"Dean seketika te

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   95. Semakin Berpihak (21+)

    "Aku masih mencintai kamu, dan apa kamu masih mencintai aku?""Hah, apa?!" tanya Linar berulang kali dengan nada yang enggan.Dean menahan kekecewaannya karena sikap Linar yang sengaja berpura tak mendengarnya. Dean memilih tak hiraukan, ia menambah kecepatannya dan melepaskan t-shirt yang masih melekat pada tubuhnya. Setelah itu dia kembali merendahkan tubuhnya dan kembali menghentakkan miliknya ke dalam Linar dengan brutal."Panggil namaku!" perintah Dean dengan suara berat beserta napas yang tidak beraturan."Akhh,.. Dean!!! Akh ahhh ahhh!" teriak Linar. Dadanya bergoyang cepat karena brutalnya gerakan Dean di bawah sana, perutnya terasa terisi karena milik panjang Dean."Mas! Uhhh,.. Mas! Dean!" pekik Linar meremas kuat sprei di bawahnya. Dengan reflek dia mengangkat pinggangnya sehingga dadanya membusung. Kesempatan itu langsung dipergunakan oleh Dean dengan menyesap kuat dada Linar dalam keadaan miliknya masih menghantam milik Linar.Peluh sudah bercucuran pada tubuh mereka, h

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   96. Penyesalan Yang Nyata

    “Linar! Jangan tutup mata!”“Aku lagi tahan sakit, Mas!” rintih Linar merengek.Dalam sekali gerakan yang ringan, Dean menggendong Linar dan mendudukkan wanita itu di tepi tempat tidur. Telapak tangan Dean menyusup agar menyentuh perut Linar, merasakan tendangan dari dalam yang begitu kuat. Dean membungkukkan punggung, membuka baju kancing Linar hingga menampilkan kulit perut wanita itu yang tampak tonjolan pergerakan. Dari gerakannya, Dean bisa melihat bayinya yang tampak tak tenang. Ia pun mendekatkan wajahnya di perut Linar, dan dengan telapak tangan yang mengusap lembut. Dean berbisik dengan lembut."Sshhh Papa di sini. Nak." Telapak tangan Dean masih terus bergerak, seolah menenangkan bayi dalam kandungan istrinya. "Shhh, kamu yang tenang ya, di dalam perutnya mamah, semuanya baik-baik saja. Udah ada papah sama mamah, ok."Dean mengulang kalimat itu dan usapan lembutnya. Entah mengulangnya berapa kali. Karena setiap ia mengulanginya, gerakan bayi itu perlahan mereda. Hingga sep

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   97. Kecurigaan Yang Terulang

    “Linar?”“Ah, iya.” “Kamu kenapa melamun di depan kotak lift?” tanya Dean tak habis pikir.“Bukan apa-apa,” jawab Linar memposisikan diri di sudut lift. Dean dan Linar hampir saja di lobby saat suara dering ponsel Dean kembali terdengar, kali ini Dean memperlambat langkahnya seolah menjaga agar Linar tak bisa melihat layar ponselnya, dan langsung ia matikan membuat Linar menatap lekat pada ponsel Dean.“Kamu duluan ya ke parkiran, aku mau ke toilet dulu, ini kuncinya.” “Sekalian mau telepon balik?” tanya Linar tak dapat menahan sindirannya.Gerakan tangan Dean sempat berhenti, membalas tatap Linar yang keras. “Iya, telepon dari Roland, pasti keperluan kantor. Kamu tenang aja aku nggak ada niatan ke kantor karena hari ini aku mau menemani kamu di rumah.”“Kenapa kamu tiba-tiba mau menemani aku di rumah? Apa karena ada Mami?” tanya Linar setengah sinis.“Maksudnya?”“Apa karena kamu khawatir Mami akan membuat aku nggak nyaman lagi, sepertinya masih banyak yang mau Mami omongin sama

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   98. Ingatan Masa Lalu

    “Jelas masih, dong! Gimana kalau nanti malam. Mau gue jemput atau langsung ketemuan di lokasi?”“Di lokasi aja, di kedai ice cream dekat universitas, dan gue cuma bisa ketemu siang ini, gimana?”“Ok, kita ketemu disana, gue bersiap sekarang.”“Ok, hati-hati di jalan, ya.”Linar memandang gamang layar ponsel yang sudah mati. Ini lebih baik, memakan ice cream ditemani teman yang sedang meminta pertolongannya lebih dulu dibandingkan dengan berdiam diri di kamar yang terasa dingin dengan kemelut di hati yang menyakitinya. Mengingatkannya pada.** FlashbackBruukkk...Linar terhuyung ke belakang ketika berbelok ke pintu toilet dan menabrak seorang wanita yang hendak keluar. Ia membungkuk mengambil tas tangan wanita itu dan mengembalikan pada sang pemilik. "Maaf."Wanita itu mengulurkan tangan dengan memasang tatapan datar pada wajah Linar. Tanpa senyum tapi tak cukup dibilang bersikap dingin. Hanya menatapnya datar dengan matanya yang sipit dan bibirnya yang tergores tipis tanpa senyum.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   99. Pertengkaran Di Depan Umum

    “Karena kamu. Mas Dean harus melawan Mami dan sebagian keluargaku yang lain. Hanya demi menikahi kamu yang nggak mampu memberi keuntungan apapun. Di saat Mas Dean sebenarnya bisa menikahi perempuan yang sederajat dan memberikan dia manfaat atau paling nggak yang mampu mengimbangi dia di segala aspek. Sedangkan kamu cuma pegawai biasa yang beruntung bertemu mas ku, entah apa yang dia lihat dari kamu.”Linar memandang Ista gamang, alasan yang sudah ia prediksi karena terlalu jelas. Siapapun bisa menebaknya. “Apa lagi?”“Dan kamu yang selalu diam di pojokan atau gelayutan di samping Mas Dean, menunggu kami mendatangi kamu lebih dulu. Setelah itu sok sibuk sama orang-orang yang nggak penting. Padahal kamu pendatang yang nggak diharapkan tapi kamu sendiri yang ngak bisa beradaptasi sama kita. Kamu tahu! Menjengkelkan saat kamu yang cuma diam dan orang lain akan berpikir kalau kami yang terlalu sombong untuk mengajak kamu gabung! Padahal kita memang nggak pernah satu frekuensi! Beda circle!

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   100. Peristiwa Keguguran

    "Linar?!!!" sentak Dean geram.Linar terlonjak dan segera mengendalikan diri, ia mengangkat dagunya lebih tinggi melotot pada Winona, sebagai bentuk antisipasi jika Winona akan membalasnya.“Brengsek! Apa kamu baru aja menampar ku, hah?!!!” jerit Ista menatap nyalang.Sedikit pun tak merasa bergetar saat telapak tangan Ista terangkat dan siap melayang ke wajahnya. Ia tak menyesali perbuatan atau pembelaannya atas ucapan sombong dan merendahkan wanita itu. Jika saja mereka sedang tak di depan umum maka Linar akan membalas dengan mencaci maki sikap Ista yang terlalu manja dan sombong itu. Sudah lama ia ingin menegur atau membalikkan perkataan Ista. "Cukup, Ista!"Suara Dean dari arah belakang membuat keduanya menegang dengan alasan yang berbeda.Ista menurunkan tangannya seketika dan menoleh pada Dean dengan tatapan protes. “Apa?! Mas lihat ‘kan! Dia yang menampar aku lebih dulu! Sial! Dia pikir dia siapa hah!!!”“Ada alasannya ‘kan! Kesabaran aku udah habis Ista! Dan stop playing vic

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17

Bab terbaru

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   Promo , Terjerat Kontrak Cassanova

    Silahkan Mampir Cerita Lainnya, Peringatan Cerita 19+Genre Adult Romance, Kontrak dg CEO yg bergaya Cassanova. Alur dan permasalahannya lebih real dan relate kehidupan normal. BlurbJavas mengerang karena bergairah, semakin merengkuh tubuh Zehra pada tubuh tegapnya yang membuat pipi Zehra memerah karena ikut merasakannya, dengan mata berkilat Javas mengusap pipi Zehra. "Jadi dari mana aja kamu seharian ini?""Cuma di rumah, mengemas semua barang aku. Kamu ingat 'kan? Ini jadi hari terakhir-""Aku berubah pikiran, ayo kita bertunangan!" Zehra mendorong dada Javas pelan, "Maaf, aku nggak bisa karena kontrak kita udah selesai, benar 'kan?"Tentang dua manusia yang tak pernah bersilang jalan sebelumnya kini terus dipertemukan hingga memantik rasa penasaran Javas Wira Sastro yang sudah muak dengan hidupnya, mencoba bermain api hingga memanfaatkan Zehra Deris yang terhimpit masalah.Mereka setuju untuk terikat dan tanpa sadar saling terbakar. Namun terlalu banyak perbedaan, drama serta

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   137. Extra Part V (Akhir Sempurna)

    Empat Tahun Kemudian “Elkan sudah berusia enam tahun, sudah agak telat buat punya adik, tapi kenapa masih belum?” pupil mata Tante Ambar membesar, dengan reaksi dramanya ia melanjutkan. “Apa kalian cuma berencana punya satu anak atau ada masalah dengan rahim kamu lagi, Lin?”Pertanyaan terakhir adalah yang paling sensasional terbukti semua mata tertuju pada Linar yang tengah menuangkan air ke dalam gelas kosong. Ia menyadarinya tapi tak cukup ada alasan untuk menghentikan gerakannya. Ia memang langsung haus saat Tante Ambar kembali kumat.“Ambar! Jaga ucapan kamu!” peringat Om Soepomo.“Aku cuma tanya, kita ini ‘kan keluarga. Wajar dong kalau saling terbuka lagipula lebih baik bertanya langsung dari pada ngomongin di belakang ‘kan?”“Memangnya Tante Ambar masih ngomongin aku di belakang, ya?” tanya Linar berpura-pura ingin tahu.Tante Ambar mengerjapkan matanya beberapa kali. Kemudian mengulas senyum sambil mengedikkan bahunya. “Kadang-kadang aja, kamu terlihat awet muda sih,”“Aku ‘

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   136. Extra Part IV

    "Dia pasti tahu itu, Roland pasti sudah cerita tentang itu ke dia." Linar bersedekap layaknya petugas biro interogasi, "Maryn tahu kamu sudah punya anak?" Dean menghela napasnya kasar. “Aku nggak tau, kami jarang ketika bertemu, ngobrol urusan pribadi seperti itu.” Linar memutuskan untuk tidak berhenti, ia mengikuti suaminya. "Lantas, mau apa dia menghubungi kamu selarut ini?" Dean memandang Linar lama, mencoba merangkai kata dengan penjelasan yang ia pilih. "Maryn memastikan aku hadir di pestanya Roland. Akan banyak yang datang dan mungkin akan menjadi acara semacam reuni." "Kamu memang pasti hadir 'kan? Secara dia sahabat kamu. Lagian acara pernikahannya masih dua minggu lagi, jadi kenapa dia harus memastikan kamu hadir sampai segitunya?" Dean terlihat frustrasi dengan enggan ia menambahkan. “Bukan acara pernikahannya tapi…semacam pesta lajang di tempat yang sudah di booking sama yang punya acara.” “Pesta lajang? Dimana?” “Di salah satu pulau Bali.” “Hah, pesta sendirian sek

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   135. Extra Part III

    Braaak! Dean memejamkan matanya, coba menahan keluhan lantaran pintu mobilnya yang baru saja dibanting oleh istrinya. Ia melirik pada Linar yang masih cemberut mengotak atik ponselnya.“Sebentar lagi jam sebelas, kita sekalian makan siang aja ya, jadi kamu pulang jam satu aja.” buka Dean sembari menjalani mobilnya keluar garasi.“Nggak bisa, ‘kan aku udah bilang aku nggak tega ninggalin Elkan terlalu lama.” balas Linar.“Makanya aku udah bilang tadi, bawa Elkan dan susternya sekalian.” bantah Dean santai namun dibalas delikkan oleh Linar.“Justru karena aku mikirin posisi kamu di kantor. Gimana kalau tantrumnya kambuh? Udah pasti mengganggu kesejahteraan kantor kamu.” ucap Linar sewot.Dean memejamkan matanya lelah. Tangannya mengusap wajahnya gusar. Dia mencoba mendekati Rere. “Aku minta maaf, ok. Berhenti ketus saat bicara sama aku, Lin.” Hening…Linar menyadari jika Dean sudah mulai tersinggung dan mengambil sikap tegas dan dinginnya.“Aku pikir kita udah baik-baik aja. Aku bena

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   134. Naik Turun Kepercayaan (Extra Part II)

    "Maaf, Buk. Pak Dean sedang tidak ada di tempat.""Oh ya, bukannya kurang dari setengah jam, baru tiba jam istirahat?""Betul, Buk. Tapi sejam dua jam yang lalu Pak Dean keluar kantor untuk menghadiri event peluncuran salah salah satu karya kami, dan Bapak bilang akan kembali ke kantor sekitar jam dua nanti." jawab sekretaris Dean. Linar mengangguk kecil, ada perasaan menyesal karena sudah semangat mempersiapkan bekal makan siang sejak jam sembilan pagi. "Tadi kamu bilang, event peluncuran produk? Apa itu artinya Buk Dera William dan Pak Roland juga ikut?" pancing Linar. ***Linar merengut kesal, perasaan was-was masih saja menganggunya selama masih ada Dera yang menjadi salah satu partner kerja suaminya artinya Dera masih berputar di dunia suaminya. Peluang mereka untuk bertemu, dekat dan kembali nyaman terlalu besar. Dan terbukti ada kecocokan tempat diantara mereka. Dean baru saja memberitahu lewat telpon jika ia tengah berada di restoran ternama dan memakai ruang makan tertut

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   133. Extra Part I

    "Iya, nanti di dalam kamarnya jangan terlalu lama, ya. Biar kamu bisa ikut foto bersama nah, setelah itu kita bahas acara ulang tahun Ista, nanti. Kamu tahu 'kan sebentar lagi giliran Ista, adik ipar kamu yang berulang tahun. Jadi kamu harus ikut diskusi, ya!""Ok, Tante. Yaudah aku ke kamar dulu, ya. Elkan udah merengek terus."Linar masuk ke salah satu kamar tamu yang ada di lantai dasar. la duduk di sisi ranjang dan mulai menurunkan gaunnya di bagian dada dan melepas kancing bra. Sejak melahirkan Elkan, Linar selalu memakai bra dengan kancing di bagian depan agar memudahkannya untuk menyusui.Linar segera menempatkan bibir Elkan di puncak dadanya. Elkan yang sudah lapar dan haus, segera menghisap dengan tidak sabar. Tidak lama kemudian, mata bayi laki-laki sehat itu terpejam. Linar menatap Elkan dengan penuh kasih sayang. Tangannya bergerak pelan dan lembut untuk mengelus kepala anaknya yang berambut lebat seperti Dean. la tersenyum tipis. Perjalanan rumah tangga yang dulu terasa

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   132. Usaha Memantaskan Diri

    Dean menelengkan kepalanya. "Kenapa bisa nggak seger lagi?""Ya, karena aku udah mandi dari setengah jam yang lalu," ucap Linar cemberut."Ya, terus kenapa kamu nggak langsung samperin aku aja, hmm?" "Niatnya 'kan mau kasih kejutan, lagian kamu kelihatan serius banget kerjanya, jadi aku pilih skincare-an deh, sambil nungguin." Dean mendengus ketika kedua lengan Linar mengalungi lehernya. “Bukan karena kamu sibuk cari alasan supaya aku nggak marahin kamu, hm?” sindir Dean tajam. Meski begitu, kedua tangannya bergerak pasti memeluk pinggang Linar.Linar tersenyum geli, kakinya sedikit berjinjit agar bisa mengecup sebentar bibir Dean. "Jangan marah dong, 'kan akunya ga jadi seminggu disana.""Kesepakatannya kamu dan Elkan cuma tiga hari disana, ingat.""Tapi kamu tau sendiri, Mamah aku protes karena aku nggak ikut bantuin acaranya. Dan kamu udah izinkan aku, ingat?""Amat sangat terpaksa, karena mamah kamu yang minta." dengus Dean. “Tapi Mas, kamu suka nggak?” bisiknya tepat didepa

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   131. Solusi Setiap Masalah

    "Cium!" bisik Linar ragu, "Dia cium bibir aku, Mas."Jawaban Linar cukup membuat Dean lega, hanya saja egonya terlanjur luka. Ia kecewa manakala di saat mereka berpisah, ia masih meyakini Linar masih mencintainya, dan kepercayaan Linar adalah perempuan yang pandai menjaga dirinya. Sejujurnya ia pun banyak membiarkan Dera. "Tumben, kamu mau. Padahal hubungan kalian setengah tahu pun belum?""..." Linar tak mampu memandang wajah suaminya.Dean berbalik, "Aku kecewa, aku pikir kamu nggak akan semudah itu berpaling.""Mas..." Linar menahan lengan Dean, "Waktu itu kita udah bercerai, Mas.""Secepat itu kamu berpaling? Apa kamu memang tipikal nggak bisa kesepian? Jangan - jangan kalau aku tinggal dinas lama di luar kota, kamu cari pelukan pria lain.""Aku nggak kaya gitu, Mas. Bukannya banyak kesempatan yang aku buktikan ke kamu, ya? Aku yang selalu nungguin kamu di kamar yang dingin sendirian, Mas! Aku selalu setia sama kamu….” Linar menggigit lidahnya, dan membuang wajahnya ke samping.D

  • Pembalasan Elegan Sang Mantan Istri   130. Diam Salah Paham

    Dean mengetahui jika Linar sudah lama bersahabat dengan Tita tapi dengan Andaru, pria yang dikenalnya sebagai kekasih dari Tita, sejauh apa istrinya dekat dengan Andaru? Dan apakah Tita mengetahui kedekatan mereka berdua hingga dengan santainya Andaru membuat janji temu dan makan bersama, bahkan mengirim pesan selarut ini. Berbagai macam pertanyaan dan pikiran negatif bersemayam dibenaknya dengan cara yang menjengkelkan. Ia curiga, khawatir dan mungkin cemburu. Namun kali ini Dean ingin menguji istrinya.***Tok.. Tok.. "Masuk,"“Mas, ini udah jam makan siang lho, makan yuk!”Dean tersenyum kecil saat menemukan Linar yang melangkah menuju meja kerjanya. Ia memundurkan kursinya dan menyamankan posisi duduknya dengan kaki yang terbuka lebar.Linar berdiri di sampingnya, menyandar di pinggir meja setelah meletakkan tas di atasnya. Tangannya memainkan rambut Dean. “Lunch bareng aku yuk, ada resto recommended yang mau aku coba bareng kamu," Dean mengangguk setuju, menikmati tangan Linar

DMCA.com Protection Status