Share

88. Pembakangan Linar

Raif tak melepaskan pandangannya sedikit pun dari Linar yang tengah duduk di samping ranjangnya.

"Kursi itu nggak akan membuat kamu nyaman, Lin. Kamu duduk aja di sofa. Atau berbaring di kasur." Raif melirik kasur kecil yang disediakan khusus untuk penjaga pasien.

Linar hanya menggeleng singkat. "Iya, nanti aku pindah dan tidur di kasur itu, aku lagi kirim pesan ke sahabatku yang di Jakarta, untuk membantuku."

Linar bertahan meski pantatnya terasa kaku, nyaris kram karena berada di posisi yang sama selama dua jam. Dan semoga rasa pegalnya tak bertahan hingga besok.

Raif mengamati lebih dalam raut wajah Linar, menangkap kernyitan di dahi dan ketidaknyamanan yang dirasakan sekaligus dengan konyolnya wanita itu berusaha sembunyikan. Satu-satunya hal yang diinginkan oleh Linar saat ini hanyalah pamit lalu pergi dari tempat ini, tetapi wanita itu bahkan tak sampai hati memaksa setelah ia menjelaskan bahwa seluruh keluarganya tengah sibuk dan ia butuh seseorang untuk menjaganya, dan ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status