Pufft!Owen memuntahkan darah segar, tubuhnya langsung terpental keluar dan terjatuh ke lantai dengan keras. Beberapa pil peningkat energi sejati yang ada di tangannya juga ikut terlempar."Ayah, kamu …," teriak Theresa.Saat melihat Owen dipukul hingga muntah darah oleh Lukas, Theresa merasa sangat sedih. Pada saat itu, dia hampir tidak menahan diri dan ingin memeriksa cedera Owen. Namun, begitu teringat Owen adalah seorang penipu yang terus-menerus membohongi dan memperalat dirinya, Theresa akhirnya menekan rasa sedih dalam hatinya. Dia pun memalingkan wajahnya dan tidak menggubris Owen lagi.Owen merasa sangat kecewa. Dia sama sekali tidak masalah menerima pukulan dari Lukas barusan, tetapi sikap acuh tak acuh Theresa benar-benar membuat Owen merasa sangat terluka."Owen, aku sudah berbelas kasihan karena mengingat kamu pernah menolong ayahku. Tapi, kalau kamu masih menjerat Theresa lagi kelak, jangan salahkan aku benar-benar bertindak kejam!" ucap Lukas yang memperingatkan dengan s
Selama ini, Owen selalu bekerja keras dan memang tidak terlihat seperti memiliki niat buruk apa pun. Namun, Theresa mendadak teringat dengan perkataan yang pernah Darius katakan di hadapannya itu.Waktu itu, saat Owen dan Keluarga Suwanto mencapai kesepakatan untuk urusan bahan baku obat, Darius pernah menyatakan bahwa Owen memiliki ambisi yang besar dan mungkin telah bersekongkol dengan Keluarga Suwanto untuk mengambil alih perusahaan.Hal ini sejalan dengan kekhawatiran kakek dan ayahnya.Bukan hanya itu saja, saat berada di tempat tinggal Fendi, Yura juga sengaja melemparkan tatapan memprovokasi kepada Theresa dan tampak sangat memusuhinya.Semua hal ini cukup untuk membuktikan bahwa Owen tidak sesederhana seperti yang terlihat. Dalam sekejap, Theresa terpengaruh oleh fitnah yang dilontarkan Darius dan menjadi semakin curiga dengan motif Owen."Owen, aku sangat berterima kasih untuk kontribusi yang kamu berikan kepada perusahaan selama beberapa waktu ini, tapi itu nggak mengartikan
Owen merasa hatinya sangat sakit. Meskipun saat ini dia sangat sedih, dia tidak ingin menunjukkan sisi lemahnya di hadapan Theresa dan yang lainnya. Dia tetap mempertahankan sedikit martabatnya yang tersisa dan berjalan keluar dengan penuh wibawa.Setelah melihat kepergian Owen, hati Theresa sangat kacau. Dia merasa sedih, seolah-olah sudah kehilangan sesuatu yang paling penting baginya.“Ayah, nggak peduli Owen berniat buruk atau nggak, dia sudah berkorban begitu banyak demi perusahaan selama ini. Biarpun nggak berjasa, dia sudah bekerja keras. Aku bisa mengerti kamu menyuruhnya pindah dari rumahku. Tapi, buat apa kamu mengusirnya dari Grup Ratu Kosmetik?” tanya Theresa dengan ekspresi tidak senang.Meskipun Theresa merasa sangat kesal karena “tertipu” oleh Owen, dia tidak pernah berpikir untuk mengusir Owen dari perusahaan karena memikirkan pengorbanan Owen untuk perusahaan selama ini.“Theresa, mau membasmi sesuatu ya harus dari akarnya! Masalahnya sudah mencapai titik ini, sekarang
Rendy langsung terkejut dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.“Nggak apa-apa ....” Owen juga tidak mungkin membicarakan masalah asmara kepada pria paruh baya seperti Rendy. Jadi, dia pun menuangkan alkohol untuk dirinya sendiri dan langsung menenggaknya lagi.“Tuan Owen, alkohol ini lumayan keras. Kalau kamu terus minum seperti ini, kamu bakal cepat mabuk,” nasihat Rendy. Dia bisa melihat bahwa Owen memiliki masalah, tetapi tidak bersedia menceritakannya. Jadi, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.“Mau mabuk, ya mabuk saja. Kalau sudah mabuk, aku bisa melupakan semuanya! Bukannya itu sangat bagus?” tanya Owen sambil tersenyum masam. Kemudian, dia lanjut menenggak alkoholnya.“Pelan-pelan minumnya .... Sudahlah, sebaiknya kutemani kamu minum!” Rendy merasa sangat tidak berdaya. Dia juga menuangkan alkohol untuk dirinya, lalu menemani Owen minum bersama.Kring!Tepat pada saat ini, ponsel Owen berdering. Suasana hatinya sedang sangat buruk. Dia tidak tahu siapa yang menelepon
Owen biasanya kuat minum, tetapi dia sudah menghabiskan begitu banyak alkohol tanpa jeda. Jadi, dia sudah lumayan mabuk saat ini.Untungnya, Rendy bisa membaca situasinya dan menukar alkohol impor dengan bir yang kadar alkoholnya lebih rendah di waktu yang tepat. Jika tidak, saat ini Owen mungkin sudah mabuk berat.Krek!Saat ini, pintu ruang privat dibuka seseorang. Yura akhirnya sampai juga.“Nona Yura, akhirnya kamu datang juga.” Rendy diam-diam menghela napas lega. Dia tahu orang yang menelepon Owen tadi adalah Yura. Dia juga tahu bahwa hubungan Owen dan Keluarga Suwanto sangat dekat. Oleh karena itu, dia buru-buru berdiri untuk menyambut Yura.Yura melirik keadaan di dalam ruang privat itu dan menyadari sekelilingnya sangat berantakan. Setelah melihat Owen yang terkapar mabuk di atas meja, dia pun terkejut dan bertanya, “Rendy, ada apa ini? Owen kenapa?”“Aku juga nggak tahu apa masalah spesifiknya. Aku cuma tahu suasana hati Tuan Owen lagi nggak bagus. Begitu sampai di sini, dia
Owen pun tertegun dan menatap Yura dengan ekspresi tidak percaya. Mungkin karena sudah mabuk, reaksinya menjadi agak lambat. Untuk sesaat, dia tidak mengerti apa maksud Yura.“Mak ... maksudku bukan begitu ....” Yura langsung tersipu dan menyadari ucapannya kurang pantas. Kemudian, dia buru-buru mengubah topik pembicaraan dengan bertanya, “Owen, kenapa kamu bisa tiba-tiba putus sama Theresa?”“Begini ....” Owen berdesah. Saat ini, dia merasa sangat gundah dan memang ingin menceritakan apa yang dirasakannya kepada seseorang. Jadi, dia pun menceritakan semua yang sudah terjadi pada Yura.“Jerremy dan Lukas keterlaluan banget! Kamu sudah berulang kali membantu Keluarga Lestari, tapi mereka bukan cuma nggak tahu berterima kasih, juga membalas air susu dengan air tuba! Theresa juga sama saja. Bahkan aku yang merupakan orang luar juga tahu kalau kamu itu orang yang baik dan nggak mungkin melakukan perbuatan tercela seperti itu.”“Sebagai pacarmu, dia malah begitu nggak memercayaimu. Dia bahk
Untuk sesaat, Owen tidak tahu apa yang harus diperbuatnya.“Kenapa nggak bisa? Aku dan Theresa sama-sama merupakan salah satu dari empat wanita tercantik di Jenggala. Biarpun reputasinya lebih baik dariku, baik dalam segi penampilan maupun latar belakang keluarga, aku sama sekali nggak kalah darinya! Kalau kamu bisa menerimanya, kenapa kamu nggak bisa menerimaku?”Yura tidak menyangka Owen akan langsung menolak. Dia merasa sangat sedih dan sudah hampir menangis. Dengan kecantikan dan latar belakang keluarganya, ada banyak keturunan keluarga terhormat dan pemuda berbakat lain di Jenggala yang mengejarnya. Mereka semua sangat berharap bisa mendapatkan hatinya.Sekarang, Yura sudah memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada seorang pria. Namun, dia malah ditolak mentah-mentah. Dapat dibayangkan bagaimana perasaannya saat ini.“Umm ....” Owen masih belum sepenuhnya pulih dari keterkejutannya. Hatinya bergejolak hebat dan tidak bisa tenang untuk beberapa saat.Yura menduduki p
Owen akan memikirkan lagi masalahnya dengan Theresa setelah dia memiliki kemampuan untuk membersihkan nama baiknya. Sebab, memikirkannya saat ini juga masih terlalu cepat.“Oh iya, Owen, kamu tinggal di mana? Kamu sudah kebanyakan minum dan pasti sudah mabuk. Sebaiknya aku antar kamu pulang, deh!” ujar Yura dengan penuh perhatian.“A ... aku nggak punya tempat tinggal untuk sementara. Antar saja aku ke sebuah hotel terdekat di sekitar sini,” jawab Owen sambil tersenyum malu. Dia berencana untuk tinggal semalam di hotel, lalu membeli rumah baru keesokan harinya.“Ngapain pergi ke hotel? Kalau nggak, kamu tinggal saja dulu di rumahku selama beberapa hari.” Yura tersenyum manis, lalu merangkul lengan Owen dengan mesra, seolah-olah dirinya sudah menjadi pacar Owen.Saat merasakan kehangatan dan kelembutan Yura yang merangkulnya, tubuh Owen langsung menegang dan menjadi canggung. Hanya saja, sebelum dia sempat menolak, Yura sudah menariknya dengan paksa untuk meninggalkan bar ini....Di au