Rendy langsung terkejut dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.“Nggak apa-apa ....” Owen juga tidak mungkin membicarakan masalah asmara kepada pria paruh baya seperti Rendy. Jadi, dia pun menuangkan alkohol untuk dirinya sendiri dan langsung menenggaknya lagi.“Tuan Owen, alkohol ini lumayan keras. Kalau kamu terus minum seperti ini, kamu bakal cepat mabuk,” nasihat Rendy. Dia bisa melihat bahwa Owen memiliki masalah, tetapi tidak bersedia menceritakannya. Jadi, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.“Mau mabuk, ya mabuk saja. Kalau sudah mabuk, aku bisa melupakan semuanya! Bukannya itu sangat bagus?” tanya Owen sambil tersenyum masam. Kemudian, dia lanjut menenggak alkoholnya.“Pelan-pelan minumnya .... Sudahlah, sebaiknya kutemani kamu minum!” Rendy merasa sangat tidak berdaya. Dia juga menuangkan alkohol untuk dirinya, lalu menemani Owen minum bersama.Kring!Tepat pada saat ini, ponsel Owen berdering. Suasana hatinya sedang sangat buruk. Dia tidak tahu siapa yang menelepon
Owen biasanya kuat minum, tetapi dia sudah menghabiskan begitu banyak alkohol tanpa jeda. Jadi, dia sudah lumayan mabuk saat ini.Untungnya, Rendy bisa membaca situasinya dan menukar alkohol impor dengan bir yang kadar alkoholnya lebih rendah di waktu yang tepat. Jika tidak, saat ini Owen mungkin sudah mabuk berat.Krek!Saat ini, pintu ruang privat dibuka seseorang. Yura akhirnya sampai juga.“Nona Yura, akhirnya kamu datang juga.” Rendy diam-diam menghela napas lega. Dia tahu orang yang menelepon Owen tadi adalah Yura. Dia juga tahu bahwa hubungan Owen dan Keluarga Suwanto sangat dekat. Oleh karena itu, dia buru-buru berdiri untuk menyambut Yura.Yura melirik keadaan di dalam ruang privat itu dan menyadari sekelilingnya sangat berantakan. Setelah melihat Owen yang terkapar mabuk di atas meja, dia pun terkejut dan bertanya, “Rendy, ada apa ini? Owen kenapa?”“Aku juga nggak tahu apa masalah spesifiknya. Aku cuma tahu suasana hati Tuan Owen lagi nggak bagus. Begitu sampai di sini, dia
Owen pun tertegun dan menatap Yura dengan ekspresi tidak percaya. Mungkin karena sudah mabuk, reaksinya menjadi agak lambat. Untuk sesaat, dia tidak mengerti apa maksud Yura.“Mak ... maksudku bukan begitu ....” Yura langsung tersipu dan menyadari ucapannya kurang pantas. Kemudian, dia buru-buru mengubah topik pembicaraan dengan bertanya, “Owen, kenapa kamu bisa tiba-tiba putus sama Theresa?”“Begini ....” Owen berdesah. Saat ini, dia merasa sangat gundah dan memang ingin menceritakan apa yang dirasakannya kepada seseorang. Jadi, dia pun menceritakan semua yang sudah terjadi pada Yura.“Jerremy dan Lukas keterlaluan banget! Kamu sudah berulang kali membantu Keluarga Lestari, tapi mereka bukan cuma nggak tahu berterima kasih, juga membalas air susu dengan air tuba! Theresa juga sama saja. Bahkan aku yang merupakan orang luar juga tahu kalau kamu itu orang yang baik dan nggak mungkin melakukan perbuatan tercela seperti itu.”“Sebagai pacarmu, dia malah begitu nggak memercayaimu. Dia bahk
Untuk sesaat, Owen tidak tahu apa yang harus diperbuatnya.“Kenapa nggak bisa? Aku dan Theresa sama-sama merupakan salah satu dari empat wanita tercantik di Jenggala. Biarpun reputasinya lebih baik dariku, baik dalam segi penampilan maupun latar belakang keluarga, aku sama sekali nggak kalah darinya! Kalau kamu bisa menerimanya, kenapa kamu nggak bisa menerimaku?”Yura tidak menyangka Owen akan langsung menolak. Dia merasa sangat sedih dan sudah hampir menangis. Dengan kecantikan dan latar belakang keluarganya, ada banyak keturunan keluarga terhormat dan pemuda berbakat lain di Jenggala yang mengejarnya. Mereka semua sangat berharap bisa mendapatkan hatinya.Sekarang, Yura sudah memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada seorang pria. Namun, dia malah ditolak mentah-mentah. Dapat dibayangkan bagaimana perasaannya saat ini.“Umm ....” Owen masih belum sepenuhnya pulih dari keterkejutannya. Hatinya bergejolak hebat dan tidak bisa tenang untuk beberapa saat.Yura menduduki p
Owen akan memikirkan lagi masalahnya dengan Theresa setelah dia memiliki kemampuan untuk membersihkan nama baiknya. Sebab, memikirkannya saat ini juga masih terlalu cepat.“Oh iya, Owen, kamu tinggal di mana? Kamu sudah kebanyakan minum dan pasti sudah mabuk. Sebaiknya aku antar kamu pulang, deh!” ujar Yura dengan penuh perhatian.“A ... aku nggak punya tempat tinggal untuk sementara. Antar saja aku ke sebuah hotel terdekat di sekitar sini,” jawab Owen sambil tersenyum malu. Dia berencana untuk tinggal semalam di hotel, lalu membeli rumah baru keesokan harinya.“Ngapain pergi ke hotel? Kalau nggak, kamu tinggal saja dulu di rumahku selama beberapa hari.” Yura tersenyum manis, lalu merangkul lengan Owen dengan mesra, seolah-olah dirinya sudah menjadi pacar Owen.Saat merasakan kehangatan dan kelembutan Yura yang merangkulnya, tubuh Owen langsung menegang dan menjadi canggung. Hanya saja, sebelum dia sempat menolak, Yura sudah menariknya dengan paksa untuk meninggalkan bar ini....Di au
Yura memang sangat pemberani. Jadi, dia juga tidak menyembunyikan apa pun dari Indra dan langsung menyatakan pemikirannya dengan jujur.“Ternyata begitu!” Meskipun Indra sudah bisa menebak maksud cucunya, dia tetap lumayan terkejut setelah mendengar pengakuan langsung dari Yura.“Kakek, kamu seharusnya nggak bakal menentang hubunganku dengan Owen, ‘kan?” tanya Yura dengan khawatir. Dia tahu Owen hanyalah seorang anak yatim yang tidak mempunyai latar belakang apa pun. Alasan kenapa Owen dan Theresa berpisah juga sebenarnya karena status mereka yang tidak setara.Di sisi lain, Keluarga Suwanto juga merupakan salah satu dari empat keluarga besar di Jenggala, sama seperti Keluarga Lestari. Yura sangat khawatir Indra juga merasa Owen tidak sepadan untuk mendampinginya. Dia tidak ingin menapaki jejak Theresa.“Menentang? Kenapa aku harus menentang?” tanya Indra dengan bingung.“Owen itu anak yatim yang latar belakangnya nggak begitu bagus. Memangnya Kakek nggak keberatan soal statusnya?” ta
Hal ini terlalu tidak masuk akal.“Kami sudah putus!” jawab Theresa. Dia memang terlihat tenang, tetapi hatinya malah terasa sangat berat dan tertekan.“Sudah putus? Kok ... kok bisa?” Rachel langsung tercengang. Setelah itu, dia seolah-olah mengerti alasannya dan memukul meja sambil berdiri, lalu berkata dengan marah, “Kak, apa dia sudah melakukan sesuatu untuk melukaimu atau menindasmu? Jangan khawatir, aku bakal langsung pergi mencarinya dan meminta pertanggungjawaban!”“Nggak, masalahnya bukan begitu ...,” ujar Theresa dengan ragu.“Jadi, ada apa ini sebenarnya?” tanya Rachel dengan agak panik. Dia tidak bisa menebak apa yang sudah terjadi di antara Owen dan Theresa.“Sudahlah, masalah ini nggak ada hubungannya sama kamu. Sebaiknya kamu jangan ikut campur,” jawab Theresa sambil berdesah. Dia tahu sifat Rachel yang unik dan suka mencari masalah. Saat ini, perasaannya sudah cukup kacau. Dia tidak ingin Rachel menambah masalah untuknya lagi.“Mana bisa begitu! Kalau kamu nggak mau kas
Sebenarnya, Theresa merasa apa yang dikatakan Rachel memang masuk akal. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Owen sudah berniat jahat dan membunuh orang. Apabila Owen tidak bisa menjelaskan masalah ini, dia tidak akan memercayai Owen.Bagaimanapun juga, hal ini berhubungan dengan bisnis dan nasib Keluarga Lestari. Theresa tidak mungkin bercanda tentang hal sebesar ini. Selain itu, ayah dan kakeknya juga tidak akan mengizinkannya berbuat seperti itu.“Aku juga nggak tahu kenapa dia nggak bersedia menjelaskannya, mungkin saja dia punya kesulitan tersendiri yang nggak diketahui orang,” jawab Rachel dengan santai.“Aku nggak merasa dia punya kesulitan apa pun. Dia pasti berniat jahat dan punya motif tersembunyi!” ucap Theresa dengan dingin.“Kak, bisa nggak kamu jangan mempermasalahkan hal-hal yang nggak penting? Kamu nggak bisa berpikiran objektif, tapi aku bisa. Kalian sudah kenal begitu lama, masa kamu masih nggak bisa bedakan dia itu orang baik atau orang jahat? Buat apa kamu masih memp