“Aku juga hanya kebetulan bertemu mereka ...,” jawab Owen sambil tersenyum canggung setelah melihat tampang terkejut Gunawan, Haryanto, dan Efendi. Dia pada dasarnya tidak suka menonjolkan diri. Jadi, dia pun tidak banyak berbicara.“Pak Gustari, aku sangat jarang kagum sama orang lain. Tapi, aku benar-benar kagum sama kamu!” puji Haryanto setelah tersadar dari keterkejutannya.Sebelum mengetahui identitas asli Owen, Haryanto agak merendahkan Owen. Setelah mengetahui kehebatan Owen dan perihal Owen yang berturut-turut membunuh empat dari Delapan Penjahat Besar, Haryanto sudah sepenuhnya kagum pada bakat bela diri dan karakter Owen.“Aku juga!” tambah Gunawan. Dia juga merasa sangat kagum pada Owen.Tentu saja, Efendi juga merasakan hal yang sama sama dan makin menyukai Owen.“Tetua Haryanto, Tetua Gunawan, Pak Efendi, kalian sudah terlalu memujiku,” jawab Owen dengan buru-buru. Dia merasa agak malu karena dipuji oleh mereka.Kemudian, Owen tiba-tiba teringat hal penting dan mengubah to
“Yang kamu bilang benar. Aku akan mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Rusli menggunakan nama Organisasi Dragmar Tonham Barat sekarang juga. Setelah itu, aku akan utus orang untuk selidiki keberadaannya,” jawab Efendi dengan suara berat.Untuk mengeluarkan perintah penangkapan atau menambahkan nama penjahat ke dalam Daftar Hitam, prosesnya tidaklah mudah dan biasanya perlu melewati prosedur yang sangat ketat. Sebelumnya, Rusli memang pernah berkomplot dengan salah seorang dari Delapan Penjahat Besar untuk membantunya melakukan tindak kejahatan. Namun, dia bukanlah salah satu dari Delapan Penjahat Besar, juga tidak melakukan kejahatan sebanyak Delapan Penjahat Besar.Setidaknya, saat Rusli masih adalah Ketua Mafia Tonham Selatan, dia tidak pernah melakukan kejahatan yang keterlaluan karena takut pada Organisasi Dragmar Tonham Selatan. Dia paling-paling hanya akan bersembunyi di balik layar agar tidak meninggalkan petunjuk atau bukti apa pun yang mengarah padanya.Ini juga merupak
“Emm ... benar juga.”Setelah mendengar penjelasan Owen, Efendi pun merasa apa yang dikatakan Owen memang masuk akal. Kemudian, dia bertanya, “Pak Gustari, apa kamu punya cara bagus untuk tangani hal ini?”“Aku punya satu cara. Dunia mafia sangat kacau dan merupakan tempat bersembunyi yang paling baik. Selain itu, Rusli pada dasarnya memang sangat familier dengan dunia mafia. Kalau tebakanku nggak meleset, dia seharusnya bersembunyi di dunia mafia Tonham Barat,” ujar Owen.Setelah berhenti sejenak, Owen menambahkan, “Tirta itu penguasa dunia mafia Tonham Barat. Kalau Rusli memang bersembunyi di dunia mafia, Tirta pasti tahu ....”“Benar! Aku juga curiga sama Tirta. Sepertinya, hal ini juga berkaitan dengannya,” jawab Efendi. Setelah mendengar ucapan Owen, dia juga segera tersadar.Akhir-akhir ini, Efendi telah memerintahkan beberapa kelompok ahli Organisasi Dragmar Tonham Barat untuk menyelidiki tempat persembunyian Rusli. Namun, mereka masih belum mendapatkan informasi apa pun sampai
“Yang dikatakan Pak Efendi benar. Tirta nggak mungkin menyerahkan Rusli. Satu-satunya cara yang bisa kita lakukan saat ini adalah mengutus orang untuk mengawasi Tirta dan Keluarga Pangadi. Dengan begitu, mungkin saja kita bisa temukan petunjuk mengenai Rusli,” tambah Owen.Tonham Barat sangat luas, sedangkan basis kultivasi Rusli sangat tinggi dan entah di mana dia bersembunyi. Tanpa petunjuk apa pun, Owen dan anggota Organisasi Dragmar tidak mungkin bisa menemukannya di Tonham Barat yang luas ini. Untungnya, Owen sudah bisa menebak bahwa insiden kali ini berkaitan dengan Rusli. Dia berencana untuk terlebih dahulu mengawasi Tirta dan Keluarga Pangadi. Dengan begitu, mungkin saja dia bisa menemukan sedikit informasi atau petunjuk mengenai Rusli.“Emm, sepertinya kita memang hanya bisa berbuat begitu untuk sementara,” jawab Efendi sambil mengangguk. Meskipun menunggu adalah tindakan yang sangat pasif, setidaknya itu lebih baik daripada mencari keberadaan Rusli tanpa petunjuk apa pun.“P
“Ada apa ini sebenarnya? Max, siapa yang rampas bunga lima warna itu?” tanya Tirta dengan ekspresi suram.Tirta tahu jelas bahwa memang ada banyak keturunan keluarga seni bela diri kuno yang tahu bahwa Spencer memiliki bunga lima warna. Namun, mereka adalah keturunan keluarga terhormat yang sangat mementingkan reputasi dan citra keluarga. Selain itu, ada juga pengekangan dari Organisasi Dragmar Tonham Barat.Baik keturunan seni bela diri kuno maupun kekuatan di balik mereka tidak mungkin berani merampas bunga lima warna dari tangan Spencer. Bagaimanapun juga, risikonya adalah mencoreng reputasi keluarga dan dihukum oleh Organisasi Dragmar Tonham Barat.Terlebih lagi, bahkan Keluarga Pangadi yang sudah berkecimpung begitu lama di dunia mafia dan tidak begitu peduli pada reputasi keluarga juga tidak melakukan hal seperti itu. Tirta hanya berencana untuk pergi menemui Wahab dan menggertaknya untuk menjual bunga lima warna itu. Dia sama sekali tidak pernah berpikiran untuk membunuh orang d
“Ayah, apa mungkin ... dia yang melakukannya?” tanya Max dengan ragu.“Dia? Maksudmu ... Rusli?” tanya balik Tirta. Setelah melihat tampang ragu Max, dia segera mengerti maksud Max dan ekspresinya langsung berubah drastis.“Emm. Bunga lima warna bisa bantu petarung Alam Tigana untuk menerobos hambatan kultivasi. Bahan obat itu sangat bermanfaat bagi Rusli. Di sisi lain, Rusli itu bukan penduduk Tonham Barat. Lagian, dia juga sudah nggak punya apa-apa. Jadi, dia nggak perlu peduli sama kekangan Organisasi Dragmar. Kalau dilihat dari semua petunjuknya, aku rasa pelakunya seharusnya adalah dia,” jelas Max.“Emm, yang kamu bilang benar. Ini pasti adalah tindakan Rusli!” jawab Tirta dengan ekspresi dingin.Setelah mendengar Max menceritakan bahwa Spencer memiliki bunga lima warna, ekspresi Rusli sempat terlihat agak aneh. Tirta menyadarinya, tetapi tidak berpikir terlalu jauh. Setelah hal ini terjadi dan ditambah dengan analisis Max juga sangat masuk akal, dia mau tak mau mencurigai Rusli.
“Kak Tirta, kamu nggak usah mencariku. Aku sudah datang.” Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara tenang Rusli. Kemudian, dia berjalan masuk ke ruang tamu dan berhenti di hadapan Tirta serta Max.“Rusli!” dengus Tirta. Kemudian, dia langsung bertanya ke inti, “Bunga lima warna sudah dirampas orang. Kalau tebakanku nggak salah, kamu yang merampasnya, ‘kan? Jangan bilang bukan kamu pelakunya!”Meskipun bisa menebak Rusli adalah pelaku insiden ini, itu tetap hanyalah tebakan Tirta. Dia masih tidak berani memastikan apakah kenyataannya juga begitu. Oleh karena itu, dia menahan amarahnya dan tidak langsung memutuskan hubungan dengan Rusli.“Benar! Aku akui, memang aku yang merampas bunga lima warna,” jawab Rusli sambil mengangguk.“Kamu .... Ternyata memang kamu! Hebat kamu ya! Rusli, aku sudah berbaik hati menerimamu, juga memperlakukanmu dengan baik. Tapi, kamu malah mengkhianatiku dengan merampas bunga lima warna. Kamu benar-benar keterlaluan!” bentak Tirta dengan tatapan membunuh.Di
“Kak Tirta, kamu terlalu meremehkan Owen. Kemampuannya jauh lebih hebat dari yang kamu bayangkan!” desah Rusli setelah mendengar ucapan Tirta yang merendahkan Owen.Dulu, Rusli juga pernah terlalu meremehkan Owen. Alhasil, dia malah dikalahkan oleh Owen dan akhirnya berakhir seperti ini. Tak berlebihan untuk mengatakan bahwa dia adalah orang yang paling tahu seberapa kuat dan mengerikan Owen.Hanya saja, Tirta yang meremehkan Owen justru sesuai dengan kepentingan Rusli. Dia malah berharap Tirta dirugikan oleh Owen sehingga Tirta memutuskan untuk beraliansi dengannya dalam menghadapi Owen. Oleh karena itu, dia tidak lagi lanjut memperingati Tirta.“Kak Tirta, kita kesampingkan dulu hal tentang Owen. Aku berencana untuk membagi bunga lima warna jadi 2 bagian, lalu memberikan setengahnya kepadamu. Bagaimana pendapatmu?” tanya Rusli dengan serius.Alasannya merampas bunga lima warna adalah karena khawatir bunga lima warna jatuh ke tangan Owen, juga karena ingin menggunakannya untuk menerob