Tentu saja, Owen bersedia menyetujui permintaan Renata yang tidak masuk akal itu dan bahkan menoleransi tindakannya sore ini adalah karena Renata adalah penyelamatnya. Jika itu orang lain, Owen tidak mungkin membiarkan dirinya diinjak-injak seperti ini.“Nggak bisa! Aku mau sekarang!” bantah Renata secara langsung.“Kamu .... Renata, kuperingati kamu. Sebaiknya kamu jangan keterlaluan. Kalau kamu masih berani bersikap seenaknya, aku juga nggak akan sungkan lagi. Pada saat itu, aku jamin kamu nggak akan bisa mendapatkan seluruh Teknik Misteri Wanita untuk selama-lamanya!” bentak Owen.“Ini ....” Melihat amarah yang terpancar dari mata Owen, Renata pun terdiam. Dia tahu dengan sangat jelas apabila bukan karena dia sudah pernah menolong Owen, Owen pasti tidak akan membiarkannya bertindak seenaknya seperti ini. Jadi, berhubung Owen sudah berjanji akan mengajarkan Teknik Misteri Wanita kepadanya, untuk apa dia membuat Owen marah? Hal itu tidak akan menguntungkannya.“Baiklah kalau begitu. S
“Owen, kenapa? Gimana kondisi Kakek?” Melihat ekspresi Owen yang kurang bagus, Theresa pun menjadi lebih khawatir lagi.“Theresa, keadaan Pak Jerremy sangat serius. Sepertinya, dia sudah dicelakai orang. Saraf otaknya sudah rusak akibat pukulan yang kuat, makanya dia baru jatuh koma,” jawab Owen dengan suara berat.Setelah mendengar tentang berita Jerremy yang tiba-tiba jatuh sakit, Owen mengira penyakit lama Jerremy kambuh lagi. Namun, masalahnya bukan seperti yang dibayangkannya. Ternyata Jerremy sudah dicelakai orang.“Apa? Ma ... mana mungkin!” Lukas dan Theresa merasa sangat terkejut. Awalnya, mereka juga berpikir bahwa penyakit lama Jerremy kambuh lagi. Tak disangka, Owen malah mengatakan bahwa Jerremy dicelakai orang. Mereka berdua tentu saja sangat tercengang.“Owen, jangan omong kosong! Selama ini, keadaan Ayah memang kurang baik. Mungkin saja ini efek samping dari pengobatan yang kamu berikan kepadanya dulu sehingga penyakit lamanya baru kambuh lagi. Tapi, kamu nggak mau ngak
“Setelah Pak Ashton selesai memeriksa Kakek, dia pernah berpesan padaku untuk menyuruh Owen memeriksa Kakek sekali lagi. Waktu itu, aku agak bingung sama maksudnya. Kalau dipikir-pikir lagi, mungkin saja memang ada yang nggak bisa diutarakannya,” ujar Theresa.Theresa teringat tentang Ashton yang beberapa kali hendak mengatakan sesuatu saat memeriksa Jerremy, tetapi akhirnya mengurungkan niatnya. Oleh karena itu, Theresa makin merasa ada yang tidak beres dalam hal ini.“Theresa, sudah cukup Owen sendiri yang gila. Kenapa kamu juga ikut-ikutan gila?” Lukas menatap Theresa dengan ekspresi tidak percaya.“Aku nggak gila! Ayah, kenyataannya sudah terpampang di hadapan mata. Bisa nggak kamu sadar dikit?” Theresa berkata dengan marah, “Waktu itu, aku sudah berencana menyuruh Owen untuk mengobati Kakek, tapi kamu malah mencegahku. Kalau kamu nggak mencegahku, mungkin saja Owen sudah berhasil mengobati Kakek dan kita berdua juga nggak perlu mencapai titik ini.”“Ini ....” Lukas pun terdiam. Di
“Keluarga Suwanto itu pemasok bahan obat terbesar di Jenggala. Selain Keluarga Suwanto, siapa lagi yang punya ginseng liar di atas 300 tahun? Apa bedanya ini dengan nggak mampu sembuhin Ayah?” cibir Lukas.Keluarga Suwanto mengendalikan sebagian besar bahan obat berharga di Jenggala. Keluarga terhormat lainnya mungkin mampu mendapatkan beberapa bahan obat biasa, tetapi sangat sulit untuk mendapatkan bahan obat langka dan berharga yang berusia ratusan tahun. Apalagi, Lukas sudah keluar dari Keluarga Lestari dan kehilangan semuanya. Di mana dia bisa mendapatkan ginseng liar di atas 300 tahun?“Benar, Keluarga Suwanto mungkin punya ginseng liar itu!” Mata Theresa langsung berbinar. Dia langsung berkata dengan gembira, “Owen, gimana kalau kamu pergi ke kediaman Keluarga Suwanto dan coba cari Yura untuk bantu mendapatkan ginseng liar di atas 300 tahun?”Sebelum Owen sempat menjawab, Lukas sudah terlebih dahulu bersuara, “Theresa, apa kamu gila? Semua keluarga terhormat di Jenggala juga tahu
“Tapi, hidung dan mata dari orang yang kamu gambar nggak kayak hidung ataupun mata. Kamu benar-benar nggak punya bakat menggambar ya,” ujar Owen sambil meringis.“Siapa suruh kamu ikut cam ....” Yura sedang marah dan baru hendak memaki orang itu, tetapi dia tiba-tiba merasa ada yang aneh. Dia pun langsung terkejut hingga berdiri, lalu menatap Owen dengan ekspresi tidak percaya sambil bertanya, “Owen? Apa aku lagi mimpi?”“Kamu nggak lagi mimpi kok,” jawab Owen sambil tersenyum.“Benar-benar kamu! Baguslah!” Yura sangat gembira dan langsung melemparkan diri ke pelukan Owen. Dia tidak menyangka Owen akan benar-benar muncul di hadapannya pada saat dia merindukan Owen. Hal ini membuatnya sangat bersemangat dan gembira!“Aku ....” Owen ingin mengatakan sesuatu, tetapi terlihat agak canggung. Meskipun Theresa sudah memberikan izin kepadanya dan Yura, wanita yang paling dicintainya masih adalah Theresa. Jadi, dia tidak terlalu terbiasa dengan tindakan Yura yang mesra ini.Namun, Owen juga buk
“Hmm ....” Yura pun tidak bisa berkata-kata. Dia tahu apa yang dikatakan Owen memang masuk akal. Meskipun Theresa sudah memberi izin, hubungan cinta segitiga ini sudah terlalu aneh. Keluarga Suwanto pasti tidak akan bisa menerimanya. Sekarang, dia hanya bisa berbaikan dengan Owen secara diam-diam. Namun, Owen masih tetap adalah musuh Keluarga Suwanto. Tidak ada gunanya Indra mengetahui situasinya dengan Owen sekarang.“Yura, jangan khawatir. Ini adalah dendam di antara aku dan Utaram. Aku akan cari cara sendiri untuk menyelesaikannya. Sebenarnya, selain datang untuk menjengukmu, aku juga mau minta bantuanmu,” kata Owen setelah terdiam sejenak.“Ada apa?” tanya Yura dengan heran.“Begini, aku butuh sebuah ginseng liar di atas 300 tahun untuk menyembuhkan Pak Jerremy ....” Owen menjelaskan situasinya secara singkat. Namun, dia tidak menyadari ekspresi Yura yang berangsur-angsur kelam.“Owen, kamu datang mencariku untuk meminta ginseng liar di atas 300 tahun?” Setelah mendengar maksud ked
Owen memegang tangan Yura, lalu berkata tanpa malu, “Yura, berhubung kamu sudah memercayaiku, boleh kasih aku bahan obatnya nggak?”“Nggak! Pokoknya, aku nggak bakal kasih kamu bahan obatnya!” dengus Yura. Kemudian, dia menarik tangannya dari genggaman Owen.“Kenapa?” Owen langsung terkejut. Dia awalnya mengira bahwa Yura sudah tidak marah. Tak disangka, hati wanita memang tidak bisa ditebak. Pemikirannya terlalu sederhana.“Aku kesal karena kamu hanya memikirkan Theresa. Memangnya nggak boleh?” jawab Yura dengan cemberut.“Ini ....” Owen pun sepenuhnya tercengang dan bertanya, “Yura, buat apa kamu begini? Kamu seharusnya tahu jelas, orang yang kusukai itu Theresa. Kalau bisa, aku lebih berharap kita bisa berteman baik selamanya.”Owen berdesah, lalu mengungkapkan pemikirannya yang sebenarnya. Sebenarnya, perasaannya masih sangat kacau. Dia tidak tahu harus bagaimana menghadapi perasaan Yura yang mendalam ini. Meskipun Theresa sudah memberi izin dan dia juga memiliki fondasi perasaan d
“Yura, seingatku, aku pernah berjanji untuk memijatmu lagi. Apa sekarang kamu capek? Mau aku bantu pijat nggak?” tanya Owen sambil tersenyum. Dia langsung mengubah strateginya.“Kamu masih ingat soal itu? Untung kamu masih punya hati nurani!” dengus Yura. Kemudian, seulas senyum pun menghiasi wajahnya. Tentu saja, dia bukan merasa senang karena Owen menyanjungnya, melainkan karena Owen masih mengingat kenangan mereka dulu. Meskipun ini hanya sebuah hal kecil yang tidak penting, dia sudah cukup senang karena Owen mengingatnya.“Tentu saja aku ingat! Yura, kamu baring saja dulu. Aku akan memijatmu!” Owen langsung bersemangat karena merasa caranya ini pasti berhasil menyenangkan Yura.Setelah itu, Yura duduk di atas kursi kulit asli, lalu mengangkat kedua kakinya yang putih nan mulus dan meletakkannya di atas paha Owen. Selanjutnya, dia pun menikmati pijatan Owen.Saat Owen memijat Yura dengan teknik pijat oriental dulu, mereka hanyalah teman biasa. Jadi, dia sedikit banyaknya merasa sung