“Tapi, hidung dan mata dari orang yang kamu gambar nggak kayak hidung ataupun mata. Kamu benar-benar nggak punya bakat menggambar ya,” ujar Owen sambil meringis.“Siapa suruh kamu ikut cam ....” Yura sedang marah dan baru hendak memaki orang itu, tetapi dia tiba-tiba merasa ada yang aneh. Dia pun langsung terkejut hingga berdiri, lalu menatap Owen dengan ekspresi tidak percaya sambil bertanya, “Owen? Apa aku lagi mimpi?”“Kamu nggak lagi mimpi kok,” jawab Owen sambil tersenyum.“Benar-benar kamu! Baguslah!” Yura sangat gembira dan langsung melemparkan diri ke pelukan Owen. Dia tidak menyangka Owen akan benar-benar muncul di hadapannya pada saat dia merindukan Owen. Hal ini membuatnya sangat bersemangat dan gembira!“Aku ....” Owen ingin mengatakan sesuatu, tetapi terlihat agak canggung. Meskipun Theresa sudah memberikan izin kepadanya dan Yura, wanita yang paling dicintainya masih adalah Theresa. Jadi, dia tidak terlalu terbiasa dengan tindakan Yura yang mesra ini.Namun, Owen juga buk
“Hmm ....” Yura pun tidak bisa berkata-kata. Dia tahu apa yang dikatakan Owen memang masuk akal. Meskipun Theresa sudah memberi izin, hubungan cinta segitiga ini sudah terlalu aneh. Keluarga Suwanto pasti tidak akan bisa menerimanya. Sekarang, dia hanya bisa berbaikan dengan Owen secara diam-diam. Namun, Owen masih tetap adalah musuh Keluarga Suwanto. Tidak ada gunanya Indra mengetahui situasinya dengan Owen sekarang.“Yura, jangan khawatir. Ini adalah dendam di antara aku dan Utaram. Aku akan cari cara sendiri untuk menyelesaikannya. Sebenarnya, selain datang untuk menjengukmu, aku juga mau minta bantuanmu,” kata Owen setelah terdiam sejenak.“Ada apa?” tanya Yura dengan heran.“Begini, aku butuh sebuah ginseng liar di atas 300 tahun untuk menyembuhkan Pak Jerremy ....” Owen menjelaskan situasinya secara singkat. Namun, dia tidak menyadari ekspresi Yura yang berangsur-angsur kelam.“Owen, kamu datang mencariku untuk meminta ginseng liar di atas 300 tahun?” Setelah mendengar maksud ked
Owen memegang tangan Yura, lalu berkata tanpa malu, “Yura, berhubung kamu sudah memercayaiku, boleh kasih aku bahan obatnya nggak?”“Nggak! Pokoknya, aku nggak bakal kasih kamu bahan obatnya!” dengus Yura. Kemudian, dia menarik tangannya dari genggaman Owen.“Kenapa?” Owen langsung terkejut. Dia awalnya mengira bahwa Yura sudah tidak marah. Tak disangka, hati wanita memang tidak bisa ditebak. Pemikirannya terlalu sederhana.“Aku kesal karena kamu hanya memikirkan Theresa. Memangnya nggak boleh?” jawab Yura dengan cemberut.“Ini ....” Owen pun sepenuhnya tercengang dan bertanya, “Yura, buat apa kamu begini? Kamu seharusnya tahu jelas, orang yang kusukai itu Theresa. Kalau bisa, aku lebih berharap kita bisa berteman baik selamanya.”Owen berdesah, lalu mengungkapkan pemikirannya yang sebenarnya. Sebenarnya, perasaannya masih sangat kacau. Dia tidak tahu harus bagaimana menghadapi perasaan Yura yang mendalam ini. Meskipun Theresa sudah memberi izin dan dia juga memiliki fondasi perasaan d
“Yura, seingatku, aku pernah berjanji untuk memijatmu lagi. Apa sekarang kamu capek? Mau aku bantu pijat nggak?” tanya Owen sambil tersenyum. Dia langsung mengubah strateginya.“Kamu masih ingat soal itu? Untung kamu masih punya hati nurani!” dengus Yura. Kemudian, seulas senyum pun menghiasi wajahnya. Tentu saja, dia bukan merasa senang karena Owen menyanjungnya, melainkan karena Owen masih mengingat kenangan mereka dulu. Meskipun ini hanya sebuah hal kecil yang tidak penting, dia sudah cukup senang karena Owen mengingatnya.“Tentu saja aku ingat! Yura, kamu baring saja dulu. Aku akan memijatmu!” Owen langsung bersemangat karena merasa caranya ini pasti berhasil menyenangkan Yura.Setelah itu, Yura duduk di atas kursi kulit asli, lalu mengangkat kedua kakinya yang putih nan mulus dan meletakkannya di atas paha Owen. Selanjutnya, dia pun menikmati pijatan Owen.Saat Owen memijat Yura dengan teknik pijat oriental dulu, mereka hanyalah teman biasa. Jadi, dia sedikit banyaknya merasa sung
Theresa khawatir mungkin saja Owen tidak mendapatkan ginseng liar di atas 300 tahun dari Keluarga Suwanto dan harus mencari cara lain. Oleh karena itu, Owen menghabiskan begitu banyak waktu di luar.“Siapa suruh kalian nggak mau dengar nasihat orang tua? Aku sudah bilang dari awal, Owen nggak mungkin mampu mendapatkan bahan obat dari Keluarga Suwanto. Dengan dendam di antara dia dan Keluarga Suwanto, apa bedanya itu dengan menggali lubang kuburnya sendiri? Aku berbaik hati menasihati kalian, tapi kalian malah bandel. Sekarang, mau menyesal juga sudah terlambat,” cibir Lukas. Dia diam-diam merasa agak gembira.Bagaimanapun juga, Lukas sudah memperingati Owen, tetapi Owen bersikeras pergi ke kediaman Keluarga Suwanto. Meskipun Keluarga Suwanto benar-benar melumpuhkan Owen, itu adalah akibat dari perbuatan Owen sendiri.“Siapa bilang aku nggak dapat bahan obatnya?” Tepat pada saat ini, terdengar suara Owen. Dia terlihat tenang dan berjalan masuk ke kamar dengan santai.“Owen, ka ... kamu
“Theresa, aku pergi masak obatnya dulu ya. Kalau sudah minum obatnya, Pak Jerremy pasti sembuh,” ucap Owen.“Emm, oke! Ayo kutemani!” Theresa mengiakannya, lalu meninggalkan kamar bersama Owen.Hanya Lukas sendiri yang masih tersisa di kamar. Dia belum tersadar dari keterkejutannya.Di dalam dapur, Owen memotong seperlima ginseng itu, lalu memasaknya menjadi obat untuk Jerremy. Selesai memasak obat, dia dan Theresa kembali ke kamar Jerremy.Pada saat ini, Rachel dan Renata yang sudah mendengar kabar ini juga buru-buru masuk ke kamar Jerremy. Mereka mau melihat apakah Owen benar-benar bisa menyembuhkan Jerremy atau tidak.“Owen, kuserahkan Kakek padamu,” kata Theresa dengan penuh harap. Dia memutuskan untuk menaruh semua harapan pada Owen.“Emm, aku akan berusaha yang terbaik.” Owen mengangguk, lalu membawa semangkuk obat itu ke sisi ranjang.“Tunggu!” Tepat pada saat ini, Lukas tiba-tiba menghalangi Owen dan berkata dengan ekspresi muram, “Owen, apa kamu benar-benar yakin bisa mengobat
“Theresa, aku hanya khawatir Owen salah memberi pengobatan dan mencelakai kakekmu ....” Lukas pun tersenyum canggung. Dia tahu bahwa dirinya yang salah dan mulai mengalah.“Memangnya kenapa kalau begitu? Keadaan Kakek sekarang nggak ada bedanya dengan orang yang sudah mati. Bahkan Pak Ashton yang merupakan dokter terunggul di Jenggala juga nggak bisa mengobati Kakek. Nggak peduli apa Owen bisa menyembuhkan Kakek atau nggak, yang penting dia sudah berusaha yang terbaik. Biarpun benar-benar terjadi sesuatu pada Kakek, mungkin itu memang sudah takdir. Mana bisa kamu menyalahkan Owen?” ujar Theresa dengan dingin.“Ini ....” Lukas pun tidak bisa berkata-kata. Dia hendak membantah, tetapi tidak menemukan alasan yang tepat.“Om Lukas, sekarang kamu sudah bisa minggir, ‘kan?” tanya Owen dengan tenang. Dia tidak tahu apakah dirinya memang tidak cocok dengan Lukas atau apa. Dari pertama bertemu dengan Lukas, Lukas selalu merendahkannya. Bahkan setelah keadaan Lukas menjadi seperti sekarang, Luka
“Owen, aku kira kamu benar-benar bisa menyadarkan ayahku. Ternyata, kamu cuma membual ya!” Begitu mengetahui Owen tidak bisa langsung menyadarkan Jerremy, Lukas langsung mengejeknya.“Ayah, mengobati orang nggak semudah itu. Lagian, keadaan Kakek sangat serius. Bukannya wajar Owen membutuhkan waktu beberapa hari?” ujar Theresa dengan tidak senang.“Belum tentu! Waktu itu, keadaanmu lebih parah dari Ayah, tapi dia bisa dengan cepat menyadarkanmu. Sekarang, dia bahkan nggak bisa menyadarkan Ayah. Kalau begitu, mana mungkin dia bisa menyembuhkan Ayah! Menurutku, dia pasti sudah melakukan kesalahan dalam diagnosis dan pengobatannya!” kata Lukas dengan dingin.Berhubung tidak percaya Jerremy dicelakai orang, Lukas masih merasa sangat curiga pada diagnosis Owen. Hanya saja, dia harus mengalah karena Theresa sangat membela Owen. Namun, kenyataan sudah membuktikan bahwa Owen tidak bisa menyadarkan Jerremy.Owen merasa sangat tidak senang karena keterampilan medisnya berulang kali diragukan Luk
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero