“Sudahlah, aku nggak akan mempermasalahkannya denganmu!” Renata menyingkirkan selimut Owen ke samping, lalu menekan rasa malunya dan mulai mencari buku itu di bawah tubuh Owen hingga sekitarnya. Namun, pencariannya tetap tidak membuahkan hasil.“Renata, sudah cukup!” Melihat tindakan Renata yang semakin keterlaluan, Owen pun membentaknya dengan marah. Dia sudah hampir kehilangan kesabarannya. Namun, apa yang dikatakan Renata selanjutnya benar-benar membuatnya tercengang.“Owen, coba buka celanamu!” kata Renata setelah ragu sejenak.“Apa?” Owen merasa bagaikan disambar petir. Kemudian, dia menatap Renata dengan ekspresi tidak percaya sambil berkata, “Renata, apa kamu sudah gila? Kamu itu seorang wanita, tapi malah menyuruhku membuka celanaku di siang bolong? Apa kamu nggak malu?”“Jangan omong kosong lagi! Kamu pasti menyembunyikan buku itu di dalam celanamu. Cepat buka celanamu! Aku mau periksa!” Renata merasa sangat malu dan tidak berani menatap mata Owen. Sebenarnya, dia tahu permint
Bruk! Kepala Owen dan Renata saling membentur.Benturan ini membuat Owen pusing sejenak. Selanjutnya, sebelum sempat bereaksi, dia merasakan sensasi hangat di pipinya. Ternyata, bibir Renata yang lembut tidak sengaja menempel di pipinya.Owen dan Renata pun terkejut. Keduanya juga langsung mematung.“Sial! Owen, dasar bajingan! Itu ciuman pertamaku!” Setelah tersadar dari keterkejutannya, Renata merasa sangat malu dan marah. Dia langsung menggigit pundak Owen dengan kuat.Owen pun kesakitan dan menekan titik fatal di pergelangan Renata sehingga Renata kehilangan seluruh tenaganya dan langsung jatuh ke dalam pelukan Owen. Mereka pun saling memelotot untuk sesaat, seolah-olah waktu sudah berhenti.“Ekhem ....” Tepat pada saat ini, terdengar suara dehaman seseorang. Entah sejak kapan, Lukas, Theresa, dan Rachel sudah masuk ke kamar Owen.Dari sudut pandang mereka Owen yang telanjang dada terlihat sedang berbaring di tempat tidur, sedangkan Renata berbaring di dalam pelukannya. Posisi ini
“Theresa sudah begitu tulus menyukaimu, tapi kamu malah melakukan hal sekejam ini kepadanya. Kamu benar-benar keterlaluan!” bentak Lukas dengan marah.“Om Lukas, masalahnya bukan seperti yang kalian bayangkan ....” Owen hendak menjelaskannya, tetapi Lukas malah meyela, “Buktinya sudah ada di depan mata, kamu masih mau berdalih?”Kemudian, Lukas menatap ke arah Theresa dan berkata dengan marah, “Theresa, aku sudah pernah menasihatimu kalau Owen itu nggak bisa diandalkan, tapi kamu bersikeras nggak mau dengar. Gimana? Sekarang, kamu sudah melihat sifat aslinya, ‘kan?”“Owen, ka ... kamu benar-benar sangat mengecewakanku!” Theresa melirik Owen dengan sakit hati, lalu berbalik dan berjalan keluar.“Theresa, jangan pergi. Dengar dulu penjelasanku ....” Owen sudah panik. Dia hendak berdiri untuk mengejar Theresa, tetapi tubuhnya masih sangat lemah. Setelah berusaha sejenak, dia masih belum bisa berdiri.“Ini akibat perbuatanmu sendiri!” dengus Lukas. Kemudian, dia juga berbalik dan berjalan
Seperti yang dikatakan Rachel, karena Theresa terlalu tidak percaya pada Owen, hubungan mereka menjadi begitu berliku. Sekarang, dia sudah susah payah kembali bersama Owen. Dia tidak boleh terus melakukan kesalahan yang sama. Jika tidak, hanya dapat dibilang bahwa dia benar-benar terlalu bodoh.Begitu memikirkan hal ini, pikiran Theresa pun menjadi jernih. Kemudian, dia menatap Renata dengan tajam dan bertanya, “Renata, apa yang kamu katakan tadi memang benar?”“Umm ....” Renata merasa agak bersalah dan tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.“Theresa, kenyataannya sudah terpampang di hadapanmu. Buat apa kamu membohongi dirimu sendiri? Pokoknya, Owen itu bukan pria baik. Sebaiknya, kamu cepat putus dengannya! Menurutku, Ricardo lebih cocok denganmu!” bujuk Lukas.Saat ini, menantu pilihan Lukas adalah Ricardo. Dia sangat berharap Theresa bisa segera meninggalkan Owen dan memutuskan untuk menerima Ricardo. Pada saat itu, dia sudah bisa kembali ke Keluarga Lestari dengan mengandalkan ban
Sebenarnya, Theresa hanya mengiakan dengan asal karena tidak ingin lanjut mendengar omelan Lukas. Dia tidak akan mungkin berpisah dengan Owen.“Apa? Memasak obat untuknya?” Lukas merasa bagaikan disiram air dingin dan langsung marah. Dia baru sadar bahwa nasihatnya tadi sia-sia saja. Kemudian, dia menyusul Theresa dan berkata dengan pantang menyerah, “Theresa, tunggu. Bisa nggak kamu jangan begitu keras kepala ....”Melihat Theresa dan Lukas yang masuk ke ruang tamu, Rachel juga mengejar mereka sambil berkata, “Kak Theresa, aku akan membantumu memasak obat untuk Owen.”Setelah ketiga orang itu masuk ke rumah, yang tersisa di halaman hanyalah Renata dan Ricardo.“Renata, bukannya aku menyuruhmu membantuku merusak hubungan Theresa dan Owen? Gimana perkembangannya?” tanya Ricardo dengan antusias.“Bukannya aku lagi membantumu? Kalau nggak, kamu kira kenapa Lukas bisa sangat kesal pada Owen?” jawab Renata dengan acuh tak acuh.Sebenarnya, Renata tidak berencana untuk ikut campur dalam masa
“Begini. Tadi, demi mendapatkan paruh bawah Teknik Misteri Wanita, Renata ....” Owen pun menjelaskan secara singkat apa yang sudah terjadi.“Ternyata begitu!” Setelah mendengar penjelasan Owen, Theresa langsung tersadar. Begitu mengetahui bahwa Renata menimbulkan kesalahpahaman ini demi mendapatkan Teknik Misteri Wanita, seluruh perasaan sedihnya langsung sirna.“Theresa, semua yang kubilang itu benar. A ... apa kamu percaya padaku?” tanya Owen dengan gelisah. Dia masih agak khawatir Theresa tidak akan percaya padanya.“Emm, aku percaya padamu!” jawab Theresa sambil tersenyum.“Benarkah? Baguslah!” Owen sangat gembira karena tidak menyangka Theresa akan percaya padanya dengan begitu mudah. Dalam sekejap, seluruh kabut dalam hatinya langsung sirna.“Jangan senang dulu. Aku percaya sama kamu, tapi aku juga harus memperingatimu. Aku hanya akan menoleransinya kali ini. Jangan sampai hal ini terulang lagi, ya! Kelak, kamu harus jaga jarak sama Renata. Kalau hal seperti ini terulang lagi, ak
“Renata, apa kamu sudah gila? Mana boleh kita tidur bersama!” bentak Owen dengan marah.“Cih, siapa yang mau tidur bersamamu! Jangan mimpi! Maksudku, aku tidur di tempat tidur dan kamu tidur di lantai!” kata Renata dengan acuh tak acuh.“Ternyata begitu. Ngagetin saja!” Owen diam-diam merasa lega, tetapi tiba-tiba tersadar dan melanjutkan, “Eh, kamu mau aku tidur di lantai? Aku ini orang sakit, jangan bercanda!”“Siapa yang bercanda denganmu? Kalau bukan kamu yang tidur di lantai, memangnya kamu mau gadis lemah seperti aku yang tidur di lantai?” tanya Renata dengan acuh tak acuh.Owen pun kewalahan. Renata adalah wanita yang sangat merepotkan, apanya yang lemah? Namun, ini bukanlah intinya. Sekarang, Renata hendak menempati kamarnya. Mana mungkin dia diam saja?“Renata, apa kamu gila? Kamu punya kamar sendiri, kenapa mau tidur di kamarku?” bentak Owen dengan tidak senang.“Sudah kubilang, aku nggak akan membiarkanmu hidup tenang sebelum kamu mengajarkan paruh bawah Teknik Misteri Wanit
Tentu saja, Owen bersedia menyetujui permintaan Renata yang tidak masuk akal itu dan bahkan menoleransi tindakannya sore ini adalah karena Renata adalah penyelamatnya. Jika itu orang lain, Owen tidak mungkin membiarkan dirinya diinjak-injak seperti ini.“Nggak bisa! Aku mau sekarang!” bantah Renata secara langsung.“Kamu .... Renata, kuperingati kamu. Sebaiknya kamu jangan keterlaluan. Kalau kamu masih berani bersikap seenaknya, aku juga nggak akan sungkan lagi. Pada saat itu, aku jamin kamu nggak akan bisa mendapatkan seluruh Teknik Misteri Wanita untuk selama-lamanya!” bentak Owen.“Ini ....” Melihat amarah yang terpancar dari mata Owen, Renata pun terdiam. Dia tahu dengan sangat jelas apabila bukan karena dia sudah pernah menolong Owen, Owen pasti tidak akan membiarkannya bertindak seenaknya seperti ini. Jadi, berhubung Owen sudah berjanji akan mengajarkan Teknik Misteri Wanita kepadanya, untuk apa dia membuat Owen marah? Hal itu tidak akan menguntungkannya.“Baiklah kalau begitu. S