Share

Serangan Pertama

Besok harinya, pagi sekitar pukul tujuh…

Agnes terbangun, mengerjap-ngerjapkan mata. Dia merasa seperti telah tertidur begitu lama.

“Di mana aku?“ gumamnya, bangkit terduduk.

Kepalanya keleyengan. Kerongkongannya juga kering.

Dia memindai ruangan. Kamar ini benar-benar asing baginya.

Klik…

Gagang pintu kamar bergerak ke bawah, lalu pintu itu didorong ke dalam.

Agnes melihat sosok yang dikenalnya.

“Ah, kau sudah bangun. Kebetulan sekali. Ini, kubikinkan bubur. Sekalian sarapan sekarang saja, ya.”

Yang masuk itu adalah Allina. Dia tersenyum berseri-seri, membawa nampan.

Satu hal menarik perhatian Agnes: ada perban yang sepertinya membalut pundak Allina yang kiri, terlihat di balik kaus oversize-nya.

“Bagaimana kondisimu? Perutmu sakit? Kau merasa lemas?’

Allina mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan itu sembari menaruh nampan di nakas. Lalu dia mengambil meja lipat kecil dan menaruhnya di kasur, di depan Agnes.

Dia sudah seperti seorang suster yang sedang merawat pasien.

“Ini… rumahmu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status