Share

56. Permintaan Safira

Wahai hati kondisikan! Aduh, kenapa jantungku berdebar kencang sekali…

Zaara berusaha menetralkan perasaannya pada Haikal. Dia bahagia bisa bertemu dengannya tetapi kesal mengingat sikapnya.

Dia berhasil meninggalkannya dengan bergegas pergi mengunjungi rumah neneknya Embun yang sebenarnya terletak tak jauh dari jalan setapak. Dia ingin berbagi rezeki yang diperoleh hari ini.

“Assalamualaikum!” seru Zaara dengan mengetuk pintu berbahan mahoni tua yang sudah dimakan rayap.

“Waalaikumsalam warahmatullah,” sahut seseorang dari dalam rumah. Seorang wanita berwarna rambut kinantan keluar menyambut kedatangan Zaara.

“Enin bagaimana kabarmu?” tanya Zaara mendekati wanita itu dan berusaha meraih tangannya untuk dikecupnya.

“Saya buka Enin, Neng. Saya Uwanya Embun, Uwa Nia.”

“Oh, maaf, aku kira Enin.”

Zaara salah tingkah. Pantas saja suaranya berbeda.

“Tidak apa-apa,” katanya dengan tersenyum hangat. “Mari masuk!”

“Oh ya aku Zaara temannya Embun, Uwa.”

Zaara memperkenalkan diri pada Uwa Nia.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status