Meskipun Lucas adalah seorang raja mafia yang mana selalu dikonotasikan negatif oleh orang pada umumnya, namun dia juga adalah seorang yang patriotisme. Dia tidak mau negaranya hancur dan malah sebaliknya, dia ingin negaranya semakin maju dan makmur.“Aku pernah bertemu dengan seseorang dari organisasi Dominus Noctis sekitar setahun yang lalu. Orang itu mengatakan jika dia adalah kaki tangan salah satu pemimpin Dominus Noctis yang ingin masuk ke kota ini,” ucap Mike.Lucas mengerutkan keningnya. Lalu dia bertanya, “Apa yang orang itu sampaikan padamu?”“Ya, seperti biasa. Mereka menawarkanku uang yang sangat banyak. Dia juga memberikan jaminan kepadaku jika pemilihan umum berikutnya, aku pasti menang dan tetap menjadi walikota untuk periode berikutnya,” terang Mike.“Apa kamu menerima tawarannya?” tanya Lucas, tenang namun tajam.Jika dia sampai mendengar Mike menerima ataupun bahkan hanya mempertimbangkan, dia tidak akan segan-segan untuk menghukum sang walikota.Bagi Lucas, tidak ad
Victor telah mengenal Stefano selama 2 tahun terakhir. Mereka saling kenal ketika secara tidak sengaja bertemu di acara pernikahan salah satu anggota Serikat Dagang.Pada saat itu Stefano sedang mencari dukungan para pengusaha dan juga para pejabat untuk bisa mendirikan organisasi mafia Dominus Noctis di Kota Verdansk.Victor yang selalu memilih jalan kekerasan untuk melawan musuh-musuh bisnisnya, sama terbantu dengan kehadiran Stefano. Setiap dia meminta tolong kepada Stefano untuk melenyapkan seseorang, dia tidak pernah kecewa.Dan saat ini, dia ingin mengulangi hal yang sama. Melenyapkan seseorang dengan bantuan Stefano. “Apakah tidak terlalu berlebihan jika Tuan meminta pertolongan kepada Stefano?” tanya Daniel.“Kalau kamu bisa menyelesaikannya sendiri, ya sudah, kamu saja yang menyelesaikannya. Tapi pastikan dulu orang yang melukai anakku bukanlah dari keluarga yang kuat atau melebihiku. Jadi, kamu dan anak buahmu tidak mati sia-sia,” kata Victor.Daniel belum mendapatkan infor
Mirko kemudian mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Lucas kepada Victor.“Ini dia orangnya. Mungkin Pak Victor mengenalnya,” ucap Mirko.Meskipun sudah berusaha untuk menutupi Lucas sebagai orang yang melakukan penganiayaan kepada Max, namun dia tidak tahan untuk tidak membongkarnya. Di dalam pikirannya saat ini, dia ingin menyerahkan Lucas kepada Victor untuk dihukum secara mandiri. Baginya, itu tidak masalah, yang penting para mafia bisa enyah dari tanah Verdansk.Mirko benar-benar membenci mafia.Victor melihat foto Lucas namun dia sama sekali tidak mengenalnya.“Aku tidak kenal dengan orang ini. Tapi, terima kasih banyak untuk fotonya. Dengan ini aku bisa mudah mencari orang itu. Dia harus merasakan apa yang dirasakan oleh anakku!” ucap Victor dengan suara yang bergetar, penuh emosi.Victor menoleh ke arah Daniel dan berkata, “Simpan foto orang itu lalu cari tahu siapa dia sebenarnya.”“Siap laksanakan!” ucap Daniel.***“Kenapa dia bisa begitu jahat kepadaku, Lucas?” tany
Lucas langsung menjalankan perintah yang diberikan oleh Lisa. Dia pun langsung menuju ke kamar Angeline.Kali ini Lucas mengetuk pintu terlebih dahulu karena khawatir kejadian semalam terulang kembali. “Masuk!”Lucas membuka pintu kamar dan langsung masuk ke dalam.“Bu Angeline, di bawah ada Presdir. Aku disuruh memanggilmu karena ada hal penting yang ingin dibicarakan olehnya,” ucap Lucas.“Nenek?” Angeline cukup terkejut mendengarnya.Wajar saja Angeline terkejut. Sebab selama dia memiliki rumah itu, sang nenek tidak pernah berkunjung. Ini adalah kali pertama dia datang.“Apa yang ingin dibicarakannya, ya?” tanya Angeline dengan ekspresi wajah yang bingung.Lucas mengangkat kedua bahunya seraya berkata, “Aku tidak tahu. Kalau aku bertanya, dia tidak akan menjawabnya.”Angeline paham. Oleh sebab itu, dia langsung buru-buru menyiapkan diri dan kemudian menemui sang nenek.“Nenek, ada apa sampai repot-repot datang kemari di pagi hari seperti ini?” tanya Angeline saat baru datang.Ange
Lisa dan Jeremy sangat ketakutan setelah mendengar ancaman yang diberikan oleh Victor. Maka dari itu dia langsung datang ke rumah Angeline untuk mengkonfirmasi siapa orang yang sudah melukai Max.Saat mereka berdua tahu jika orang itu adalah Lucas, ketakutan mereka semakin menjadi.Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk menyelamatkan keluarga Jordan adalah dengan memisahkan Angeline dan Lucas. Jika mereka tidak ada ikatan lagi, tentu saja Victor Benedict tidak memiliki alasan untuk menyeret keluarganya ke dalam masalah.“Kalian tidak perlu takut. Masalah keluarganya Max, biar aku saja yang menyelesaikannya. Kalian tidak perlu ikut campur. Aku pastikan, kalian tidak akan terlihat,” ucap Lucas dengan penuh percaya diri. Lisa dan Jeremy sontak saja langsung menoleh dengan keras ke arah Lucas. Tatapan mereka berdua pun menajam.“Jangan bicara omong kosong, Lucas! Memangnya kamu siapa sampai berani menghadapi Keluarga Benedict?” geram Lisa.“Hanya karena kamu bisa menghajar Max, kamu be
Perasaan Dario semakin tidak enak melihat ekspresi wajah ayahnya yang begitu serius dan terlihat adanya amarah di matanya.Namun Dario berusaha untuk menjaga ketenangan dirinya agar tidak membuat orang tuanya itu menjadi curiga kepadanya.“Semalam kamu pergi ke mana dan dengan siapa?” tanya Gigio.Deg!Dugaan Dario tentang arah pembicaraan sang ayah, semakin menguat. Oleh sebab itu, dia langsung memutar otak agar tidak ketahuan jika semalam dirinya bersama dengan Max dan Si Tangan Besi.“Aku semalam pergi ke klub malam, Yah. Aku menemui seorang wanita. Tapi baru sebentar di sana, aku ditelepon oleh Ayah, ‘kan, terus aku pulang,” jawab Dario, mencoba dengan sekuat tenaga agar tetap tenang.Gigio memalingkan pandangannya kepada Mike.“Memangnya ada apa, Yah?” tanya Dario.Gigio menatap kedua mata Dario beberapa saat sebelum lahirnya berkata, “Apa kamu sudah mendengar kabar tentang Max?”Dario menarik tubuhnya dan duduk dengan tegak. “Iya, aku sudah mendapat kabar. Aku baru baca saat ba
Albin datang menghampiri Gigio saat melihat sang Wakil Ketua Serikat Dagang itu tampak bingung. “Wakil Ketua, boleh aku bicara?” tanya Albin dengan sopan. Gigio menoleh. “Ah, Albin. Ya, silakan. Duduk dulu, supaya ngobrolnya bisa santai.” Albin pun duduk di samping Gigio. “Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Gigio. “Sebenarnya aku ingin bicarakan tentang masalah Lucas,” jawab Albin. Gigio pun menganggukan kepalanya, mengizinkan Albin untuk berbicara lebih lanjut. “Sejak pertama kali bertemu dengannya, aku melihat ada sesuatu yang berbeda dari diri Lucas. Selain itu energi yang dimilikinya pun berbeda. Cukup kuat meskipun dia dalam keadaan santai, tidak ada tekanan,” ucap Albin dengan sangat serius. Gigio pun menyimak apa yang diucapkan oleh Albin dengan serius pula. “Orang itu spesial. Dia sepertinya seorang ahli bela diri selain dia juga seorang tabib dewa. Tapi, untuk apa yang dikatakan oleh walikota, sebaiknya ditelusuri lebih jauh terlebih dahulu. Jangan terburu-buru
Mendengar penjelasan dari Bram, membuat Bella maradang. Wanita itu memang sejak awal tidak suka dengan Lucas, jadi ada permasalahan seperti ini, membuatnya memiliki kesempatan untuk memarahi Lucas.“Lucas! Kamu itu benar-benar keterlaluan! Ini adalah tempat bisnis, bulan arena tinju!” ucap Bella dengan mata yang melotot.Lucas tersenyum mendengarnya sambil menatap Bram.“Orang lemah menutupi kelemahannya dengan memfitnah orang lain. Kamu yang salah dengan menarik tanganku dan terjatuh sendiri karena itu, malah menyalahkan aku,” kata Lucas sambil tertawa tipis. “jika lemah setidaknya jangan menjadi pecundang.”Bram merah wajahnya. Dia ingin membela diri tetapi apa yang dikatakan Lucas adalah kenyataannya.Bella berkata, “Kalau kamu merasa kamu adalah orang yang kuat, kenapa tidak menjadi petinju saja? Kenapa harus bekerja di sini?”“Kamu sangat tidak pantas bekerja di perusahaan Liquid. Kamu lebih pantas menjadi preman!” lanjut Bella.Satpam yang baru saja selesai menghadiri apel pagi,
"Jadi, apa rencanamu sekarang?" tanya Sabrina dengan suara lembut, tapi tatapannya memperhatikan setiap gerakan Angeline. Angeline duduk tegak di kursi taman. Jari-jarinya saling bertautan. Dihembuskannya napas berat. "Aku tidak tahu. Aku benar-benar bingung. Kalau dia tidak bersalah, kenapa ada noda lipstik di kerahnya? Tidak mungkin noda itu datang begitu saja."Sabrina menghela napas pelan. Matanya menatap Angeline, penuh pertimbangan. "Lucas itu … pria yang spesial. Dia berbeda dari kebanyakan pria lain."Angeline mengerutkan dahi, kebingungan tergambar jelas di wajahnya. "Spesial karena apa? Perasaan biasa saja." Sabrina tersentak. Pertanyaan itu membuat tubuhnya menegang seketika. Dia tahu, ucapannya tadi adalah sebuah kesalahan besar. Bibirnya terkatup rapat, pikirannya berpacu mencari jalan keluar. Otaknya berputar cepat, dan setelah sepersekian detik, dia menemukan jawaban yang logis. "Karena dia pemilik sasana tinju."Angeline mengangguk pelan, mencoba mencerna penjelasa
Angeline dengan santainya mengenakan bra dan kemudian piyamanya. Dia tidak memedulikan lagi dengan kehadiran Lucas.Lucas pun berusaha sekuat tenaga untuk menahan gairahnya. Dia tidak mau bertengkar hanya karena hasratnya. Sebab hari ini dia telah letih.Lucas melangkah menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur."Parfum siapa ini?" Angeline melipat tangan di depan dada, tatapan tajamnya menghujam Lucas yang baru saja menutup pintu kamar. Dia mencium aroma yang beda dari biasanya.Lucas, yang masih mengenakan kemeja putih rapi, hanya melirik sekilas tanpa menghentikan langkah menuju kamar mandi."Ada bau parfum lain di tubuhmu." Angeline melirik sebal ke arah Lucas.“Parfum apa?” tanya Lucas ringan. Nada acuh yang terlalu santai untuk situasi yang sedang memanas.Angeline mendengus. "Jangan pura-pura bego. Itu bukan parfummu. Dan aku tahu sekali, itu bukan bau parfum laki-laki."Lucas berhenti tepat di depan pintu kamar mandi, punggungnya masih menghadap Angeline. Sek
Si gondrong dengan berani melepaskan tamparan kepada Moretti. Dia berpikir kalau pihak sasana Brotherhood tidak akan menyerah balik karena dia adalah penonton yang telah membayar.Namun ternyata berbeda. Moretti menepis tamparan itu dan membalas menampar.Plaaak!Tamparan dari Moretti cukup keras hingga membuat si gondrong sempoyongan.Melihat temannya ditampar hingga sempoyongan, sepuluh orang yang ada di dekat si gondrong protes.“Apa yang kau lakukan?”“Apa yang aku lakukan? Kenapa tidak bertanya kepadanya apa yang telah dia lakukan?” Moretti menantang balik.Lucas mendekat. Dia tidak mau membuat acara pertamanya di sasana Brotherhood berantakan. Oleh sebab itu, dia ingin menyelesaikan masalah ini baik-baik.“Kalian semua ikut aku. Kita bicarakan masalah ini baik-baik. Aku akan mendengarkan apa yang kalian minta dan mencari solusi terbaiknya,” kata Lucas.Mereka semua yang merupakan anak buah si gondrong, menatap si gondrong untuk menentukan apakah akan ikut dengan Lucas atau tetap
Mendengar jika prosedur musiknya Stella adalah salah satu dari petinggi organisasi mafia Dominus Noctis, membuat Lucas tertarik. Lucas menilai jika dia bisa memanfaatkan Stella untuk mengorek informasi organisasi Dominus Noctis.“Iya, dia adalah salah satu dari mereka. Oleh karenanya, aku tidak bisa berbuat banyak,” kata Stella. Dengan wajah yang penuh penyesalan, dia berkata, “Jika awalnya aku tahu dia itu adalah seorang mafia, aku tidak akan mau bergabung dengannya. Ya, walaupun aku mendapatkan ketenaran ini, tapi aku membatin.”Lucas paham dengan penderitaan yang dialami oleh Stella. Bukan hanya fisik dan materi yang diperas, pasti juga dengan tubuhnya.Lucas merasa iba dengan Stella.“Itu semua sudah terjadi. Kedepannya yang harus dipikirkan. Apakah kamu masih di sana atau tidak, itu tergantung padamu,” kata Lucas.Stella tertawa kecil. Dia menarik napas sambil menebar pandangannya ke segala penjuru ruangan.“Jika semua tergantung padaku, aku sudah keluar dari awal,” ucap Stella
"Ketua, aku bawakan tamu spesial untukmu." Diego mendorong pintu ruang kerja Lucas tanpa permisi, langkahnya santai tapi tegas. Senyum tak lepas dari bibirnya.Lucas, yang sedang bermain ponsel, mengangkat kepala dengan alis sedikit terangkat. Di belakang Diego, seorang wanita melangkah masuk. Langkahnya anggun dan teratur.Lucas jarang kagum dengan wanita, tapi wanita yang bersama Diego beda cerita. Wanita itu punya aura yang sulit dijelaskan. Rambut hitamnya jatuh sempurna di bahu, mata cokelat gelapnya seperti bisa membaca pikiran, dan senyumnya ... tajam tapi manis, seperti jebakan yang sengaja dipasang. Mematikan!"Stella." Suara wanita itu mengalir pelan, tapi cukup membuat suasana ruangan berubah. Dia memperkenalkan diri."Hm," jawab Lucas singkat dan acuh tak acuh, padahal sudut matanya mencuri pandang.Lucas jelas tergoda dengan kecantikan Stella. Namun dia memilih untuk menjaga jarak karena jika terlalu dekat, akan membuat semuanya menjadi repot.Selain akan ada masalah deng
Ketika mereka menoleh kembali, terlihat Solanke sudah tergeletak di lantai dengan kening yang berdarah. Di dekatnya terdapat sebuah pin yang telah berlumur darah.Moretti langsung menoleh ke arah Lucas dan melihat pria itu duduk di atas meja dengan santai.‘Peluru itu tidak mengenainya?’“Mungkin dengan pin itu, kamu mengerti dengan siapa kamu berhadapan sekarang!” ucap Lucas.Solanke yang begitu penasaran dengan Lucas karena bisa dengan mudah menghindari tembakannya, ingin tahu sekali dengan siapa Lucas sebenarnya.Solanke mengambil pin yang tergeletak tidak jauh darinya. Dia mengusap wajah agar darahnya tidak masuk ke mata dan … Duaaar!Solanke sangat terkejut ketika melihat pin legendaris yang selama ini hanya pernah dia lihat dari foto saja.“I-ini … ini pin Raja Mafia? Apakah benar ini adalah milikmu?” tanya sang jenderal bintang 1 itu.“Bagaimana caranya ada di tanganku jika itu bukan milikku?” tanya Lucas sedingin es.Brigjen Solanke terdiam sesaat. Dia bingung harus melakukan
Lim menatap Lucas untuk memperhatikan reaksinya. Dia berharap Lucas takut dan meminta maaf. Dengan begitu, dia tidak perlu repot-repot memanggil brigadir jenderal untuk masalah ini. Sebab, dengan memanggil seorang petugas petinggi polisi, dia harus mengeluarkan sejumlah uang.Namun nampaknya Lucas sama sekali tidak menunjukkan wajah yang takut. Jadi, Lim pun mengangguk kepada asistennya, memberikan isyarat agar melanjutkan teleponnya.Moretti dan Diego menjadi cemas sekarang ini. Berurusan dengan seorang polisi dengan pangkat jenderal, selalu merepotkan.“Kamu saja yang bilang!” seru Moretti dengan bisik-bisik.“Kamu saja! Aku tidak berani,” bisik Diego.Lim melihat apa yang dilakukan oleh Diego dan Moretti. Dia senang dengan reaksi dari keduanya yang menunjukan jika mereka takut.‘Lucas. Kamu juga pasti takut, ‘kan? Kamu hanya berpura-pura tenang saja. Awas kamu! Kalau Brigjen Solanke datang, kamu akan terkencing-kencing!’ kata Lim dalam hati.“Sudah? Kapan dia akan datang? Suruh lan
Matteo menatap Laudrup dalam-dalam. Dia mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan oleh Laudrup ada juga perasaannya. “Ya, baiklah, aku paham kalau kamu butuh waktu untuk memikirkannya,” kata Matteo. “selagi berpikir, carilah rencana lain yang lebih bagus yang bisa menghancurkan mereka dengan lebih cepat.”Laudrup mengangguk sambil berkata, “Terima kasih, Pak Matteo.”“Pak, sebenarnya masalah kita itu adalah Lucas. Dia yang harus disingkirkan. Jika sudah tersingkir, maka secara otomatis, sasana Brotherhood akan hancur. Kamu bisa dengan mudah untuk mengambil alihnya,” kata John, memberikan saran.“Bagaimana caranya menyingkirkan dia? Bukankah kamu sendiri yang mengatakan kalau Lucas memiliki kemampuan ilmu beladiri yang tinggi?” tanya Matteo.John menoleh ke arah Laudrup. Lalu dia berkata, “Mungkin saja Laudrup bisa mengatasinya.”Matteo mengalihkan pandangannya kepada Laudrup. Matteo sendiri tidak yakin dengan kemampuan Laudrup meskipun dia sudah meminta sendiri jika Laudrup memiliki
John tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Lucas. Dia menilai jika Lucas hanya membual saja.Sebagai mantan pemilik sasana Brotherhood, dia sudah khatam seluk beluk dari bisnis ini. Dan royalti sebanyak 10 kali lipat dari nilai kontrak adalah sesuatu yang sangat besar dan keuntungan dari malam pertandingan, tidak pernah mencapai angka tersebut.“Jika tidak menguntungkan, aku tidak akan melanjutkan dan bahkan menambah hiburan yang akan disajikan nanti. Semua itu karena keuntungan kamu yang besar,” kata Lucas dengan senyum tipis yang merekah di pipinya.John melihat ke sekeliling dan dia melihat ada sebuah banner yang cukup besar dengan wajah seorang penyanyi wanita yang sedang naik daun, Stella.‘Bagaimana mungkin bisa? Apakah ada sponsor lain yang membayar besar? Tidak masuk akal!’ John menolak perkataan Lucas jika mereka bisa untung besar.“Tidak mungkin. Sponsor malam pertandingan di sasana Brotherhood datang karena aku. Sekarang aku tidak ada di sana, jadi para sponsor pasti