Share

Bab 43. Dejavu

Penulis: Zhang Mila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pintu lift sudah tertutup. Tapi tangan Langit masih melingkar. Bahkan saat ini sudah melingkar di perut Senja seolah melarangnya untuk pergi.

Langit menarik tubuh Senja kebelakang, sampai tubuhnya sendiri sedikit membentur dinding lift.

Bught!!

Langit kembali meringis.

Senja dengan cepat menggerakkan tubuhnya untuk menoleh ke belakang. "Kamu tidak apa-apa, Mas?" Senja khawatir karena bunyi itu sangat nyaring ketika tubuh Langit membentur dinding lift.

Langit hanya meringis. "Tidak sakit, Sayang. Kami tenang saja."

Lagi-lagi Senja di buat malu oleh panggilan itu. Panggilan yang masih asing di telinganya.

Langit memutar tubuh Senja hingga menatap ke depan. Lalu kembali menariknya dan memeluknya dari belakang.

Wajahnya bertumpu pada bahu Senja. Nampak sangat romantis.

Senja tidak nyaman ketika Langit mengendus leher bagian belakangnya. Yang membuatnya merinding.

"Mas, jangan!!" cegah Senja dengan sedikit mendesah.

Langit tersenyum tipis. "
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 44. Dihina Di Depan Mantan

    "Wah, makanan sebanyak ini siapa yang makan, Mas?" Senja takjub melihat banyaknya makanan yang terhidang di sana. Kalau untuk berdua, mustahil akan menghabiskan dalam waktu singkat. "Ya kita yang menghabiskan. Lalu siapa lagi?" Senja mengerjapkan matanya. Detik kemudian terdengar tawa dari bibir Langit karena melihat ekspresi lucu kekasihnya. Pria itu mendekat dan duduk di samping Senja. "Kita makan yang ingin kita makan saja. Yang lainnya, bisa kamu bawa pulang. Entah kamu makan sama Sisil atau Vivi, itu terserah." "Benarkah?" Mata Senja langsung berbinar mendengarnya. Langit mengangguk. Tanpa sadar ia langsung memeluk Langit yang bisa mengertikan apa yang ia inginkan tanpa diungkapkan. Mereka berdua seperti sudah tau apa yang mereka mau satu sama lain. Setelah itu mereka makan dengan sesekali bercanda. Mereka tampak bahagia sekali. Tak terasa, waktu makan siang telah habis. Senja berniat untuk kembali bekerja tapi Langit melarangnya. Tangannya m

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 45. Bucin Akut

    Sherly berlari sembari menangis keluar dari hotel. Ia sangat kecewa karena calon suaminya masih memendam rasa kepada mantan istrinya. Ia benar-benar marah seolah dipermainkan oleh Han setelah apa yang ia lakukan. Begitu besar rasa cintanya kepada pria itu sampai ia rela menjadi seorang pelakor demi mendapatkan cinta Han seutuhnya. Tapi apa yang ia dapatkan, sebuah kesakitan saat cintanya bertepuk sebelah tangan. "Kamu mau kemana?" Sherly masih tak menghentikan langkahnya. Ia terus berjalan yang hampir sampai di jalan raya. "Jangan gila kamu, Sherly!!" hardik Han saat Sherly akan menyebrang jalan tanpa melihat situasi jalan yang padat dengan kendaraan. "Apa kamu mau mengakhiri hidupmu sekarang?" Han yang sudah menahan tangan Sherly, berhasil membuat wanita itu menghentikan langkahnya. Mendengar kalimat Han, sontak Sherly langsung menatap Han penuh kebencian. "Lalu jika aku mati, apa kamu masih perduli?" "Tentu. Karena kamu adalah calon istriku, She

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 46. Jujur

    "Ka_kamu?" Pria itu tersenyum lebar seraya mengangkat kantong kresek berisi martabak. "Martabak?" Langit mengangguk. Vivi yang mendengar kata martabak, langsung bangkit dan berlari ke depan pintu. "Mana kang martabaknya?" tanyanya dengan antusias. Saat Vivi menoleh, ia langsung kicep, mundur selangkah. Ternyata kang martabak yang dimaksud Senja adalah_ "Pak Langit," Vivi tergagap. Saat sadar, ia langsung mengangguk hormat dengan senyuman paksa. "Mampus aku! Salah lagi!!" rutuk Vivi dalam hati. Jangan sampai sikap kurang ajarnya ini bisa mempengaruhi kinerjanya di hotel. Bisa-bisa ia dipecat. Sedangkan saat Vivi mengatakan kang martabak, Langit menatapnya datar sehingga membuat Vivi sungkan. "Mari, Pak. Silahkan masuk!!" Ketika Vivi hendak membuka lebar pintunya, dengan cepat Senja menahannya. "Eh, kamu mau apa, Vi?" "Pak Langit tamu, Nja. Sudah kewajiban kita untuk menyuruh pak Langit masuk." "Hey, kamu mau digrebek warga di sini karena memasukkan seorang

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 47. penolakan Langit

    Sepanjang perjalanan pulang, Langit senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Hatinya terlalu bahagia sampai membuat bibirnya selalu merekah indah. "Inikah yang dinamakan jatuh cinta? Memang benar apa kata pujangga jika jatuh cinta bisa membuat gila. Dan aku gila karena cinta!!!" serunya di dalam mobil. "Senja, I Love you!!!" serunya lagi sambil berteriak di dalam mobil. Ia membesarkan volume music di dalam mobilnya dan ikut bernyanyi. Seolah tiada alasan baginya untuk tidak berbahagia karena sudah bertemu dengan sang kekasih hati. Setelah sampai di kediamannya, Langit melangkah ringan seraya bersenandung kecil untuk menuju ke kamarnya. "Langit!!" Suara sang mama membuat Langit menghentikan langkahnya tepat di anak tangga pertama. "Mama," kata Langit setelah menolehkan wajahnya. "Dari mana kamu? Kenapa baru pulang?" Kening Langit berkerut. Sejak kapan sang Mama ingin tahu urusannya? Biasanya mamanya itu tidak pernah bertanya ia pulang jam berapa dan

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 48.

    "Bina, Mas Riki?" Senja tidak bisa menahan rasa terkejut dan bahagianya yang bercampur menjadi satu. Pagi-pagi sekali ia mendapatkan kejutan dari Abangnya yang membawa Bina turut serta ke kosannya. Hati ibu mana yang tak bahagia bisa bersua dengan buah hati setelah lama berpisah. Senja langsung menarik Bina dalam pelukannya. Memeluknya erat, melampiaskan segala rindu yang membuncah di hatinya. Berkali-kali ia mengecup puncak kepala Bina. Setelah puas memeluk dan mencium Bina, Senja membuka lebar pintunya dan mempersilahkan mereka berdua masuk. Vivi yang mendengar ada keributan di buat penasaran. Saat tau siapa tamunya yang datang, rasa kantuk seketika hilang. Berganti rasa terkejut yang tak tertahan. "Binaaaaa!!!!" pekiknya antusias ketika melihat bocah gembul nan cantik itu. Baru kemarin Senja menceritakan tentang Bina, sekarang bocah itu muncul di depannya dengan nyata. Vivi melompat ke arah Bina dan langsung memeluk. "Tante rindu ban

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 49. Hot Daddy

    Vivi masih belum bisa menghilangkan tawanya yang menggelegar karena ulah Langit. Sedangkan Langit sendiri memilih cuek dan makan dengan lahapnya. "Vi, sudah deh. Kamu tidak takut di pecat apa? Ganggu mulu dari tadi," tegur Senja yang risih mendengar Vivi tertawa sampai seperti itu. Memang ia juga tertawa. Tapi hanya sebentar. Selanjutnya, hanya ada rasa kasihan ketika menatap Langit. Hatinya tercubit. "Biarkan saja, Sayang. Toh, dia bahagia melihatku tersiksa. Aku ikhlas, asalkan Vivi bahagia," jawabnya enteng. Tidak ada gurat marah dari wajah tampannya. Ia enjoy, dan sesekali ikut tertawa mendengar ejekan Vivi. Wajahnya teduh dan penuh binar bahagia. "Tidak perlu takut aku pecat. Aku senang jika kamu bisa bersikap biasa saja saat aku bersama Senja. Itu lebih baik dari pada terlalu formal. Membuatku tidak nyaman dan merasa seperti bos yang kejam," ucapnya pada Vivi. "Iya. Tapi tidak kurang ajar juga!" Senja juga menambahkan. "Idih. Siapa yang kurang

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 50. Asal Kalian Bahagia

    Dengan bujukan Senja, hanya beberapa bando yang Bina beli pada akhirnya. Senja sendiri sempat berdebat kecil dengan Langit yang bersikukuh akan memberikan semua bando yang diinginkan oleh Bina. Tentu ia sebagai ibu akan melarang itu karena hampir semua koleksi sudah Bina memiliki. Hanya beberapa yang belum dimiliki oleh putrinya dan itu yang ia beli sekarang. Meski begitu, Bina sangat bahagia karena Langit mau membeli untuknya. "Terima kasih, Ayah. Bando-bando yang cantik. Akhirnya Bina memiliki semua koleksinya." Langit berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Bina. Ia mengangkat tangannya dan mengusap puncak kepala Bina dengan penuh perasaan. "Ayah akan menuruti semua yang Bina inginkan. Asalkan Bina bahagia bersama Ayah." Bina mengangguk polos. "Bina sangat bahagia saat bersama Ayah." Cupp.. Bina memberikan kecupan hangat di pipi Langit. Yang sempat membuat Senja maupun Langit terkejut. Sebelumnya Bina tidak pernah berbuat demikian pada orang baru seperti Langit. It

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 51. Patah Hati

    "Senja." Tapi tiba-tiba suara bariton menghentikan segalanya. Reflek keduanya menoleh ke sumber suara. Seketika jantung Senja seakan berhenti berdetak saat itu juga. "Mas Han." Senja sempat terkejut. Setelah itu dia berhasil menormalkan deru hatinya yang sudah bergejolak tak karuan saat melihat mantan suaminya. Senja bangkit dari duduknya. Diikuti oleh Langit. Tangannya di genggam erat oleh pria itu, seolah meminta untuk tetap tenang dalam menghadapi mantan suaminya dan juga mantan sahabatnya. "Kita bertemu lagi, Nja. Bagaimana kabarmu?" tanya Han. Tatapan yang dulu menggebu ingin berpisah, sudah lenyap. Yang ada tatapan teduh seperti sebelum Sherly datang ke kehidupan mereka. "Baik," jawab Senja tanpa menatap ke arah Han. Entah kenapa masih ada rasa benci dan dendam di hatinya pada mantan suaminya. Meski iya sudah ikhlas dengan apa yang terjadi, tapi dendam dalam hatinya masih tersisa di sana. "Mas, ayo kita pergi!!" Senja tidak ing

Bab terbaru

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 109. Ending

    "Kenapa dia cantik sekali saat tidur begini?' tanya Langit dalam hati. Memang Senja terlihat lebih manis dan kalem saat menutup matanya. "Tidak salah aku menjadikanmu istriku, Nja," sambungnya yang lagi-lagi dalam hati saja. Merasakan sapuan lembut di wajahnya, membuat Senja perlahan menggerakkan matanya. Ia menutup mulutnya yang menguap lebar seraya berusaha membuka matanya yang seolah masih merekat. "Nyenyak sekali tidurmu, Sayang. Sampai membuatku harus menunggu lama hanya untuk melihatmu membuka mata untuk pertama kalinya." Suara Langit membuat Senja menoleh ke arah suaminya. "Kamu sudah bangun, Mas?" tanya Senja, menyipitkan kedua matanya yang masih melihat dengan buram. Langit hanya berdehem. Kemudian ia kembali memeluk Senja dengan erat dan membau aroma dari tubuh istrinya yang entah sejak kapan menjadi candu baru baginya. Senja yang mengendus aroma bahaya, berniat bergegas untuk bangkit dari tidurnya. Karena jika tidak, akan ada olahraga lagi menantiny

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 108. Lagi Dan Lagi

    Percintaan yang terjadi di antara mereka beberapa jam yang lalu diakhiri dengan sebuah kecupan yang cukup lama. Rasa lelah dan lega yang semula tertahankan kini sudah tumpah menjadi satu. Ya, dengan susah payah Langit membujuk Senja untuk kembali bertukar keringat di atas ranjang untuk yang kesekian kalinya. Meski sempat mendapatkan penolakan dari Senja dengan alasan lelah, tapi akhirnya Senja menerimanya setelah Langit mengeluarkan dalil-dalil panjang yang membuat Senja berubah pikiran. Dada mereka kembang kempis saling berebut oksigen untuk mengisi paru-parunya agar pernafasan mereka teratur seperti sedia kala. Senyum manis tersungging di sana. Tangan Langit menarik selimut tebal untuk menutupi sebagian tubuhnya dan juga tubuh istrinya. Rasa lelah karena penyatuan yang menguras tenaga, membuat mereka enggan beranjak walau hanya untuk memakai pakaian mereka saja. Mereka lebih memilih mengistirahatkan tubuh mereka. Walau itu tidak mudah karena sisa-sisa kenikmatan

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 107.

    "Sayang, buka pintunya!!" Langit mengetuk pintu dengan lesu. Beberapa kali ia mencoba membuka pintu, tapi terkunci. Langit dibuat frustasi karenanya. Apalagi ketika melihat baju yang dikenakan Senja, ia yakin jika itu sebuah kode dari istrinya. Sekarang, karena kebodohannya, hal ternikmat yang dia idam-idamkan melayang dengan sia-sia. Tubuhnya merosot, terduduk di depan pintu dengan wajah sendu. Jika bisa, ia ingin menangis saat ini. "Sayang!!!" Tangannya mencoba menggapai pintu, tapi tubuhnya sudah lemas. Kepalanya bersandar di daun pintu, matanya terpejam karena rasa lelah yang mendera setelah jutaan bujuk rayuan tidak mempan membuat Senja luluh. Baru saja ia akan menuju ke alam mimpi, terasa pintu tiba-tiba terbuka. Hampir saja tubuh Langit terguling jika saja ia tidak cepat-cepat sadar dan mengendalikan tubuhnya. "Sayang." Langit langsung beranjak berdiri ketika melihat Senja yang sudah berdiri dengan tangan terlipat di dada. Wajahnya belum juga ted

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 106. Diabaikan Langit

    "Ayo buka bajunya. Biar aku periksa." Perkataan Langit itu tentu saja membuat Senja mendelik tak terima. Tangannya langsung menutup area dadanya. "Kamu jangan ngawur ya, Mas!!" Senja menatap galak ketika mendapati tatapan Langit yang mesum. Langit tertawa. Pria itu semakin gemas melihat istrinya. Pletak.. Langit menyentil pelan kening Senja. "Memangnya apa yang kamu pikirkan, Sayang? Aku hanya ingin mengobati lukamu, bukan yang lain." Senja gelagapan. Ternyata Langit salah tangkap atas sikapnya. "Bukan itu, Mas. Tapi aku malu jika harus buka baju. Kamu sendiri tau jika luka itu lebih banyak di dada dan bagian pundakku." Tangannya terangkat dan membelai wajah istrinya. "Tidak usah malu, Sayang. Aku akan lebih senang jika kamu mau menuruti apa yang aku katakan. Semua ini untukmu. Demi kesembuhanmu." Senja terdiam. Benar apa kata suaminya. Luka lebam masih butuh diberi obat agar tidak membengkak. Tapi jujur dia malu jika Langit harus melihat tubuh polosnya. "Aku j

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 105.

    "Kamu sudah yakin akan keputusan kamu, Sayang?" tanya Langit yang tengah duduk di sisi ranjang. Matanya menatap lekat pada sang istri yang tengah berkemas. Senja menatap sekilas, kemudian fokus memasukkan bajunya untuk dimasukkan ke dalam koper. "Aku serius, mas!" "Kamu tega ninggalin Bina?" Gerakan Senja terhenti. Ia menghela nafas panjang. Sebagai ibu Ia pun tidak tega jika harus meninggalkan anaknya yang masih membutuhkan dirinya. Belum juga nanti para omongan tetangga yang mungkin akan menjelekkan suaminya yang dikira ingin ibunya saja tapi anaknya enggan diterima. "Kamu sendiri sudah mendengar ibu berbicara seperti apa tadi pagi. Aku sudah berusaha membawa Bina untuk pergi bersama kita tapi Ibu melarangnya bukan? Lalu aku harus bagaimana, Mas?" Mata Senja mulai berkaca-kaca. Pagi itu setelah sarapan, Senja menemui ibunya secara langsung untuk meminta izin membawa Bina ke rumah yang sudah disiapkan Langit untuknya. Tapi jawaban ibunya sungguh m

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 104. Langsung Sah

    "Saya terima nikahnya dan kawinnya Senja Kamila Binti Ahmad Arhandi dengan mas kawin satu set perhiasan, uang seratus juta dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!!" "Bagaimana para saksi? Sah?" "Saahh!!!" Lantunan doa mengalun merdu mengiringi pergantian status mereka secara agama dan negara. Setelah menggelar acara ijab qobul, mereka melakukan sungkem pada ibu mereka masing-masing. Tangis haru tidak bisa dihindari ketika anak-anak mereka bersimpuh untuk memohon doa restu. Bahkan, Yuke sampai tergugu dalam tangisnya yang sampai membuat beberapa hadirin yang datang ikut menitikkan air mata. Seolah ikut terseret dalam alur penuh keharuan. "Mama, maafkan Langit yang selama ini belum bisa menjadi putra yang baik bagi mama. Belum bisa membahagiakan mama sebagai mestinya. Mah, berilah doa restu untuk Langit, agar Langit bisa mengarungi samudra kehidupan rumah tangga dengan baik bersama wanita pilihan Langit." Jujur, inilah hal yang paling membuat dirinya emosional

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 103. Pergi Melamar

    Senja mendesis ketika pundaknya disentuh oleh Langit. Langit yang penasaran langsung membukanya meski Senja awalnya menolak. Seketika matanya memerah ketika melihat bekas luka yang masih terlihat ada bekas darah. Di periksanya lagi di bagian dada. Seketika giginya bergemelutuk melihat bekas apa yang dilakukan oleh Han. "Apakah ini sakit?" Senja menggelengkan kepala. "Sama sekali tidak, Mas. " "Jangan bohong." Senja terdiam. Lebih sakit ia melihat Langit yang terluka seperti itu. Semenjak kenal dengan Langit, baru kali ini ia melihat Langit yang menahan amarah seperti itu. Ia takut jika dia akan menyakiti Han dan membuat Langit harus terjerat kasus hukum karena dirinya. "Aku mohon, jangan lagi berurusan dengan dia, Mas. Aku takut kamu terjerat hukum karena dia." Senja langsung memeluk Langit dengan erat. Ia berharap pria itu akan mengerti apa yang Ia maksud. Tangan Langit terangkat dan membalas pelukan Senja tak kalah erat. "Dia harus membay

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 102. Han Tertangkap

    Senja memaku ketika melihat seseorang datang menolongnya. Dengan cepat Langit menutup tubuh Senja menggunakan selimut. "Brengsek lo!!" Benji menendang perut Han dengan brutal. Pria yang biasanya kalem, berubah bringas bak hewan buas. Han tak berkutik karena tiba-tiba mendapatkan serangan bertubi-tubi. Sementara Langit melepaskan ikatan tali di kaki dan tangan Senja. Setelah itu mengangkat tubuh calon istrinya untuk keluar dari sana. "Tolong bawa dia pergi, Rik," kata Langit pada Riki. Setelah itu ia langsung berlari menuju ke dalam untuk melampiaskan amarahnya. Mobil polisi datang setelah mobil Senja bergerak pergi meninggalkan tempat kejadian. Di dalam mobil, Senja menangis dalam pelukan Melly. Melly tak kuasa menahan air matanya melihat adik iparnya yang nampak berantakan. Tangan Riki mencengkeram erat kemudinya, merasakan amarah yang membuncah ketika melihat adiknya disakiti untuk yang kedua kali dengan pria yang sama. "Akan aku pastikan dia

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 102. Obsesi Mantan Suami

    Sementara di tempat kerja, perasaan Langit mendadak tidak tenang. Entah kenapa pikirannya hanya tertuju pada Senja. Terlebih pagi ini Senja sama sekali belum menghubunginya sekedar menanyakan sudah sarapan atau belum seperti biasanya. "Bapak kenapa? Atau perlu sesuatu?" tanya Benji yang melihat gelagat Langit yang aneh menurutnya. Langit hanya menggeleng. Lantas ia meraih ponselnya untuk menghubungi Senja sekedar menanyakan kabarnya hari ini agar hatinya bisa kembali tenang. Tapi sayangnya ponsel Senja tidak aktif. "Kenapa ponselnya tidak aktif? Tumben!!" "Kenapa, Pak?" Benji yang tengah duduk di depan Langit mendengarnya bergumam. "Aku telepon Senja tapi kenapa nomornya tidak aktif." "Bapak bisa menghubungi pak Riki untuk menanyakan kabar bu Senja. Siapa tahu Pak Riki bisa menjawab kegelisahan anda hari ini." Langit segera menghubungi Riki untuk menanyakan kabar Senja. Dan Riki mengatakan jika Senja sedang ke pasar serta membawa ponselnya. "Sial, kenapa pe

DMCA.com Protection Status