Home / Pernikahan / Pelakor Itu Sahabatku / Bab 50. Asal Kalian Bahagia

Share

Bab 50. Asal Kalian Bahagia

Author: Zhang Mila
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dengan bujukan Senja, hanya beberapa bando yang Bina beli pada akhirnya. Senja sendiri sempat berdebat kecil dengan Langit yang bersikukuh akan memberikan semua bando yang diinginkan oleh Bina.

Tentu ia sebagai ibu akan melarang itu karena hampir semua koleksi sudah Bina memiliki. Hanya beberapa yang belum dimiliki oleh putrinya dan itu yang ia beli sekarang.

Meski begitu, Bina sangat bahagia karena Langit mau membeli untuknya.

"Terima kasih, Ayah. Bando-bando yang cantik. Akhirnya Bina memiliki semua koleksinya."

Langit berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Bina. Ia mengangkat tangannya dan mengusap puncak kepala Bina dengan penuh perasaan.

"Ayah akan menuruti semua yang Bina inginkan. Asalkan Bina bahagia bersama Ayah."

Bina mengangguk polos. "Bina sangat bahagia saat bersama Ayah."

Cupp..

Bina memberikan kecupan hangat di pipi Langit. Yang sempat membuat Senja maupun Langit terkejut.

Sebelumnya Bina tidak pernah berbuat demikian pada orang baru seperti Langit. It
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 51. Patah Hati

    "Senja." Tapi tiba-tiba suara bariton menghentikan segalanya. Reflek keduanya menoleh ke sumber suara. Seketika jantung Senja seakan berhenti berdetak saat itu juga. "Mas Han." Senja sempat terkejut. Setelah itu dia berhasil menormalkan deru hatinya yang sudah bergejolak tak karuan saat melihat mantan suaminya. Senja bangkit dari duduknya. Diikuti oleh Langit. Tangannya di genggam erat oleh pria itu, seolah meminta untuk tetap tenang dalam menghadapi mantan suaminya dan juga mantan sahabatnya. "Kita bertemu lagi, Nja. Bagaimana kabarmu?" tanya Han. Tatapan yang dulu menggebu ingin berpisah, sudah lenyap. Yang ada tatapan teduh seperti sebelum Sherly datang ke kehidupan mereka. "Baik," jawab Senja tanpa menatap ke arah Han. Entah kenapa masih ada rasa benci dan dendam di hatinya pada mantan suaminya. Meski iya sudah ikhlas dengan apa yang terjadi, tapi dendam dalam hatinya masih tersisa di sana. "Mas, ayo kita pergi!!" Senja tidak ing

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 52.

    Setelah pertemuan dengan Han yang mengharu biru bagi Bina, mereka kembali melanjutkan makan malam bersama. Kebetulan mereka ada di restoran yang sama tapi berbeda tempat duduk. Awalnya Senja tidak ingin makan di sana, tapi Bina terus merengek karena ingin makan sushi seperti temannya di sekolah. Mau tidak mau Senja menurunkan egonya dan menuruti kemauan sang anak walau ia sendiri tidak nyaman saat ini. Ia merasa bahwa mata Han selalu memperhatikan gerak-geriknya, hingga ia tidak leluasa bergerak. Merasa seolah tengah diintai. "Kamu kenapa seperti tidak nyaman begitu?" tanya Langit seraya menggenggam erat tangan Senja. Sejak pesanan mereka datang, Senja tidak tampak terlalu antusias. Hanya Bina dan Vivi dan yang sampai tepuk tangan kegirangan saat melihat dragon sushi pesanan sudah datang. Senja menggeleng dan memaksa senyumnya. Jangan sampai Langit tau apa yang dia rasakan. Bisa-bisa Langit cemburu dan mengajak Han ribut. Langit mendekatkan wajahnya dan

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 53. Adu Domba

    "Apa kamu bilang, janda?" Mama Langit terduduk di sofa dengan lemas. Lututnya bergetar tak karuan ketika mendapatkan informasi jika putra satu-satunya berkencan dengan seorang janda. "Janda beranak satu?" tanya Yuke lagi dengan nada lirih. Ia menghela nafasnya dalam-dalam agar sesak di dadanya sedikit berkurang. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya ketika putranya itu mengabaikan pilihan darinya dan lebih memilih wanita janda beranak satu sebagai kekasihnya. Sedangkan wanita yang ia pilih sudah memenuhi kriteria menantu idaman keluarganya yang berasal dari bibit, bebet, dan bobot dan juga dari keluarga terpandang. "Apakah Langit benar-benar buta saat memilih wanita itu? Atau_" Yuke menoleh ke arah Melly yang duduk di sampingnya dengan wajah bertanya-tanya. "Atau wanita itu memakai pelet untuk menarik simpati anakku?" Melly mengangguk cepat, seolah membenarkan apa yang dipikirkan oleh mama Langit. "Bisa jadi, Tante. Dia itu wanita biasa dan janda b

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 54. Bukan Boneka

    Byur... Senja memejamkan matanya saat merasakan siraman air yang datang dengan tiba-tiba. Botol air mineral itu terjatuh saat dengan senyum puas seorang wanita menyiramkan pada wajahnya. "Kamu yang bernama Senja, bukan?" Senja membuka matanya. Terlihat wanita parubaya dengan rambut tersanggul rapi. Tas branded tergantung di tangannya serta pakaian rapi berharga fantastis. Senja sudah menebak wanita itu siapa. Tapi ia tidak ingin gegabah dalam mengambil tindakan. "Benar. Ada perlu apa ya, Bu?" tanya Senja mencoba berusaha sopan setelah apa yang wanita itu lakukan. Mencoba menekan dalam-dalam gejolak yang ia rasakan. Meski terkesan kurang ajar, tapi wanita itu lebih tua darinya. Mungkin sebaya dengan sang ibu. Sehingga membuatnya harus lebih bersabar. "Pelet apa yang kamu pakai sampai anakku buta seperti itu? Seharusnya kamu sadar diri kamu siapa? Janda beranak satu saja bertingkah. Apa kamu tidak laku di luaran sana sampai anakku kamu goda? Dasar wanita

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 55. Nyaris Menyerah

    Makan siang telah tiba. Rasa was-was menghantui Langit karena kejadian pagi tadi. Ia sudah pasrah jika nantinya Senja menolak datang karena hinaan yang dilayangkan oleh sang mama pada wanita itu. Sebagai anak, ia juga kecewa dengan kelakuan bar-bar mamanya yang membuatnya malu tak karuan. Dengan cemas serta mondar-mandir Langit menunggu kedatangan Senja. Hingga suatu deheman mampu membuat langkahnya terhenti dan wajahnya menoleh. "Senja," Langit bahagia bukan kepalang ketika melihat Senja mau datang makan siang bersamanya terlepas kejadian mengerikan tadi pagi. Senja mengikuti kemana Langit membawanya. Meski ia sampai di restoran ini tidaklah mudah karena di setiap langkahnya terdengar kata-kata sumbang yang menghinanya janda tak berkelas dan sebagainya. Apakah Senja perduli? Meski ia mencoba tak menghiraukan, tapi tetap saja hatinya tergores mendengar hinaan itu. Mereka tidak tau bagaimana ia berjuang dari keterpurukan ketika diselingkuhi dan bercerai.

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 56. Kecelakaan

    Senja hanya bisa duduk terdiam di pinggir trotoar dengan tatapannya kosong. Apa yang ia alami barusan membuat jiwanya terguncang hebat. Bahkan, hanya untuk berdiri saja rasanya lemas bagai tak bertulang. Bagaimana tidak, dia hampir saja menjadi korban tabrakan jika saja Riki tidak menarik tangannya, hingga membuatnya lolos dari maut yang mengintai. Luka lecet di kaki tidak ia rasakan. Suara mobil yang menabrak pembatas jalan masih terngiang di telinganya. Membuatnya merinding seakan tidak percaya jika Tuhan masih melindunginya. Lamunannya tersentak saat mendengar suara pria yang tengah berusaha membelah kerumunan yang mengepung tubuh Senja. "Senja, kamu tidak apa-apa, Sayang?" Langit tiba-tiba datang dan dengan raut wajah cemas dan penuh rasa khawatir. Senja hanya membisu. Sorot matanya menerangkan segalanya. Langit memeluk tubuh Senja erat setelah mendapatkan kabar dari Riki yang mengatakan Senja yang hampir celaka. Seketika jantungnya berhent

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 57. Salah Paham

    Cup... "Apa yang kalian lakukan??" Tiba-tiba suara mengagetkan mereka. Sontak Senja langsung mendorong tubuh Langit menjauh. Ia menarik kakinya yang berada dipangkuan Langit dengan serampangan dan menjatuhkannya begitu saja. Sungguh, jantungnya berdetak tak karuan setelah ketahuan. "Vivi. Kamu baru pulang?" Senja tersenyum pelik untuk menyembunyikan rasa gugup yang luar biasa. Ia tidak ingin Vivi salah paham dengannya. Vivi melangkah mendekat dan duduk di depan sofa yang di duduki keduanya. Matanya memicing penuh curiga pada Senja dan Langit secara bergantian. "Kalian tadi ngapain?" "Ciuman.." "Kelilipan." Bersamaan mereka menjawab tapi dengan jawaban yang berbeda. Plak... Senja memukul lengan Langit karena jawaban ngawurnya. Memang jawaban jujur, tapi tak seharusnya Langit mengatakan itu pada Vivi. Itu privasi mereka berdua. Makin memicing tajam mata Vivi menatap Senja. "Kalian ciuman? Di depan aku?" "Lagian siapa yang menyuruh kam

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 58. Karma Instan

    Vivi masih menekuk wajahnya tak bersahabat. Tuduhan Benji masih saja terngiang di otaknya. Sebagai seorang wanita, tentu ia tersinggung dituduh seperti itu. Padahal, ia tidak seperti yang dituduhkan. Pesanan mereka datang. Seperti biasa saat sedang berkunjung, Vivi memesan ayam goreng paha yang menjadi favoritnya. Saking seringnya makan di sana, sang penjual sampai hafal menu yang selalu ia beli. Matanya langsung berbinar melihat paha ayam yang besar dan sambal serta lalapan yang menggoda iman. Setelah berdoa dan cuci tangan, ia langsung melahap makanan itu ke dalam mulutnya. Rasa nikmat makanan itu, mampu membuat rasa kesalnya perlahan surut di hatinya. Tapi tidak ketika melirik Benji, rasa tak sukanya pada Benji semakin bertambah sejak hari ini. Dan mulai dari detik ini, Benji masuk dalam daftar pria yang tidak ingin dia kenal selama dalam hidupnya. "Mau nambah?" tanya Benji tiba-tiba di sela makannya. Melihat Vivi yang makan dengan lahap, membuat nafsu maka

Latest chapter

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 109. Ending

    "Kenapa dia cantik sekali saat tidur begini?' tanya Langit dalam hati. Memang Senja terlihat lebih manis dan kalem saat menutup matanya. "Tidak salah aku menjadikanmu istriku, Nja," sambungnya yang lagi-lagi dalam hati saja. Merasakan sapuan lembut di wajahnya, membuat Senja perlahan menggerakkan matanya. Ia menutup mulutnya yang menguap lebar seraya berusaha membuka matanya yang seolah masih merekat. "Nyenyak sekali tidurmu, Sayang. Sampai membuatku harus menunggu lama hanya untuk melihatmu membuka mata untuk pertama kalinya." Suara Langit membuat Senja menoleh ke arah suaminya. "Kamu sudah bangun, Mas?" tanya Senja, menyipitkan kedua matanya yang masih melihat dengan buram. Langit hanya berdehem. Kemudian ia kembali memeluk Senja dengan erat dan membau aroma dari tubuh istrinya yang entah sejak kapan menjadi candu baru baginya. Senja yang mengendus aroma bahaya, berniat bergegas untuk bangkit dari tidurnya. Karena jika tidak, akan ada olahraga lagi menantiny

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 108. Lagi Dan Lagi

    Percintaan yang terjadi di antara mereka beberapa jam yang lalu diakhiri dengan sebuah kecupan yang cukup lama. Rasa lelah dan lega yang semula tertahankan kini sudah tumpah menjadi satu. Ya, dengan susah payah Langit membujuk Senja untuk kembali bertukar keringat di atas ranjang untuk yang kesekian kalinya. Meski sempat mendapatkan penolakan dari Senja dengan alasan lelah, tapi akhirnya Senja menerimanya setelah Langit mengeluarkan dalil-dalil panjang yang membuat Senja berubah pikiran. Dada mereka kembang kempis saling berebut oksigen untuk mengisi paru-parunya agar pernafasan mereka teratur seperti sedia kala. Senyum manis tersungging di sana. Tangan Langit menarik selimut tebal untuk menutupi sebagian tubuhnya dan juga tubuh istrinya. Rasa lelah karena penyatuan yang menguras tenaga, membuat mereka enggan beranjak walau hanya untuk memakai pakaian mereka saja. Mereka lebih memilih mengistirahatkan tubuh mereka. Walau itu tidak mudah karena sisa-sisa kenikmatan

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 107.

    "Sayang, buka pintunya!!" Langit mengetuk pintu dengan lesu. Beberapa kali ia mencoba membuka pintu, tapi terkunci. Langit dibuat frustasi karenanya. Apalagi ketika melihat baju yang dikenakan Senja, ia yakin jika itu sebuah kode dari istrinya. Sekarang, karena kebodohannya, hal ternikmat yang dia idam-idamkan melayang dengan sia-sia. Tubuhnya merosot, terduduk di depan pintu dengan wajah sendu. Jika bisa, ia ingin menangis saat ini. "Sayang!!!" Tangannya mencoba menggapai pintu, tapi tubuhnya sudah lemas. Kepalanya bersandar di daun pintu, matanya terpejam karena rasa lelah yang mendera setelah jutaan bujuk rayuan tidak mempan membuat Senja luluh. Baru saja ia akan menuju ke alam mimpi, terasa pintu tiba-tiba terbuka. Hampir saja tubuh Langit terguling jika saja ia tidak cepat-cepat sadar dan mengendalikan tubuhnya. "Sayang." Langit langsung beranjak berdiri ketika melihat Senja yang sudah berdiri dengan tangan terlipat di dada. Wajahnya belum juga ted

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 106. Diabaikan Langit

    "Ayo buka bajunya. Biar aku periksa." Perkataan Langit itu tentu saja membuat Senja mendelik tak terima. Tangannya langsung menutup area dadanya. "Kamu jangan ngawur ya, Mas!!" Senja menatap galak ketika mendapati tatapan Langit yang mesum. Langit tertawa. Pria itu semakin gemas melihat istrinya. Pletak.. Langit menyentil pelan kening Senja. "Memangnya apa yang kamu pikirkan, Sayang? Aku hanya ingin mengobati lukamu, bukan yang lain." Senja gelagapan. Ternyata Langit salah tangkap atas sikapnya. "Bukan itu, Mas. Tapi aku malu jika harus buka baju. Kamu sendiri tau jika luka itu lebih banyak di dada dan bagian pundakku." Tangannya terangkat dan membelai wajah istrinya. "Tidak usah malu, Sayang. Aku akan lebih senang jika kamu mau menuruti apa yang aku katakan. Semua ini untukmu. Demi kesembuhanmu." Senja terdiam. Benar apa kata suaminya. Luka lebam masih butuh diberi obat agar tidak membengkak. Tapi jujur dia malu jika Langit harus melihat tubuh polosnya. "Aku j

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 105.

    "Kamu sudah yakin akan keputusan kamu, Sayang?" tanya Langit yang tengah duduk di sisi ranjang. Matanya menatap lekat pada sang istri yang tengah berkemas. Senja menatap sekilas, kemudian fokus memasukkan bajunya untuk dimasukkan ke dalam koper. "Aku serius, mas!" "Kamu tega ninggalin Bina?" Gerakan Senja terhenti. Ia menghela nafas panjang. Sebagai ibu Ia pun tidak tega jika harus meninggalkan anaknya yang masih membutuhkan dirinya. Belum juga nanti para omongan tetangga yang mungkin akan menjelekkan suaminya yang dikira ingin ibunya saja tapi anaknya enggan diterima. "Kamu sendiri sudah mendengar ibu berbicara seperti apa tadi pagi. Aku sudah berusaha membawa Bina untuk pergi bersama kita tapi Ibu melarangnya bukan? Lalu aku harus bagaimana, Mas?" Mata Senja mulai berkaca-kaca. Pagi itu setelah sarapan, Senja menemui ibunya secara langsung untuk meminta izin membawa Bina ke rumah yang sudah disiapkan Langit untuknya. Tapi jawaban ibunya sungguh m

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 104. Langsung Sah

    "Saya terima nikahnya dan kawinnya Senja Kamila Binti Ahmad Arhandi dengan mas kawin satu set perhiasan, uang seratus juta dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!!" "Bagaimana para saksi? Sah?" "Saahh!!!" Lantunan doa mengalun merdu mengiringi pergantian status mereka secara agama dan negara. Setelah menggelar acara ijab qobul, mereka melakukan sungkem pada ibu mereka masing-masing. Tangis haru tidak bisa dihindari ketika anak-anak mereka bersimpuh untuk memohon doa restu. Bahkan, Yuke sampai tergugu dalam tangisnya yang sampai membuat beberapa hadirin yang datang ikut menitikkan air mata. Seolah ikut terseret dalam alur penuh keharuan. "Mama, maafkan Langit yang selama ini belum bisa menjadi putra yang baik bagi mama. Belum bisa membahagiakan mama sebagai mestinya. Mah, berilah doa restu untuk Langit, agar Langit bisa mengarungi samudra kehidupan rumah tangga dengan baik bersama wanita pilihan Langit." Jujur, inilah hal yang paling membuat dirinya emosional

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 103. Pergi Melamar

    Senja mendesis ketika pundaknya disentuh oleh Langit. Langit yang penasaran langsung membukanya meski Senja awalnya menolak. Seketika matanya memerah ketika melihat bekas luka yang masih terlihat ada bekas darah. Di periksanya lagi di bagian dada. Seketika giginya bergemelutuk melihat bekas apa yang dilakukan oleh Han. "Apakah ini sakit?" Senja menggelengkan kepala. "Sama sekali tidak, Mas. " "Jangan bohong." Senja terdiam. Lebih sakit ia melihat Langit yang terluka seperti itu. Semenjak kenal dengan Langit, baru kali ini ia melihat Langit yang menahan amarah seperti itu. Ia takut jika dia akan menyakiti Han dan membuat Langit harus terjerat kasus hukum karena dirinya. "Aku mohon, jangan lagi berurusan dengan dia, Mas. Aku takut kamu terjerat hukum karena dia." Senja langsung memeluk Langit dengan erat. Ia berharap pria itu akan mengerti apa yang Ia maksud. Tangan Langit terangkat dan membalas pelukan Senja tak kalah erat. "Dia harus membay

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 102. Han Tertangkap

    Senja memaku ketika melihat seseorang datang menolongnya. Dengan cepat Langit menutup tubuh Senja menggunakan selimut. "Brengsek lo!!" Benji menendang perut Han dengan brutal. Pria yang biasanya kalem, berubah bringas bak hewan buas. Han tak berkutik karena tiba-tiba mendapatkan serangan bertubi-tubi. Sementara Langit melepaskan ikatan tali di kaki dan tangan Senja. Setelah itu mengangkat tubuh calon istrinya untuk keluar dari sana. "Tolong bawa dia pergi, Rik," kata Langit pada Riki. Setelah itu ia langsung berlari menuju ke dalam untuk melampiaskan amarahnya. Mobil polisi datang setelah mobil Senja bergerak pergi meninggalkan tempat kejadian. Di dalam mobil, Senja menangis dalam pelukan Melly. Melly tak kuasa menahan air matanya melihat adik iparnya yang nampak berantakan. Tangan Riki mencengkeram erat kemudinya, merasakan amarah yang membuncah ketika melihat adiknya disakiti untuk yang kedua kali dengan pria yang sama. "Akan aku pastikan dia

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 102. Obsesi Mantan Suami

    Sementara di tempat kerja, perasaan Langit mendadak tidak tenang. Entah kenapa pikirannya hanya tertuju pada Senja. Terlebih pagi ini Senja sama sekali belum menghubunginya sekedar menanyakan sudah sarapan atau belum seperti biasanya. "Bapak kenapa? Atau perlu sesuatu?" tanya Benji yang melihat gelagat Langit yang aneh menurutnya. Langit hanya menggeleng. Lantas ia meraih ponselnya untuk menghubungi Senja sekedar menanyakan kabarnya hari ini agar hatinya bisa kembali tenang. Tapi sayangnya ponsel Senja tidak aktif. "Kenapa ponselnya tidak aktif? Tumben!!" "Kenapa, Pak?" Benji yang tengah duduk di depan Langit mendengarnya bergumam. "Aku telepon Senja tapi kenapa nomornya tidak aktif." "Bapak bisa menghubungi pak Riki untuk menanyakan kabar bu Senja. Siapa tahu Pak Riki bisa menjawab kegelisahan anda hari ini." Langit segera menghubungi Riki untuk menanyakan kabar Senja. Dan Riki mengatakan jika Senja sedang ke pasar serta membawa ponselnya. "Sial, kenapa pe

DMCA.com Protection Status