Beranda / Pernikahan / Pelakor Itu Sahabatku / Bab 106. Diabaikan Langit

Share

Bab 106. Diabaikan Langit

Penulis: Zhang Mila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-08 02:33:07

"Ayo buka bajunya. Biar aku periksa." Perkataan Langit itu tentu saja membuat Senja mendelik tak terima.

Tangannya langsung menutup area dadanya.

"Kamu jangan ngawur ya, Mas!!" Senja menatap galak ketika mendapati tatapan Langit yang mesum.

Langit tertawa. Pria itu semakin gemas melihat istrinya.

Pletak..

Langit menyentil pelan kening Senja. "Memangnya apa yang kamu pikirkan, Sayang? Aku hanya ingin mengobati lukamu, bukan yang lain."

Senja gelagapan. Ternyata Langit salah tangkap atas sikapnya.

"Bukan itu, Mas. Tapi aku malu jika harus buka baju. Kamu sendiri tau jika luka itu lebih banyak di dada dan bagian pundakku."

Tangannya terangkat dan membelai wajah istrinya. "Tidak usah malu, Sayang. Aku akan lebih senang jika kamu mau menuruti apa yang aku katakan. Semua ini untukmu. Demi kesembuhanmu."

Senja terdiam. Benar apa kata suaminya. Luka lebam masih butuh diberi obat agar tidak membengkak. Tapi jujur dia malu jika Langit harus melihat tubuh polosnya.

"Aku j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 107.

    "Sayang, buka pintunya!!" Langit mengetuk pintu dengan lesu. Beberapa kali ia mencoba membuka pintu, tapi terkunci. Langit dibuat frustasi karenanya. Apalagi ketika melihat baju yang dikenakan Senja, ia yakin jika itu sebuah kode dari istrinya. Sekarang, karena kebodohannya, hal ternikmat yang dia idam-idamkan melayang dengan sia-sia. Tubuhnya merosot, terduduk di depan pintu dengan wajah sendu. Jika bisa, ia ingin menangis saat ini. "Sayang!!!" Tangannya mencoba menggapai pintu, tapi tubuhnya sudah lemas. Kepalanya bersandar di daun pintu, matanya terpejam karena rasa lelah yang mendera setelah jutaan bujuk rayuan tidak mempan membuat Senja luluh. Baru saja ia akan menuju ke alam mimpi, terasa pintu tiba-tiba terbuka. Hampir saja tubuh Langit terguling jika saja ia tidak cepat-cepat sadar dan mengendalikan tubuhnya. "Sayang." Langit langsung beranjak berdiri ketika melihat Senja yang sudah berdiri dengan tangan terlipat di dada. Wajahnya belum juga ted

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 108. Lagi Dan Lagi

    Percintaan yang terjadi di antara mereka beberapa jam yang lalu diakhiri dengan sebuah kecupan yang cukup lama. Rasa lelah dan lega yang semula tertahankan kini sudah tumpah menjadi satu. Ya, dengan susah payah Langit membujuk Senja untuk kembali bertukar keringat di atas ranjang untuk yang kesekian kalinya. Meski sempat mendapatkan penolakan dari Senja dengan alasan lelah, tapi akhirnya Senja menerimanya setelah Langit mengeluarkan dalil-dalil panjang yang membuat Senja berubah pikiran. Dada mereka kembang kempis saling berebut oksigen untuk mengisi paru-parunya agar pernafasan mereka teratur seperti sedia kala. Senyum manis tersungging di sana. Tangan Langit menarik selimut tebal untuk menutupi sebagian tubuhnya dan juga tubuh istrinya. Rasa lelah karena penyatuan yang menguras tenaga, membuat mereka enggan beranjak walau hanya untuk memakai pakaian mereka saja. Mereka lebih memilih mengistirahatkan tubuh mereka. Walau itu tidak mudah karena sisa-sisa kenikmatan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 109. Ending

    "Kenapa dia cantik sekali saat tidur begini?' tanya Langit dalam hati. Memang Senja terlihat lebih manis dan kalem saat menutup matanya. "Tidak salah aku menjadikanmu istriku, Nja," sambungnya yang lagi-lagi dalam hati saja. Merasakan sapuan lembut di wajahnya, membuat Senja perlahan menggerakkan matanya. Ia menutup mulutnya yang menguap lebar seraya berusaha membuka matanya yang seolah masih merekat. "Nyenyak sekali tidurmu, Sayang. Sampai membuatku harus menunggu lama hanya untuk melihatmu membuka mata untuk pertama kalinya." Suara Langit membuat Senja menoleh ke arah suaminya. "Kamu sudah bangun, Mas?" tanya Senja, menyipitkan kedua matanya yang masih melihat dengan buram. Langit hanya berdehem. Kemudian ia kembali memeluk Senja dengan erat dan membau aroma dari tubuh istrinya yang entah sejak kapan menjadi candu baru baginya. Senja yang mengendus aroma bahaya, berniat bergegas untuk bangkit dari tidurnya. Karena jika tidak, akan ada olahraga lagi menantiny

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 1. Curiga

    "Iya, sayang. Aku juga merindukanmu. Kamu sabar, ya. Sebentar lagi kita akan bertemu." Deg.. Langkahnya terhenti karena mendengar kalimat suaminya yang seketika membuat darahnya berhenti mengalir. "Sa-sayang?!" Senja masih tak percaya dengan apa yang dia dengar. Ia baru menyadari jika ada yang tidak beres dengan suaminya saat ini. Karena selama ini suaminya selalu mengangkat telepon meskipun berada disampingnya. Dengan lancang dia menguping kembali pembicaraan sang suami karena rasa penasaran menyergapnya. Apalagi panggilan sayang masih membekas di ingatannya. "Dengan siapa Mas Han berbicara?" batin Senja yang masih menguping di sana. Dia bersembunyi dibalik korden yang biasanya menutup pintu balkon. "Iya, Sayang," ucap Han di sela tawanya. Mata Senja membulat sempurna ketika mendengar Han kembali memanggil sayang dengan lawan bicaranya. Senja meremas dadanya yang tiba-tiba sesak. Air matanya luruh begitu saja saat mendengar percakapannya suam

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • Pelakor Itu Sahabatku    bab 2. Penolong

    Dia adalah Sherly, sahabat baik Senja selama ini. Sherly berkerja sebagai model majalah dewasa. Bukan hanya cantik, tubuh Sherly juga molek berisi. Jadi tidak heran jika dia sering menjadi model pria dewasa. "I_itu 'kan Sherly," tunjuk Senja pada wanita yang memakai gaun merah dengan potongan leher rendah yang hampir menyembul buah dadanya. Panjang gaunnya pun hanya sebatas lutut dan terlihat ketat. "Ngapain dia di sini?" Riki mulai curiga. Apalagi Sherly terlihat melangkah menghampiri mobil Han yang terparkir tak jauh dari tempat mereka sekarang. "Mungkin ada kerjaan, Mas." Senja sempat curiga, tapi ia tidak boleh gegabah. Siapa tau mereka berdua terlibat kerja sama. Senja mencoba mengenyahkan pikiran buruknya. Matanya masih fokus melihat interaksi keduanya. "Kita tunggu saja." Ketika Senja berniat akan turun dari mobil, dengan cepat Riki meraih lengannya untuk menghentikan niat Senja. "Kenapa kamu melarangku, Mas? Aku ingin menghampiri mereka berdua,"

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Pelakor Itu Sahabatku    bab 3. Pria Misterius

    Senja mendongak menatap pria itu. Tapi detik kemudian ia menunduk saat mata mereka saling bertabrakan. Merasa tidak sopan. Perlahan Senja bangkit di bantu oleh Riki. Ada kekuatan entah dari mana yang membuat ia kuat menghadapi kenyataan hidupnya. "Terima kasih tuan sudah membantu saya mendapatkan kunci itu," lirih Senja seraya tetap menunduk. Hanya kalimat itu yang bisa ia katakan untuk membalas kebaikan pria di depannya saat ini. Malu jika harus menangis di depan pria yang sudah menolongnya. Jangan sampai pertolongan pria itu terasa sia-sia saat ia terlihat lemah melawan suaminya "Hemm.. Jadilah wanita kuat. Pria brengsek seperti dia tidak pantas mendapatkan air mata tulus dari wanita sepertimu. Lepaskan. Penghianat seperti mereka pantas untuk bersama. Sama-sama sampah dan tidak berguna." Kalimat Langit menjadi tamparan bagi Senja. Ya. Han memang tidak pantas untuk di tangisi. Penghianat seperti mereka harusnya di kasih pelajaran agar lebih tau diri. Sampah memang harus dibu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 4. Pagar Makan Tanaman

    Sherly tergagap mendapati Senja yang sudah berada di depannya saat ini. Sesungguhnya dia terkejut, tapi dengan cepat dia berusaha menguasai rasa terkejutnya dan memasang wajah pura-pura berdosa. Ketika Sherly melangkahkan kakinya untuk mendekati Senja, seketika Senja mengangkat tangannya. "Stopp!! Jangan mendekat. Aku tidak sudi di sentuh wanita pelakor sepertimu, Sherly!" sentak Senja dengan suara tercekat. Hatinya masih berusaha kuat untuk melihat cobaan yang mungkin akan lebih dahsyat. Tangan Riki terkepal kuat. Rahangnya mengeras mendapati kenyataan pahit tentang rumah tangga adiknya. Yang ia lakukan saat ini hanya menunggu kemunculan pria yang mengaku mencintai adiknya itu. Rasanya ia ingin melibas habis pria itu sampai babak belur. "Senja, i_ini," Bahkan Sherly pun tak bisa menyangkal apa yang dilakukannya sekarang. Sekuat tenaga dia mengeluarkan suara, yang ada suaranya seperti tercekat di tenggorokan. Mereka hanya saling menatap, mematung di depan pintu denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 5. Alasan Selingkuh

    "Jawab, Mas!!" "Karena aku tidak mencintai kamu lagi, Nja," jawab Han langsung tanpa memikirkan perasaannya. "Tapi kenapa kamu tidak mencintaiku lagi, Mas? Apa salahku?" Han menggelengkan kepalanya. "Kamu terlalu kekanak-kanakan. Kamu terlalu manja, dan kamu sangat lempeng, Nja. Tidak ada tantangan baru dalam hubungan kita. Membuat aku bosan hidup bersamamu." Jeder.. Bagai tersambar petir rasanya saat mendengar kalimat yang terlontar dari mulut suaminya. Selama ini suaminya selalu mengagungkan rasa cinta kepadanya. Selalu memuji akan kebaikan dan kelembutannya. Tapi kenapa sekarang sikap lembut dan kebaikannya malah dibalas dengan air tuba? Kembali, Riki langsung menindih tubuh Han dan memukulnya dengan brutal. Sungguh, ia ingin membunuh Han saat ini juga dengan tangannya sendiri. Hatinya mendidih mendengar hinaan yang Han lontarkan pada adiknya. Padahal ia tahu betul perjuangan adiknya untuk membahagiakan Han sangat tidak bisa di lupakan begitu saja. "Brengsek kamu, Han!! Ji

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26

Bab terbaru

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 109. Ending

    "Kenapa dia cantik sekali saat tidur begini?' tanya Langit dalam hati. Memang Senja terlihat lebih manis dan kalem saat menutup matanya. "Tidak salah aku menjadikanmu istriku, Nja," sambungnya yang lagi-lagi dalam hati saja. Merasakan sapuan lembut di wajahnya, membuat Senja perlahan menggerakkan matanya. Ia menutup mulutnya yang menguap lebar seraya berusaha membuka matanya yang seolah masih merekat. "Nyenyak sekali tidurmu, Sayang. Sampai membuatku harus menunggu lama hanya untuk melihatmu membuka mata untuk pertama kalinya." Suara Langit membuat Senja menoleh ke arah suaminya. "Kamu sudah bangun, Mas?" tanya Senja, menyipitkan kedua matanya yang masih melihat dengan buram. Langit hanya berdehem. Kemudian ia kembali memeluk Senja dengan erat dan membau aroma dari tubuh istrinya yang entah sejak kapan menjadi candu baru baginya. Senja yang mengendus aroma bahaya, berniat bergegas untuk bangkit dari tidurnya. Karena jika tidak, akan ada olahraga lagi menantiny

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 108. Lagi Dan Lagi

    Percintaan yang terjadi di antara mereka beberapa jam yang lalu diakhiri dengan sebuah kecupan yang cukup lama. Rasa lelah dan lega yang semula tertahankan kini sudah tumpah menjadi satu. Ya, dengan susah payah Langit membujuk Senja untuk kembali bertukar keringat di atas ranjang untuk yang kesekian kalinya. Meski sempat mendapatkan penolakan dari Senja dengan alasan lelah, tapi akhirnya Senja menerimanya setelah Langit mengeluarkan dalil-dalil panjang yang membuat Senja berubah pikiran. Dada mereka kembang kempis saling berebut oksigen untuk mengisi paru-parunya agar pernafasan mereka teratur seperti sedia kala. Senyum manis tersungging di sana. Tangan Langit menarik selimut tebal untuk menutupi sebagian tubuhnya dan juga tubuh istrinya. Rasa lelah karena penyatuan yang menguras tenaga, membuat mereka enggan beranjak walau hanya untuk memakai pakaian mereka saja. Mereka lebih memilih mengistirahatkan tubuh mereka. Walau itu tidak mudah karena sisa-sisa kenikmatan

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 107.

    "Sayang, buka pintunya!!" Langit mengetuk pintu dengan lesu. Beberapa kali ia mencoba membuka pintu, tapi terkunci. Langit dibuat frustasi karenanya. Apalagi ketika melihat baju yang dikenakan Senja, ia yakin jika itu sebuah kode dari istrinya. Sekarang, karena kebodohannya, hal ternikmat yang dia idam-idamkan melayang dengan sia-sia. Tubuhnya merosot, terduduk di depan pintu dengan wajah sendu. Jika bisa, ia ingin menangis saat ini. "Sayang!!!" Tangannya mencoba menggapai pintu, tapi tubuhnya sudah lemas. Kepalanya bersandar di daun pintu, matanya terpejam karena rasa lelah yang mendera setelah jutaan bujuk rayuan tidak mempan membuat Senja luluh. Baru saja ia akan menuju ke alam mimpi, terasa pintu tiba-tiba terbuka. Hampir saja tubuh Langit terguling jika saja ia tidak cepat-cepat sadar dan mengendalikan tubuhnya. "Sayang." Langit langsung beranjak berdiri ketika melihat Senja yang sudah berdiri dengan tangan terlipat di dada. Wajahnya belum juga ted

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 106. Diabaikan Langit

    "Ayo buka bajunya. Biar aku periksa." Perkataan Langit itu tentu saja membuat Senja mendelik tak terima. Tangannya langsung menutup area dadanya. "Kamu jangan ngawur ya, Mas!!" Senja menatap galak ketika mendapati tatapan Langit yang mesum. Langit tertawa. Pria itu semakin gemas melihat istrinya. Pletak.. Langit menyentil pelan kening Senja. "Memangnya apa yang kamu pikirkan, Sayang? Aku hanya ingin mengobati lukamu, bukan yang lain." Senja gelagapan. Ternyata Langit salah tangkap atas sikapnya. "Bukan itu, Mas. Tapi aku malu jika harus buka baju. Kamu sendiri tau jika luka itu lebih banyak di dada dan bagian pundakku." Tangannya terangkat dan membelai wajah istrinya. "Tidak usah malu, Sayang. Aku akan lebih senang jika kamu mau menuruti apa yang aku katakan. Semua ini untukmu. Demi kesembuhanmu." Senja terdiam. Benar apa kata suaminya. Luka lebam masih butuh diberi obat agar tidak membengkak. Tapi jujur dia malu jika Langit harus melihat tubuh polosnya. "Aku j

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 105.

    "Kamu sudah yakin akan keputusan kamu, Sayang?" tanya Langit yang tengah duduk di sisi ranjang. Matanya menatap lekat pada sang istri yang tengah berkemas. Senja menatap sekilas, kemudian fokus memasukkan bajunya untuk dimasukkan ke dalam koper. "Aku serius, mas!" "Kamu tega ninggalin Bina?" Gerakan Senja terhenti. Ia menghela nafas panjang. Sebagai ibu Ia pun tidak tega jika harus meninggalkan anaknya yang masih membutuhkan dirinya. Belum juga nanti para omongan tetangga yang mungkin akan menjelekkan suaminya yang dikira ingin ibunya saja tapi anaknya enggan diterima. "Kamu sendiri sudah mendengar ibu berbicara seperti apa tadi pagi. Aku sudah berusaha membawa Bina untuk pergi bersama kita tapi Ibu melarangnya bukan? Lalu aku harus bagaimana, Mas?" Mata Senja mulai berkaca-kaca. Pagi itu setelah sarapan, Senja menemui ibunya secara langsung untuk meminta izin membawa Bina ke rumah yang sudah disiapkan Langit untuknya. Tapi jawaban ibunya sungguh m

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 104. Langsung Sah

    "Saya terima nikahnya dan kawinnya Senja Kamila Binti Ahmad Arhandi dengan mas kawin satu set perhiasan, uang seratus juta dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!!" "Bagaimana para saksi? Sah?" "Saahh!!!" Lantunan doa mengalun merdu mengiringi pergantian status mereka secara agama dan negara. Setelah menggelar acara ijab qobul, mereka melakukan sungkem pada ibu mereka masing-masing. Tangis haru tidak bisa dihindari ketika anak-anak mereka bersimpuh untuk memohon doa restu. Bahkan, Yuke sampai tergugu dalam tangisnya yang sampai membuat beberapa hadirin yang datang ikut menitikkan air mata. Seolah ikut terseret dalam alur penuh keharuan. "Mama, maafkan Langit yang selama ini belum bisa menjadi putra yang baik bagi mama. Belum bisa membahagiakan mama sebagai mestinya. Mah, berilah doa restu untuk Langit, agar Langit bisa mengarungi samudra kehidupan rumah tangga dengan baik bersama wanita pilihan Langit." Jujur, inilah hal yang paling membuat dirinya emosional

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 103. Pergi Melamar

    Senja mendesis ketika pundaknya disentuh oleh Langit. Langit yang penasaran langsung membukanya meski Senja awalnya menolak. Seketika matanya memerah ketika melihat bekas luka yang masih terlihat ada bekas darah. Di periksanya lagi di bagian dada. Seketika giginya bergemelutuk melihat bekas apa yang dilakukan oleh Han. "Apakah ini sakit?" Senja menggelengkan kepala. "Sama sekali tidak, Mas. " "Jangan bohong." Senja terdiam. Lebih sakit ia melihat Langit yang terluka seperti itu. Semenjak kenal dengan Langit, baru kali ini ia melihat Langit yang menahan amarah seperti itu. Ia takut jika dia akan menyakiti Han dan membuat Langit harus terjerat kasus hukum karena dirinya. "Aku mohon, jangan lagi berurusan dengan dia, Mas. Aku takut kamu terjerat hukum karena dia." Senja langsung memeluk Langit dengan erat. Ia berharap pria itu akan mengerti apa yang Ia maksud. Tangan Langit terangkat dan membalas pelukan Senja tak kalah erat. "Dia harus membay

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 102. Han Tertangkap

    Senja memaku ketika melihat seseorang datang menolongnya. Dengan cepat Langit menutup tubuh Senja menggunakan selimut. "Brengsek lo!!" Benji menendang perut Han dengan brutal. Pria yang biasanya kalem, berubah bringas bak hewan buas. Han tak berkutik karena tiba-tiba mendapatkan serangan bertubi-tubi. Sementara Langit melepaskan ikatan tali di kaki dan tangan Senja. Setelah itu mengangkat tubuh calon istrinya untuk keluar dari sana. "Tolong bawa dia pergi, Rik," kata Langit pada Riki. Setelah itu ia langsung berlari menuju ke dalam untuk melampiaskan amarahnya. Mobil polisi datang setelah mobil Senja bergerak pergi meninggalkan tempat kejadian. Di dalam mobil, Senja menangis dalam pelukan Melly. Melly tak kuasa menahan air matanya melihat adik iparnya yang nampak berantakan. Tangan Riki mencengkeram erat kemudinya, merasakan amarah yang membuncah ketika melihat adiknya disakiti untuk yang kedua kali dengan pria yang sama. "Akan aku pastikan dia

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 102. Obsesi Mantan Suami

    Sementara di tempat kerja, perasaan Langit mendadak tidak tenang. Entah kenapa pikirannya hanya tertuju pada Senja. Terlebih pagi ini Senja sama sekali belum menghubunginya sekedar menanyakan sudah sarapan atau belum seperti biasanya. "Bapak kenapa? Atau perlu sesuatu?" tanya Benji yang melihat gelagat Langit yang aneh menurutnya. Langit hanya menggeleng. Lantas ia meraih ponselnya untuk menghubungi Senja sekedar menanyakan kabarnya hari ini agar hatinya bisa kembali tenang. Tapi sayangnya ponsel Senja tidak aktif. "Kenapa ponselnya tidak aktif? Tumben!!" "Kenapa, Pak?" Benji yang tengah duduk di depan Langit mendengarnya bergumam. "Aku telepon Senja tapi kenapa nomornya tidak aktif." "Bapak bisa menghubungi pak Riki untuk menanyakan kabar bu Senja. Siapa tahu Pak Riki bisa menjawab kegelisahan anda hari ini." Langit segera menghubungi Riki untuk menanyakan kabar Senja. Dan Riki mengatakan jika Senja sedang ke pasar serta membawa ponselnya. "Sial, kenapa pe

DMCA.com Protection Status