Beranda / Pernikahan / Pelakor Itu Sahabatku / Bab 32. Mantan Mertua

Share

Bab 32. Mantan Mertua

Penulis: Zhang Mila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Senja baru menyadari jika mantan mertuanya ada disana bersama Han. Meski begitu, Senja twtap menghormati wanita itu sebagai irang tuanya walau ia dan Han tidak akan kembali bersama.

"Mama," ujarnya seraya mencium punggung tangan Riana. Yang di susul juga oleh Bina yang mengikuti gerakan sang mama dengan tetap waspada.

"Maaf tadi Senja tidak melihat mama."

"Tidak apa-apa, Nja. Ayo duduk, mama ingin melihat kalian berdua. Mama rindu!!" Matanya kembali berkaca melihat dua orang yang amat dirindukan hadir di depan matanya.

Tangan Riana terangkat bermaksud untuk meminta Vina untuk mendekat tapi bocah itu hanya diam saja dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan titik senjata dari surat matanya saja pinnya terlihat ketakutan mungkin ya sedikit merasa trauma ketika ditarikan untuk ikut pulang bersamanya.

"Sayang,"

Bina menoleh, mendapati Senja yang tersenyum menatapnya.

"Bina takut, Ma," cicit Bina seraya merunduk.

Sebuah sentuhan membelai rambutnya, seol
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 33. Bos Arogan

    "Hatiku terluka karena cinta. Oleh sebab itu aku tak ingin merasakannya lagi dan membuat hatiku kembali perih. Lebih baik bapak pergi dan mencari wanita yang lebih sempurna, yang mampu mencintaimu setulus hati," kata Senja seraya menundukkan wajahnya. "Aku akan menyembuhkan lukamu dan membalutnya dengan kasih sayangku. Aku memang tak sempurna, tapi aku akan berusaha menjadi orang yang sempurna untukmu dan anakmu," balas Langit tak kalah bersungguh-sungguh. Bahkan di dalam hidupnya, ini kali pertama ia sampai mengemis cinta kepada seorang wanita. Perceraian yang terjadi di hidupnya, membuatnya dingin terhadap pria. Itu semua untuk melindungi dirinya dari godaan pria yang ingin mengetuk hatinya. Setelah kurir itu memberikan paketnya pada Senja, Senja tidak bisa diam begitu saja menerima pemberian orang yang tak dikenal. Wanita itu memaksa kurir untuk mengaku nama pengirimnya. Hingga akhirnya pria itu mengaku jika dimintai tolong oleh Langit. Dan ketika Senja ber

  • Pelakor Itu Sahabatku    Baba 34. Merasa Kehilangan

    Tiga bulan sudah sejak kejadian malam itu, Senja maupun Langit tak bertegur sapa. Mereka selayaknya bos dan juga pekerja ketika ditempat kerja. Ada rasa berbeda. Senja merasakan perbedaan sikap Langit padanya. Tiada lagi pria yang tiba-tiba mengirimkan makanan untuknya. Tiada lagi pria yang tiba-tiba datang ke kosan hanya untuk sekedar ingin berjumpa. Pria yang gemar menebar senyuman saat bersamanya. Seharusnya Senja bersyukur karena Langit menjauh sesuai dengan keinginannya. Bohong jika Senja tidak merasakan kehilangan saat ini. "Hey, kenapa malah melamun?" Sisil mengagetkan Senja ketika istirahat makan siang. Senja yang terkejut lantas menoleh. "Sisil." "Apa? Kenapa malah melamun? Mikirin pacar ya?" goda Sisil. Karena Sisil sedikit banyak mengetahui status Senja yang seorang janda. Tapi tak serta merta ia mencap Senja dengan sebutan yang hina. Karena semua itu sudah digariskan sama pemberi hidup. "Pacar apaan? Tidak ada," elak Senja. "Eh, tau tidak. Tadi

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 35. Tamu Misterius

    "Arght, sial!!!" teriak Langit frustasi saat melihat motor Senja mulai bergerak ke jalan raya. Ia sudah berusaha mengejar, tapi tetap ia kalah. Tangannya mencengkram rambutnya untuk meluapkan rasa kesal di hatinya. Akibat kesibukannya, ia kehilangan kesempatan untuk mendekati Senja. Padahal, sebentar lagi Senja sudah dalam genggamannya. Bibir tipis Langit tak hentinya memaki kebodohannya sendiri. Hingga sebuah suara mengalihkan rasa kesalnya. "Pak." Vivi tiba-tiba sudah berada di belakangnya dengan tatapan iba. Ia kasihan dengan bosnya tersebut yang sangat sulit mendapatkan Senja. Sudah dekat, malah sang bos kedapatan bersama wanita lain. Hati wanita mana yang tidak goyah? Dan mungkin itu yang dirasakan Senja sekarang. Vivi tahu bagaimana sepak terjang Langit yang mencoba mendekati Senja. Padahal Senja dengan perlahan sudah membuka hatinya, tapi kenyataan berbicara berbeda. Langit menoleh sekilas. Kemudian membuang pandangannya ke depan menatap k

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 36. Bertemu Calon Mertua

    "Senja? Iya, dia ada di dalam. Mari silahkan masuk!" Fatimah membuka lebar pintu dan mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam. Setelah itu Fatimah masuk ke dalam berniat untuk memanggil Senja. Tapi saat berniat beranjak, Senja tiba-tiba keluar. Tubuhnya kaku bagaikan tidak teraliri darah ketika melihat sosok yang dikenalnya ada di rumahnya. Matanya mengerjap beberapa kali untuk menyakinkan apa yang ia lihat saat ini. Tapi sialnya itu nyata dan bukan halusinasi. "Pak Langit?" lirihnya dengan meyakinkan diri. Pria itu tersenyum lebar saat Senja berhasil mengenali dirinya. "Hai, Senja. Bagaimana kabarmu?" Langit melambaikan tangannya dengan wajah tengil. Wajah yang sempat ia rindukan beberapa bulan belakangan. Senja sempat kehilangan, tapi seolah wajah itu kembali pulang. "Dia siapa, Nja?" Pertanyaan sang ibu membuatnya tersentak dari lamunan. Ia menoleh ke arah sang ibu dengan senyum pelik. "Dia_" "Saya calon suami Senja, Bu," potong Langit ce

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 37. Mengungkap Rasa

    "Sudah saya bilang jangan bercanda, Pak. Saya tidak ingin terluka lagi untuk yang kedua kalinya karena seorang pria." "Siapa yang bercanda. Saya serius, Nja. Aku cinta sama kamu makanya aku ingin kamu jadi istriku." Senja menggeleng. "Saya tidak sesempurna yang bapak pikirkan. Saya seorang janda yang penuh dengan kekurangan, makanya suami saya sampai meninggalkanku dan memilih selingkuhannya." "Bukan kamu yang kurang, tapi mantan kamu yang kurang ajar dan tidak pandai untuk bersyukur." Langit menyangkal. Karena jika dilihat, Senja sungguh sempurna menjadi seorang wanita. Bukan hanya paras yang cantik, tapi juga hatinya. Sebagai lelaki, tentu Langit mencari sosok istri seperti Senja yang notabene adalah wanita idamannya. "Meski sejuta kali kamu menjelekkan dirimu sendiri, sejuta kali juga aku akan tetap menunggumu menjawab penantianku, Nja." Senja terdiam. Bukan hanya arogan, tapi bos-nya ini juga pemaksa. Tentu Langit tidak ingin rugi. Pengorbanannya ini tentu ia jadikan ajang u

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 38. Cinta Dari Langit

    Bina sibuk menyeret Langit ke mana dia mau. Langit juga terlihat pasrah dan mengikuti kemanapun Bina pergi. Baginya, ini hal yang positif, yang mampu mendekatkan dirinya dan juga Bina. "Om, Bina mau lihat di sana." "Di mana, Bi?" "Di sana!!" Bina menunjuk menggunakan tangannya sebuah tangga untuk melihat atraksi tong setan. Kening Langit sempat berkerut. Ia melirik Senja yang bersendekap di belakangnya. Tatapan sungguh tak bersahabat dengan bibir manyun yang menggemaskan. "Ayo, Om!!!" Ketika Bina hendak kembali menyeret tangannya, Langit mencegahnya. Bina menoleh ke arah Langit penuh tanya. "Kenapa om? Om takut?" Langit menggeleng. "Bukan takut, Sayang. Lebih takut jika mama marah." Bina melongokkan kepalanya untuk melihat sang mama yang berada di belakang Langit. Ia langsung tersenyum lebar menampilkan gigi yang berjajar rapi saat Senja menatapnya dengan tatapan tajam bak ingin menerkam. "Boleh ya, Ma?" tanya Bina penuh permohonan.

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 39. Membuka Hati

    Wajah keduanya nampak terlihat sangat sumringah. Bahkan, Senja sampai menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang merona karena mendengar godaan Langit. "Kenapa kamu menundukkan, Nja?" Langit masih tetap menggoda Senja melalui kaca spion sebelah kiri. Ia sengaja menghadapkan spion itu kebelakang untu melihat wajah Senja. "Apa sih?" tanya Senja tidak bisa menahan senyumnya lagi. Ia sampai membuang muka saking malunya. Entah kenapa perasaannya berbeda. Ia merasa bagaikan anak muda yang tengah jatuh cinta. Ya, Senja menerima cinta dari Langit. Bener kata sang ibu jika ia harus belajar membuka hati untuk orang baru. Tidak mungkin selamanya kita akan terpuruk dalam duka. Setiap pria memiliki karakter yang berbeda. Dan ibunya selalu mendoakan jika Langit ini adalah jodoh terakhirnya. Sebagai seorang ibu, Fatimah bisa melihat ketulusan dari Langit. Dan Senja juga melihat itu ketika Langit bermain dengan Bina. Meski Bina bukan darah dagingnya, tapi terlihat

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 40. Minta Peluk

    Setelah subuh Senja dan Langit berangkat ke kota. Dingin dan sejuk menjadi satu. Mata yang tadinya berat, sekarang terbuka dengan lebarnya ketika melihat kecantikan Senja saat ia membuka mata. "Apakah kita sudah menikah?" tanya Langit ketika Senja membangunkannya. "Hust, ngawur!! Ayo bangun. Kita harus berangkat pagi-pagi agar tidak terkena macet," ucap Senja seraya berlalu ketika Langit sudah mulai beranjak bangun. Bina, anaknya sempat menangis ketika mereka berpamitan. Bukan karena Senja, tapi Langit yang sudah merebut posisi Senja di hati Bina. Senja sampai terheran jika mengingat itu. Karena ketika bersama sang papa, Bina hampir tidak pernah seperti. Duhgt!! Helm mereka saling bertabrakan ketika Langit mengerem motornya tiba-tiba. "Aduh!! Kenapa ngerem mendadak sih?" gerutu Senja. Memang tidak sakit, tapi ia sungguh dibuat kaget karena ulah Langit. Langit hanya diam seraya menepikan motornya. Kemudian Ia melepas helmnya dan menaruh di tangki motornya. "Kamu

Bab terbaru

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 109. Ending

    "Kenapa dia cantik sekali saat tidur begini?' tanya Langit dalam hati. Memang Senja terlihat lebih manis dan kalem saat menutup matanya. "Tidak salah aku menjadikanmu istriku, Nja," sambungnya yang lagi-lagi dalam hati saja. Merasakan sapuan lembut di wajahnya, membuat Senja perlahan menggerakkan matanya. Ia menutup mulutnya yang menguap lebar seraya berusaha membuka matanya yang seolah masih merekat. "Nyenyak sekali tidurmu, Sayang. Sampai membuatku harus menunggu lama hanya untuk melihatmu membuka mata untuk pertama kalinya." Suara Langit membuat Senja menoleh ke arah suaminya. "Kamu sudah bangun, Mas?" tanya Senja, menyipitkan kedua matanya yang masih melihat dengan buram. Langit hanya berdehem. Kemudian ia kembali memeluk Senja dengan erat dan membau aroma dari tubuh istrinya yang entah sejak kapan menjadi candu baru baginya. Senja yang mengendus aroma bahaya, berniat bergegas untuk bangkit dari tidurnya. Karena jika tidak, akan ada olahraga lagi menantiny

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 108. Lagi Dan Lagi

    Percintaan yang terjadi di antara mereka beberapa jam yang lalu diakhiri dengan sebuah kecupan yang cukup lama. Rasa lelah dan lega yang semula tertahankan kini sudah tumpah menjadi satu. Ya, dengan susah payah Langit membujuk Senja untuk kembali bertukar keringat di atas ranjang untuk yang kesekian kalinya. Meski sempat mendapatkan penolakan dari Senja dengan alasan lelah, tapi akhirnya Senja menerimanya setelah Langit mengeluarkan dalil-dalil panjang yang membuat Senja berubah pikiran. Dada mereka kembang kempis saling berebut oksigen untuk mengisi paru-parunya agar pernafasan mereka teratur seperti sedia kala. Senyum manis tersungging di sana. Tangan Langit menarik selimut tebal untuk menutupi sebagian tubuhnya dan juga tubuh istrinya. Rasa lelah karena penyatuan yang menguras tenaga, membuat mereka enggan beranjak walau hanya untuk memakai pakaian mereka saja. Mereka lebih memilih mengistirahatkan tubuh mereka. Walau itu tidak mudah karena sisa-sisa kenikmatan

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 107.

    "Sayang, buka pintunya!!" Langit mengetuk pintu dengan lesu. Beberapa kali ia mencoba membuka pintu, tapi terkunci. Langit dibuat frustasi karenanya. Apalagi ketika melihat baju yang dikenakan Senja, ia yakin jika itu sebuah kode dari istrinya. Sekarang, karena kebodohannya, hal ternikmat yang dia idam-idamkan melayang dengan sia-sia. Tubuhnya merosot, terduduk di depan pintu dengan wajah sendu. Jika bisa, ia ingin menangis saat ini. "Sayang!!!" Tangannya mencoba menggapai pintu, tapi tubuhnya sudah lemas. Kepalanya bersandar di daun pintu, matanya terpejam karena rasa lelah yang mendera setelah jutaan bujuk rayuan tidak mempan membuat Senja luluh. Baru saja ia akan menuju ke alam mimpi, terasa pintu tiba-tiba terbuka. Hampir saja tubuh Langit terguling jika saja ia tidak cepat-cepat sadar dan mengendalikan tubuhnya. "Sayang." Langit langsung beranjak berdiri ketika melihat Senja yang sudah berdiri dengan tangan terlipat di dada. Wajahnya belum juga ted

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 106. Diabaikan Langit

    "Ayo buka bajunya. Biar aku periksa." Perkataan Langit itu tentu saja membuat Senja mendelik tak terima. Tangannya langsung menutup area dadanya. "Kamu jangan ngawur ya, Mas!!" Senja menatap galak ketika mendapati tatapan Langit yang mesum. Langit tertawa. Pria itu semakin gemas melihat istrinya. Pletak.. Langit menyentil pelan kening Senja. "Memangnya apa yang kamu pikirkan, Sayang? Aku hanya ingin mengobati lukamu, bukan yang lain." Senja gelagapan. Ternyata Langit salah tangkap atas sikapnya. "Bukan itu, Mas. Tapi aku malu jika harus buka baju. Kamu sendiri tau jika luka itu lebih banyak di dada dan bagian pundakku." Tangannya terangkat dan membelai wajah istrinya. "Tidak usah malu, Sayang. Aku akan lebih senang jika kamu mau menuruti apa yang aku katakan. Semua ini untukmu. Demi kesembuhanmu." Senja terdiam. Benar apa kata suaminya. Luka lebam masih butuh diberi obat agar tidak membengkak. Tapi jujur dia malu jika Langit harus melihat tubuh polosnya. "Aku j

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 105.

    "Kamu sudah yakin akan keputusan kamu, Sayang?" tanya Langit yang tengah duduk di sisi ranjang. Matanya menatap lekat pada sang istri yang tengah berkemas. Senja menatap sekilas, kemudian fokus memasukkan bajunya untuk dimasukkan ke dalam koper. "Aku serius, mas!" "Kamu tega ninggalin Bina?" Gerakan Senja terhenti. Ia menghela nafas panjang. Sebagai ibu Ia pun tidak tega jika harus meninggalkan anaknya yang masih membutuhkan dirinya. Belum juga nanti para omongan tetangga yang mungkin akan menjelekkan suaminya yang dikira ingin ibunya saja tapi anaknya enggan diterima. "Kamu sendiri sudah mendengar ibu berbicara seperti apa tadi pagi. Aku sudah berusaha membawa Bina untuk pergi bersama kita tapi Ibu melarangnya bukan? Lalu aku harus bagaimana, Mas?" Mata Senja mulai berkaca-kaca. Pagi itu setelah sarapan, Senja menemui ibunya secara langsung untuk meminta izin membawa Bina ke rumah yang sudah disiapkan Langit untuknya. Tapi jawaban ibunya sungguh m

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 104. Langsung Sah

    "Saya terima nikahnya dan kawinnya Senja Kamila Binti Ahmad Arhandi dengan mas kawin satu set perhiasan, uang seratus juta dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!!" "Bagaimana para saksi? Sah?" "Saahh!!!" Lantunan doa mengalun merdu mengiringi pergantian status mereka secara agama dan negara. Setelah menggelar acara ijab qobul, mereka melakukan sungkem pada ibu mereka masing-masing. Tangis haru tidak bisa dihindari ketika anak-anak mereka bersimpuh untuk memohon doa restu. Bahkan, Yuke sampai tergugu dalam tangisnya yang sampai membuat beberapa hadirin yang datang ikut menitikkan air mata. Seolah ikut terseret dalam alur penuh keharuan. "Mama, maafkan Langit yang selama ini belum bisa menjadi putra yang baik bagi mama. Belum bisa membahagiakan mama sebagai mestinya. Mah, berilah doa restu untuk Langit, agar Langit bisa mengarungi samudra kehidupan rumah tangga dengan baik bersama wanita pilihan Langit." Jujur, inilah hal yang paling membuat dirinya emosional

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 103. Pergi Melamar

    Senja mendesis ketika pundaknya disentuh oleh Langit. Langit yang penasaran langsung membukanya meski Senja awalnya menolak. Seketika matanya memerah ketika melihat bekas luka yang masih terlihat ada bekas darah. Di periksanya lagi di bagian dada. Seketika giginya bergemelutuk melihat bekas apa yang dilakukan oleh Han. "Apakah ini sakit?" Senja menggelengkan kepala. "Sama sekali tidak, Mas. " "Jangan bohong." Senja terdiam. Lebih sakit ia melihat Langit yang terluka seperti itu. Semenjak kenal dengan Langit, baru kali ini ia melihat Langit yang menahan amarah seperti itu. Ia takut jika dia akan menyakiti Han dan membuat Langit harus terjerat kasus hukum karena dirinya. "Aku mohon, jangan lagi berurusan dengan dia, Mas. Aku takut kamu terjerat hukum karena dia." Senja langsung memeluk Langit dengan erat. Ia berharap pria itu akan mengerti apa yang Ia maksud. Tangan Langit terangkat dan membalas pelukan Senja tak kalah erat. "Dia harus membay

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 102. Han Tertangkap

    Senja memaku ketika melihat seseorang datang menolongnya. Dengan cepat Langit menutup tubuh Senja menggunakan selimut. "Brengsek lo!!" Benji menendang perut Han dengan brutal. Pria yang biasanya kalem, berubah bringas bak hewan buas. Han tak berkutik karena tiba-tiba mendapatkan serangan bertubi-tubi. Sementara Langit melepaskan ikatan tali di kaki dan tangan Senja. Setelah itu mengangkat tubuh calon istrinya untuk keluar dari sana. "Tolong bawa dia pergi, Rik," kata Langit pada Riki. Setelah itu ia langsung berlari menuju ke dalam untuk melampiaskan amarahnya. Mobil polisi datang setelah mobil Senja bergerak pergi meninggalkan tempat kejadian. Di dalam mobil, Senja menangis dalam pelukan Melly. Melly tak kuasa menahan air matanya melihat adik iparnya yang nampak berantakan. Tangan Riki mencengkeram erat kemudinya, merasakan amarah yang membuncah ketika melihat adiknya disakiti untuk yang kedua kali dengan pria yang sama. "Akan aku pastikan dia

  • Pelakor Itu Sahabatku    Bab 102. Obsesi Mantan Suami

    Sementara di tempat kerja, perasaan Langit mendadak tidak tenang. Entah kenapa pikirannya hanya tertuju pada Senja. Terlebih pagi ini Senja sama sekali belum menghubunginya sekedar menanyakan sudah sarapan atau belum seperti biasanya. "Bapak kenapa? Atau perlu sesuatu?" tanya Benji yang melihat gelagat Langit yang aneh menurutnya. Langit hanya menggeleng. Lantas ia meraih ponselnya untuk menghubungi Senja sekedar menanyakan kabarnya hari ini agar hatinya bisa kembali tenang. Tapi sayangnya ponsel Senja tidak aktif. "Kenapa ponselnya tidak aktif? Tumben!!" "Kenapa, Pak?" Benji yang tengah duduk di depan Langit mendengarnya bergumam. "Aku telepon Senja tapi kenapa nomornya tidak aktif." "Bapak bisa menghubungi pak Riki untuk menanyakan kabar bu Senja. Siapa tahu Pak Riki bisa menjawab kegelisahan anda hari ini." Langit segera menghubungi Riki untuk menanyakan kabar Senja. Dan Riki mengatakan jika Senja sedang ke pasar serta membawa ponselnya. "Sial, kenapa pe

DMCA.com Protection Status