Home / Romansa / Pelabuhan Akhir Sang Pewaris / 03 : A - Bersamamu Di Louister's

Share

03 : A - Bersamamu Di Louister's

Author: Eunmon
last update Last Updated: 2022-08-13 20:42:05

St. Louister’s Cathedral, Manhattan, USA. | 08.19 AM.

Meski saat weekday suasana Louister’s tidak pernah sepi akan pengunjung. Sebuah Gereja dengan nuansa klasik ini terlihat begitu terawat, dan bersih. Orang-orang tampak hilir mudik atau bisa juga disebut dengan keluar masuk. Gereja yang terletak di bagian barat kota Manhattan ini selalu menjadi tempat singgah yang nyaman dan menenangkan pikiran.

Semilir angin terasa begitu menyejukkan ketika Sean sudah berada di luar Gereja. Pandangan matanya terlihat selalu tajam meski dalam situasi biasa saja. Jas berwarna biru gelap yang dia sampirkan di bahu kanannya kini hendak dia kenakan, dari tempat tinggalnya Sean tidak langsung berangkat ke kantor. Melainkan menghabiskan waktu dua jamnya untuk beribadah di sini.

Burung-burung mulai berkicau sehingga menghasilkan suara indahnya. Taman yang berada di halaman belakang Louister’s terlihat begitu terawat dengan bunga-bunga yang bermekaran indah. Cahaya matahari pagi menyorot sehingga membuat berbagai macam bunga itu mengkilau.

Sean mengenakan kembali kacamata hitamnya yang selalu menjadi pelengkap penampilannya. Kakinya berjalan ke depan menuju ke tempat di mana mobilnya terparkir cantik, suara ketukan sepatu pentofelnya terdengar sedikit nyaring, membuat beberapa pasang mata menoleh ke arahnya dengan berbagai macam tatapan. Laki-laki itu fokus dengan langkahnya, matanya tidak menoleh ke sana ke mari karena baginya itu tidaklah penting.

Sean yang mengeluarkan ponselnya untuk menelpon Julian seketika terlepas, dan dia mengumpat dengan suara yang terdengar sedikit keras ketika seorang perempuan yang berlari dari arah yang berlawanan menabrak bahunya dengan gerakan yang tidak santai, sehingga bahu kirinya terdorong sedikit ke belakang.

“Sorry Pak, saya terlalu buru-buru.” Perempuan itu berhenti di hadapan Sean dan menyatukan kedua tangannya untuk membentuk sebuah permohonan maaf.

“Lain kali kalau berlari perhatikan juga ke depan. Selain ke bawah, mata juga digunakan untuk melihat ke depan!” Sean mendesis, dia tidak menatap perempuan di hadapannya.

“Ya, sekali lagi saya minta maaf Pak,” kata perempuan itu, napasnya terdengar normal kembali. “Ponsel anda...” Perempuan itu menunduk dan mengambil sebuah ponsel mewah, kaca layarnya terlihat sudah retak akibat terjatuh dari tangan pemiliknya.

“Ya Tuhan … kau merusak ponselku!” Sean buru-buru mengambil ponsel miliknya dari tangan si perempuan. Matanya berkilat marah sehingga membuat perempuan tersebut meringis kala melihat tatapan tajam dengan aura permusuhan yang begitu ketara.

Perempuan itu melepaskan kacamata coklatnya dan memasukan kacamata itu ke dalam saku blazernya. Manik hijaunya berkedip beberapa kali ketika Sean juga melepas kacamata hitamnya itu. Membuat mata mereka saling bertatapan selama sepuluh detik lamanya. Tidak lama kemudian perempuan yang tidak Sean ketahui namanya itu tersenyum sembari meringis.

“Saya akan bertanggung jawab dengan mengganti ponsel anda, Pak.”

Jika Sean tidak menatap perempuan di hadapannya ini, maka sama saja dengan mengabaikan salah satu ciptaan tuhan yang nyaris sempurna ini. Bayangkan saja, perempuan dengan tubuh ramping dan berisi di bagian tertentu. Bola matanya yang berwarna hijau safir membuat siapa pun akan terlena jika menatapnya, ditambah dengan bulu mata yang lentik sehingga ketika berkedip terlihat sangat cantik. Hidungnya lancip, dengan bibir yang tipis.

Rambutnya berwarna brown terjuntai melewati bahu terlihat begitu indah. Perempuan itu mengenakan turtleneck berwarna hitam dan dilapisi oleh blazer berwarna cream sebatas lutut. Di bawahnya dia mengenakan celana berbahan cotton berwarna hitam.

“Apa yang anda lihat, Pak?” tanya perempuan itu yang balas menatap Sean dengan alis naik turun.

Sean langsung tersentak dan kembali mengingat ponselnya. Sialan, baru saja dia terpesona oleh perempuan itu. Tapi Sean tidak munafik, perempuan itu begitu cantik bahkan cantik sekali. Dan satu hal yang dapat Sean simpulkan kalau perempuan di hadapannya adalah perempuan berada, jadi Sean tidak akan ragu untuk meminta ganti rugi.

“Siapa namamu?” Sean berdeham pelan, tangan laki-laki itu mengambil sebuah tisu untuk mengelap ponselnya.

“Katherine.” Perempuan bernama Katherine itu mengambil sebuah kartu nama dalam tasnya. Kartu nama yang berisikan nama lengkapnya, nomor ponsel dan surel. “Ini kartu nama saya,” katanya sambil menyerahkan kartu namanya.

Sean menerima kartu itu dan membacanya dengan detail. “Katherine Margaretha Amberlane. Nama yang bagus tetapi tidak sesuai dengan tingkah cerobohnya,” Laki-laki itu memasukan kartu namanya ke dalam saku jasnya.

“Saya sedang buru-buru Pak, kirimkan saja nomor rekening anda.” Kate menatap Sean, sedang melakukan tak-tik bernegosiasi agar tidak memakan waktu yang lama.

Laki-laki itu menaikan kedua alisnya secara bersamaan dan berkata, “Aku tidak meminta uang. Melainkan sebuah ponsel baru, yang sama persis seperti ini.”

Kate dapat melihat sekelebat aura permusuhan yang akan keluar dalam wujud laki-laki tampan di hadapannya ini. Dan jika Kate menolak, maka dia sama sama dengan menawarkan diri kepada sebuah masalah. Lagi pula Kate harua sadar kalau di adalah pendatang di kota ini.

“Fine, besok saya mencari ponsel yang sama seperti milik anda. Sekarang saya buru-buru,” kata Kate. Dia menatap ke samping dan kembali menatap Sean. “Permisi!” Saat Kate berjalan hendak meninggalkan Sean yang masih tetap berada di posisinya. Ketika melewati tubuh tegap Sean, sebelah tangan Kate ditahan dengan gerakan pelan sehingga membuat perempuan itu berhenti melangkah.

“Besok pukul satu siang, aku tunggu di pusat belanja kota Manhattan. Jika kau terlambat, maka aku tidak segan-segan untuk menuntutmu. Paham?” ucap Sean beserta sebuah geraman yang terdengar menakutkan.

Demi tuhan, Kate tahu betul kalau laki-laki seperti Sean bukanlah laki-laki sembarangan. Dia tidak mungkin mau berurusan dengan seorang pendatang sepertinya. Tapi jika dipikir ulang, ini adalah perihal ponsel mahal yang terjatuh dari tangan Sean karena Kate menabrak bahu laki-laki itu. Kate tidak tahu apa yang menjadi alasan dasarnya, kenapa Sean mau berurusan dengan orang sepertinya?

Sean tidak pernah mengira kalau pikirannya akan menjadi seperti ini. Seperti laki-laki yang baru pertama kali menemukan perempuan cantik setelah sekian lama berpetualang. Namun, kecantikan perempuan bernama Katherine itu tidak dapat Sean hindari meski satu detik sekali pun. Maka Sean akan terus mencari alasan agar dia bisa bertemu lagi dengan Kate.

Sean bukanlah tipe laki-laki yang mudah jatuh cinta, tapi kali ini rasanya begitu berbeda ketika bertemu dengan Kate. Seolah perempuan itu memiliki magnet yang dapat menarik dirinya ke dalam pesona perempuan itu.

“Baik. Sekarang tolong lepaskan tangan saya, Pak?” Kate menarik tangannya yang ditahan oleh laki-laki yang belum Kate ketahui siapa namanya.

Karena yang jelas menurut pandangan pribadi Kate, laki-laki ini bukanlah seorang laki-laki biasa. Dari penampilannya saja terlihat begitu luar biasa. Jadi tidak heran jika prediksinya menyangka seperti itu.

Sean melepaskan tangan halus Kate dan membiarkan perempuan itu kembali berlari menuju gerbang keluar dari Gereja. Meninggalkan Sean dengan perasaan yang tidak menentu. Sean berpikir dalam benaknya, apa-apaan ini? Mengapa dia jadi tidak sabar untuk hari esok? Sekilas Sean tersenyum tipis, melupakan ponsel mahalnya yang layarnya rusak.

Related chapters

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   03 : B - Janji Yang Kembali Terucap

    Mandiley’s Restaurant, Manhattan, USA. | 09.07 AM.Alunan musik klasik menjadi teman dengar yang baik, seakan iramanya berjodoh dengan Mandiley’s yang bertema klasik tetapi juga terlihat begitu modern. Tentu saja karena pemiliknya tidak ingin ketinggalan jaman. Tidak hanya klasik, Mandiley’s juga terkesan seperti retro dengan kursi dan meja yang terbuat dari kayu kokoh yang diukir tanpa menghilangkan warna aslinya.Terlihat kuno tetapi begitu mewah. Membuat siapa pun tidak akan pernah bosan untuk mengunjungninya. Apa lagi Mandiley’s juga disediakan sebuah bar yang terletak di depan pintu masuk. Selain bar, ada juga sebuah private room yang sering digunakan orang yang bermain billiard atau sekedar bersantai. Dan di sampingnya ada ruang karaoke yang yang dikhususkan untuk lima orang.Sebelah selatan ada sebuah mini panggung yang dilengkapi dengan alat-alat musik. Itu adalah tempat untuk band yang manggung di Mandiley’s ketika petang. Karena waktu sore pengunjung akan semakin banyak.Kat

    Last Updated : 2022-08-14
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   04 : A - Manhattan Square

    Manhattan Square, USA. | 13.11 PM.Pusat belanja kota Manhattan begitu banyak akan pengungjungnya. Musik berkelas mengalun menemani pendatang, terasa begitu menenangkan. Di sebelah kanan ada sebuah lift yang akan membawa siapa pun ke lantai atas. Ada juga sebuah eskalator, atau bisa disebut dengan tangga bisa membawa naik atau pun turun.Sedangkan tangga darurat, posisinya berada di pojok ruangan. Di sebelah barat ada sebuah jalan berputar mengelilingi gedung menuju parkiran yang berada di lantai atas. Jika ke sebuah pusat belanja besar seperti Manhattan Square, dengan membawa sebuah kendaraan roda empat maka parkirannya akan berada di atas. Hari ini Kate tidak mengabari kepada Liam mengenai rutinitasnya. Lagi pula Liam pasti sibuk di kantor jadi tidak ada waktu untuk meladeni obrolan tidak bermutunya. Perkara kejadia kemarin saja jejaknya masih terekam jelas oleh ingatannya, Kate tidak mudah lupa begitu saja.Apalagi baru dua hari berada di Manhattan, Kate harus terlibat dengan oran

    Last Updated : 2022-08-14
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   04 : B - Bye, Sugar

    Manhattan Square, USA. | 13.31 PM.Bertemu dengan klien di Manhattan Square adalah opsi yang menarik sekali bagi Liam. Selain berbicang mengenai bisnis dia juga membicarakan kepentingan lainnya, seperti kesenangan yang lainnya misalnya. Kate tidak harus tahu apa saja aktifitasnya selain berkutat dengan berkas dan laptop.Liam tersenyum sambil memerhatikan perempuan yang sedang menyantap makanan yang sudah Liam pesankan. Meski dia tidak secantik kekasihnya, tapi dia juga cukup membuat Liam senang. Apakah Liam mencintainya? Oh tentu saja bisa jadi seperti itu prosesnya. Secara hubungan gelap mereka sudah terjalin selama dua tahun lamanya. “Bertemu denganmu di sebuah tempat makan akan selalu berakhir seperti ini, lebih baik kita bertemu di pantehousemu saja, Li. Kau bisa merusak bentuk tubuhku jika seperti ini ceritanya.” Perempuan cantik itu mendumel setelah menyelesaikan makannya.Liam tertawa kecil. “Apa salahnya memanjakan perut ratamu itu? Lagi pula kau perlu makan,” cibir Liam. La

    Last Updated : 2022-08-15
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   05 : A - Membantah

    William’s Group, Manhattan, USA. | 10.46 AM.Setelah selesai dengan rapatnya, laki-laki bertubuh atletis itu kembali ke ruangannya. Di jalan sempat berbincang singkat mengenai masalah proyek baru yang akan digarapnya. Proyek itu terletak di Amerika Serikat, akan ditinjau langsung oleh Luke setiap dua minggu sekali. Mungkin Sean akan sesekali ke sana jika tidak sibuk. Karena sejak dulu Sean bukanlah laki-laki yang santai, dia selalu memilih sibuk bekerja dan bekerja meski belum memiliki istri yang harus diberi nafkah. Dia juga memikirkan keluarganya, terutama adik perempuannya yang masih berkuliah di London.Di waktu senggang ini tidak Sean gunakan untuk bersantai, dia kembali menyalakan komputernya dan mulai meninjau beberapa soft copy berkas-berkas yang sudah dikirimkan oleh sekretarisnya, Mia.Sampai saat ini dia tidak bisa melupakan hal yang terjadi saat di Manhattan Square. Katherine Margaretha, perempuan itu sukses mengalihkan semua pemikirannya tentang pekerjaan menjadi memikir

    Last Updated : 2022-08-16
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   05 : B - Yang Disembunyikan Maria

    Manhattan, USA. | 08.02 AM. Lamborghini Veneno Roadster hitam metalik melaju di jalanan kota Manhattan yang ramai dengan kecepatan pelan, dan berhenti total saat lampu merah. Orang-orang hilir mudik melakukan perjalanan mereka sehingga di jam segini kota metropolitan ini begitu macet yang bisa dibilang cukup berkepanjangan. Kerumunan orang-orang pejalan kaki yang menyebrangi zebra cross ketika lampu merah menyala. Polisi yang patroli di jalanan memantau penyebrang dari jarak 2 meter. Mobil mulai melaju dengan begitu perlahan bersamaan dengan suara klakson yang begitu begitu nyaring. Kate lagi-lagi membunyikan klaksonnya saat mobil di hadapannya tak kunjung melaju. Ini salah satu hal yang membuat Kate begitu malas karena kemacetan kota ini lebih parah daripada di Madrid. “Oh Tuhan, mau sampai kapan aku terjebak kemacetan seperti ini.” Perempuan itu menghela napas setelah melihat jam. Lantas dengan cepat menginjak pedal gasnya ketika lampu sudah berubah hijau. Salah satu keburukan

    Last Updated : 2022-08-20
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   06 : A - Yakin

    Mansion William’s, Manhattan, USA. | 19.23 PM.Malam menuju wekend ini digunakan oleh Sean untuk menemui Angeline Alfonso, sang ibu. Untuk membahas tentang Zara Mellano dan kesepakatan yang akan mereka lakukan. Sean tentu saja meminta imbalan untuk apa yang dia lakukan meski itu menyangkut keinginan sang Ibu. Sean meminta kalau ini adalah permintaan terakhir mengenai Zara. “Ini yang terakhir kalinya, ya Mom.” Sean berujar dengan sedikit tegas. Sean tidak mau membuat seorang Zara Mellano besar kepala karena hal ini, dia tidak mau membuat Zara memiliki peluang untuk kembali menjeratnya. Dia sudah muak dengan sosok Zara, sudah tidak ingin campur tangan dengan segala hal yang berhubungan dengan Zara.“Baiklah ... lagi pula Zara itu cantik, Sean. Kau terlihat seperti alergi saja dengan Zara,” dengus Angeline. Menatap Sean begitu malas. “Jika dia tidak cantik, dia tidak akan lulus tes modeling, Mom. Aku begitu muak dengan dia,” balas Sean pendek.Mark ikut menyahut, “Hanya karena d

    Last Updated : 2022-08-25
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   06 : B - Mencoba Memulai

    William’s Group, Manhattan, USA. | 08.07 AM.Pukul delapan pagi Sean baru tiba di kantor karena terjebak macet saat di perjalanan menuju ke mari. Jalanan Manhattan yang ramai, untung saja macetnya tidak berkepanjangan. Di depan lobi kantor, Luke sudah menyambut kedatangannya seperti biasa. Ini adalah salah satu kebiasaan yang sudah terjadi sejak Sean pertama kali menjadi pengendali William Group setelah Mark memilih untuk berhenti. Tidak sepenuhnya berhenti total, hanya jika ada kepentingan yang begitu mendesak baru Mark akan hadir mendampingi Sean.“Selamat pagi, Pak.”“Ya, pagi, Luke.”“Biodata seseorang yang anda minta tadi malam sudah saya letakan di ruangan, Pak. Anda dapat memeriksa kelengkapannya setelah tiba di sana,” ujar Luke yang sudah berdiri menyambut Sean di depan lobi kantor. “Kerja bagus.” Sean membalas sembari tersenyum tipis. Sebentar lagi dia akan menghubungi Kate. Laki-laki bersetelan jas hitam itu melangkahkan tubuh tegapnya masuk ke dalam gedung William Group.

    Last Updated : 2022-08-26
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   07 : A - Siapa Dia?

    St. Louister’s Cathedral, Manhattan, USA. | 09.16 AM.Suara pintu mobil yang ditutup dari luar terdengar begitu nyaring di parkiran yang letaknya berada di sebelah kiri Gereja. Barisan mobil mewah yang terparkir di sana membuat siapa pun bisa memastikan kalau pemiliknya bukanlah orang sembarangan. Apalagi mayoritas orang sini itu lebih dominan mengenakan mobil berbau sport untuk kegiatan sehari-hari mereka.Liam merangkul Kate untuk memasuki pintu utama menuju ke ruangan. Mereka mengambil tempat duduk di barisan ke sembilan dari depan. Pengunjung sudah begitu ramai. Baik Kate maupun Liam mereka tidak banyak mengobrol sampai ibadah mereka selesai. Satu jam setelahnya ketika pemimpin Gereja sudah mengintrupsi bisa bubar, orang-orang mulai meninggalkan tempat duduk mereka sekaligus meninggalkan Gereja.“Setelah ini kau akan ke mana, honey?” tanya Liam. Laki-laki itu duduk setelah membalikan kursinya agar bisa menatap Kate. Kate menyahut, “Aku akan ke tempat Paman Rodrigo, kau mau ikut

    Last Updated : 2022-08-27

Latest chapter

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   44 : A - Amberlane's Family

    Madrid, Spain | 09.16 AMDi hari weekend Sean masih berada di Madrid, tujuannya hari ini adalah mengunjungi orang tua Kate yang sudah dia janjikan kepada Kate. Sebelum pulang ke Manhattan Sean berencana untuk menemui orang tua Kate, bukan untuk melamar karena itu belum waktunya. Mungkin untuk sekadar mengopi sambil berbincang mengenai masa depan. Selama lima hari ini Sean menginap di hotel yang dekat dengan perusahaan Amberlane, saat jam kantor berakhir dia mengunjungi Kate untuk pergi ke berbagai tempat yang belum dia kunjungi di sini. “Aku baru tahu jika Sean menyukai hal berbau kebohongan semata, atau sebut saja settingan.” Kata-kata itu keluar dari mulut Ken saat ketiganya melakukan panggilan video untuk membahas pekerjaan yang diselangi dengan mengobrol singkat yang berujung panjang lebar. “Mungkin ini adalah cara Sean untuk berusaha mendapatkan pujaan hatinya yaitu dengan mempermainkan hati yang lain. Setelah berhasil, Zara didepak begitu saja seolah tidak pernah ada yang ter

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   43 : AB - Refuse

    Manhattan, USA | 08.46 AM“Mari kita akhiri semua kebohongan ini.” Suara bariton itu terdengar jelas di telinga Zara, membuat perempuan itu memandang laki-laki di depannya dengan tatapan penuh protes. “Apa maksudmu Sean?” tanya Zara bingung. Sean menyandarkan tubuhnya menatap Zara dengan tatapan datarnya. “Aku akan membersihkan namamu atas scandal itu. Aku tahu kau yang paling dirugikan atas scandal itu, sedangkan Liam tampak acuh terkesan tidak peduli karena dia hanya menganggapmu sebagai yang kedua, tidak lebih.” Zara diam, menunduk dengan jari-jari tangan saling bertautan. Ini adalah bumerang yang dia dapatkan karena di masa lalu yang terlalu keras menahan Liam agar tidak pergi darinya, dan sejak hubungan Liam berakhir dengan Katherine. Ke esokan harinya Zara yang ditinggalkan oleh Liam. Miris memang.Dua tahun setelahnya Zara mendapat laporan tentang hubungan gelapnya bersama Liam yang tentunya akan mengguncang kariernya sebagai model. Dari situ Zara meminta bantuan kepada Sean

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   42 : AB - Deep Talk

    Katherine’s Penthouse, Manhattan, USA | 21.14 PM2 Minggu yang lalu...Suasana hening, dingin serta tidak ada yang memulai sebuah percakapan sampai roda kendaraan sampai tempat tujuan. Sean berdiri kaku di depan pintu masuk Penthouse Kate, menatap punggung perempuan itu dalam diam. Terlalu banyak kesalahpahaman yang terjadi antara mereka berdua, jika tidak segera diluruskan mereka tidak akan menemukan kata damai untuk hubungan keduanya. Laki-laki bernama Andreas memilih untuk pergi ke hotel, karena jelas Sean menolak tawaran Kate agar Andreas bermalam di tempat perempuan itu. Bagaimana mungkin ini akan terjadi disaat mereka hendak baikan dan meluruskan semuanya. Tentunya Sean butuh waktu untuk membahas ini. “Masuklah Sean,” ucap Kate sembari membuka pintu lebar-lebar. Sean mengangguk dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam, ruangan ini masih sama seperti dulu. Dia masih mengingat beberapa hal yang ada pada ruangan ini, di atas meja ada sebuah figura foto beris

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   for you information

    Hi para pembaca Pelabuhan Akhir Sang Pewaris. Bagaimana nih kabarnya? Oh iya, ada informasi nih untuk season pertama sudah tamat pada bab 41 B ya. Season II akan dimulai dari bab 42-tamat, perkiraan diusahakan untuk tamat bulan ini. Namun masih perkiraan, tapi akan diusahakan. Jangan lupa untuk teman-teman bantu share jika menyukai cerita ini. Karena dukungan dari kalian sangat berarti bagi saya selaku penulis cerita, jangan sungkan untuk meninggalkan komentar. Ayo keluarkan apa yang kalian rasakan selama membaca cerita ini, apakah ada sukanya atau pun sedihnya juga. Sampai bertemu lagi di season II dengan suasana yang berbeda. Stay safe and stay healthy.

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   41 : B - Test the Struggle

    Katherine’s Penthouse, Manhattan, USA | 17.43 PMTempat pertama yang didatangi oleh Sean adalah tempat tinggal Kate yang lama, karena dia bersangsi Kate tidak mungkin menyewa tempat baru. Apalagi tidak mungkin Kate menetap di Manhattan dan meninggalkan pekerjaan perempuan itu. Namun nihil, sudah hampir lima belas menit dia berdiri di depan pintu sembari membunyikan bel. Pintu sama sekali tidak terbuka, membuat Sean memutar otak dengan cepat. Kakinya tidak berhenti mondar-mandir sembari mengacak rambutnya. “Mencari Nona Katherine?” tanya seorang laki-laki paruh baya yang tidak Sean ketahui siapa dia. “Benar, apa anda melihatnya, sir?” tanya Sean berbalik menatap laki-laki di hadapannya. “Nona Katherine tadi menghubungi saya, beliau kembali ke Madrid. Oh iya saya petugas kebersihan yang disewa Nona Katherine,” jawab laki-laki itu sembari tersenyum kecil. “Thank you for information sir,” kata Sean tersenyum lalu berpamitan langsung berlari keluar menuju mob

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   41 : A - We're Over

    Manhattan, USA | 15.41 PMKate melirik sekeliling di mana para pelayan mengantarkan pesanan karena menjelang sore cofee shop ini cukup ramai. Cofee shop yang tidak jauh dari lokasi kantor William Group, sejak tiba di sini Kate dan Julian belum memulai percakapan.Usahanya untuk mendapatkan kesempatan kedua dari Sean tidak semudah perkiraannya. Sikap Sean yang semakin hari semakin dingin dan semakin sulit untuk dia raih. Pekerjaannya di Madrid masih berjalan lancar meski kerap kali dia tidak hadir, dan selalu melakukan meeting bersama karyawan secara daring. Dia akan tetap di Manhattan sampai tahu jika usahanya benar-benar tidak dihargai. Julian mengetikkan pesan kepada Sean bersama satu foto Katherine yang sedang melirik sekeliling. Kate terlihat menemukan hal yang menarik di sekitar mereka. Julian Antonio : Sean, apakah kau bisa menebak aku sedang apa bersama Katherine saat ini?“Kau tunggu saja beberapa menit, dan selagi menunggu pesanlah lebih dulu.” Ju

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   40 : AB - Timbal Balik

    Mansion William, Manhattan, USA | 21.27 PMDi mansion William baru saja ada tamu Angeline, berbagai macam makanan keluar semua membuat ruangan tamu sedikit berantakan. Para pelayan membersihkan ruangan sehingga banyak yang berjalan hilir mudik. Kadang Sean merasa sedikit heran, acara apakah yang Ibunya adakan di sini? Biasanya juga selalu di luar, jarang sekali membawa teman-teman sosialitanya ke rumah. Mungkin karena Mark sedang ada pekerjaan di luar, jadi Angeline mendapat izin untuk mengadakan acara di mansion.Saat Sean berjalan menuju ruangan keluarga dia melihat Ibunya sedang bersantai sembari memerhatikan tayangan televisi. Lalu mendongak menatapnya.“Oh c’mon, lihatlah William yang satu ini.” Angeline berdecak dengan tawanya saat melihat ekspresi senang yang ditampilkan oleh Sean. “Kau mengalami hal senang macam apa son?” tanya Angeline ingin tahu. Sean membuka jasnya dan ikut bergabung bersama Ibunya. Menahan kepala dengan sebelah tangannya dan menatap Angeline dari samping.

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   39 : AB - Don't want to back dawn

    Mandiley’s Restaurant, Manhattan, USA | 19.13 PMMalam ini Kate sudah duduk di restoran, tempat dulu dia sering menghabiskan waktu bersama Liam. Tapi kali ini dia meminta tolong kepada Ken agar menyuruh Sean datang ke tempat ini, dan Kate sudah lima belas menit menunggu namun Sean belum juga datang. “Kau datanglah lebih dulu, aku pastikan Sean pun akan menyusul.” Itu adalah perkataan Ken tadi siang. Kate menghembuskan napasnya pelan, tangannya mengaduk matcha tea pesanannya, dia mulai menimbang-nimbang tentang keberaniannya saat ini. Kabar berita mengenai hubungan Sean dan Zara cukup memukulnya untuk mundur dan menjauh dari radar Sean. Tapi Kate harus memastikan satu hal lebih dulu, akankah perasaan Sean masih sama kepadanya seperti tiga tahun yang lalu? Seketika logikanya berpikir dengan logis. Sean tidak akan memilih untuk bersama Zara kalau laki-laki itu masih mencintainya. Sudahlah, berperang dengan isi kepala tidak akan ada habisnya. Semakin diperdebatka

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   38 : B - Sean And Zara?

    SJK Pictures, Manhattan, USA | 13.09 PMSiang ini salah satu wartawan mewawancarai Sean dan Zara secara eksklusif mengenai berita yang beredar tiga hari yang lalu. Berita yang sempat menghebohkan dunia infotaiment adalah berita kebersamaan Sean dan Zara sebagai pasangan di acara pesta pernikahan Kenneth Alfonso. Bukankah sudah pernah Ken tebak sebelumnya? Namanya akan terseret dalam berita itu, dan sekarang Sean bersama Zara sedang mengonfirmasi berita tersebut. Nanti sore pasti akan masuk berita di televisi karena diterbitkan secara langsung oleh SJK Pictures. Yang otomatis akan mengalahkan berita pernikahannya. Sudahlah, Ken tidak begitu tertarik dengan popularitas. “Kau bukan aktor tapi popularitasmu luar biasa Sean,” cibir Ken. Sean mengibaskan telapak tangannya ke belakang dengan gerakan santai. “Pesona seorang William tidak pernah main-main Ken,” balas Sean beserta smirknya. Ken berdecih pelan. “Namun sayang tidak membuat perempuan yang itu tertarik pad

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status