Share

92, Sumber Masalah

DUA hari kemudian, siang itu mereka baru saja kembali ke kantor. Manggala bermaksud akan mengantar Nayara sampai pintu Papyrus. Nayara masih tertawa-tawa kecil ketika dia merasa tubuh di sampingnya menegang. Dia ikuti tatapan Manggala.

Wiguna.

Dan Mahesa.

Nayara bermaksud menjauh. Memberi jeda pada ayah dan anak berbincang. Tapi tangannya tertahan genggaman Manggala yang tiba-tiba menguat.

“Lu masih sama dia?” ujar kakaknya.

“Gue sama siapa itu urusan gue.” Jawaban singkat yang ditanggapi dengan satu kali anggukan.

“Papa dengar kamu mau buka lini baru?”

“Gosip cepat tersebar ya,” Manggala menjawab sinis mendesis.

“Bukan gosip kalau benar.” Mahesa ikut bersuara.

“Itu untuk target tiga tahunan.” Manggala sudah tahu siapa yang membocorkan rahasia itu. Tapi memang dia tidak bermaksud merahasiakan. Hanya tidak ingin memberitahu Wiguna saja. Toh waktunya masih panjang.

“Tumben nggak dekat deadline. Bi

Sandra Setiawan

Cerita ini punya beberapa klimaks. Ngerasa nggak? Nayara sudah ngelamar, Manggala oke mereka nikah secepatnya. Manggala sudah cerita gimana dia kemarin. Sudah antiklimaks di sana. Tapi hidup nggak seperti dongeng-dongeng Kakek Hans Christian Anderson. Ketika orang sudah nikah justru masalahnya makin variatif. Tapi kata saya solusinya sih simpel. Jujur dan terbuka. So, here you are. Nanjak lagi yuks. Tapi untuk nurunin tensi, mereka kan sudah akur tuh, scene-scene sweet-nya makin jleb aja loh.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status