Share

Ungkapan Melelahkan

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-04-04 14:15:01

“Tidak, Hores. Aku mohon, jangan ....”

Kain – kain ditubuh Avanthe sudah terobek parah, sementara dia masih meminta pengampunan dari pria yang bahkan tidak memiliki simpatisan untuk mengakhiri tindakan keji. Hores jauh lebih tamak lewat satu hasrat ingin menjadikan Avanthe sebagai wanita paling merana.

Sebuah rantai yang diambil dari laci adalah bagian paling menyakitkan; Avanthe berusaha menolak. Dia tahu kebutuhan menghadapi perlakuan Hores cukup mustahil. Perlahan – lahan mulai bergetar ketika satu pergelangannya terikat utuh, kemudian tangan yang lain segera menyusul.

“Hentikan ini, Hores ....”

Avanthe terisak di hadapan pria tak berperasaan. Mata mereka bertemu di bawah cahaya terang dan dia mendapati sekelebat bayangan di wajah Hores yang tak bisa dirangkai menjadi suatu ulasan menyedihkan. Napas Avanthe tercekat; masih berjuang, mencoba memberontak tetapi tatapan Hores menyapu seluruh tubuhnya dengan liar.

Seringai di sudut bibir pria itu menciptakan sat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Modusnya. Wkwk.
goodnovel comment avatar
Violetta
sante aja, thor... aku mahh yg penting tiap babnya di update 3 sehari wkwkwk
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Sebenarnya aku mau banget update banyak - banyak, Kak. Wkwk. Tapi ternyata gak bisa karena satu hal dan lain. Hehe. Oh, iya, Kak aku ada informasi soal koin. Kata editorku koinnya diproses di minggu ketiga bulan ini, gpp ya? Soalnya mungkin tim operasional udah prepare buat lebaran.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Bantuan Hope

    Avanthe segera menahan napas ketika Hores menutup pintu kamar; iris matanya tidak pernah meninggalkan satu titik di mana sebuah tindakan dari pria di hadapannya secara absolut membawa Hope masuk; betapa gadis kecil itu mungil dan sempurna di dalam dekapan tubuh yang liat, tetapi Avanthe tidak memiliki keinginan untuk mengagumi pemandangan indah tersebut. Dia khawatir terhadap Hope yang masih menangis sangat keras; mendeteksi sesuatu yang tidak nyaman sedang putri kecilnya rasakan. Lewat tindakan paling berani, Avanthe berusaha bangun dan ingin menggapai Hope. Ironi sekali Hores tidak pernah membiarkan apa yang sedang Avanthe pikirkan terjadi. Tatapan dari iris gelap itu sangatlah tajam. Setiap detil dan cara Hores mengamatinya, seolah ingin menembus dan merobek tubuh Avanthe. “Aku tidak memintamu bangun. Tetap di tempatmu dan jangan lakukan apa pun.”Suara pria itu membuat Avanthe menelan ludah kasar. Dia gugup; ketakutan, walau diliputi rasa ingin membawa Hope, sement

    Last Updated : 2024-04-05
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Gengsi

    “Tidak, Hores. Aku mohon hentikan.”Tangan Avanthe bergerak, mencegah apa pun yang barangkali akan terjadi. Bagian paling menyakitkan adalah saat – saat tubuhnya sudah separuh bertelanjang, sementara Hores telah mendesak supaya dia telentang di atas lantai. Lengan Avanthe segera menyilang, menghindari tatap mata Hores yang kelaparan. Sudut bibir yang berkedut sinis nyaris membuat setengah kewarasan Avanthe lenyap. Dia berjuang keras tetapi pria itu telah menyingkirkan segala bentuk perlindungan yang dibuat.Napas Avanthe terengah ketika ujung jarinya mencoba menjauhkan wajah Hores. Namun, itu justru memberi Avanthe sebuah peringatan besar. Hores segera menekan tangan yang bersikeras menghalangi dan menyingkirkan di puncak kepala, sementara mulut pria itu mendesis; mulai melumat di payudaranya.“Hores, hentikan ....”Betapa suara Avanthe diliputi nada lirih menghadapi suatu krisis rasa takut yang besar. Dia tidak bergerak setelah menyadari upaya pemberontakan yan

    Last Updated : 2024-04-06
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mimpi

    Sepeninggalan Hores, situasi di sekitar kamar terasa luar biasa hening. Tidak tahu ke mana pria itu pergi; Avanthe tidak berusaha memikirkannya. Hanya sesekali tersenyum, menggerakkan ujung jari secara perlahan menyentuh bulu mata Hope yang panjang. Tanpa Hores. Tanpa segala tindakan jahat yang akan pria itu lakukan, Avanthe merasa sangat tenang di sini, berdua saja bersama putri kecilnya. Dia cukup lega mendapati Hope akan segera tidur, walau sisa – sisa air yang membasah di wajah menggemaskan itu sedikit menyergap perasaan Avanthe. Dia bertanya – tanya apakah Hope masih merasa tidak nyaman? Bertanya – tanya haruskah dia beranjak pergi sekadar mencari minyak yang dibutuhkan? Tidak. Avanthe segera mengerjap menghadapi pemikiran di puncak kepala. Siapa yang akan menganggapnya waras dengan keadaan seperti ini? Dalam balutan selimut tebal kemudian berjalan menyusuri ruang – ruang yang mentereng, barangkali itu hanya akan mengundang kegilaan Hores. Ketakutan absurd di benak Avanthe terus

    Last Updated : 2024-04-07
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Jamur

    Dengan satu hentakan mengejutkan, sesuatu dalam diri Avanthe seolah mendorongnya untuk terbangun. Dia mengerjap beberapa kali diliputi napas terengah menatap di sekitar ruang yang hening. Sebuah mimpi menyedihkan membuat debaran dada Avanthe berontak keras. Tanpa sadar kedua kakinya menekuk; memeluk tubuh sendiri tetapi dia tidak akan memiliki waktu lebih panjang sekadar merenungi momen – momen jahat yang berkilat di mimpinya semalam. Momen yang silih berganti menjadikan ketakutan Avanthe sebagai suatu hal yang rusak. Rasanya adegan berkepanjangan itu tidak pernah berhenti sampai ....Kesadaran di benak Avanthe sekali lagi membuat matanya mengerjap. Sulur – sulur cahaya merambat masuk dari tirai kain yang tipis. Napas Avanthe tercekat, dan reaksi berikutnya adalah menghadapi kebutuhan menyentuh tubuhnya dengan cepat. Udara langsung menyergap masuk ke rongga dada saat dia menemukan sehelai kain polos hitam membalut kebesaran. Avanthe tidak tahu siapa yang memakaikan baju unt

    Last Updated : 2024-04-08
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perjalanan Hukuman

    “Lepaskan aku, Hores!”Avanthe berteriak histeris merasakan guncangan dari setiap langkah lebar Hores. Pria itu berjalan meninggalkan lorong yang pernah membuat Avanthe tersesat. Posisi tidak menyenangkan seolah membiarkan darah mengalir dan menumpuk satu gumpalan di kepala. Avanthe mengerjap menghadapi perasaan tidak nyaman, tetapi Hores sama sekali tidak memiliki sikap peduli. Masih dengan langkah tentatif walau Avanthe sudah berusaha menyerahkan beberapa pukulan di tubuh liat pria itu.Semacam suatu harapan ketika samar – samar Avanthe menemukan cara; sedikit saja untuk mengubah posisinya lebih baik. Dia mencengkeram kain di tubuh Hores. Mendorong tubuhnya ke atas—tanpa perlu menjuntai – juntai lagi seperti momen buruk terdahulu.Yang tidak Avanthe sadari bahwa dia akan menemukan Shilom sedang tercengang sembari menutup mata Hope saat Hores melewati tubuh wanita itu. Ekspresi malu tak tertahan langsung menghinggap. Avanthe merasakan wajahnya memerah saat kontak mata b

    Last Updated : 2024-04-09
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Hukuman

    Napas Avanthe tercekat mendeteksi sebuah masalah besar. Dia ketakutan ketika Hores sengaja menekan wajahnya yang menyamping untuk tenggelam di antara bantal. Sementara pria itu sedang mengesahkan satu tindakan tak bermoral dengan melucuti celana kain panjang dan memaksa pinggul Avanthe terangkat tinggi sekadar memuaskan hasrat ‘memukul’ yang pria itu rasakan. Tubuh Avanthe sering kali tersentak mendapati telapak tangan Hores akan menepuk kasar; meninggalkan bekas memanas di bokongnya. Rasanya benar – benar menyedihkan. Avanthe tidak berani bersuara ketika desakan dari pukulan tangan Hores kembali menciptakan bunyi mengerikan. Dia yakin kulit tubuhnya mungkin telah bermunculan bekas kemerahan. Hores seperti tidak mengira – ngira ketika akan memukul. Yang pria itu tahu adalah cara memuaskan gairah. Sangat dengan sengaja menjadikan Avanthe sebagai wahana pelampiasan. Dia sungguh tidak bisa bertahan lebih lama. Merasa telah direndahkan dan bagaimanapun ... Hores selalu berlaku luar bia

    Last Updated : 2024-04-10
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Pelarian

    “Kai sudah menunggumu. Sekarang kau akan langsung pergi, Ava?”Avanthe terpaku sesaat mendapati bagaimana suara Shilom sarat nada khawatir, sesekali wanita itu akan melirik ke sekitar; mungkin ketakutan mengenai kemunculan Hores yang secara mendadak, sedang meliputi pemikirannya.Avanthe segera mengangguk, lalu menyentuh lengan Shilom dengan tujuan menenangkan. Mereka sepakat melakukan satu rencana bersama. Lewat sisa waktu yang ada Shilom akan meminta Carlo mengantarnya ke pasar; berpura – pura membelanjakan sesuatu di sana saat sementara Avanthe melarikan diri atas bantuan Kai. Hores tidak akan menyadari hal itu, yang pria tersebut tahu hanyalah Avanthe sengaja membawa Hope meninggalkan mansion mentereng ini, kemudian semua akan berakhir baik – baik saja. Shilom akan kembali. Bebas dari segala bentuk tuduhan. Napas Shilom berembus kasar. “Baiklah. Kita pergi sekarang. Peluang kita tidak banyak lagi setelah berhasil memancing para bawahan Tuan Roarke meninggalkan gerba

    Last Updated : 2024-04-11
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kemunculan Mendadak

    Hores kesal karena mengira Avanthe mengabaikan suara teriakannya dari kamar mandi. Berulang kali dia meminta wanita itu membuka pintu, dan sejauh yang diketahui, hanya Avanthe-lah satu – satunya orang yang memiliki akses berada di ruang tidur; mungkin sedang meringkuk di atas ranjang meratapi nasib malang; atau menangis tersedu – sedu menghadapi rasa sakit teramat yang dia berikan. Hores tidak ingin membayangkan bagian terburuknya. Dia benci setiap kali mengingat wajah cantik itu, yang sialnya selalu meninggalkan hasrat tak berkesudahan. Rasanya Hores ingin mencekik leher dan melenyapkan kemampuan Avanthe sekadar bernapas. Ingin menyaksikan wajah itu membiru padam ketika sedang kehilangan pasokan udara di rongga dada. Semua detil keinginan makin membara saat Avanthe tidak kunjung pula menanggapi setiap perintah yang terucap dari bibirnya. Membuat Hores disergap hasrat brutal dan memberontak.“Ava, buka pintunya!”Dia akan kehilangan puncak kesabaran. Ketika hal itu tela

    Last Updated : 2024-04-12

Latest chapter

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kenyataan yang Tak Terduga

    “Hores?” Seperti ada gemuruh besar dengan segala bentuk sambaran mengerikan. Avanthe menatap wajah Ellordi penuh tanda tanya. Dia tak ingin percaya terhadap apa pun itu. Tidak ada penjelasan gamblang mengenai keadaan Hores saat ini, tetapi mengapa rasanya seperti telah membawa dia menghadapi pendekatan yang jelas, di mana kekhawatiran berakhir sebagai rayuan tidak masuk akal. Hores baik – baik saja ... akan selalu begitu. Pria itu harus kembali untuk anak – anaknya. Bukankah Aceli sudah menunggu? Meminta supaya Avanthe membangunkan ketika Hores datang? Sekarang apa yang bisa dilakukan setelah semua terasa mengejutkan? Avanthe menatap ayahnya sambil menggeleng samar. Bagian paling penting adalah menyingkirkan tumpukan air yang membentuk percikan kaca. Dia melihat semua dengan buram, sama seperti berjuang keras meyakinkan perasaannya, meski tidak ada harapan tersisa. “Jangan katakan itu, Papa,“ ucap Avanthe mendeteksi akan ada suatu informasi u

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketakutan

    Pernyataan Hores mengenai perang di wilayah pria itu menjadi suatu bagian paling nyata, bahwa mereka ... meski tidak terlibat; juga mengalami dampak serius. Suara – suara ledakan hingga guncangan yang sesekali terasa begitu keras merupakan prospek terburuk. Avanthe bertanya – tanya pertempuran seperti apa, atau barangkali perebutan hak dari mana sehingga nyaris tidak ada damai di Kerajaan Bawah Tanah. Dia khawatir mengenai Hores, takut jika akan terjadi suatu hal tak diinginkan dan berakibat fatal. Rasanya sesuatu di dalam diri Avanthe seakan ingin memberi petunjuk. Dia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut, hanya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu apakah seharus ini mendambakan Hores baik – baik saja, maka pria itu akan kembali mendatangi anak – anak, apalagi ... jika secara ajaib mereka bisa berdamai. Membayangkan andai perasaan mereka kembali utuh. Anak – anak juga akan menyukainya; tidak ada pemisahan dan pelbagai hal lain yang menjadi masalah besar.“Mommy,

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Uraian

    Pernyataan Hores terdengar penuh pengalihan serius. Perkara pancake itu lagi dan permasalahan yang selalu sama ....Avanthe diam beberapa saat, terpaku, memikirkan kembali pengajuan Hores sebagai berikut;Apa yang dia ingin pria itu katakan?Tidak banyak, tetapi Hores telah mengatakannya. Ya, setidaknya Avanthe mengerti ... betapa dia perlu menyadari bentuk kesalahpahaman yang menyemat di sana dengan suatu pengakuan nyata. “Dan kau percaya aku akan melakukannya?” tanyanya sarat ekspresi nanar. Ini lebih buruk dari membayangkan Hores telah sadar dari setiap tindakan buruk. Avanthe ingin tahu, adakah cara ampuh untuk menarik Hores ke permukaan, memberi pria itu petunjuk, atau sejenis lainnya, tetapi bagaimana? Dia belum menemukan cara. Dengan desakan putus asa dalam dirinya, reaksi Avanthe yang paling murni adalah menunduk saat Hores seperti tidak memiliki niat menanggapi. Pria itu selalu percaya terhadap apa yang menurutnya benar, tetapi lupa bahwa logika juga h

DMCA.com Protection Status