Share

Dipaksa

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-14 17:55:33

“Kesalahan seperti apa yang ingin kau lakukan?”

Bisikan Hores serupa nada – nada menyedihkan yang sedikitpun Avanthe tidak ingin mendengarnya. Dia masih memalingkan wajah. Menahan napas supaya tidak menghirup aroma maskulin yang menyeruak di sekitar. Tubuh Hores terlalu menyengat. Sentuhan tangan yang kasar, menekan di wajah Avanthe dengan rambatan khusus, lalu perlahan – lahan berakhir menjadi sebuah cengkeraman keras.

Bagaimanapun itu, Avanthe tak berharap dia akan segera putus asa. Memberanikan diri melirik cara Hores menyeringai. Terlalu mengesankan.

“Aku akan melakukan kesalahan apa pun agar kau memecatku,” ucapnya tak lekang oleh tekad dan keputusan yang matang.

Hores terkekeh. “Sayangnya peraturan yang kubuat, tidak pernah berlaku untukmu. Kalau kau melakukan kesalahan, kau menerima hukuman, Ava.”

“Apa kau juga ingin coba – coba mengundurkan diri dari pekerjaan ini?” Bisikan tambahan diliputi efek mengerikan menembus di pendengaran Avanthe. Dia bergedik n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Violetta
Ava yg kabur aku yg ngose2an wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Debat

    Seorang wanita berjalan takut – takut bagaikan musang kecil bersembunyi mencari makan di malam hari. Hores menipiskan bibir mengamati rangkaian adegan yang tersapu menyeluruh, seharusnya hanya Avanthe yang dirancang secara khusus untuk melangkah mendekatinya. Bukan seorang wanita penuh impian, yang menandai setiap keinginan menuju satu puncak tak terelakkan.“Di mana Ava?” tanya Hores begitu dingin.Akan tetapi itu sama sekali di luar dugaan Broke. Dia tidak pernah mengira suara berat dan dalam dari seorang pria tampan sekaligus panas akan terdengar menggetarkan, yang bahkan seperti membuat dia merasa beku. Ketakutan Broke sejak awal semakin merambah bebas. Segera menelan ludah kasar, mencoba sesekali menatap ke sekeliling tetapi tidak menemukan prospek bagus kalau – kalau suatu waktu dia akan mengurungkan niat untuk menggantikan posisi Avanthe.“Aku bertanya padamu di mana Ava?”Sekali lagi, suara yang baginya sempurna itu dengan mudah menyeret Broke ke permukaan. T

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Hores dan Hope

    Lengan Avanthe terulur merenggut kain yang menjuntai di tiang gantung. Dia tidak melakukan keramas di malam hari. Air terasa sangat membekukan tetapi itu lebih baik daripada menghadapi situasi yang Hores bawa sampai di sini. Sambil melangkah melewati lantai kamar mandi yang lembab, Avanthe memegang ujung handuk yang melilit di tubuh. Dia segera menekan pintu, sedikit terkejut saat menemukan Hores sudah ada di kamarnya. Tidur telentang dengan sepatu melekat utuh di sana. Di depan dada pria itu terdapat Hope sedang menelungkup. Avanthe terpekur beberapa saat. Wajah putri kecilnya menyamping tepat menghadap dia yang masih membeku di tempat. Pipi Hope benar – benar tumpah dan melekat bersama Hores. Kemiripan luar biasa persis membuat Avanthe tak dapat berkomentar apa pun.Dia akhirnya melangkah menuju lemari. Mengambil gaun tidur. Mengenakan kain – kain ke tubuhnya untuk kemudian melangkahkan kaki lebih dekat. Avanthe menatap sepatu pentofel hitam berkilauan milik pria yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Sepatu di Genteng

    Avanthe luar biasa terkejut ketika dia terbangun dan menemukan Hope sudah membuka mata dan bergelut sendiri di sekitar tubuh Hores, sedangkan pria itu masih berada di puncak tidur yang lelap. Avanthe segera bangkit untuk mengambil Hope yang malang. Putri kecilnya belum bisa mengatakan apa pun ketika menginginkan sesuatu. Anehnya, Avanthe tak mendengar suara Hope sejak semalam. Biasanya setiap beberapa jam Hope akan terbangun meminta susu; dia mulai menduga keberadaan Hores menjadi pengaruh di sekitar mereka.Tangan mungil Hope bergerak tepat setelah Avanthe mendekap bayi lima bulan itu. Hope persis sedang mencari satu hal dengan memukul – mukul di dada Avanthe. Tawa Avanthe mendesak ke udara, tetapi kemudian dia mengatur suaranya tetap tenang. Tidak ingin Hores terjaga. Rasanya Avanthe tidak siap menghadapi pria seperti itu. memutuskan mengambil posisi duduk di pinggir ranjang dengan hati – hati.Gaun tidur berkancing sedikit memudahkan pekerjaan. Avanthe salut bah

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Makhluk Menyebalkan

    “Hope sudah mandi, Ava?”Avanthe menelan ludah kasar berpas – pasan bersama Shilom ketika dia akan melebarkan kaki menuju kamar. Senyum wanita itu kaku, seperti ingin menyampaikan sesuatu, tetapi juga ragu untuk bicara. Sikap Shilom persis menunjukkan wanita itu dalam tekanan. Sekarang biar Avanthe tebak. Shilom dalam pengaruh Hores?Itu cukup masuk akal mengapa sekali lagi Shilom tersenyum kaku, mengulurkan kedua lengan untuk mengambil Hope yang sedang dalam balutan handuk kecil; menggemaskan.“Tuan Roarke memintamu untuk menemuinya.”Akhirnya, setelah lama diam Avanthe meyakini bahwa pilihan terakhir Shilom tidak jauh dari kebutuhan bicara secara lugas. Hope sudah berada digendongan wanita itu, sementara Avanthe mengangkat sebelah alis tinggi memahami apa yang perlu dan tidak dia lakukan.“Kenapa aku harus menemui majikanmu?” tanya Avanthe hampir membiarkan suaranya terdengar kesal. Iris mata keunguannya menatap Shilom, mencari tanda – tanda perubahan apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Tukang Ngintip

    “Lepaskan aku!”Kata - kata Avanthe berdentam di benak sendiri. Dadanya bergolak liar. Dia menatap Hores tajam, tetapi pria itu sama sekali tidak mengatakan apa – apa, yang membuat reaksi di tubuh Avanthe menjalar panas, meskipun dia bisa merasakan ketegangan memancar dari tubuh besar Hores.“Hope membutuhkanku. Aku mau masuk ke dalam!”Tiba – tiba sebuah tangan mencekal pergelangan Avanthe. Dia tercekat. Berusaha dengan cepat menepis tindakan Hores, dengan bagian dalam dirinya yang pengkhianat tidak mendengarkan. Avanthe langsung mengurungkan niat saat rahang Hores bergemelatuk keras.“Ambil sepatuku sekarang!”Pria itu mendesis diliputi nada mengancam yang berbahaya. Kabut gelap menyelimuti wajah Hores, demikian, Avanthe ingat pernah melihat ekspresi yang begitu asing ini. Bibirnya terbuka, tidak tahu harus mengatakan apa; Hores sudah mengeluarkan kata – kata bernada marah.“Kau punya kesempatan bertanggung jawab atau aku akan membawa Hope pergi.”Menggancamnya dengan mengikutsertak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Pembalasan Dendam

    Itu secara mutlak adalah perintah. Beruntunglah pria itu bahwa Avanthe sedang berbaik hati untuk melangkahkan mengambil sisa sepatu yang dia lempar semalam. Avanthe terpaku lamat. Ternyata dia melakukan terlalu kuat; sepatu Hores bahkan berada beberapa meter cukup jauh dari arah kamar; dari jendela yang dia buka hati – hati semalam.Setelah melihat Hores melangkah ke arah gudang untuk meletakkan tangga di sana. Langkah Avanthe terdesak; mengambil sepatu yang terendam di genangan air. Bagaimana reaksi pria itu ketika mengetahui hal ini?Celakalah!Avanthe menelan ludah kasar memikirkan apa yang akan dia terima nanti. Bajingan kejam seperti Hores akan sangat murka. Bagaimana cara menghadapinya?Avanthe mengerjap cepat. Sudah terjadi. Apa yang bisa dia harapkan? Sepatu Hores tidak akan kering dan dia tidak bisa mencegah perubahan apa pun yang akan terjadi pada pria itu. Memang sudah tidak dapat dihentikan. Dengan desakan parah di benaknya, Avanthe segera melangkahk

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Permulaan

    Mobil yang mengantar jemput Shilom sudah berada di depan rumah. Avanthe merasa sangat gugup untuk mengetahui apakah Hope akan bersama wanita itu atau tidak ketika pintu mobil dibuka. Dia sendiri merasa cukup ragu sekadar melangkahkan kaki mendekat; perkara kata – kata Hores, itu sudah begitu jelas jika berikutnya adalah giliran Avanthe melakukan perjalanan; ntah akan ke mana.Avanthe menahan napas saat menemukan Shilom seorang diri memijakkan kaki di atas rerumputan dan menjinjing beberapa perlengkapan wanita itu. Hope akan dipulangkan; pernyataan yang selalu tergiang liar di benaknya sejak sendirian di rumah dan sekarang, saat – saat seperti ini rasanya ketakutan Avanthe menjadi nyata. Dia segera menyusul Shilom, merasakan jantungnya berdebar keras melakukan kontak mata bersama wanita itu.“Di mana Hope?” Avanthe bisa mendengar suaranya begitu lirih. Meskipun Shilom tersenyum tipis, tetapi dia tidak bisa merasakan ketenangan sebelum wanita itu mengatakan sesuatu; sebua

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Titik Terang

    Avanthe mematut diri di depan cermin. Ini persis pakaian pelayan dengan aksen seksi yang sengaja Hores berikan. Ukuran begitu pas mencekik di lekuk tubuh Avanthe. Batas kain begitu pendek yang hanya sebatas separuh paha. Dia juga dituntut menggunakan topi khusus untuk menggambarkan professinya sebagai seorang pelayan secara utuh di sini.Avanthe menarik napas dalam – dalam, kemudian menggembuskan udara di rongga mulut secara perlahan. Sekali lagi dia memastikan penampilannya sudah lebih baik atau semakin buruk. Setelah merasa yakin; akhirnya Avanthe melangkahkan kaki, membuka pintu kamar untuk menemukan Hope ke mana pun dia bisa.Wajah Avanthe melongok mencari – cari sebentuk tubuh mungil, padat berisi itu, barangkali dia akan kembali mendapati putri kecilnya sedang bersama Hores.Napas Avanthe tercekat seperti yang sudah dia duga. Hope sibuk bermain bola – bola, sementara Hores sedang sibuk bicara bersama seseorang di ponselnya. Wajah pria itu begitu dingin, tetapi sese

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21

Bab terbaru

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kenyataan yang Tak Terduga

    “Hores?” Seperti ada gemuruh besar dengan segala bentuk sambaran mengerikan. Avanthe menatap wajah Ellordi penuh tanda tanya. Dia tak ingin percaya terhadap apa pun itu. Tidak ada penjelasan gamblang mengenai keadaan Hores saat ini, tetapi mengapa rasanya seperti telah membawa dia menghadapi pendekatan yang jelas, di mana kekhawatiran berakhir sebagai rayuan tidak masuk akal. Hores baik – baik saja ... akan selalu begitu. Pria itu harus kembali untuk anak – anaknya. Bukankah Aceli sudah menunggu? Meminta supaya Avanthe membangunkan ketika Hores datang? Sekarang apa yang bisa dilakukan setelah semua terasa mengejutkan? Avanthe menatap ayahnya sambil menggeleng samar. Bagian paling penting adalah menyingkirkan tumpukan air yang membentuk percikan kaca. Dia melihat semua dengan buram, sama seperti berjuang keras meyakinkan perasaannya, meski tidak ada harapan tersisa. “Jangan katakan itu, Papa,“ ucap Avanthe mendeteksi akan ada suatu informasi u

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketakutan

    Pernyataan Hores mengenai perang di wilayah pria itu menjadi suatu bagian paling nyata, bahwa mereka ... meski tidak terlibat; juga mengalami dampak serius. Suara – suara ledakan hingga guncangan yang sesekali terasa begitu keras merupakan prospek terburuk. Avanthe bertanya – tanya pertempuran seperti apa, atau barangkali perebutan hak dari mana sehingga nyaris tidak ada damai di Kerajaan Bawah Tanah. Dia khawatir mengenai Hores, takut jika akan terjadi suatu hal tak diinginkan dan berakibat fatal. Rasanya sesuatu di dalam diri Avanthe seakan ingin memberi petunjuk. Dia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut, hanya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu apakah seharus ini mendambakan Hores baik – baik saja, maka pria itu akan kembali mendatangi anak – anak, apalagi ... jika secara ajaib mereka bisa berdamai. Membayangkan andai perasaan mereka kembali utuh. Anak – anak juga akan menyukainya; tidak ada pemisahan dan pelbagai hal lain yang menjadi masalah besar.“Mommy,

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Uraian

    Pernyataan Hores terdengar penuh pengalihan serius. Perkara pancake itu lagi dan permasalahan yang selalu sama ....Avanthe diam beberapa saat, terpaku, memikirkan kembali pengajuan Hores sebagai berikut;Apa yang dia ingin pria itu katakan?Tidak banyak, tetapi Hores telah mengatakannya. Ya, setidaknya Avanthe mengerti ... betapa dia perlu menyadari bentuk kesalahpahaman yang menyemat di sana dengan suatu pengakuan nyata. “Dan kau percaya aku akan melakukannya?” tanyanya sarat ekspresi nanar. Ini lebih buruk dari membayangkan Hores telah sadar dari setiap tindakan buruk. Avanthe ingin tahu, adakah cara ampuh untuk menarik Hores ke permukaan, memberi pria itu petunjuk, atau sejenis lainnya, tetapi bagaimana? Dia belum menemukan cara. Dengan desakan putus asa dalam dirinya, reaksi Avanthe yang paling murni adalah menunduk saat Hores seperti tidak memiliki niat menanggapi. Pria itu selalu percaya terhadap apa yang menurutnya benar, tetapi lupa bahwa logika juga h

DMCA.com Protection Status