"Lucian...." Suara Laura bergetar saat dia memegang pipinya yang perih dan menatap pria di depannya.
Lucian memelototinya dan memandang Viola yang terduduk di lantai dengan wajah pura-pura sakit. Ekspresi pria itu sangat khawatir saat dia memeluk Viola dan membantunya berdiri. "Viola, apa kamu baik-baik saja? Di mana yang sakit?" "Lucian, Kakak sangat membenciku karena aku tinggal di rumah ini dan dia ingin aku pergi dari rumah ini. Tidak apa-apa, aku akan pergi," jawab Viola dengan nada menyedihkan. Lucian membujuknya dengan lembut, "Tidak, rumah ini sudah menjadi milikmu. Kamu akan tinggal di sini, sementara Laura ...." Dia berbalik menunjuk wajah Laura dengan marah, "Laura, beraninya kamu melakukan ini pada Viola. Dia sedang hamil!" "Bukan aku yang mendorongnya, dia jatuh sendiri!" Laura berseru dengan air mata yang mengalir di pipinya. "Kamu pikir aku buta tidak melihatmu mendorong Viola! Enyah dari sini! Kamu tidak diterima di rumah ini! Rumah ini sudah jadi milikku dan Viola!” Laura memejamkan mata, menahan rasa sakit di hatinya. Namun, dia membiarkan tuduhan Lucian padanya dan meraih kain celana pria itu. "Lucian, aku mohon padamu untuk menemui Amelia sekali ini. Dia mencarimu dan ingin bertemu denganmu, papanya…." "Papanya? Aku bukan papa kandungnya!" Lucian berseru menatapnya marah dan menepis tangan Laura dari celananya. Laura membelalak tak percaya dan bingung. "Bukan papa kandung? Lucian, kamu adalah papa kandung Amelia dan dia putrimu!" "Jangan berbohong padaku! Kamu sudah menipu Kakek, keluargaku, dan aku dengan anak haram itu agar tidak bercerai! Katakan siapa ayah kandung anak haram itu?!" Laura berdiri gemetar di depan mereka. "Amelia bukan anak haram! Jangan beraninya menyebutnya seperti itu!" Lucian menamparnya dengan berkas dan mencibir, "Ini adalah bukti bahwa Amelia bukan anak kandungku! Kamu berselingkuh saat aku lumpuh dan buta. Kakek selalu memujimu karena menikah denganku saat aku buta dan lumpuh, tapi kamu berselingkuh di belakangku dan mengandung anak haram. Jika bukan karena Viola selalu ada di sisiku dan merawatku saat aku lumpuh, aku mungkin tidak akan pernah sadar dan sembuh dari lumpuh dan kebutaan! Mulai sekarang, aku menceraikanmu!" Laura menatap linglung, tidak bisa mencerna semua kata-kata panjang dan cepat dari bibir Lucian. Berkas-berkas putih dilempar ke wajahnya dan jatuh di bawah kakinya. Tetapi satu hal yang ditangkapnya adalah tuduhan Lucian bahwa dia berselingkuh dan Viola yang merawatnya serta membantunya pulih selama dia lumpuh dan buta. Saat Lucian buta dan lumpuh, Laura yang merawatnya. Viola hanya muncul setelah Lucian selesai operasi mata dan membantunya pulih dari luka-luka pasca kecelakaan, karena saat itu Laura sedang hamil besar dan tidak bisa merawat suaminya. Dia tak mengira bahwa Lucian akan salah paham dan mengira Viola yang selalu merawatnya selama ini. "Lucian, apa kamu salah paham? Selama ini aku yang ...." "Akh, Lucian... perutku sakit sekali," Viola menyela dengan teriakan kesakitan. Ekspresi Lucian sekejap berubah khawatir. "Viola ...." "Sayang, sepertinya aku akan melahirkan. Aku takut pada kakakku, dia mendorongku dan membuat perutku sangat sakit. Dia menyakiti bayi kita!" "Tahan sebentar, aku akan membawamu ke rumah sakit." Lucian sangat cemas lalu menatap Laura dengan marah. "Jika Viola dan anakku kenapa-napa, aku akan membunuhmu!" Dia mendorong Laura dengan kasar lalu menggendong Viola keluar dari rumah itu. Laura ditinggal dengan menyedihkan melihat berkas-berkas hasil tes DNA dan surat perceraian di bawah kakinya. Pernikahannya berakhir seperti ini? Mengapa semuanya menjadi seperti ini? Dia hanya ingin memohon kepada Lucian agar mau menemui Amelia untuk terakhir kalinya. Amelia! Laura teringat pada putrinya yang terbaring di rumah sakit dan menunggu ayahnya datang menemuinya untuk terakhir kalinya. Dia menghapus air matanya dan berlari mengejar Lucian. Di luar, hujan deras dan langit tampak gelap. Laura tidak peduli dan menerobos hujan deras, mengejar mobil Lucian. "Lucian!" Dia berteriak putus asa pada mobil yang sudah menjauh di tengah hujan. Dia menangis mengejar mobil itu, tetapi tiba-tiba seseorang membekapnya dari belakang dan pisau tajam menusuk punggungnya sampai ke jantungnya. Mata Laura membelalak, memuntahkan darah dari mulutnya. Tatapannya kosong saat rasa sakit menusuk jantungnya ketika pisau dicabut dari punggungnya dan tubuhnya didorong jatuh di jalan. Berdiri di atasnya adalah sosok berpakaian gelap dan tertutup dengan jaket hoodie. Suara pria itu terdengar dingin di tengah deru hujan deras. "Ini hadiah dari Tuan Lucian. Pergilah ke neraka, Jalang." Dia ditinggal di jalan dengan luka tusukan di jantungnya dan darah bercampur dengan genangan air hujan di aspal. Air mata Laura mengalir menatap rintik-rintik hujan di atasnya, dan pandangannya menjadi gelap. Apa ini akhir hidupnya? Putrinya sedang menunggu di rumah sakit dan tidak memiliki siapapun di sisinya. "Sayang, mama minta maaf ....""Nyonya demam tinggi. Kita harus membawanya ke rumah sakit dan memberitahu Tuan Muda.""Apa kamu tidak dengar kata-kata Tuan Muda? Baik dia sakit atau meninggal, tidak boleh mengganggu Tuan Muda. Tuan Muda tidak pernah peduli dengan perempuan itu. Dia tidak pernah diakui sebagai menantu keluarga Wilson, bahkan Tuan Muda tidak suka padanya.""Tapi demam Nyonya semakin tinggi. Nyonya bisa meninggal.""Biarkan saja, lagipula keluarga Wilson tidak peduli padanya. Ayo pergi, pekerjaan kita masih banyak. Dia tidak akan mati hanya karena demam. Salahnya sendiri karena mendorong Nona Viola ke kolam."Suara-suara itu terdengar samar lalu menjauh dan menjadi hening.Laura merasa sekujur tubuhnya sangat kedinginan, tetapi kepalanya sangat sakit dan panas. Matanya terlalu berat untuk dibuka. Namun, dia memaksakan dirinya untuk membuka matanya. Dia mengerjap, menatap langit-langit kamar yang tampak familiar.Apa aku di akhirat? tanya Laura dalam hati karena tidak merasakan tusukan rasa sakit di da
"Apa?! Putriku? Kamu menemukan putriku?! Aku sudah menjadi kakek?!"Allen langsung merutuk karena Andrew mematikan panggilan telepon setelah menyampaikan berita yang menghebohkan itu."Tuan Adams, apa yang terjadi?" Presiden Negara tersenyum sopan dan hormat padanya.Allen melambaikan tangannya acuh tak acuh dan berdiri dari kursinya. "Maaf, Tuan-Tuan, aku harus pulang. Ada masalah keluarga."Tanpa peduli dengan orang-orang penting di ruangan, dia bergegas pergi.Keluarga Adams lebih dihormati dan bergengsi dibandingkan posisi Presiden Negara.Allen sangat tidak sabar bertemu dengan putri satu-satunya yang hilang dua puluh tahun silam. Hatinya penuh kerinduan dan kegembiraan, dia segera menghubungi istrinya.Willy, yang sedang perawatan di spa kecantikan, hampir mengalami serangan jantung mendengar berita dari suaminya.Putri mereka sudah ditemukan? Gadis manisnya, putri berharga mereka yang hilang saat berusia tiga tahun, akhirnya ditemukan?Willy meneteskan air mata dan bergegas kel
Dokter aneh itu pergi dengan tergesa-gesa setelah memberitahunya berita yang mengejutkan karena panggilan operasi darurat.Putri dari keluarga Adams? Tidak mungkin dan konyol. Bagaimana dia bisa menjadi putri dari keluarga Adams yang hilang?Tentu Laura tahu tentang keluarga Adams yang bergengsi dan nomor satu di negara ini. Dia hanya mengetahui nama dan reputasi mereka, tetapi tidak mengenal orang-orang atau wajah-wajah dari keluarga Adams. Mereka adalah keluarga pengusaha dan politikus yang telah ada dari generasi pendirian negara dan sangat menjaga privasi mereka. Keluarga Samson berulang kali ingin memanjat kepada keluarga Adams, tetapi mereka berada di level yang lebih rendah dan tidak menarik perhatian keluarga itu.Samar-samar dia mengingat Lucian telah menarik perhatian salah satu dari tiga putra elite keluarga Adams dan menjalin kerjasama bisnis. Kerjasama itu membuat bisnis keluarga Wilson meroket dan semakin dihormati oleh lingkaran elite. Kakek Billy yang selalu keras dan
"Nyonya, kondisi Amelia sangat kritis. Kami khawatir putrimu tidak bisa melewati malam ini. Kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata Dokter Richard dengan pasrah.Dunia Laura runtuh. Dia berlutut dan menangis sambil meraih jas putih dokter itu. Meski dia tuli, dia bisa membaca gerakan bibir dokter."Dokter, kumohon tolong selamatkan putriku.""Nyonya, kami sudah berusaha menyelamatkan Amelia, tetapi kanker telah menggerogoti tubuhnya dengan ganas. Kami membutuhkan donor sumsum tulang untuk menyelamatkannya. Namun, kami tidak memiliki donor yang cocok untuk Nona Amelia."Air mata Laura terus mengalir, menangis putus asa. Dokter melepaskan tangan Laura dan keluar dari kamar rawat itu."Mama ...." Sebuah tangan mungil menyentuh kepala Laura.Laura bangkit dengan tergesa-gesa, menghapus air matanya, dan mencoba tersenyum di depan putrinya. "Sayangku, kamu pasti akan sembuh. Mama akan pastikan kamu sembuh," ujarnya sambil menggenggam tangan mungilnya yang sangat kurus.Amelia telah menderita
Dokter aneh itu pergi dengan tergesa-gesa setelah memberitahunya berita yang mengejutkan karena panggilan operasi darurat.Putri dari keluarga Adams? Tidak mungkin dan konyol. Bagaimana dia bisa menjadi putri dari keluarga Adams yang hilang?Tentu Laura tahu tentang keluarga Adams yang bergengsi dan nomor satu di negara ini. Dia hanya mengetahui nama dan reputasi mereka, tetapi tidak mengenal orang-orang atau wajah-wajah dari keluarga Adams. Mereka adalah keluarga pengusaha dan politikus yang telah ada dari generasi pendirian negara dan sangat menjaga privasi mereka. Keluarga Samson berulang kali ingin memanjat kepada keluarga Adams, tetapi mereka berada di level yang lebih rendah dan tidak menarik perhatian keluarga itu.Samar-samar dia mengingat Lucian telah menarik perhatian salah satu dari tiga putra elite keluarga Adams dan menjalin kerjasama bisnis. Kerjasama itu membuat bisnis keluarga Wilson meroket dan semakin dihormati oleh lingkaran elite. Kakek Billy yang selalu keras dan
"Apa?! Putriku? Kamu menemukan putriku?! Aku sudah menjadi kakek?!"Allen langsung merutuk karena Andrew mematikan panggilan telepon setelah menyampaikan berita yang menghebohkan itu."Tuan Adams, apa yang terjadi?" Presiden Negara tersenyum sopan dan hormat padanya.Allen melambaikan tangannya acuh tak acuh dan berdiri dari kursinya. "Maaf, Tuan-Tuan, aku harus pulang. Ada masalah keluarga."Tanpa peduli dengan orang-orang penting di ruangan, dia bergegas pergi.Keluarga Adams lebih dihormati dan bergengsi dibandingkan posisi Presiden Negara.Allen sangat tidak sabar bertemu dengan putri satu-satunya yang hilang dua puluh tahun silam. Hatinya penuh kerinduan dan kegembiraan, dia segera menghubungi istrinya.Willy, yang sedang perawatan di spa kecantikan, hampir mengalami serangan jantung mendengar berita dari suaminya.Putri mereka sudah ditemukan? Gadis manisnya, putri berharga mereka yang hilang saat berusia tiga tahun, akhirnya ditemukan?Willy meneteskan air mata dan bergegas kel
"Nyonya demam tinggi. Kita harus membawanya ke rumah sakit dan memberitahu Tuan Muda.""Apa kamu tidak dengar kata-kata Tuan Muda? Baik dia sakit atau meninggal, tidak boleh mengganggu Tuan Muda. Tuan Muda tidak pernah peduli dengan perempuan itu. Dia tidak pernah diakui sebagai menantu keluarga Wilson, bahkan Tuan Muda tidak suka padanya.""Tapi demam Nyonya semakin tinggi. Nyonya bisa meninggal.""Biarkan saja, lagipula keluarga Wilson tidak peduli padanya. Ayo pergi, pekerjaan kita masih banyak. Dia tidak akan mati hanya karena demam. Salahnya sendiri karena mendorong Nona Viola ke kolam."Suara-suara itu terdengar samar lalu menjauh dan menjadi hening.Laura merasa sekujur tubuhnya sangat kedinginan, tetapi kepalanya sangat sakit dan panas. Matanya terlalu berat untuk dibuka. Namun, dia memaksakan dirinya untuk membuka matanya. Dia mengerjap, menatap langit-langit kamar yang tampak familiar.Apa aku di akhirat? tanya Laura dalam hati karena tidak merasakan tusukan rasa sakit di da
"Lucian...." Suara Laura bergetar saat dia memegang pipinya yang perih dan menatap pria di depannya.Lucian memelototinya dan memandang Viola yang terduduk di lantai dengan wajah pura-pura sakit. Ekspresi pria itu sangat khawatir saat dia memeluk Viola dan membantunya berdiri."Viola, apa kamu baik-baik saja? Di mana yang sakit?""Lucian, Kakak sangat membenciku karena aku tinggal di rumah ini dan dia ingin aku pergi dari rumah ini. Tidak apa-apa, aku akan pergi," jawab Viola dengan nada menyedihkan.Lucian membujuknya dengan lembut, "Tidak, rumah ini sudah menjadi milikmu. Kamu akan tinggal di sini, sementara Laura ...." Dia berbalik menunjuk wajah Laura dengan marah, "Laura, beraninya kamu melakukan ini pada Viola. Dia sedang hamil!""Bukan aku yang mendorongnya, dia jatuh sendiri!" Laura berseru dengan air mata yang mengalir di pipinya."Kamu pikir aku buta tidak melihatmu mendorong Viola! Enyah dari sini! Kamu tidak diterima di rumah ini! Rumah ini sudah jadi milikku dan Viola!”L
"Nyonya, kondisi Amelia sangat kritis. Kami khawatir putrimu tidak bisa melewati malam ini. Kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata Dokter Richard dengan pasrah.Dunia Laura runtuh. Dia berlutut dan menangis sambil meraih jas putih dokter itu. Meski dia tuli, dia bisa membaca gerakan bibir dokter."Dokter, kumohon tolong selamatkan putriku.""Nyonya, kami sudah berusaha menyelamatkan Amelia, tetapi kanker telah menggerogoti tubuhnya dengan ganas. Kami membutuhkan donor sumsum tulang untuk menyelamatkannya. Namun, kami tidak memiliki donor yang cocok untuk Nona Amelia."Air mata Laura terus mengalir, menangis putus asa. Dokter melepaskan tangan Laura dan keluar dari kamar rawat itu."Mama ...." Sebuah tangan mungil menyentuh kepala Laura.Laura bangkit dengan tergesa-gesa, menghapus air matanya, dan mencoba tersenyum di depan putrinya. "Sayangku, kamu pasti akan sembuh. Mama akan pastikan kamu sembuh," ujarnya sambil menggenggam tangan mungilnya yang sangat kurus.Amelia telah menderita