Dokter aneh itu pergi dengan tergesa-gesa setelah memberitahunya berita yang mengejutkan karena panggilan operasi darurat.
Putri dari keluarga Adams? Tidak mungkin dan konyol. Bagaimana dia bisa menjadi putri dari keluarga Adams yang hilang? Tentu Laura tahu tentang keluarga Adams yang bergengsi dan nomor satu di negara ini. Dia hanya mengetahui nama dan reputasi mereka, tetapi tidak mengenal orang-orang atau wajah-wajah dari keluarga Adams. Mereka adalah keluarga pengusaha dan politikus yang telah ada dari generasi pendirian negara dan sangat menjaga privasi mereka. Keluarga Samson berulang kali ingin memanjat kepada keluarga Adams, tetapi mereka berada di level yang lebih rendah dan tidak menarik perhatian keluarga itu. Samar-samar dia mengingat Lucian telah menarik perhatian salah satu dari tiga putra elite keluarga Adams dan menjalin kerjasama bisnis. Kerjasama itu membuat bisnis keluarga Wilson meroket dan semakin dihormati oleh lingkaran elite. Kakek Billy yang selalu keras dan tegas pada Lucian sampai berulang kali memujinya karena bisa menjalin kerjasama dengan pengusaha keluarga Adams. Status keluarga Adams sangat bergengsi di negara ini, bagaimana dia bisa menjadi putri mereka yang hilang? Laura tidak ingin bermimpi konyol. Dia sudah disindir menjadi Cinderella ketika menikah dengan Lucian. Namun, hasil dari pernikahan itu adalah pengkhianatan dan perselingkuhan Lucian dengan adik Laura. Dia hanya anak angkat di keluarga Samson dan tidak pernah bergabung di masyarakat kelas atas, apalagi berinteraksi dengan para elite itu. Bahkan statusnya sebagai istri Lucian tidak ingin diungkapkan oleh keluarganya. Ibu mertuanya menyebutkan bahwa dirinya terlalu rendah dan memalukan untuk menjadi istri Lucian. Fokusnya saat ini adalah sembuh dari demam kritisnya dan mencari donor sumsum tulang belakang untuk penyakit leukemia Amel. "Mama ...." Amel merangkak ke pangkuannya dan menempelkan punggung tangan mungilnya di kening Laura. "Mama sudah tidak sakit lagi?" Laura menunduk menatap wajah menggemaskan putrinya dan mengusap pipinya dengan penuh sayang. Dia merasa lebih baik dengan putrinya yang sehat masih bersamanya. "Ya, sayang, mama sudah sembuh." Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan sosok Lucian muncul dengan ekspresi gelap di wajahnya. Laura menegang menatap suaminya. Dia mengingat semua penderitaannya dan perselingkuhan Lucian dengan adiknya, rasa sakit terasa menusuk dadanya. Lalu, kata-kata pria yang membunuhnya sebelum dia kembali ke masa lalu terngiang-ngiang di benaknya. "Ini hadiah dari Tuan Lucian. Pergilah ke neraka, Jalang." Laura memegang dadanya, ingatan akan rasa sakit pisau yang menembus punggung ke jantungnya membuatnya ngeri. Seolah-olah dia kembali ke hari hujan itu dan ditusuk ke jantungnya. Laura terbatuk-batuk hebat, wajahnya memutih. "Mama ...." Wajah polos dan kekanakkan Amel terlihat cemas. Meski dia berusia dua tahun, anak itu tumbuh lebih dewasa dari usianya karena apa yang dia rasakan atas masalah orang tuanya yang tidak harmonis. Laura merasa sangat getir dan menghentikan batuknya agar tidak menakuti putrinya. Lucian mendekatinya dengan wajah gelap dan berkata dingin, "Berhenti berpura-pura sakit dan menyedihkan untuk menarik perhatianku." Laura menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya lalu menatap pria di depannya. Tidak ada lagi rasa cinta di dadanya terhadap pria itu. Hatinya tampak sudah mati rasa saat pria itu mengabaikan putri mereka yang sekarat dan mengirim pembunuh untuk membunuhnya. "Jangan khawatir, Tuan Wilson, aku tidak berusaha menarik perhatianmu. Aku benar-benar sakit, dan melihat wajahmu di sini justru membuat penyakitku tambah parah." Suara Laura sangat dingin dan tajam seperti bilah pisau. Lucian tercengang mendengar kata-kata itu. Dia mengerjap menatap Laura lekat-lekat. Entah mengapa merasa wanita di depannya tampak asing. Wajah cantiknya tetap sama, tetapi ekspresi wajahnya sangat dingin dan acuh tak acuh. Laura yang dia kenal adalah wanita yang lembut dan bahkan tidak berani berbicara kasar padanya. Dia berkata seolah dirinya virus yang memperburuk penyakitnya. Dia bahkan memanggilnya “Tuan Wilson” dengan dingin, bukan "Lucian" atau "suami." "Apa demam membuat otakmu tergoreng?" Laura mengerucutkan bibirnya dan mencibir. "Otakku baik-baik saja, terima kasih. Apa yang membawamu ke sini?" "Kakek akan segera pulang. Sebaiknya kamu tidak mengungkit apa yang terjadi di pesta ulang tahun Ibu. Bagaimanapun kamu yang salah karena mendorong Viola ke kolam." Laura menatapnya tajam sambil menutup telinga Amel. "Jangan berani mengungkit nama selingkuhanmu di depan Amel," desisnya. Lucian mengerutkan keningnya, menatap istrinya dengan tatapan aneh. Ada yang salah dengan Laura. Dia tidak bersikap seperti biasanya. Dia marah karena Laura menyebut Viola sebagai selingkuhannya. "Jaga mulutmu, Viola bukan selingkuhanku. Dia kekasihku." Lucian menahan diri agar tidak menampar Laura di depan putri mereka. Laura hanya menatapnya dingin. Lucian menenangkan kekesalannya dan berkata, "Karena kamu sudah sembuh, kamu harus minta maaf pada Viola karena sudah mendorongnya ke kolam. Dia jatuh sakit dan demam tinggi. Aku akan melupakan perlakuanmu padanya selama kamu tidak mengungkit masalah ini di depan kakek." Tak peduli bagaimana Lucian berselingkuh dengan Viola, Kakek Billy mentolerirnya selama mereka tidak menyakiti Laura secara fisik. Laura masuk rumah sakit tentu akan menarik perhatian Kakek Billy, Lucian tidak ingin menanggung amarah Kakek Billy. Kakek Billy terkenal sangat tegas dan bukan orang yang lembut terhadap keluarganya sendiri. Dia hanya bersikap lembut pada Laura dan Amelia. "Aku tidak akan pernah meminta maaf pada pelacur itu! Dia memamerkan foto-foto telanjang kalian padaku. Bersyukurlah aku tidak menyebar foto-foto kalian ke internet. Akan sangat memalukan jika pewaris Wilson Group berselingkuh dan memamerkan foto telanjang mereka! Omong-omong, ternyata kamu menyukai produk implan silikon Viola," kata Laura dengan nada sangat merendahkan. Sekali lagi, perubahan sikap Laura sangat mengejutkan Lucian. Tidak ada lagi sikap pengecut dan tak berdaya dari wanita itu. Lucian tidak menduga akan mendengar kata-kata kurang ajar tersebut dari bibir Laura. Bahkan menyebut ‘produk implan silikon’ pada Viola. "Laura Samson, tutup mulutmu atau aku akan menceraikanmu! Viola bukan orang yang seperti itu.” Laura hanya tersenyum acuh tak acuh. "Baiklah, mari kita bercerai. Aku akan menelepon Tuan White untuk mengurus surat perceraian kita hari ini. Sebaiknya kamu hadir di sidang perceraian, Tuan Wilson.” Lucian benar-benar sangat tercengang dan tidak bisa berkata-kata. Dia menatap Laura seolah dia telah menumbuhkan satu kepala di tubuhnya. "Ada apa denganmu? Otakmu benar-benar tergoreng? Jika tidak, bagaimana kamu bisa berubah seperti ini?" "Jadi, kamu akan bercerai atau tidak?" "Mengapa tidak?" Lucian mendesis. "Kamu yang mengajukan perceraian pada Kakek. Jangan menarik kembali kata-katamu." "Jangan khawatir, aku bukan orang yang akan menarik kembali kata-kataku." Lucian terdiam lalu menggelengkan kepalanya dengan kening berkerut. "Ada yang salah dengan kepalamu. Aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu." Dia kemudian melirik Amelia yang berada di pangkuan Laura dan mengulurkan tangan untuk mengambil anak itu. "Sini ikut Papa. Mamamu sedang sakit dan butuh istirahat." Laura menegang ketika Lucian mengambil putrinya dari pangkuannya. Dia bergegas meraih putrinya dan menampar wajah Lucian. "Jangan berani menyentuh putriku!" Laura memeluk tubuh Amelia protektif dan menatap Lucian seperti harimau betina yang melindungi anaknya. Dia menatap Lucian seolah dia adalah monster yang akan memakan anaknya. Dia ingat rasa sakit di hatinya ketika Amelia yang berusia dua tahun tak sengaja mendorong Viola yang minum teh, menyebabkan putrinya terciprat teh panas. Viola bahkan tidak terluka, tetapi tangan putrinya melepuh oleh teh panas. Namun, Lucian menyalahkan Amelia dan bahkan memukul betis kecilnya dengan rotan. Itulah patah hati terbesar Laura melihat putrinya terluka dan menangis dipukul oleh ayahnya. Lucian adalah monster yang bisa memakan anak-anaknya. Dia tidak peduli ketika Amelia sekarat dan akhirnya meninggal. Laura membencinya! Lucian tertegun, merasakan perih di pipinya. Dia menoleh kepada Laura dengan ekspresi gelap dan ingin memarahinya, tetapi terdiam melihat sikap yang ditunjukkan oleh wanita itu, memandangnya seolah dia monster yang akan memakan putrinya. “Apa-apaan tatapanmu itu?!” “Enyah dari sini! Kami tidak membutuhkanmu!” Laura melemparinya dengan bantal dan barang-barang yang bisa dijangkau di atas meja. Lucian terpaksa mundur dan keluar ketika Laura hendak melemparkan pisau buah. Dia menutup pintu di belakang dengan ekspresi penuh keheranan. “Ada apa dengan wanita itu? Dia sudah gila? Apa otaknya bermasalah?” desisnya dengan suara rendah, ada kekhawatiran dalam suaranya."Nyonya, kondisi Amelia sangat kritis. Kami khawatir putrimu tidak bisa melewati malam ini. Kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata Dokter Richard dengan pasrah.Dunia Laura runtuh. Dia berlutut dan menangis sambil meraih jas putih dokter itu. Meski dia tuli, dia bisa membaca gerakan bibir dokter."Dokter, kumohon tolong selamatkan putriku.""Nyonya, kami sudah berusaha menyelamatkan Amelia, tetapi kanker telah menggerogoti tubuhnya dengan ganas. Kami membutuhkan donor sumsum tulang untuk menyelamatkannya. Namun, kami tidak memiliki donor yang cocok untuk Nona Amelia."Air mata Laura terus mengalir, menangis putus asa. Dokter melepaskan tangan Laura dan keluar dari kamar rawat itu."Mama ...." Sebuah tangan mungil menyentuh kepala Laura.Laura bangkit dengan tergesa-gesa, menghapus air matanya, dan mencoba tersenyum di depan putrinya. "Sayangku, kamu pasti akan sembuh. Mama akan pastikan kamu sembuh," ujarnya sambil menggenggam tangan mungilnya yang sangat kurus.Amelia telah menderita
"Lucian...." Suara Laura bergetar saat dia memegang pipinya yang perih dan menatap pria di depannya.Lucian memelototinya dan memandang Viola yang terduduk di lantai dengan wajah pura-pura sakit. Ekspresi pria itu sangat khawatir saat dia memeluk Viola dan membantunya berdiri."Viola, apa kamu baik-baik saja? Di mana yang sakit?""Lucian, Kakak sangat membenciku karena aku tinggal di rumah ini dan dia ingin aku pergi dari rumah ini. Tidak apa-apa, aku akan pergi," jawab Viola dengan nada menyedihkan.Lucian membujuknya dengan lembut, "Tidak, rumah ini sudah menjadi milikmu. Kamu akan tinggal di sini, sementara Laura ...." Dia berbalik menunjuk wajah Laura dengan marah, "Laura, beraninya kamu melakukan ini pada Viola. Dia sedang hamil!""Bukan aku yang mendorongnya, dia jatuh sendiri!" Laura berseru dengan air mata yang mengalir di pipinya."Kamu pikir aku buta tidak melihatmu mendorong Viola! Enyah dari sini! Kamu tidak diterima di rumah ini! Rumah ini sudah jadi milikku dan Viola!”L
"Nyonya demam tinggi. Kita harus membawanya ke rumah sakit dan memberitahu Tuan Muda.""Apa kamu tidak dengar kata-kata Tuan Muda? Baik dia sakit atau meninggal, tidak boleh mengganggu Tuan Muda. Tuan Muda tidak pernah peduli dengan perempuan itu. Dia tidak pernah diakui sebagai menantu keluarga Wilson, bahkan Tuan Muda tidak suka padanya.""Tapi demam Nyonya semakin tinggi. Nyonya bisa meninggal.""Biarkan saja, lagipula keluarga Wilson tidak peduli padanya. Ayo pergi, pekerjaan kita masih banyak. Dia tidak akan mati hanya karena demam. Salahnya sendiri karena mendorong Nona Viola ke kolam."Suara-suara itu terdengar samar lalu menjauh dan menjadi hening.Laura merasa sekujur tubuhnya sangat kedinginan, tetapi kepalanya sangat sakit dan panas. Matanya terlalu berat untuk dibuka. Namun, dia memaksakan dirinya untuk membuka matanya. Dia mengerjap, menatap langit-langit kamar yang tampak familiar.Apa aku di akhirat? tanya Laura dalam hati karena tidak merasakan tusukan rasa sakit di da
"Apa?! Putriku? Kamu menemukan putriku?! Aku sudah menjadi kakek?!"Allen langsung merutuk karena Andrew mematikan panggilan telepon setelah menyampaikan berita yang menghebohkan itu."Tuan Adams, apa yang terjadi?" Presiden Negara tersenyum sopan dan hormat padanya.Allen melambaikan tangannya acuh tak acuh dan berdiri dari kursinya. "Maaf, Tuan-Tuan, aku harus pulang. Ada masalah keluarga."Tanpa peduli dengan orang-orang penting di ruangan, dia bergegas pergi.Keluarga Adams lebih dihormati dan bergengsi dibandingkan posisi Presiden Negara.Allen sangat tidak sabar bertemu dengan putri satu-satunya yang hilang dua puluh tahun silam. Hatinya penuh kerinduan dan kegembiraan, dia segera menghubungi istrinya.Willy, yang sedang perawatan di spa kecantikan, hampir mengalami serangan jantung mendengar berita dari suaminya.Putri mereka sudah ditemukan? Gadis manisnya, putri berharga mereka yang hilang saat berusia tiga tahun, akhirnya ditemukan?Willy meneteskan air mata dan bergegas kel
Dokter aneh itu pergi dengan tergesa-gesa setelah memberitahunya berita yang mengejutkan karena panggilan operasi darurat.Putri dari keluarga Adams? Tidak mungkin dan konyol. Bagaimana dia bisa menjadi putri dari keluarga Adams yang hilang?Tentu Laura tahu tentang keluarga Adams yang bergengsi dan nomor satu di negara ini. Dia hanya mengetahui nama dan reputasi mereka, tetapi tidak mengenal orang-orang atau wajah-wajah dari keluarga Adams. Mereka adalah keluarga pengusaha dan politikus yang telah ada dari generasi pendirian negara dan sangat menjaga privasi mereka. Keluarga Samson berulang kali ingin memanjat kepada keluarga Adams, tetapi mereka berada di level yang lebih rendah dan tidak menarik perhatian keluarga itu.Samar-samar dia mengingat Lucian telah menarik perhatian salah satu dari tiga putra elite keluarga Adams dan menjalin kerjasama bisnis. Kerjasama itu membuat bisnis keluarga Wilson meroket dan semakin dihormati oleh lingkaran elite. Kakek Billy yang selalu keras dan
"Apa?! Putriku? Kamu menemukan putriku?! Aku sudah menjadi kakek?!"Allen langsung merutuk karena Andrew mematikan panggilan telepon setelah menyampaikan berita yang menghebohkan itu."Tuan Adams, apa yang terjadi?" Presiden Negara tersenyum sopan dan hormat padanya.Allen melambaikan tangannya acuh tak acuh dan berdiri dari kursinya. "Maaf, Tuan-Tuan, aku harus pulang. Ada masalah keluarga."Tanpa peduli dengan orang-orang penting di ruangan, dia bergegas pergi.Keluarga Adams lebih dihormati dan bergengsi dibandingkan posisi Presiden Negara.Allen sangat tidak sabar bertemu dengan putri satu-satunya yang hilang dua puluh tahun silam. Hatinya penuh kerinduan dan kegembiraan, dia segera menghubungi istrinya.Willy, yang sedang perawatan di spa kecantikan, hampir mengalami serangan jantung mendengar berita dari suaminya.Putri mereka sudah ditemukan? Gadis manisnya, putri berharga mereka yang hilang saat berusia tiga tahun, akhirnya ditemukan?Willy meneteskan air mata dan bergegas kel
"Nyonya demam tinggi. Kita harus membawanya ke rumah sakit dan memberitahu Tuan Muda.""Apa kamu tidak dengar kata-kata Tuan Muda? Baik dia sakit atau meninggal, tidak boleh mengganggu Tuan Muda. Tuan Muda tidak pernah peduli dengan perempuan itu. Dia tidak pernah diakui sebagai menantu keluarga Wilson, bahkan Tuan Muda tidak suka padanya.""Tapi demam Nyonya semakin tinggi. Nyonya bisa meninggal.""Biarkan saja, lagipula keluarga Wilson tidak peduli padanya. Ayo pergi, pekerjaan kita masih banyak. Dia tidak akan mati hanya karena demam. Salahnya sendiri karena mendorong Nona Viola ke kolam."Suara-suara itu terdengar samar lalu menjauh dan menjadi hening.Laura merasa sekujur tubuhnya sangat kedinginan, tetapi kepalanya sangat sakit dan panas. Matanya terlalu berat untuk dibuka. Namun, dia memaksakan dirinya untuk membuka matanya. Dia mengerjap, menatap langit-langit kamar yang tampak familiar.Apa aku di akhirat? tanya Laura dalam hati karena tidak merasakan tusukan rasa sakit di da
"Lucian...." Suara Laura bergetar saat dia memegang pipinya yang perih dan menatap pria di depannya.Lucian memelototinya dan memandang Viola yang terduduk di lantai dengan wajah pura-pura sakit. Ekspresi pria itu sangat khawatir saat dia memeluk Viola dan membantunya berdiri."Viola, apa kamu baik-baik saja? Di mana yang sakit?""Lucian, Kakak sangat membenciku karena aku tinggal di rumah ini dan dia ingin aku pergi dari rumah ini. Tidak apa-apa, aku akan pergi," jawab Viola dengan nada menyedihkan.Lucian membujuknya dengan lembut, "Tidak, rumah ini sudah menjadi milikmu. Kamu akan tinggal di sini, sementara Laura ...." Dia berbalik menunjuk wajah Laura dengan marah, "Laura, beraninya kamu melakukan ini pada Viola. Dia sedang hamil!""Bukan aku yang mendorongnya, dia jatuh sendiri!" Laura berseru dengan air mata yang mengalir di pipinya."Kamu pikir aku buta tidak melihatmu mendorong Viola! Enyah dari sini! Kamu tidak diterima di rumah ini! Rumah ini sudah jadi milikku dan Viola!”L
"Nyonya, kondisi Amelia sangat kritis. Kami khawatir putrimu tidak bisa melewati malam ini. Kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata Dokter Richard dengan pasrah.Dunia Laura runtuh. Dia berlutut dan menangis sambil meraih jas putih dokter itu. Meski dia tuli, dia bisa membaca gerakan bibir dokter."Dokter, kumohon tolong selamatkan putriku.""Nyonya, kami sudah berusaha menyelamatkan Amelia, tetapi kanker telah menggerogoti tubuhnya dengan ganas. Kami membutuhkan donor sumsum tulang untuk menyelamatkannya. Namun, kami tidak memiliki donor yang cocok untuk Nona Amelia."Air mata Laura terus mengalir, menangis putus asa. Dokter melepaskan tangan Laura dan keluar dari kamar rawat itu."Mama ...." Sebuah tangan mungil menyentuh kepala Laura.Laura bangkit dengan tergesa-gesa, menghapus air matanya, dan mencoba tersenyum di depan putrinya. "Sayangku, kamu pasti akan sembuh. Mama akan pastikan kamu sembuh," ujarnya sambil menggenggam tangan mungilnya yang sangat kurus.Amelia telah menderita