Semua orang terkejut dengan kata-kata Laura, kecuali Lucian. Dia menatap wanita itu tajam.Kakek Billy terlihat khawatir. “Laura, Lucian memang bersalah padamu dan dia sudah meminta maaf. Jika kamu masih tidak senang, biarkan dia berlutut padamu.”“Ayah, mengapa kamu memaksa Lucian sampai sejauh itu? Memangnya siapa Laura? Dia hanya anak angkat dan beruntung menikah dengan Lucian,” Seline kesal karena putranya dipaksa berlutut pada wanita yang dia remehkan.“Lucian, apa kamu akan berlutut atau tidak?” Kakek Billy mengabaikan protes Seline dan menatap Lucian tajam.“Ayah, Lucian hanya berselingkuh sekali. Ini bukan masalah besar. Semua pria di keluarga kaya melakukannya. Jika Lucian berselingkuh, pasti ada yang salah dari Laura!”“Diam! Ini pasti ajaranmu yang membuat Lucian menjadi orang yang tidak bermoral!” Kakek Billy membentak, membuat Seline terdiam dengan ekspresi kesal.Lucian mengepalkan tangannya, tidak mengalihkan pandangannya dari Laura.“Kakak, ini semua salahku! Aku akan
Menggigit bibir bawahnya, Laura berusaha menahan agar matanya tak berkaca-kaca di depan Lucian dan menggertakkan gigi. "Aku tidak berusaha menarik perhatianmu, aku sungguh-sungguh ingin bercerai!" Lucian mencengkram lehernya. "Aku memperingatkanmu, jangan menguji kesabaranku. Aku sudah mengatakan padamu, akulah yang akan mengajukan gugatan cerai. Aku yang akan menceraikanmu, apa kamu mengerti? Kamu tidak akan mengajukan gugatan cerai kecuali aku yang mengizinkanmu.” Laura memejamkan mata, berusaha menahan amarahnya. “Kamu tidak berhak mengaturku! Aku tidak bertahan dengan bajingan sepertimu.” Dia mendorong Lucian dengan sekuat tenaga. Lucian menekannya ke dinding, berbisik dengan suara mengancam di tangannya. “Kita tidak bercerai. Kamu yang lebih dulu menghianatiku.” Dia menarik napas dalam-dalam ketika aroma manis wanita membuainya, membangkitkan kenangan lama. saat dia tidak bisa melihat, hanya aroma wanita yang selalu memenuhi kegelapan hidupnya dan malam-malam intim yang merek
Tristan mengajak Laura makan siang di restoran Enchanted. Seorang pelayan menghampiri Laura dan bertanya dengan penuh hormat, "Nona Laura Adams?""Ya…""Saya manajer restoran. Silakan ikuti saya, Tuan Adams sudah menunggu Anda." Manajer itu menunjukkan sikap yang sangat hormat, membawa Laura ke lantai dua sebelum berhenti di sebuah ruang privat VVP."Silakan masuk, Nona." Manajer membuka pintu dan mempersilahkan Laura masuk.Laura melihat seorang pria yang sudah berada di dalam: Tristan Adams, seorang pengusaha yang sangat dikagumi Kakek Billy, milyarder jenius, dan orang yang sulit didekati—kakak kandung Laura.Wajahnya sangat dingin dan memancarkan aura kharismatik. Dia tampak mengintimidasi, dengan aura dingin. Namun, saat menatap Laura, wajah acuh tak acuh itu memudar menjadi senyuman."Adik, apa kabar?" Suaranya ramah dan lembut.Laura menghela napas lega, tanpa sadar menahan napas. Dia melangkah masuk."Kak Tristan?""Ya, duduklah, Adik." Tristan menghampiri dan menarik kur
"Aku akan memberitahumu lagi sampai aku siap bercerai."Mata Tristan menyipit tidak setuju, tetapi dia tidak bisa memaksa adiknya jika itu yang diinginkan. Adiknya baru saja kembali, dan mereka harus membuatnya nyaman, jangan sampai dia berpikir keluarga Adams mengatur dan ikut campur dalam masalahnya. Tetapi bukan berarti dia akan melepaskan Lucian Wilson begitu saja karena telah berselingkuh dari adiknya."Kamu menikah terlalu muda," kata Tristan, agak menyayangkan nasib adiknya. Dia yang berusia 30 tahun saja belum menikah, tetapi adiknya, yang baru berusia 20 tahun, sudah menikah dan memiliki anak berusia 2 tahun. Orang-orang di keluarga Samson keterlaluan memaksa Laura menikah dan akhirnya dia diselingkuhi dengan adiknya."Apa kamu pernah sekolah?""Ya, aku hanya tamat SMA dan tidak kuliah," jawab Laura malu. Keluarga Wilson tidak mengizinkannya kuliah karena dia harus menikah dan tidak boleh menyaingi Viola. Dia takut membuat malu keluarga Adams."Apa yang kamu lakukan set
"Wah, bukankah dia dayangmu, Viola? Mengapa dia di sini?" Amy berkata dengan nada merendahkan. Teman-teman Viola sangat mengenal Laura, anak angkat yang selalu mengikuti Viola ke mana-mana seperti dayangnya."Jadi dia pelanggan penting? Serius, bagaimana dayangmu bisa di sini, Viola?""Tidak mungkin dia pelanggan di ruangan privat VVIP. Dia pasti bekerja membersihkan ruangan di dalam,” ejek Windi.Teman-teman Viola tertawa mengejek Laura.Viola menatap Laura dengan tatapan menusuk dan penuh kebencian atas masalah yang terjadi tadi malam, tetapi harus menjaga sikapnya dan berpura-pura masih menganggap Laura sebagai kakak perempuannya."Kak, mengapa kamu di sini? Kamar ini sudah ku pesan. Apa kamu bekerja di sini?"Laura tersenyum dingin. "Aku nggak kerja di sini, aku sedang makan siang saat suara-suara kalian sangat berisik dan mengganggu.""Wah, lihat sikap soknya itu, memangnya kamu pikir kamu siapa. Kamu hanya dayang Viola! Kamu pasti menggunakan kartu anggota platinum Viola untuk
"Aku hanya ingin makan siang dengan Laura, kamu hanya mengganggu. Pergilah."Meskipun tersinggung, Viola tetap tersenyum sambil mengulurkan tangannya. "Ah, maafkan aku, namaku Viola Samson, adik Laura. Bagaimana kamu mengenal kakakku?"Tristan menatapnya acuh tak acuh, kilatan penghinaan di matanya tampak sangat jelas."Adik? Jadi kamu selingkuhan Lucian Wilson? Ini pertama kali aku melihat orang yang paling tidak tahu malu merayu kakak iparnya dan bersikap sok akrab."Wajah Viola memerah malu. Dia memelototi Laura; pasti dia yang menjelekkan namanya di depan Tristan Adams."Tuan Adams, Anda pasti salah paham. Aku tidak mengerti maksud Anda.""Tidak apa-apa, aku juga malas bicara dengan orang bodoh," balas Tristan mencemooh lalu meraih kedua bahu Laura lembut. "Ayo masuk, jangan ladeni sekumpulan orang bodoh ini. Mereka hanya membuatmu tidak berselera makan."Keduanya hendak masuk ke dalam ruang privat VVIP itu. Viola menggertakkan gigi marah dan berkata, "Tuan Adams, apa hubunganmu d
Lucian jarang berada di rumah. Sejak dia berselingkuh dengan Viola, Lucian pindah dari rumah dan tinggal dengan selingkuhannya. "Kenapa kamu di sini?" Laura berkata dengan tenang. "Ini rumahku, apa aku nggak boleh di sini?" balas Lucian muram. "Tidak, kupikir kamu sudah lupa punya rumah dan menetap permanen dengan kekasih gelapmu," desis Laura dengan suara rendah agar Amelia tidak mendengar. Lucian mengabaikan sindiran Laura. Dia sudah terbiasa dengan perubahan sikap Laura yang tiba-tiba menjadi membangkang. Dia menatapnya tajam. "Siapa pria yang datang bersamamu?" Sebelah alis Laura terangkat. Dia menatap putrinya dan tersenyum. "Sayang, pergi ke kamarmu, oke? Mama belikan kamu mainan. Simpan di kamarmu, ya..." Dia membujuk putrinya sambil menunjukkan kotak besar berisi boneka Barbie. "Wah, Barbie...." Amel mengambil mainannya dan pergi ke kamarnya, tak menyadari orang tuanya yang akan bertengkar. Setelah Amelia pergi, Laura menegakkan tubuhnya dan menatap Lucian dingin. "Bisa
Lucian melirik Amelia yang sedari tadi diam mendengar percakapan mereka. Entah dia mengerti atau tidak, Lucian agak merasa bersalah melihat mata birunya yang seperti miliknya berkaca-kaca. Lucian tidak mengatakan apapun lagi sampai makan malam selesai. Dia ke ruang kerjanya untuk menghilangkan rasa bersalah yang aneh di dadanya. Amel bukan putrinya kandungnya, dia mengingatkan dirinya. Laura menghela napas setelah Lucian pergi. Dia melirik putrinya dan mencoba tersenyum. "Sudah saatnya tidur, sayang." Amelia mengangguk dengan sikap yang lebih pendiam. Laura merutuki Lucian dalam hati. Sejak kecil, karena masalah orang tuanya yang tidak harmonis, Amelia tampak begitu peka setiap kali menyaksikan orang tuanya bertengkar. "Ayo sayang, Mama akan membaca cerita Putri Duyung Ariel." Dia menggendong putrinya dan membawanya ke kamar. . . "Laura sayang, bagaimana kabarmu hari ini? Ibu sangat kangen. Mengapa kamu nggak mengangkat telepon ibu?" Willy meneleponnya ketika Laura hendak ti
Mata Laura melotot marah. Apa yang dibencinya adalah orang-orang meremehkan kemampuannya dan menyuruhnya menjadi muda yang manja saja.Sebagai satu-satunya putri di keluarga Adams dan memiliki tiga kakak laki-laki elite, Laura tak diharapkan untuk bekerja dan menjalani hidupnya sebagai Nona Muda. Tapi Laura tak akan hidup seperti itu. Dia tidak pernah beristirahat selama tiga tahun ini dan belajar keras dan menerima pekerjaan yang diberi Tristan. Kakaknya ketika sudah berurusan dengan pekerjaan akan menjadi orang bengis bahkan terhadap adik perempuanya sendiri. Berkat itu Laura bisa beradaptasi dengan pekerjaannya sebagai Direktur Departemen Store.Ucapan Lucian jelas meremehkan kemampuannya dan mengandalkan nama keluarga Adams.“Tuan Wilson, kamu orang yang licik menyabotase janji temu aku dan Nyonya Joe. Karena kamu sudah membuat kesepakatan dengan CEO Luna Chic, apa yang bisa aku lakukan? Mengamuk? Itu hanya membuatku terlihat kekanak-kanakan! Luna Chic bukan satu-satu brand yang
Laura berhenti sejenak di halaman parkir, menatap Anna.“Philip? Kupikir aku akan mendengar bahwa Lucian yang mendukung Viola, ternyata mantan ayah mertuaku yang mendukungnya, ya?” Dia tampak berpikir. “Apa Viola lebih dekat dengan Philip dibanding dengan Lucian?”“Ada desas-desus tentang kedekatan antara Philip Wilson dan Viola Samson. Itu karena Nona Viola calon menantu Tuan Philip yang sudah memberinya cucu. Keluarga Wilson dan Samson sudah sangat dekat selama tiga tahun terakhir ini berkat cucu laki-laki pertama mereka.”Laura terdiam dengan senyum sinis.“Wow, mereka menjalani hidup yang sangat bahagia sekali sementara putri menderita melawan penyakitnya.”“Nona Laura ….” Anna menatap dengan tatapan prihatin. “Apa Anda ingin membalas dendam pada mereka?”Balas dendam?Laura belum memikirkannya. Sebelumnya ketika dia terbangun di kehidupan ini setelah dibunuh, dia dipenuhi dengan amarah dan hasrat balas dendam.Tapi tahun yang jalani bersama Lucian setelah terlahir kembali, sangat
Nyonya Joe tertawa canggung dengan senyum yang tidak nyaman.“Nona Adams, maafkan aku karena telah membatalkan janji temu kita. Mungkin di masa depan kami bisa bekerja sama lagi. Putraku memiliki perusahaan di bidang teknologi. Jika Anda berkenan, mungkin Anda berdua bisa berkenalan dan bekerja sama.”“Maaf, saya tidak memiliki waktu untuk itu.” Laura tersenyum dingin, jelas tidak bisa melupakan penghinaan yang diterimanya. Seolah-olah Nyonya Joe dan Lucian sengaja memainkannya.Tidak ada ketulusan dalam permintaan maaf Nyonya Joe. Tampaknya dia meremehkan Laura, membatalkan janji temu begitu saja. Melihat Nyonya Joe dan Lucian begitu cepat menandatangani kontrak kerja sama Melihat Nyonya Joe dan Lucian selesai begitu cepat menandatangani kontrak kerja sama, tampaknya Nyonya sudah berencana melakukan kerja sama dengan Wilson Group dan bertemu dengan Lucian sejam yang lalu, tapi mempermainkannya dengan memberi janji temu hari ini. Apa dia merasa senang membuat rumor bahwa Wilson Grou
Dia pernah menjadi seorang Nona Muda dari keluarga kaya yang memiliki harga diri. Namun, keluarganya bangkrut, menyebabkan mereka kesulitan finansial yang parah. Ibu tirinya selalu menuntut uang darinya, sementara ayah kandungnya seorang pecandu judi, membuat Mia tidak bisa berharap banyak pada keluarganya.Namun, Mia tidak mau merendahkan dirinya dengan menerima uang dari pria yang memperkosanya dan menghina harga dirinya. Beruntung, dia lolos dalam seleksi beasiswa Wilson Group dan ditawarkan kuliah di luar negeri. Di luar negeri, Mia mengetahui bahwa dia hamil anak kembar. Dia bertekad untuk tidak memberitahukan tentang anak-anaknya pada keluarga Adams apalagi Tristan Adams, karena rasa sakit dan penghinaan yang masih ditinggalkan oleh pria itu. Mia takut Tristan akan merendahkan anak-anaknya juga.Dia bahkan berbohong bahwa dia sudah menikah di luar negeri, agar anak-anaknya tidak dianggap sebagai anak haram.“ … Kamu hidup dengan baik di luar negeri? Bagaimana kamu menjadi sekret
Suasana menjadi hening setelah Mia melontarkan kata-kata itu. Dia merasakan tatapan Tristan dan Laura tertuju padanya, sementara Lucian justru terlihat kesal dan menatapnya dengan tajam.“Hm, sepertinya bawahan lebih berpikir logis daripada atasan. Kualitas kepemimpinan Wilson Group sudah menurun,” suara Tristan terdengar merendahkan.Lucian menggertakkan giginya dengan tangan terkepal. Mia menahan lengan pria itu agar tidak menerjang Tristan, berusaha mencegah perkelahian antara kedua pria itu.“Tuan Wilson, tolong tenangkan dirimu…,” Mia mencoba menenangkan.Lucian memelototinya, tatapannya seolah berkata, ‘Memangnya kamu pikir kamu siapa?’“Tuan Wilson, Tuan Billy akan marah jika mendengar Anda berkelahi dengan keluarga Adams.”“Tsk!” Lucian membuang muka dengan marah, raut wajahnya tetap gelap.Mia menghela nafas lega, lalu berbalik menghadap pasangan kakak-adik Adams di depannya. Mereka menatapnya dengan tatapan aneh. Laura mengerutkan kening, melihat tangan Mia yang masih mence
“Laura, di mana kamu selama tiga tahun ini? Mengapa kamu tidak mengatakan apa pun dan membawa putriku pergi? Kamu tahu aku sangat merindukanmu dan Amel! Di mana putriku sekarang?”“Putrimu? Amel bukan putrimu. Dia adalah anakku. Kamu sendiri yang menyangkal dan tidak mengakui Amel sebagai anak kandungmu!” ujar Laura dengan emosional.“Laura, aku sungguh minta maaf atas kebodohanku saat itu. Di mana Amel sekarang? Kumohon … aku ingin bertemu dengannya.” kata Lucian dengan nada putus asa.“Kamu tidak berhak menemuinya sekarang! Dia sudah melupakanmu. Kamu bukan papanya lagi!”“Bagaimana bisa seperti itu!” Lucian menggertakkan gigi. “Kamu yang membawa putriku pergi dan membuatnya melupakan aku! Tolong, Laura aku sangat merindukan Amel.”“Berhenti mengatakan itu. Kamu membuatku jijik. Kamu yang menyangkal hubunganmu dengan Amel. Apakah kamu ingat waktu itu, ketika kamu dan Viola bersenang-senang menerima calon bayi kalian, sementara Amel divonis menderita leukemia?”Ekspresi Lucian tampak
Wajah Laura tak banyak berubah. Dia semakin cantik dan bersinar dengan gaun merah memikat yang membungkus tubuhnya yang ramping.“Laura… apakah itu sungguh kamu?” Lucian meraih pundak Laura dengan penuh kerinduan, ingin memeluknya, tetapi wanita itu mendorongnya.“Tuan Wilson, kamu sangat tidak sopan!”Laura menatapnya dengan tatapan yang lebih tajam dibandingkan tiga tahun yang lalu. Lucian merasa seolah disiram air dingin saat menatap mata Laura yang sangat dingin dan acuh tak acuh.“Apa Anda berdua saling mengenal?” Nyonya Joe bertanya dengan rasa penasaran.“Tidak. Aku tak mengenalnya,” jawab Laura acuh tak acuh.“Laura, ini sungguh kamu… kamu tahu aku sudah merindukanmu selama tiga tahun ini. Di mana Amel, putri kita? Aku sangat merindukannya.”Lucian tampak mengabaikan sekelilingnya, mengoceh seperti pria yang kurang waras dan terlihat begitu putus asa. Dia mencoba meraih Laura untuk memeluknya. Namun, wanita itu menepisnya lagi.“Tuan Wilson, kamu sangat kurang ajar.”Lucian ti
Begitu juga dengan Cassie. Dia sudah menikah dan memiliki suami yang jauh dari kriteria yang dia inginkan. Namun Riko adalah pria yang baik dan mencurahkan semua cinta hanya untuknya, berbeda dengan pria lain di lingkaran elit mereka yang suka mengoleksi wanita simpanan.“Hm, aku harap Riko tidak akan menjadi seperti salah satu pria itu,” gumam Cassie, mengerutkan bibir saat memandang suaminya yang sedang berbicara dengan beberapa pria kaya generasi kedua yang diketahui Cassie suka bermain-main dengan wanita...“Tuan Wilson, terima kasih sudah datang.” Seorang pria mendekati Lucian dan mengulurkan tangannya.Lucian tersenyum sopan dan menyambut uluran tangannya.“Tuan John, pesta Anda luar biasa.”Tuan John, penyelenggara pesta ini.“Hehehe, terima kasih. Omong-omong siapa wanita cantik ini? Dia sangat cantik sekali,” kata Tuan John, menatap Mia yang berdiri di belakang Lucian. Sorot matanya jelas terpesona.Mia Moore memang sangat cantik. Penampilannya kini sangat berbeda dibandingk
“Berkunjung ke rumahmu?” Cassie berkedip ragu. Namun ada harapan di matanya.Apa karena dia berpikir bisa bertemu dengan salah satu kakak kembarku? pikir Laura dengan licik.Demi teman baiknya ini, dia akan mengorbankan kakak kembarnya untuk mengalihkan perhatian Cassie dari suaminya yang buruk.“Ya. Tapi kamu harus datang sendiri. Kamu nggak bilang pada suamimu bahwa aku berasal dari keluarga Adams, kan?”“Tentu saja tidak. Jika dia tahu, mungkin dia akan ikut denganku berkunjung ke kediaman keluarga Adams.” Cassie meringis dan melirik suaminya yang sedang berbicara dengan tamu lain.Ekspresinya terlalu berlebihah menyanjung pihak yang memiliki latar belakang bergengsi dan status sosial tinggi.Samar-samar, Cassie mulai menyadari bahwa suaminya adalah orang yang suka menyanjung mereka yang memiliki posisi sosial tinggi.Cassie meski angkuh dan bodoh karena sangat dimanjakan, dia cukup peka merasakan bahwa suaminya kini menjadi seorang penjilat dan pamer setelah menikah dengannya. Dia